Puisi Cinta – Hai, teman-teman jaman now, apa kabar semua? Semoga tetap sehat dan dalam lindungan Allah yah. Ada sebuah kata kata yang berbunyi “Manusia Tidak Bisa Hidup Dengan Cinta” kurang lebih seperti itulah teman-teman.
Seperti yang kita ketahui, jaman sekarang ini merupakan jaman dimana cinta merupakan sebuah prioritas sebagian besar kaum remaja. Dan salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan yaitu dengan untaian kata-kata.
Oleh karena itu, banyak pemuda berlomba-lomba merangkai kata-kata untuk diberikan kepada kekasih tercinta. Dan itulah salah satu alasan mengapa saya membuat artikel ini, sebagai seorang pemuda saya tidak mau kalahlah dengan mereka-mereka.
Seperti yang kalian semua ketahui, pada artikel kali ini saya akan sedikit membahas mengenai puisi cinta, tentunya puisi cinta yang ini lebih keren dari puisi-puisi cinta yang laen. Karena apa? Puisi cinta ini dibuat ketika hati ini sedang merasakan manisnya cinta dan pahitnya luka. hehe
Kok malah curhat yah, pokoknya keren dah, sayang benget deh kalo gak baca sampai bawah. Tapi ingat puisi ini jangan kalian gunakan untuk hal yang aneh-aneh yang. Kalo cuma untuk bikin tugas sekolah atau bikin status sih boleh-boleh aja, pokoknya jangan buat yang aneh-aneh yah. 😉
Langsung saja teman-teman berikut ini beberapa contoh puisi cinta keren yang akan membuat kalian baper dan klepek-klepek.
Artikel Terkait : 99+ Kata kata Sindiran Untuk Teman, Pacar Halus Dan Menusuk Hati
Selamat Membaca!!
Puisi Cinta
Kasih, kita adalah satu
Menatap indah langit kelabu Seakan terbayang wajah indah di mataku Sedikit rasa rindu itu kini jadi candu Duhai kasih,
Apakah ada rindu di hatimu?
Kasih, belum cukupkah ini bagimu Apa kau tak merasakan detak jantungku Irama setiap hembusan napasku Bahkan derasnya setiap aliran darahku?
Semuanya menyebut namamu; di hatiku
Duhai terkasih Lantunanmu begitu indah Merasuk ke dalam jiwa Membuat diri terpaku merana
Merasakan kebahagiaan tanpa tara
Terpikir sejenak olehku Ketika kau tak ada lagi untukku
Akan jadi seperti apa hidupku?
Oh kasihku Begitu pun dengan aku, Saat tak ada dirimu di sampingku,
Dunia tak lagi semanis madu
Sungguh, betapa beruntungnya diriku bisa menggenggam hatimu Kasihku, percayalah kita ini satu Sebab aku dan kamu adalah cinta yang utuh
yang tak terpisahkan oleh jarak dan waktu
Dimanakah Dirimu
sesak berbilang kau menghilang aku melapang namun hati masih,
saja mengenang
aku pasrah mencoba lupa pada relung jiwa, tersimpan luka
belum sembuh juga
ah, sungguh nyeri rasanya hati mendesak meminta lapak untuk sesaat rebah resah berlanjut pasrah
namun perihal melupa ia tetap ogah
lalu harus bagaimana luka dalam dada masih tetap ada mencoba menghilangkannya tak semudah berkata; kau pasti bisa
semua butuh waktu lama
Khianatmu
Tentang hati yang tergores. Berkelukur kini hati, terhembas oleh khianat.
Dan kini wajah terlukis air mata.
Perihal hati yang kembali disakiti, kini dalam dada kurasa perih. Percuma dulu kau mengikat janji,
jika nyatanya tak lagi peduli.
Janji yang kau ikat pada merpati. Kini, kau dusta pada jiwamu yang khianat. Sungguh; kalbuku kini terkoyak,
teriris oleh ribuan belati dari pandangmu.
Lelah sudah hati ini; sudah waktunya aku membenahi hati. Agar tak melulu disakiti.
Terlukai berkali-kali telah membuatku ingin berhenti mencintai.
– Celoteh Luka –
Semua kisah tentang kita sudah jauh berbeda ketika kita sepakat untuk tak lagi bersama ketika kita sepakat untuk saling melepaskan genggaman
sebab kita tak lagi sejalan.
Kau memilih melangkah terlebih dulu untuk meninggalkanku sedangkan aku masih tetap pada posisiku
yang berusaha sekuat hati melepaskanmu
Entah, waktu akan mengijinkan aku atau malah menolak untuk melepasmu
dari memoriku.
Apa aku bisa?
terkadang pikiran itu sedikit meracuni otakku
Seandainya semua bisa berbalik apa kau bisa sekuat aku? dan bagaimana jika aku yang berhenti mencintaimu terlebih dulu apa kau akan merasakan kehilangan aku seperti aku kehilangan kamu
yang tak lagi mencintaiku saat itu?
