Mengapa pakan ternak memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ternak

11 Desember 2020 pukul 10:04

Ikan merupakan bahan pangan yang banyak digemari, karena  kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara mendasar ikan memiliki protein hewani yang sama dengan daging sapi, namun kelebihan ikan adalah memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein hewani lainnya dan nutrisinya sangat mudah diserap tubuh. Besarnya kandungan gizi ikan dan harga ikan yang relatif murah menyebabkan tingginya permintaan akan ikan, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar.

Manajemen pakan adalah salah satu cara untuk menunjang keberhasilan usaha budidaya ikan. Pakan merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya dikarenakan 60 persen  modal usaha digunakan untuk membeli pakan. Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha.

Pakan istilah lain dari makanan yang dikonsumsi oleh hewan ternak yang terdiri dari dua jenis yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami adalah pakan yang di konsumsi oleh organisme baik berupa tumbuhan atau hewan air yang disediakan secara alami dari alam yang ketersediaanya dapat dibudidayakan oleh manusia (diperlukan pembudidayaan terlebih dahulu). Pakan alami biasa disebut dengan fitoplankton dan zooplankton. Berbeda dengan pakan alami, pakan buatan diartikan sebagai pakan yang dibuat oleh manusia, dengan menggunakan bahan baku yanng mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Pakan buatan secara umum disebut juga dengan istilah pellet. Pemilihan bahan baku pakan buatan harus memenuhi syarat sebagai berikut : Mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna oleh ikan, harganya relatif lebih murah, bahan baku mudah diperoleh, tidak mengandung racun atau zat anti nutrisi, bukan bahan pokok manusia sehingga tidak merupakan saingan bagi kebutuhan manusia itu sendiri

          Di antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan. Disinilah peranan dari manajemen pakan yang dalam hal ini adalah pelaku pembudidaya untuk menentukan kapan penggunaan pakan alami atau buatan.

Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,  sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.

Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit (dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyakit yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan, setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan buatan jauh lebih mudah  dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan, pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih sedikit dan hemat tenaga kerja.

Beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:

1.    Kualitas pakan yang tepat sesuai dengan komoditas yang dibudidayakan, dilihat dari:

  • si pakan ikan yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat dari kandungan nutrisi bahan baku yang mengandung: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan.
  • Bahan baku untuk formulasi pakan sesuai dengan pakan dan panjangnya usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai akan meningkatkan ratio konversi makanan ikan menjadi daging ikan.
  • Tidak mengandung antibiotik dan zat racun.
  • Memperhatikan batas kadaluarsa pakan.

2.    Bentuk dan karakteristik pakan sesuai kebutuhan, dilihat dari:

  • Ukuran pakan dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.
  • Memiliki  aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.
  • Kestabilan pakan dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.

3.    Secara ekonomis menguntungkan, dilihat dari:

  • Mudah diperoleh (kuntinuitas dan kemudahan transportasi).
  • Harganya relatif murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan maksimal 70% dari harga ikan.

Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan adalah:

1.    Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:

  • dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.
  • dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran ikan.
  • dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:

  • dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
  • dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.
  • dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.

Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain karena:

1.    Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.

3.    Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan.

Pengelolaan  pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada budidaya ikan, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi. *(AL)

Oleh: Dina Oktaviana, S.Pt., M.Sc.
(Dosen Prodi Pendidikan Dokter Hewan FKH UNDIKMA)

20/06/2020. Pakan adalah sesuatu yang diberikan ke ternak secara intensif yang tidak mengandung rancun dan berfungsi sebagai penunjang hidup pokok, produksi dan reproduksi, pakan harus mengandung segala macam nutrient yang dibutuhkan misalkan energi (karbohidrat), protein, lemak, serat serta vitamin dan mineral. Pakan memegang perang penting dalam indutri peternakan karena pakan menguasai sekitar 60-70 % dari total biaya pemeliharaan seekor ternak.

