Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Pengalengan atau pengetinan adalah metode pengawetan makanan dengan memanaskannya dalam suhu yang akan membunuh mikroorganisme, dan kemudian menutupinya dalam stoples maupun kaleng.

Siapakah penemu metode pengawetan dengan cara pengalengan?

Proses pengawetan makanan dengan pengalengan kedap air, udara, serta dipanaskan dalam suhu tinggi itu ditemukan oleh warga Prancis bernama Nicolas Appert tahun 1809 di mana saat itu Appert mendapat proyek dari pemerintah Prancis untuk mencari cara agar ransum serdadu militer bisa bertahan lama.

Siapa nama ahli yang mengembangkan proses pembotolan vakum dan teknologi pengalengan pangan?

Mengenal Produk Pengawetan BahanNabati dan HewaniPengolahan dan pengawetan abad ke-19:Nicolas Appertberhasil mengembangkan prosespembotolan vakum untuk keperluan pasukan ditentara Perancis. Teknik ini dikembangkan lebih lanjut menjaditeknologi pengalengan pangan olehPeterDurandpada tahun 1810.

Bagaimana proses pengalengan ikan?

Proses pengalengan ikan meliputi penerimaan ikan, pemotongan kepala dan ekor ikan, pengisian ikan dalam kaleng, pengukusan, pemberian minyak, penutupan kaleng, sterilisasi dan inkubasi.

Apa itu metode pengalengan?

Teknologi pengalengan merupakan salah satu metode pengawetan makanan yang meliputi proses sterilisasi pada suhu sekitar 121 derajat celcius selama minimal 3 menit untuk mematikan bakteri pembusuk makanan.

Tahapan pengolahan makanan ada berapa?

Urutan tahapan pengolahan pangan yang benar, yaitu perencanaan, pelaksanaan pembuatan, dan penyajian atau pengemasan, dan evaluasi.

Bagaimana cara pengawetan ikan dalam kaleng?

Ikan kaleng merupakan ikan dan produk ikan yang telah melalui pemrosesan, dikemas dalam kaleng kedap udara, dan diberikan panas untuk mematikan bakteri di dalamnya serta mematangkannya. Pengalengan merupakan salah satu jenis metode pengawetan makanan dan mampu memperpanjang usia simpan makanan hingga lima tahun.

Apa yang dimaksud dengan pengawetan sistem pengalengan?

Pada intinya, pengalengan ialah salah satu teknik dalam mengemas atau bisa juga menyimpan produk pangan dalam kemasan yang berupa kaleng dimana nanti produk diawetkan secara hermetis. Adapun hermetis ini merupakan proses dalam menjaga supaya produk kedap air, kedap udara, mikroba serta benda asing yang lainnya.

Anda tentu sudah tidak asing dengan makanan yang dikemas dalam kaleng bukan? Memang untuk saat ini ada banyak sekali pabrik pengolahan makanan atau pengalengan makanan yang mengemas produknya dalam kaleng. Pastinya pemilihan kaleng sebagai kemasan produk bukan tanpa alasan. Melainkan karena kaleng memang lebih tahan banting, kedap udara, mudah dibentuk dan juga ringan.

Kaitannya dengan makanan yang dikemas dalam kaleng ini ada istilah yang berkaitan, yaitu pengalengan makanan. Apakah itu? Simak informasi berikut untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut.

Maksud Pengalengan Makanan dan Informasi Lain yang Masih Berkaitan

1. Informasi Tentang Pengalengan Makanan

Pada intinya, pengalengan ialah salah satu teknik dalam mengemas atau bisa juga menyimpan produk pangan dalam kemasan yang berupa kaleng dimana nanti produk diawetkan secara hermetis. Adapun hermetis ini merupakan proses dalam menjaga supaya produk kedap air, kedap udara, mikroba serta benda asing yang lainnya.

Prinsip utama dalam pengalengan ialah pengawetan sekaligus penyimpanan pangan melalui perlakuan khusus guna membunuh mikroba yang terdapat di dalamnya. Oleh sebab itu, dalam pengalengan umumnya disertai proses sterilisasi yang dilakukan secara komersial supaya mikroba pembusuk dan mikroba patogen mati.

2. Kaleng yang Digunakan Sebagai Kemasan

Jika hendak diartikan, kaleng itu ialah wadah yang dibuat dari logam, baik itu aluminium atau plat timah, yang bisa menjadi pembungkus yang kokoh serta baik bila digunakan dalam metode pengawetan suatu produk makanan. Kaleng plat timah umumnya dilapisi dengan timah putih serta bahan pelapis dengan pelindung tertentu.

Tujuannya ialah untuk keamanan serta mencegah adanya kemungkinan reaksi yang bisa mengakibatkan korosi atau kebocoran kaleng. Untuk bahan pelapis yang umum digunakan ialah phenolic, epoxy ester oleo risin, epoxy resin dan vinil. Namun bahan pelapis yang dimaksud juga tidak boleh sembarangan.