Puisi Cinta Romantis
Dirimu dan Dustamu
Kau pernah berdiri tepat dihadapanku Merayuku dengan kata-kata indahmu Kau bilang, aku wanita yang teristimewa
Sejenak kau berhasil membuatku bahagia
Dunia seperti milik berdua Aku, kamu dan Cinta kita Hingga akhirnya; waktu kembali
membangunkanku dari tidur panjangku
Semua kebahagiaan yang telah terjadi ternyata semu Dan kau hanyalah fatamorganaku yang kubiarkan berlalu
Sebab aku sadar, menggapaimu adalah ketidakmampuanku
Cintaku
Dunia adalah fana Semesta dicipta bukan untuk dinikmati saja Jika sang pencipta sudah bicara
Semua akan sirna dalam kedipan mata
Sama seperti ketika aku mengetahui ternyata
cintamu hanyalah semu belaka
Kau tahu; bagaimana rasanya hati karena ulahmu? Setelah beribu harap kulayangkan padamu
Sakitnya hingga merobek bilik jantungku
Tampaknya aku salah memberi hati pada dirimu yang hanya singgah sementara, bukan berniat menjadikanku rumah
Dan inilah; kenyataan yang menyesakkan dada
Ruang Khayal –
Kali ini malam merangkak tanpa bintang Hanya bersenandung ria bersama sunyi Angin berbisik lirih perihal hati
yang terkoyak sepi
Terjebak aku diruang khayal Berhalusinasi pada sosok yang tak kukenal Lelah aku menerawang;
namun nyatanya ia hanyalah sebuah bayang
Bayang yang selalu menghampiriku bersama rindu yang terus mengiba Bahkan, terkadang ia menjelma bahagia
namun bisa pula duka nestapa
Apa selama ini hadirmu memang semu? Pasrah aku pada sebuah pengharapan akan kebahagiaan, yang tak berkesudahan
meski telah berkali-kali aku semogakan
PENANTIAN
Dingin serasa menguliti penantianku Dulu dalam kelam kau pernah menabur janji Bila malam akan kau tepati
Selarut sunyi tak jua kau berempati
Kemana kau yang selama ini berparas jelita?
Apakah kau telah tenggelam didasar samudera?
Aku masih terdiam disini menatap wajah senja dengan penuh tanya; akankah penantianku ini berujung sia-sia,
atau berakhir bahagia?
Hanya seucap kata yang mungkin bisa meyakinkan Bahwa kau pantas diberi keyakinan Kau tak akan biarkan aku larut dalam penantian
Hingga kau katakan : untukku kebahagiaan
Datang dan Kembali
Pada ruang paling sunyi Aku merasakan hadirmu disini Menemaniku, bahkan saat sendiri
Kau bawa sebongkah kenangan terperih
Aku kembali teringat perihal hati yang telah kau sakiti Kau tancapkan sebilah belati
tepat didadaku sebelah kiri
Cukuplah, bila kau hanya datang menghampiri; lalu pergi lagi Hati ini bukan untuk sembunyi;
lalu pergi lagi
Cinta yang pernah kau beri; telah hilang ditelan sunyi atau bahkan, kini sudah mati
dan tak akan kembali
Contoh Puisi Cinta Sejati
Mengapa Kau Berubah
Kopiku kini menjadi dingin
Sama seperti sikapmu
Kopiku kini menjadi basi
Sama seperti ucap janjimu
Sapamu tak sehangat dulu
Kini terasa hambar ditelingaku
Tatapan itu kini bukan lagi milikku
Sebab telah ada yang merebutnya dariku
Genggaman itu juga bukan lagi milikku
Sebab ia berhasil merayumu
Pelukan itu bukan lagi untukku
Sebab sudah ada yang memberikan kenyamanan melebihiku
Kopi yang terseduh tetap akan meninggalkan ampas
Sama seperti kenangan saat bersamamu yang akan selalu membekas
Perihal Perasaan
Pada sunyi malam sosokmu terus membayangiku Kuterka gambar wajahmu yang terlintas dibenakku Kau, si pemilik senyum tipis dengan rona pipi merah berhasil memikatku
Serta tatapan tajam yang membuat tenang hatiku
Kau si pemikat senyum Pesonamu telah memicu andrenalinku
Untuk berani berucap bahwa : aku mengagumimu
Namun lidahku terasa kaku Perasaan takut selalu menghinggapiku Akankah kau mengacuhkanku? atau
Kau mempunyai rasa yang sama denganku?
Entah kekagumanku ini pertanda cinta Sebab malam selalu menjelma bayangmu Mengetuk pintu syaraf sadarku
Agar bernyali ungkapkan satu kata
Bahwa; Aku Mencintaimu.
MEMOAR KERINDUAN –
langkah merangkak begitu senyap asaku menguap, terhapus lalu-lalang tangis yang menolak henti barang sejenak dan di antara rintik rindu yang berkeretap aku menemukanmu
dalam genggam harap yang telah menjadi retak
dalam detak waktu yang melaju begitu pesat ku melihat kau, seperti bersiap menolak ‘tuk kembali, dan berlalu meninggalkan jejak-jejak rindu, yang masih menetap pada ruang tengkorak meski sesekali ia mengawang-awang
dan bergejolak
selimut langit telah diturunkan mentari mengalah pada gugusan awan yang menghadirkan jingga pada tepi cakrawala mengantar resah doa-doa kembali pada ranjang raya
memulangkan segala kenang tetap terlelap di dalam jiwa
tentang segala rasa, yang masih tertinggal pada tiap jengkal semesta berputar dalam hingar bingar celoteh sang camar bersama awan-awan pengiring ia menujumu; meski terlihat samar
menyampaikan bergumpal riuh tanya
akankah ia kembali pada pelukmu, yang pernah menjadi rumah?
Kembali aku berdialog dengan senja; sore itu, aku menatap langit ia menyapaku dengan hangat yaa dia senja, yang selalu kunantikan
kehadirannya
Aku tertawa kecil, melihatnya yang begitu menawan menatapnya lekat
begitu dalam
Kemudian, dibalik jingganya ia bertanya;
mengapa kau begitu mengagumiku?
Untukmu senja; tak ada alasan untukku menjelaskan, telah habis kata ‘tuk memaparkan
kekagumanku padamu!
Contoh Puisi Cinta
Pada hening malam Kutatap lekat binar rembulan Sembari kulangitkan
sebuah harapan
Perihal angan yang selalu aku semogakan Namun dengan
mudahnya mereka patahkan
Hatiku sigap melawan menepis opini mereka yang beranggapan perihal ketidakmungkinan “Tenang saja, mereka bukan Tuhan yang bisa menghentikan
langkah kita menuju Kesuksesan
Teruslah berjalan hingga angan (mu) berhasil kau wujudkan dan berada dalam genggaman
tangan (mu)”
Senja Perenung Jiwa
Dalam senja ku ukir sebuah kisah Kisah bukan tentang cinta ataupun dusta Ini semua tentang hidup yang tak lagi sama Bagaikan senja yang tak pernah lama
Menampilkan keindahan sekejap saja
Kita hidup di dunia yang penuh fana Penuh derita, juga sandiwara Tak pernah kita berpikir hidup ini sekejap saja
Masih saja kita terlena oleh dunia
Banyak dari mereka berharap pada sesama Yang sebenarnya sama saja tak pernah punya daya Tak pernah kah kita sadar sejenak saja Kalau sejatinya Tuhan itu Maha Kuasa
Maha pemberi segalanya
Lantas untuk apa kita menduakan-Nya? Masihkah kita akan terus berdusta?
Kuharap sadarlah kalau kita hanyalah makhluk yang tak bisa apa-apa
Panorama Senja
Kala petang tiba; mataku tertuju pada panorama indah, bertabur hamparan jingga
di cakrawala
Senja; yang selalu aku nantikan kedatangannya begitu sederhana,
namun terlihat memesona
Senja;
betapa kau terlihat sempurna
– Bukan Aku –
Bahasanya begitu elok ; Begitu Sopan Begitu Sholeh Begitu idaman
Dan begitupun itu; bukan aku.
Parasnya yang rupawan berhasil memikatmu; aku kalah kosong satu Meskipun aku,
yang selalu ada untukmu
Namun itu,
tak bisa membuat hatimu luluh
– Bisikan Alam –
Pada pagi yang gigil kala itu Tetesan rintik hujan berbisik syahdu;
tidakkah kau rindu padaku?
Kabut lembut membelaiku, membasuh peluh diwajahku Semilir angin mendekap erat tubuhku Lagi-lagi ia berbisik;
tidakkah kau rindu padaku?
Mataku berkaca; menahan haru Perlahan bulir itu menetes, mengendap dipipi serupa embun;
begitu bening
Tak perlu kau berbisik, pasti aku merindumu; wahai alamku Suara gemerisik dedaunan
mengingatkanku pada tenangnya rimba
Pun mengingatkanku akan kenangan
dan keindahan yang ia suguhkan
Dan disetiap hembusan angin
yang menerpaku; aku merindumu
Maafkan aku, yang hanya menghampirimu
disaat jenuh merasuki pikiranku.
Aku pulang
Pada sebuah rumah Tak ada atap penghalang masuknya cahaya Beberapa tembok sudah pecah Pondasi rumahpun patah Dalam hatinya tetaplah berteguh
Sampai matipun aku tetap merindu
Pada sebuah jalan menuju rumah Terlintas sekelebat bayangan menyapa Kucoba menerka, ku kenali ia; tanpa rupa Anganku tertuju pada kau yang jauh dimata
Beginilah, ketika rindu sedang meraba
Contoh Puisi Cinta Sedih
Bayangan Tentangmu
Kita dipertemukan dalam mata
yang saling tatap
Kau berikan senyum terbaikmu untukku,
hingga aku berani menjatuhkan harap
Kita berbincang dengan rasa,
seolah sedang merangkai cerita
Namun semua hanyalah keindahan sementara,
sebelum akhirnya kau memilih pergi untuk selamanya
Semoga kau bahagia dalam pelukannya,
tak perlu kau peduli sedalam apa aku terluka
Tapi setidaknya,
ajari aku untuk ikhlas melepasmu..
Malam yang malang
Pagi datang menyapa malam dengan
sinarnya
Tiba-tiba; Pagi beranjak menghilang dan siang akan menyambutnya
dengan riang
Pagi berpamitan; berbincang dengan malam, mengucapkan selamat tinggal
dengan bibir kaku penuh kepalsuan
Pagi telah memilih pergi, dengan langkah pasti
meninggalkan malam
Mendung datang, dengan diiringi rintik hujan, yang perlahan menggenang
dipelupuk mata malam
Kini, malam hanya tinggallah kenangan yang perlahan dilupakan
dan digantikan siang
Sungguh malang, nasib sang malam..
Malam yang Sunyi
Pada malam ingin kuceritakan, Tentang resah yang tertahan Melalui goresan pena kujelaskan
Aksara kususun rapi perlahan
Pada malam ingin kusampaikan, Tentang sepi yang kian mencumbui tanpa perasaan Begitu pun bayangmu, mengusik ingatan
Tanpa peduli lelah memeluk pikiran
Pada malam ingin kutanyakan, mengapa kau begitu hening, bahkan sedari tadi tak ada perbincangan,
sedang disampingmu ada rembulan?
Tatapan Rasa
Degup ini makin kencang, Tak kunjung reda menghilang, Senyum mungil mataku terpanggil
Rona pipi beku bibir menggigil
Masih terbayang simpul tipis, Terkenang di ingatan begitu manis Membawaku melayang hingga ke awan
Sembari bait bait romantis kupuisikan
Wahai engkau, Bolehkah kau beri aku sebuah nama, Untuk kusematkan pada ingatan jiwa, Paras elok secerah purnama,
Sambut tanganku bawamu turut serta,
Akan kurajut mimpi bertemakan kita Kuluapkan angan pada bisikan aksara Untuk sebuah ikatan kutembus asa
Hanya bersamamu yang selalu kudamba
– Menanti Hadirmu –
Kubiarkan jemariku menari Diatas lembaran kertas putih Melukis namamu dengan teliti
Merangkai bait bait puisi dari hati
Ku tuliskan tentangmu dalam bait bait puisi Jemariku lincah menari dalam alunan sunyi Sembari berimajinasi hadirmu disini
Temani diri sampai terlelap dalam mimpi
Hingga menunggu tiba waktunya pagi Aku masih disini dengan hati yang sepi Merindu hadirmu untuk kembali lagi
Sekedar mengisi hatiku yang kosong ini
Rembulan kini berganti mentari Saatnya bangun dari indahnya mimpi Suara burung menyemangati diri
Untuk bertemu dirimu lagi dan lagi
Puisi Cinta Pendek
Perihal Rasa – . Aku tak mampu berkata dihadapanmu Lewat puisi aku bercerita Perihal rasaku padamu Apa kau tak bisa mengeja? . . Hanya lewat kata aku ungkapkan semua Perihal Cinta yang tersimpan begitu dalam Apa kau belum mengerti juga? Atau memang sengaja kau abaikan. . . Aku hanya bisa terdiam Bibirku membisu Aku lemah akan tatapan matamu Aku tak berdaya oleh senyummu . . Ketika rasa ini semakin menggebu Ingin segera memiliki dirimu Namun lagi lagi Cinta tak berpihak padaku . . Kau kembali mengabaikan peduliku Dan aku tersakiti oleh rasaku sendiri Lagi lagi, aku jatuh karena Cinta . . Ketika sebuah ikatan Cinta yang kuharapkan Tak seindah yang kubayangkan Dan semua jauh dari kenyataan
.
– Kau dan Senja –
Aku pikir tak ada lagi yang lebih indah dari senjaku
kala itu
Ternyata, garis lengkung dibibirmu mampu mengalihkan pandanganku dari pesona senja
yang terhampar di ufuk barat
Pada senja rinduku kian tercecer Di antara jingga yang merona Membaur bersama awan
yang tergiring malam
Manis senyummu masih memenuhi isi kepalaku
Bahkan, mengusik ingatanku
Hingga terbawa arus udara Bermuara pada tepian semesta
Terdiam dan menggenang disana
Di senyumanmu… 🙂
Rasa Rinduku
Demi malam yang tanpa basa-basi Aku luapkan resah pada bayangmu yang, berkerumun, tersusun berjajar persis rasi bintang yang menyilau Aku bilang “Tetaplah disana. Biar kuhitung kau, diatas langit-langit kamarku”
dan lampu pijar jadi bulannya.
Pada malam yang memelukku dengan gigil, ingin kuceritakan perihal dirimu, bersama hembusan udara yang menusukku. Kataku, “Akan kutumpahkan segala rinduku pada kesunyian, dan rembulan kubiarkan menjadi saksinya.”
Hingga kau percaya ucapku.
Rindu sungguh menyudutkanku pada sunyi Langit-langit jadi nampak tak berisi Malamku kini jadi bangkrut, karnamu aku cemberut Aku berhenti menghitung bayang yang perlahan raib,
dan tiada lagi terang bulan bikinan “Rindumu usah mengkerut, aku usai menghitungmu”
Silahkan pulang! Jangan berkerumun lagi bayang-bayang “Sebab segala yang hilang akan tetap hilang, dan takkan kembali datang” Kataku Biarkan saja rindu menghampiri tuannya, Sampai saatnya nanti akan terjebak pada ruang,
yang kau sebut kenang.
Contoh Puisi Cinta Pendek Menyentuh Hati
Rindu Senja –
Padamu senja Kuungkapkan sejuta
Rasa yang ada
Perihal rasa Yang tersimpan dihati
Begitu rapi
Padamu senja Yang selalu kutunggu
Kehadirannya
Ingin kuungkap Bahwa diriku rindu
Keelokanmu
Pun disaksikan Deru ombak samudra Tentang rinduku
.
Sepi Tanpa Dirimu
Malam ini aku sedang merindu Kuikuti saja jejak kaki-kaki hujan yang sedang menujumu Lalu ku mengganti rupa menjadi gigil
Pelan dan perlahan aku pastikan mendekap hangat tubuhmu
Malam ini kian hening Sedang rindu semakin lancang ingin bertandang, padamu Bayangmu terus mengusik kesendirianku
Dengan penuh yakin, kumemapah langkah menuju yang kusebut rumah, rengkuhmu
Kepadamu bertuju aku Meski pada bentangan jarak kilometer Biarkan aku untuk terus merangkak, menujumu
Sebab inginku, hanya pada dekapmu rindu-rindu merebah sampai tertidur dan bermimpi indah
Untukmu, pintaku terlampau sederhana Bersama dekapmu untuk selamanya Dan semua akan terangkai nyata
Hingga tak ada lagi sekat yang memisah kita
Sebaris Pesan –
Sekarang, Rangkailah mimpimu Lalu wujudkan
Jangan biarkan berdiam
Pada lorong kegelapan Di sudut ruang Bergegaslah keluar
Disana ada jalan lebih terang
Jangan terus menunggu
Segera temui
Sekarang mulailah Ambil pena dan secarik kertas
Disana mimpimu memanggil
Dan sekarang tulislah apapun yang ingin kau tulis…
Jangan pernah ragu!!
. Menuntaskan Kerinduan – . malam ini hujan kembali tiba menggugurkan sebagian kenangan yang telah menggantung pada garis cakrawala; rindu mengalir tanpa jeda . tak terhitung kenangan yang juga terguyur bersama rinainya sementara embusan angin masih saja menyayat kepingan harap menyisakan bulir bening menganak sungai dari sudut netra . rintiknya masih riuh berjatuhan membawa sisa-sisa kepedihan hingga malam hampir usai menuntaskan kerinduan; hujan belum juga mereda pertanda cerita cinta belum berakhir . masih ada hari untuk merampungkan kisah diiringi doa dan sua kiranya hujan tak lagi menurunkan kenang agar kututup setiap sub bab kerinduan
dengan kesimpulan senyum kerelaan
Puisi Romantis
Aku Wanita
Selalu ingin bersama dekat dengan dia Dan menghabiskan waktuku tanpa tersisa Berharap dia terus temani aku
Hingga buat diriku tersadar
Aku wanita yang sedang jatuh cinta Ingin membawanya selalu kedalam hidupku selamanya Aku wanita yang sedang jatuh cinta
Kuharap dia merasa yang aku rasa
Kegelisahan datang tak menentu kala rasa itu ada
Kegundahanpun melanda kala dia ada ataupun tiada
Inginku tampak sempurna tanpa ada cela
Dihadapan dirinya.. oh.. yang kupuja …
Aku, Kau, Senja dan Rasa Rindu –
Waktu menunjukan pukul 16.20 Aku masih setia menunggu Meski suasana tak seperti dulu Tak ada kamu, pun secangkir kopimu
Yang beradu dengan tehku
Di beranda, akan tiba sang senja Datang dengan jingga walau sementara Dan, aku masih bertanya tanya
Sebenarnya yang aku rasakan rindu atau apa?
Aku masih cukup gagap mengartikan semua itu Sedang rindu ini semakin tumbuh Dan kau tau, aku masih saja tetap menunggu
Walau waktu telah jauh berlalu
Entah ini akan sia-sia atau berbalas rasa Terkadang semesta ikut tertawa Melihatku dengan iba, sebab kau tak jua peka Sendiri berdiri terdiam, tak pedulikan mereka
Yang pasti aku selalu merindukanmu kala senja tiba
Peduli itu Luka –
Pada kata yang terucap,
tersimpan rasa begitu dalam
Sesak, sebab tertahan,
tak punya nyali untuk mengungkap
Berusaha peduli pun percuma,
bila selalu diacuhkan
Sudah terbiasa,
bahkan menjadi makanan sehari hari
Tak ingin lagi berharap lebih
Jika hanya rasa iba yang kau beri
Dan ini bukan curahan hati
Namun sekedar coretan dimalam hari
Terima kasih telah menjadi kekasih dalam mimpiku –
Padamu rembulan Pernah kulangitkan seuntai harapan Dalam sunyinya malam
Kuperdebatkan perihal rasa
Rasa yang belum tersampaikan Telah membuatku berangan Bahkan terlalu jauh
Hingga pada akhirnya aku terjatuh
Ternyata semua hanyalah mimpi Walau sempat kuamini Tapi kini kau telah pergi
Meninggalkan aku sendiri, bersama sepi
Kenyataan telah membangunkanku, Dari tidur panjangku Mimpi yang terangkai bersamamu
Kini pupus ditelan waktu
Puisi Romantis Buat Pacar Halal
Menanti Temu –
Jingga terhampar belantara Mengurai setumpuk rindu Pun disaksikan semesta raya
Perihal kamu yang jauh dimata
Seuntai doa tak henti kurapalkan Yang kuharap bisa tersampaikan
Jangan khawatir; disini aku masih setia menanti temu
Semua hanya soal jarak dan waktu Sesuatu yang indah, Akan menghampiri pada akhirnya
Aku pun percaya akan hal itu
Untuk kau, tenanglah dengan sibukmu Tak perlu risau; meski rindu terus mengusik batinmu
Tak perlu lelah; mari kita nikmati bersama
Aku masih menjaga rasa Dan aku harap kau pun juga Aku mengerti keadaan kita
Yang tak selalu bisa bersama
Namun bukan berarti mengurangi takaran Cinta
Percayalah, aku akan tabah hingga tiba saatnya bahagia…
- K.E. C. E. W. A –
- Ingatkah kamu kekasih?
Kau pernah kuberi hati
Pun telah disaksikan semesta
Kita mengikrarkan janji CintaSegala rasa kupercayakan
Namun kau balas dengan pengkhianatan
Hatiku yang dulu kau buat luluh
Kini menjadi rapuhKau permainkan dengan tega
Hingga tercipta kecewa
Usailah sudah semua kisah
Aku dan kamu bukan lagi kitaHatiku telah patah
Bahkan untuk kesekian kalinya
Terima kasih atas segala Cinta
Yang menjelma luka
(Ter)untuk Kamu –
Aku menemukanmu Di antara deret diksi yang kau ramu Aku menyukaimu
Sekali pun kita tak pernah bertemu
Meski hanya dalam ruang maya Kita saling bertegur sapa Dari rangkaian kata yang tetiba
Menjelma rasa suka
Ketika bibir tak mampu bicara Hanya lewat kata Aku menyampaikan rasa
Apa mungkin ini adalah cinta?