Menyadari peran penting aspek pakan, baik unggas maupun ruminansia, maka perlu pengembangan usaha produksi pakan mandiri yang dikelola oleh kelompok masyarakat peternak secara berkelnajutan menggunakan bahan pakan lokal. Nusa Tenggara Barat sebagai lumbung sapi bali telah mencanagkan program Bumi Sejuta Sapi (BSS) guna “mewujudkan masyarakat Nusa Tenggara Barat yang beriman dan berdaya saing (bersaing) degan menumbuhkan ekonomi pedesaan yang berbasis sumber daya lokal dengan mengedepankan prinsip pembagunan berkelanjutan, dan peternakan sapi merupakan sumber daya lokal masyarakat yang harus ditumbuh kembangkan degan model pemeliharaan intesif dan semi intensif.

Pemeliharaan secara intensif  berarti peternak harus selalu menyediakan pakan hijauan secara kontinyu di kandang. Peternak di NTB khususnya setiap hari mencari rumput sebagai salah satu bahan pakan pokok tunggal yang diberikan kepada ternak. Rata-rata setiap peternak memelihara sapi sekitar 2 sampai 3 ekor  sedagkan kemampuan peternak dalam mencari hijauan makanan ternak (HMT) sekitar 1 sampai 2 karung degan berat rata rata 10 kg, apakah ini akan menjamin pemenuhan kebutuhan seekor ternak? Terkadang para peternak juga mengeluhkan mengapa sapi tidak bisa gemuk atau pertumbuhan tidak maksimal, disinilah sering terjadi kesalah pahaman oleh peternak. Kebutuhan pakan seekor ternak adalah 10% dari bobot badan. Misalkan peternak memiliki 2 atau 3 ekor yang 1 ekornya memiliki berat 400 kg maka jika 2 ekor berat nya adalah 800 kg sebaiknya lah peternak mencari rumput sekitar 80 kg, lantas apakah mampu peternak mencari rumput sebanyak itu?.jika musim kemarau bagaimana? Jika musim tanam padi bagaimana? Dalam penyediaan bahan pakan ditentukan oleh banyak faktor seperti musim, distribusi dan manajemen stok bahan pakan. Oleh karena itu harus ada bank pakan.

Bank pakan merupakan solusi untuk para perternak dalam menyediakan pakan berkualitas yang memiliki kecukupan nutrien dan tersedia setiap saat. Usaha mewujudkan bank pakan sama degan mewujudkan swasembada pangan hewani untuk mendukung ketahanan pagan Indonesia. Salah satu wujud bank pakan adalah degan pembuatan silase. Silase adalah proses pengawetan bahan pakan hijauan yang dimasukkan kedalam silo  (drum atau kantong plastik) yang kedap udara an aerob dengan prinsip fermentasi. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4(pH 4). Silase dapat memanfaatkan jerami padi jerami jagung dan berbagai HMT sangat pas dibuat saat melimpahnya bahan pakan misalkan saat panen raya, sehingga kebutuhan pakan musim kemarau tercukupi. Degan adanya silase ini menjadi solusi terhadap kendala peternakan rakyat selama ini yaitu mereka banyak menghabiskan waktu untuk mencari HMT setiap hari. Kadang tidak sempat bersilaturrahmi degan tetangga, tidak bisa menghadiri undangan akad nikah, bahkan untuk berwisata degan keluarga, degan adanya silase dr jerami padi ataupun jerami jagung yang mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama sebagai tabungan pakan maka peternak tidak perlu untuk mencari menyabit rumput setiap hari, jadi peternak lebih fokus terhadap reproduksi dan kesehatan sapi, bahkan bisa meningkatkan kemampuan beternak dari 2 ekor bisa sampai 12 ekor. Saatnya sapi diberi makan seperti memberikan pakan pada unggas.

Tujuan Membuat Silase Untuk Pakan Ternak

Sebagai cadangan dan persediaan pakan ternak pada saaat musim tanpa penghujan (kemarau) yang panjang. Untuk meyimpan dan menampung pakan hijauan yang berlebih pada saat musim hujan, sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu pada saat musim kemarau. Memanfaatkan pakan hijauan pada saat kondisi dengan nilai nutrisi terbaik seperti protein yang tinggi. Mendayagunakan sumber pakan dari sisa limbah pertanian ataupun hasil agroindustri pertanian dan perkebunan seperti bekatul, dedak, bungkil sawit, ampasa tahu,tumpi jagung, jerami jagung, jerami padi dan HMT lainnya.

Proses Membuat silase:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA