Apa hasil rapat yang dilakukan golongan muda pada 15 Agustus 1945 di Cikini?

Ilustrasi. Kaum muda sampaikan permintaan kepada Soekarno untuk memutus perjanjian dengan Jepang dan memproklamasikan kemerdekaan. [Sumber: Wikipedia.org]

JAKARTA, KOMPAS.TV - Malam ini, sebelum penculikan dua proklamator kemerdekaan Indonesia yang terjadi 76 tahun lalu, golongan pemuda merumuskan hal penting soal kemerdekaan lewat rapat yang kemudian disampaikan kepada Soekarno.

Tepat pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 20.00 WIB, golongan muda dalam sebuah rapat yang digelar di satu ruangan Lembaga Bakteriologi, Pegangsaan Timur, Jakarta.

Dalam rapat tersebut, golongan muda memutuskan kemerdekaan Indonesia tidak dapat digantungkan kepada orang dan kerajaan lain. Artinya, kemerdekaan harus diputuskan sendiri oleh rakyat Indonesia, karena itu bagian dari hak.

Oleh karena itu, para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk memutuskan segala ikatan dan hubungan atas janji kemerdekaan dari Jepang. Lalu, ditindaklanjuti dengan segera menyatakan Proklamasi Kemerdekaan.

"Bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan pada orang dan kerajaan lain. Maka diputuskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang dan sebaliknya mengharapkan diadakannya perundingan dengan Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta agar supaya mereka turut menyatakan proklamasi," tulis Adam Malik dalam Riwayat Proklamasi 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Ketika Mural Bertebaran di Jalanan dan Rakyat Bersemangat

Rapat itu dipimpin oleh Chairul Saleh dengan peserta yang hadir, antara lain Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan Armansyah.

Rapat pemuda selesai digelar, selanjutnya pada pukul 22.00 WIB, Wikana dan Darwis diutus untuk menemui Soekarno dengan menyampaikan hasil rapat.

Dua utusan pemuda itu menyampaikan permintaan kepada Soekarno untuk memutus perjanjian dengan Jepang dan memproklamasikan kemerdekaan.

Di saat yang bersamaan, pada pukul 23.00 WIB, Mohammad Hatta, Mr Ahmad Subardjo, dr Buntaran, dan Mr Iwa Kusumasumantri juga menemui Soekarno untuk melaporkan rencana sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] yang akan dilaksanakan pada 16 Agustus 1945.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV

Pasca Jepang runtuh, terjadi perdebatan sengit antara Golongan Muda dan Golongan Tua dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

Himmah Online, Yogyakarta – Setelah Jepang menyerah pada sekutu tanggal 14 Agustus 1945, status Jepang tidak lagi memerintah Indonesia tetapi hanya berfungsi sebagai penjaga, yakni menjaga situasi, kondisi seperti pada masa perang dan adanya perubahan-perubahan di Indonesia. Sampai Sekutu mengambil alih kekuasaan atas semua wilayah jajahan Jepang. Tentu saja kemerdekaan tidak mungkin bisa didapat dari Jepang .

Pada tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda dipimpin Chaerul Saleh, setelah berdiskusi dengan Tan Malaka, mengadakan rapat untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Salah satu hasilnya yaitu mendesak Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan  malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945.

Sjahrir kemudian menemui Soekarno dan Hatta dengan membawa hasil rapat tersebut. Awalnya Soekarno menolak keras petrmintaan Sjahrir tersebut karena Bung Karno masih menunggu keputusan Jepang. Ini sangat berbeda denga golongan pemuda, yang pada saat itu menginginkan merdeka lebih cepat tanpa bantuan Jepang. Namun, karena didesak Sjahrir, Bung Karno pun berjanji mengumumkan proklamasi pada tanggal 15 Agustus setelah pukul lima sore. Sjahrir pun menginstruksikan kepada pemuda yang bekerja di kantor berita Jepang untuk bergerak lebih cepat.

Namun, perihal pelaksanaan kemerdekaan, Sjahrir mendeteksi ketidakseriusan Soekarno dalam memerdekakan Indonesia pada saat itu. Terbukti, pada pukul lima sore 15 Agustus 1945, ribuan pemuda telah menunggu dan bersiap-siap mendengar kabar proklamasi dari Soekarno dan Hatta. Alhasil, pada pukul enam kurang beberapa menit Soekarno mengabarkan penundaan proklamasi.

Hal tersebut membuat marah para pemuda  yang menjadi pengikut Sjahrir. Namun, batalnya diumumkan proklamasi tak sempat dikabarkan di Cirebon. Para pemuda Cirebon yang basisnya mendukung Sjarir, dibawah pimpinan dokter Soedarsono, pada hari itu mengumumkan proklamasi versi mereka sendiri.