Yang jelas, hatiku telah memilihmu Puisi-puisimu berhasil memikatku Dalam doaku selalu mengharap temu
Semoga kelak kita menjadi satu
Aku dan kamu…
Hingga akhir waktu…
. Selamat pagi Kamu yang jauh dimata dekat dihati Bayangmu serupa mentari Hangat menyusup sanubari . Entahlah kasihku Ribuan detik telah menelanmu Namun senyuman manismu bak candu Merindukanmu sama saja menyiksaku . Ingatanku semakin menjadi-jadi Aku menunggumu hingga letih hati ini Namun kau yang ku nanti Belum juga mengerti . Kini, terserah langkahmu saja Tangan ini tlah sejajar dengan kepala Dan menutup erat telinga
Yang tak ingin mendengar kebahagiaanmu dengannya
Contoh Puisi Romantis Pendek
Berpijaklah Pada Keyakinan –
Masih pagi buta kita meniti langkah Menyusuri semak belukar dan bebatuan terjal Tidak ada kata lelah
Demi menikmati alam yang indah
Berdiri dihadapan sang fajar Sembari menengadah, merapalkan doa-doa Mengucap syukur atas nikmat yang tiada tara
Kepada Tuhan sang maha kuasa
Tentang sebuah perjalanan Ada satu pelajaran yang aku dapatkan Perihal berpijak pada sebuah keyakinan
Yang aku peroleh darimu, Kawan
Cobalah!! Berdirilah di atas Puncak dan pandanglah ke bawah Kau akan mengerti arti sebuah perjuangan Tentang proses untuk mencapai kemenangan Sebab mereka telah melewati fase sabar dan kesusah payahan
.
Prahara Berdasi – . Dipinggir jalan sama saja Suara detak jantung mereka Masih terabai meski penuh luka Tersisih di lingkungan sendiri tanpa ada sapa . Bertanya pada patung tinggi diantara gedung primadona Puan menjadi malaikat tanpa sayap Tuan menjadi makelar surat kuasa . Sedang aku hanya rakyat jelata Yang tak berani bermimpi setinggi penguasa . Karena yang terlihat hanya angka dimana tersusun serupa purnama bulan bercanda pada waktu yang dilumat tanpa sisa . Bahkan seiring waktu berdetak Riuh nada kelaparan tak jua didengar Walau hanya sejengkal jarak yang ada . Mereka butuh kamu sebagai teman Bukan untuk tersenyum merapikan dasi lalu pergi lagi Dan menutup mata kala berjajar kata donasi . Namun apa nyatanya Sekedar memandang mereka saja kau enyah Apalagi mengulurkan tangan . Kembali menghitung berapa puji didapat Bukan ikhlas yang diharap . Hati serta nalar diabaikan Tertahan tawa diujung senja Menyapa kening pekerja keras hati Diantara juta kepala anak bangsa . Dan kepada para mereka hanya doa Serta harap supaya mata dapat terbuka
Melihat dunia dengan segala fenomenanya
Tak perlu banyak diksi Untuk meramu puisi Cukup dengan secangkir kopi Di bawah sang Mentari . Bisikan embun pagi Mengurai jemari Untuk menenangkan sepi Agar tak mengusik kembali . Pagi ini aku tak ingin lagi menuntut soal janji Biar saja kau coba merasakan pakai hati Kuharap kemudian kau nikmati
Agar mengerti arti sejati yang suci
Contoh Puisi Cinta Romantis Pendek
Aku bisa apa? –
Asal kau bahagia; Melihatmu dengannya memang menyesakkan dada Biar kucoba seakan baik-baik saja
Selain ini yang bisa kulakukan, aku bisa apa?
Perihal luka kemarin, aku sudah lupa Perihal rasa kecewa, aku sudah bahagia Mengapa secepat itu? tak perlu kau tanya Karena aku telah berusaha
.
– Purnama –
Aku ingin Purnama segera tiba Walau hanya dalam sekejab mata Pada rasa yang kian membuncah
Akan rindu tak jua nyata
Rengkuhlah ia segera Saat purnama yang kau damba Datang melerai kalbu yang bimbang Jangankan sekejap merangkulnya Begitu erat dan jangan kau lepaskan
pun tak mengapa
Takkan ku sia-sia kedatanganmu wahai Purnama Sebab cahaya sinarmu mampu membuatku luluh Dan sejenak melupakan pilu dihatiku
yang enggan berlalu
Punama berdendang di antara kawanan bintang bintang Yang berkedip syairkan ribuan cerita Malam adalah rumahnya
sedangkan hatimu adalah sandarannya
Jika hatiku telah menjadi sandarannya Lalu mengapa masih ada penghianatan?
