Apa isi Sinopsis novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

“Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh Ninik Mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina, tidak tulen Minangkabau, ketika itu kau antarkan saya di simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanganku berapapun lamanya, tapi kemudian kau berpaling ke yang lebih gagah kaya raya, berbangsa, beradat , berlembaga, berketurunan, kau kawin dengan dia.” ~Tenggelamnya Kapal Van der Wijck~

Novel roman Tenggelamnya Kapal Van der Wijck  adalah novel yang diakui sebagai karya terbaik Buya Hamka. Awalnya bentukny adalah berupa cerita bersambung pada majalah Pedoman Masyarakat terbitan tahun 1938. Kemudian disatukan menjadi novel pada tahun 1962. Sampai saat sekarang sudah banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan dicetak kembali.

Tema cerita yang diangkat sangat kental dengan budaya Minangkabau. Menampilkan keelokan alam dan budaya minang, serta kritik Buya Hamka dengan berbagai praktik budaya yang dianggap tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman.

Zainudin adalah seorang keturuan Minang-Makassar. Darah minang ia dapat dari ayahnya, sedangkan ibunya adalah seorang bugis. Setelah kedua orang tuanya meninggal, Zainudin berniat mengunjungi bako–nya. Melihat keinginan yang kuat, tak ada alasan bagi pengasuhnya, Mak Base, untuk tidak memberi izin.

Batipuh, disanalah zainudin menuju. Disana ia tinggal dengan Mak Tuo -nya. Sehari-hari ia belajar ilmu agama dan adat dari para tetua. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Hayati, cinta pada pandangan pertama.

Zainudin bukan orang minang, ia tidak bersuku dan berbangsa. Meskipun ayahnya orang pribumi asli, tapi suku tidak diwariskan oleh ayah. Sehingga ia sifatkanya hanya menumpang, tidak ada mamak dan penghulu yang mengakuinya sebagai kemenakan. Ini menjadi alasan cintanya kandas dan tidak direstui keluarga Hayati.

Dukanya semakin dalam menlihat Hayati telah ikhlas dinikahkan dengan orang lain, minangkabau asli. Menjadi-jadilah sakitnya bagai orang senewen. Hingga setelah dua bulan, ia bertekad melupakan cintanya dan merantau ke tanah Jawa, tempat dimana ia menjadi orang besar dan dihargai, Tidak ada lagi Zainudin, ia telah terlahir kembali menjadi Sabir, artinya orang yang bersabar.

Singkat cerita, suami Hayati bangkrut akibat kebiasaannya berjudi, main perempuan, hingga dengan tidak tahu malu menggantungkan hidupnya kepada orang yang telah ia patahkan hatinya selama ini. Namun zainudin, atau yang lebih dikenal dengan nama tuan Sabir, menerima Hayati dan suaminya tinggal dirumahnya, ia sabar dan berlapang hati.

Hingga suatu hari Hayati menerima surat cerai dari suaminya, Zainudin masih berlapang hati mengongkosi Hayati untuk pulang ke Minang. Meskipun hayati tetap ingin hidup bersama zainudin dan berharap cintanya akan bersambung kembali. Namun Zainudin menolak

“Demikianlah perempuan, ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walau pun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya.”

Hayati dipulangkan dengan kapal Van der wijck dari Surabaya. Namun naas kapalnya karam, dan itu mengakhiri hidup hayati. Hal itu kemudian menjadi pukulan yang telak bagi Zainudin, akibat keegoisannya.

Pesan Moral Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Hamka melalui kisah roman ini ingin mengkritik sistem pernikahan di Minang masa itu yang mendiskriminasi orang bukan minang untuk menikahi anak gadisnya. Orang yang tak bersuku minang dianggap tidak berbangsa, tidak paham akan adat minang. Sehingga dianggap sebagai sebuah aib.

Meskipun saat sekarang sudah banyak orang tua minang modern yang tidak lagi menganggap suku sebagai sebuah syarat utama dalam mengangkat menantu. Namun tetap saja masih banyak juga orang tua yang memegang teguh tradisi ini.

Diangkat Menjadi Film

Adaptasi novel ini difilmkan oeh Sunil Soraya pada tahun 2013 dan menarik jutaan penonton. Film ini sukses mengobati rasa rindu akan film romantis, bukan kisah cinta alay  yang marak saat itu. Dibintangi oleh Herjunot Ali sebagi Zainudin dan Pevita Pearce sebagi Hayati, serta banyak bintang lain seperti Reza Rahadian yang menjadi Suami Hayati.

Tokoh hayati yang diperankan oleh pevita pearce menjadi salah satu karakter yang paling diingat dari film tenggelamnya kapal van dervijck. Kepiawaian pevita beradu peran dengan Herjunot Ali membuat banyak orang yang terbapa perasaan (baper) dengan setiap lika-liku kisah cinta Zainudin dan Hayati.

Ada banyak scene dari film yang kemudian menjadi booming dan dijadikan quote oleh muda-mudi hingga saat ini.

Comments

comments

Apa isi Sinopsis novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

Judul               : Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Pengarang       : HAMKA ( Haji Abdul Malik Karim Amrullah )

Penerbit           : Gema Insani

Tahun Terbit   : 2017 ( cetakan 1 )

Tebal Buku     : 255 halaman

Novel yang ditulis oleh HAMKA ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di daerah Minangkabau ( Sumatera Barat ). Selain masalah adat, dalam novel ini juga digambarkan tentang adanya diskriminasi yang terjadi di masyarakat Minangkabau pada waktu itu.

Perbedaan latar belakang / status sosial yang menghalangi kisah cinta antara Hayati dan Zainudin hingga berakhir dengan kematian.

Dalam kisahnya diceritakan, Zainudin pergi ke kampung halaman ayahnya, di Batipuh ( Padang Panjang ). Di sana lah ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Hayati. Akhirnya muncullah rasa cinta kasih kedua insan tersebut. Namun percintaan keduanya terhambat karena adat istiadat yang masih kuat di daerah Minangkabau.  Zainudin dari keturunan biasa dan miskin, ibunya berdarah Bugis, ayahnya keturunan Minang. Di daerah Minangkabau yang menganut matrilineal maka status Zainudin tidak diakui. Oleh karena itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan Hayati keturunan bangsawan.

Akhirnya lamaran Zainudin ditolak oleh keluarga Hayati karena perbedaan status tadi. Hayati dipaksa menikah dengan  Aziz, laki-laki kaya dan terpandang serta berpendidikan Eropa.

Zainudin kecewa, akhirnya ia memutuskan untuk merantau di Jawa. Dalam perantauannya Zainudin meraih kesuksesan.

Dalam sebuah pertunjukan opera, Zainudin dipertemukan lagi dengan Hayati yang didampingi oleh suaminya. Kehidupan Hayati dengan suaminya tidak bahagia karena tidak didasari rasa cinta, demikian juga sifat Aziz yang suka mabuk-mabukan dan suka main perempuan. Akhirnya Aziz bangkrut dan jatuh miskin. Hayati diserahkan kepada Zainudin, Aziz mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Zainudin tidak bisa menerima Hayati dengan sepenuh hati karena sudah pernah dikhianati cintanya. Hayati dipulangkan ke kampung halamannya oleh Zainudin dengan menaiki kapal Van der Wijck. Dalam perjalanannya menuju ke Minangkabau, tenggelam lah kapal yang dinaiki Hayati.

Kelebihan Novel:

  1. Alur ceritanya sangat memikat dan menyentuh hati, ketika lamaran Zainudin ditolak keluarga Hayati, bahkan sampai Zainudin sakit parah seperti orang yang kehilangan keseimbangan.
  2. Latar tempat dan budaya yang ditampilkan sangat menarik dan deskripsinya mengajak pembaca ke daerah Minangkabau yang sangat indah alam pedesaannya.
  3. Majas yang ditampilkan banyak, sehingga pembaca bisa menikmati keindahan gaya bahasa yang ditampilkan dalam novel tersebut.

Kekurangan Novel :

  1. Adanya diskriminasi pada kehidupan masyarakat yang menggolongkan ada bangsawan dan masyarakat jelata/miskin.
  2. Dari segi bahasa agak susah dipahami karena banyak menggunakan Bahasa Melayu.

Resensator : Dwi Suyanti

Apa isi cerita Sinopsis novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

Novel ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian.

Pesan moral apa saja dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

Amanat yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka : Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksanakan untuk dimiliki. Dalam hidup kita tidak dapat mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup.

Tema apa yang menonjol dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

Kisah dalam novelTenggelamnya Kapal van der Wicjk” bertemakan tetang cinta, adat, keturunan, dan kekayaan. Kisah cinta abadi dari Zainuddin dan Hayati yang tak terpisahkan oleh dunia dan pincangnya adat di negeri Minang. Keturunan dan kekayaan menjadi segala-galanya.

Di manakah latar dalam kutipan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck?

Dengan latar belakang Minangkabau di awal abad 20, novel ini berkisah tentang Zainuddin dan Hayati yang berniat bersama mendirikan rumah tangga berdasar cinta kasih, namun terhalang karena macam-macam aturan tradisi Minangkabau, tapi lahir di Makassar: Pemuda ini dianggap orang asing.

Apakah Van der Wijck kisah nyata?

Ternyata tidak, Tenggelamnya kapal Van der Wijck ini adalah peristiwa nyata yang terjadi pada tahun 1936. Nama Van der Wijck berasal dari nama Gubermur Jenderal Hindia yang memerintah tahun 1839 hingga 1899. Gubernur tersebut bernama Jonkheer Carel Herman Aart Van Der Wijck.