Pada malam itu pula, kira-kira pukul 10 malam, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Bahkan Wikana mengancam Soekarno jika tidak mengumumkan kemeredakaan saat itu juga, maka akan terjadi pertumpahan darah esok harinya. Akhirnya Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan tokoh golongan tua  lainnya, seperti Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusmasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Hasilnya masih sama, penolakan untuk kemerdekaan saat itu juga. Hingga pada akhirnya, golongan muda mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.

Indonesia mengalami Vacum of Power [kekosongan kekuasaan] akibat kekalahan Jepang. Sebelumnya kemerdekaan telah dijanjikan oleh Jepang kepada Indonesia. Lantas, siapa yang memberikan kemerdekaan Jndonesia jika Jepang sudah dikalahkan? Jika kemerdekaan tidak diproklamirkan, maka pada 15 Agustus 1945, golongan muda dan Soekarno-Hatta belum bisa mengambil keputusan. Pasalnya, kemerdekaan yang dijanjikan oleh jepang akan diberikan pada 27 Agustus 1945, dan Soekarno mencoba menaati janji itu. Hatta juga masih meragukan berita yang dibawa oleh Syahrir.

Golongan tua yang merupakan orang-orang yang cukup koperatif kepada tentara jepang, enggan untuk kemerdekaan segera diproklamirkan. Janji yang telah diberikan, membuat para golongan tua tak ingin terburu-buru. Selain itu, kedudukan Jepang di Indonesia masih cukup kuat, dan para golongan tua tak ingin ada pertumpahan darah terjadi.

Lain halnya dengan golongan tua, golongan muda merasa indonesia sudah cukup kuat untuk menyatakan kemerdekaannya. Wikana sebagai perwakilan golongan muda mendesak Bung Karno untuk mengumumkan kemerdekaan. Mereka pun semakin geram dengan keputusan golongan tua yang dinilai terlalu bergantung dengan janji yang diberikan jepang. Akhirnya, mereka menginisiasi untuk melakukan penculikan terhadap Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.

Reporter: Tengku Irfan Megat & Niken Caesanda Rizqi

Editor: Audy Muhammad Lanta

Hasil rapat golongan muda pada 15 Agustus 1945 menyatakan bahwa?

  1. proklamasi tidak boleh diadakan melalui PPKI
  2. golongan muda akan melakukan gerakan revolusioner
  3. mendesak Pemerintah Jepang memberikan izin proklamasi Indonesia
  4. perlunya perundingan antara golongan tua dan golongan muda secepatnya
  5. mendesak Ir. Soekarno dan Moh. Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia paling lambat 16 Agustus 1945

Jawaban: E. mendesak Ir. Soekarno dan Moh. Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia paling lambat 16 Agustus 1945

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, hasil rapat golongan muda pada 15 agustus 1945 menyatakan bahwa mendesak ir. soekarno dan moh. hatta agar memproklamasikan kemerdekaan indonesia paling lambat 16 agustus 1945.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Salah satu tujuan golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Doni Setyawan | Mei 23, 2020 | Soal Sejarah SMA |

Hasil rapat golongan muda pada 15 Agustus  1945 menyatakan bawah… .

A. proklamasi tidak boleh diadakan melalui PPKI

B. golongan muda akan melakukan revolusioner

C. mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

D. perluanya perundingan antara golongan tua dengan golongan muda secepatnya

E. mendesak pemerintah Jepang memberikan izin proklamasi kemerdekaan

Pembahasan:

Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu, meskipun disembunyikan akan tetapi akhirnya sampai ketelinga orang Indonesia. Sutan Syahrir merupakan salah satu tokoh pertama yang mendengar berita kekalahan Jepang dengan cara menyadap radio Sekutu.

Menanggapi berita kekalahan Jepang tersebut, terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda mengenai proses pelaksanaan proklamasi. Golongan muda ingin proklamasi segera dilaksanakan, akan tetapi golongan tua memilih untuk melaksanakan sidang PPKI. Golongan muda menolak kalau proklamasi dilakukan melalui PPKI. Hal ini dikarenakan PPKI merupakan bentukan dari Jepang. Kalau Indonesia merdeka melalui PPKI, berarti benar kemerdekaan Indonesia hanya sebatas dari Jepang.

Para pemuda yang dipimpin oleh Chaerul Saleh kemudian mengadakan rapat pemuda pada tanggal 15 Agustus 1945 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Pegangsaan Timur, Jakarta. Hasil rapat memutuskan untuk mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945. Selain itu golongan muda juga mendesak Soekarno-Hatta untuk bermusyawarah dengan golongan muda dan tidak terlibat lagi dengan pemerintah Jepang. Keputusan rapat dibawa oleh Wikana dan Darwis untuk disampaikan kepada Soekarno. Akan tetapi Soekarno menolak hal tersebut, karena dianggap tergesa gesa dan kurang persiapan.

Pada akhirnya, para pemuda sepakat untuk mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Salah satu tujuan pemuda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh Jepang.

Kunci jawaban:

Hasil rapat golongan muda pada 15 Agustus  1945 menyatakan bawah… . C. mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Video yang berhubungan