Sedangkan langit telah ikut menyaksikan ikatan
Kau tahu mengapa kasih? Itu bukanlah sebuah penghianatan Namun merupakan pembelajaran yang di takdirkan Di atas pundak bumi Saat langit tengah berdiskusi
Mencari arti sejati
Apakah yang sejati akan benar benar menghampiri? Ketika hati telah lelah mencari
Sebab dipatahkan tak hanya sekali
Sejati.. Hanya milik ia yang Menjadi bukan Mencari Ia yang Menjadi diri sendiri
Berbenah dari lelah karena tersakiti
Ia yang Menjadi, mempersiapkan diri agar tak patah dan jatuh dalam cinta lagi Ia yang Menjadi,
permadani syurgawi dan membangun cinta yang hakiki
Kini aku mengerti, yang sejati memang bukan untuk dicari Tapi lebih memantaskan diri agar kekal abadi Bersama Cinta sejati yang suci
Aku percaya, kelak akan tiba saatnya nanti
– Senja – Sebentar lagi senja Aku tak tahu harus menantinya dimana? Lelah aku menatap hingga
ujung semesta
Hingga yang ku jumpa hanya sisa bayang wajahmu
menetap di jiwa
Perihal rasa yang tak mampu diucap oleh kata Tentang sepintas raut muka
yang terlepas menghilang di telan senja
Pun tentang rindu yang semakin candu Kembali membawa
ingatan luka menganga
Lalu aku harus apa? Haruskah ku keringkan nestapa Dengan mencari obat penawar luka
Di peraduan jingga?
Entahlah, Bahkan lembayung saja Menari dengan penuh tawa
Tanpa peduli akan luka
Tenanglah, Sebentar lagi malam menyapa Menutupi bias bias derita
Yang menyesakkan dada
Kata kata Puisi Cinta
Bersamamu Aku Belajar”
Aku telah belajar banyak denganmu Tentang aku dan kamu; bukan menjadi kita Tentang genggaman; yang menjadi kenangan
Tentang merapal doa; untuk bertahan melupa
Aku telah belajar banyak denganmu Tentang indah cinta; hanya sebuah cerita Tentang bahagia; berubah memori derita
Tentang senyummu; bagai kenangan sembilu
Perlahan-lahan berusaha melupakan Saling diam saling meninggalkan Dalam senyap, dalam sunyi yang tak lagi peduli
Aku hanya hadiamu masalalu
Terima kasih telah mengajariku Begitu banyak hal dengan caramu
Walaupun harus mematahkanku terlebih dahulu
Terima kasih telah pernah mencintaiku Dengan caramu yang membuatku tahu
Bagaimana dan apa rahasia Tuhanku tentangmu
Perasaanku
Aku ingin mencintaimu lebih dari apa yang kau rasakan . Seperti halnya udara pada setiap napasmu Meski tak akan kau sentuh Aku ada; untukmu . Rasaku semakin bertambah setiap waktu Aku harap kau mengerti itu . Rasa pahitmu menjadi manis bagiku, semoga hatiku menjadi peraih hidupmu … . Aku selalu menyebut namamu di setiap waktu Dan kuberharap Tuhan bisa menyatukan kita di waktu nanti Dukamu adalah dukaku senyummu juga demikian adakah lagi yang belum disebutkan duhai kekasih . Aku ingin mencintaimu sesederhana mungkin . Kurasa tak perlu kusebutkan lagi kasih Biarkan itu menjadi urusanku dan Tuhanku dalam hal mencintaimu . Cinta yang bersetia menerima segala kekurangan Cinta yang takkan lapuk tergerus waktu . Biarkan rasaku luruh dalam dekap kasihmu Asa lebur tertumbuk degup jantungmu . Biarkan semesta bersaksi, akan hadirku di sisi Kan kuukir bahagiamu dengan cintaku yang tak semu Kan kubalut tubuhmu dengan selimut kasih,
hingga tanah merah jadi saksi kita berpisah
Tak Akan Sendiri – . Tak ada yang sendiri karena memilih yang dipilihnya tak memilihnya. Tak ada yang sendiri berkali-kali. nyatakan cinta ditolak juga. . Simpan hatimu, untuk yang mencintaimu. . Cinta ‘kan datang dekati kamu bila kau mau. Jangan pernah katakan. Kau kan jalani hidup sendiri. . Ada yang sendiri karena tersakiti. Dan dia pun berjanji takkan kenal cinta lagi. Simpan hatimu untuk yang mencintaimu. . Cinta ‘kan datang dekati kamu bila kau mau. Jangan pernah katakan kau kan jalani hidup sendiri. Kau takkan sendiri. . Cinta ‘kan datang dekati kamu bila kau mau. Jangan pernah katakan kau kan jalani hidup sendiri. Jangan pernah katakan kau kan terus jalani hidup sendiri. .
Kau takkan sendiri…
Contoh Puisi Jatuh Cinta
Isi Hati
Rahasia itu bukan lagi rahasia Saat seluruh ucap dapat tertutup rapat
Namun aksaraku untukmu menyebar tanpa sekat
Malu itu bukan lagi malu Saat seluruh kurangku kau tahu Otakku memang tak pandai menghitung jumlah hianatmu;
Cinta membodohiku
Peduliku kini bukan untukmu Saat kau mulai acuhkan aku Namun sabar ini masih utuh
Meski kau telah melukaiku
Dan kamu hancurkan harapku; Dengan segala kebohonganmu
Belum puaskah dirimu?
Kamu yang pernah “bernama” Kini sama saja Dengan mereka yang suka Membangun cinta tanpa pondasi dan atapnya
Akan hancur setiba angin melintasinya
Dan kini rasakan akibatnya Puing-puing dusta yang telah kamu jaga Tersapu oleh pusaran karma Mungkin ini jawaban atas Doa
Yang didengar Sang Kuasa
Aku tertawa; puas melihatnya
Tentang Perasaan
Ada debar yang tak biasa, saat kita saling bertatap mata Saling menyimpulkan lengkung bibir , yang terkadang melahirkan tawa kecil. . Pipiku memerah kala kau masih menatapku dalam, aku pun seakan terhanyut oleh pandangan itu yang semakin membuatku merasakan candu. . Kita menikmati siang hanya saling tatap, tanpa peduli rumus-rumus limit telah menyaksikan ulah kita. Sengaja kubiarkan hati dan mata saling berbincang, semakin lekat dan enggan berpaling. .
Tatapan ini sungguh sederhana, tapi bisa membuatku lebih dari bahagia.
– Dihujani Rindu – . Rinai hujan kembali membasahi pipi Mengalir deras serupa anak sungai Terlintas seribu bayang membanjiri Hingga seisi ruang kepala tak bertepi . Rindu datang serupa hujan Deras menghujam tanpa halangan Mengetuk pintu ruang pikiran Porak-porandakan semua kenangan . Kenangan akan masa indah dulu Saat ku ukir bersamamu Yang kini menjelma bongkahan rindu Tak jua menjumpai titik temu . Basah sudah seluruh hatiku Hujan hanya menyisakan sendu Harapan temu hanyalah semu
Genap sudah kau menjadi masalalu
Aku tersudut di ruang kenang Berisi peluk penuh sayang
Genggam penuh kehangatan
Sesosok raga yang telah hilang
Bersama nyawa yang menerbang
Kini semua tinggal lah bayang
Namun takkan pernah usang
Hadirmu di mimpi yang kuingin selalu
Tuk sekedar mengobati rindu
Rindu yang tak akan kunjung usai
Seiring air mataku yang berderai
Bersama tengadah, Kudesahkan barisan do’a tanpa jeda Panjatan ayat tanpa sekat
Meski kadang tak terkecap, harapku Tuhan memelukmu erat
Dan bahagia di Nirwana
adalah hal yang selalu kusemogakan
Uliran tasbih di sepertiga malam, semoga bisa menghantarkan doa-doaku
Menuju hening lelapmu
Puisi Cinta Sedih Menyentuh Hati
Bunda, Pergimu Membawa Rindu” . Kutundukkan kepala Kuselaraskan mata Kupanjatkan doa Teriring sebuah jasa Selamat jalan bunda Dzikirku terus menemanimu di alam baka . Lamunanku berkelana Mengingat semua Perihal rasa Kasih sayang bunda . Teringat pula kesalahanku Menambah luka akan kehilanganmu bunda . Bukan nasib yang kutangisi Bukan penderitaan yang kusesali Tetapi kehilanganmu yang ku ratapi Bunda, aku tak akan merasakan lagi Dicinta dan disayang sepenuh jiwa . Bunda aku rindu Rindu masa-masa itu Kala kau menyeka air mataku Menyentuh kepalaku dengan tanganmu Dan terutama aku rindu Bisik doa yang kau lantunkan pada Tuhan Tanpa sepengetahuanku Maaf bunda, aku? anakmu rindu . Kepada-Nya, segenap rindu ku titipkan Seluruh tabah merebah pasrah Mozaik kenang tak lekang Hingga waktu menjemput kupulang keranda menghantar kematian
…
– Hilang – . Aku tak bisa apa-apa sekarang Aku hanya bisa membawa cintaku pulang Kedalam taman yang dulu ku bangun untukmu yang kini telah gersang . Aku hanya ingin pulang Bersama harapan yang tak mungkin lagi bisa ku kenang Aku kalah dia menang Semoga aku bisa kembali tenang Menyemai lagi rindu di padang ilalang . Biarlah yang menjadi kenang Perlahan menghilang Sebab hati sudah tak memiliki peluang Untuk kembali padamu yang dulu kusebut sayang . Kini semua hanya tinggallah bayang Yang sengaja kubuang Dan sekarang, biarkan diriku tenang
Di waktu-waktu yang mulai lenggang
– Terkikis Harapan – . Citaku masih menggantung di mega Tak tentu arah, di topang udara Sedang camar, hanya ria menyapa Tak mengerti apa yang ku rasa . Kegelapan memeluk citaku Yang diam menyanyi dalam sendu Dan rembulan yang berlayar tersenyum
Meneteskan perih semalam yang tanpa harapan
– Seberkas Kenangan – . Hujan.. Harusnya siang ini kau tak datang Rindumu disini masih menggenang Tak mau mengalir dari pelupuk mataku Bersama bekas-bekas luka masa lalu . Mungkin hatiku yang terlanjur beku Sebab luka yang kau beri Ketika kau memilih pergi Dan mengukir luka hati. . Kini Kau buat aku trauma kembali Merasakan pedihnya hati Yang tersakiti . Haruskah ku berhenti sampai disini? Menikmati luka yang kau beri Hmm, entah lah,.. . Atau, Biarkan aku berlari mengejar mimpi Tanpa harus mengingatmu kembali Sebab, hidupku tak melulu soal kamu . Dan perihal kamu, Selalu membingungkan rasaku Ingin aku berlalu pergi
Jauh meninggalkanmu sendiri
Penutup
Mungkin itu temen-temen beberapa Contoh tentang Puisi cinta, menurut versi saya, bagaimana bagus bukan? Harapan saya setelah membaca beberapa contoh puisi cinta ini, dapat menumbuhkan rasa puitis kalian semua. Dengan begitu, saat kalian membutuhkan puisi kalian tidak repot untuk mencarinya di google.
Mungkin itu saja, semoga bermanfaat dan membantu masalah kalian yah, jangan lupa ikuti terus artikel lainnya di alamat website karyapemuda