Pasalnya ada syarat tertentu yang harus dipenuhi dan diantaranya ialah tidak sampai mempengaruhi aroma apalagi rasa sehingga tidak memberikan dampak buruk pada produk yang terdapat di dalamnya.

3. Karakteristik Kemasan Kaleng

Kemasan kaleng mempunyai karakteristik yang berbeda dari jenis kemasan lainnya. Secara umum, karakteristik kemasan kaleng tersebut ialah bisa dipanaskan, non biodegradable atau tidak bisa diuraikan, memerlukan pelapisan yang wajib disesuaikan dengan produk yang hendak dikemas seperti yang telah disebutkan sebelumnya serta bisa ditempa.

Selain itu, karakteristik lain kemasan kaleng ialah memerlukan sambungan serta penutup guna membentuk suatu kemasan atau wadah, mempunyai sifat konduktor yang tinggi, tidak transparan, bentuknya tetap, kaku atau rigid serta mempunyai kerapatan yang berbeda-beda.

4. Proses Umum Dalam Pengalengan Makanan

Secara umum proses pengolahan makanan yang dikalengkan ada 4 tahap. Tahap yang pertama ialah persiapan kemasan yang dalam hal ini adalah kaleng dan meliputi pembersihan kaleng dan juga pemberian kode. Tahap kedua ialah persiapan bahan mentah. Tahap ini dimaksudkan untuk bahan yang nantinya akan dimasukkan dalam kaleng.

Tahap ketiga ialah pengisian produk dalam kaleng. Dalam tahap ini sebaiknya tidak mengisi kaleng hingga penuh supaya ketika dilakukan sterilisasi masih terdapat ruang kosong untuk pengembangan isi.

Tahap yang keempat ialah pengalengan. Dalam tahap ini bahkan ada 4 langkah sekaligus yaitu exhausting atau pembuangan udara, sealing atau penutupan wadah, sterilisasi atau pemanasan wadah yang telah diisi produk sebelumnya serta cooling atau pendinginan.

Jika Anda tertarik dengan makanan kaleng, selalu cek tanggal kadaluarsanya dulu. Selain itu, pastikan juga untuk memilih produk kalengan yang terbaik dengan mutu terjamin seperti yang dipersembahkan oleh PT. Suryajaya Abadiperkasa. Anda bisa mengunjungi sjap.co.id jika ingin mendapatkan informasi lebih lengkap. Jangan lupa intip-intip variasi produknya ya. Siapa tahu sesuai dengan selera keluarga.

Ilustrasi makanan rendah kalori (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Teknik pengawetan makanan telah digunakan sejak berabad-abad untuk meningkatkan daya simpan dan kualitas. Bahan makanan alami seperti sayuran, buah, daging, ikan, susu, dan masih banyak lagi, bahan-bahan ini tak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

Teknik pengawetan makanan berguna untuk menghindari pembusukan dan memperpanjang waktu penyimpanan makanan. Teknik pengawetan makanan digunakan dengan cara menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan.

Teknik pengawetan makanan sudah diterapkan sejak lama dalam kehidupan manusia. Salah satu cara pengawetan yang paling tua di antaranya adalah pengeringan, pengasinan, dan fermentasi. Metode modern termasuk pengalengan, pasteurisasi, pembekuan, iradiasi, dan penambahan bahan kimia.

Teknik pengawetan makanan bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ada juga teknik pengawetan makanan yang memerlukan teknologi seperti pemanasan pada suhu tertentu. Berikut 8 teknik pengawetan makanan yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/2/2020).

Ilustrasi makanan beku (sumber: iStock)

Pendinginan merupakan teknik pengawetan makanan yang paling mudah dan sering dilakukan. Pendinginan atau pembekuan makanan dilakukan untuk menurunkan suhu agar menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penghambatan ini mencegah makanan membusuk dan basi.

Pendinginan bisa dilakukan menggunakan lemari es atau pembeku, Makanan-makanan yang biasa mengalami proses pendinginan adalah daging dan olahannya, buah, sayuran, susu. 

Gambar ilustrasi

Teknik pemanasan diterapkan pada bahan makanan padat dan cair. Proses pemanasan bertujuan untuk mematikan atau mencegah perkembangan mikroorganisme yang membusukkan makanan. Pemanasan makanan adalah cara yang efektif untuk mengawetkan makanan karena sebagian besar patogen berbahaya terbunuh pada suhu dekat dengan titik didih air.

Dalam hal ini, memanaskan makanan adalah bentuk pengawetan makanan yang sebanding dengan pembekuan tetapi jauh lebih unggul efektivitasnya. Salah satu teknik pemanasan yang paling populer adalah pasteurisasi. Bahan yang biasa dipasteurisasi adalah susu, telur, madu, anggur, jus buah, dan cuka sari apel.

Ilustraasi foto Liputan6

Pengalengan adalah proses menerapkan panas ke makanan yang disegel dalam tabung untuk menghancurkan mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan makanan. Makanan kemudian dikemas dalam kaleng.

Teknik ini menggabungkan proses kimia dan fisika untuk mendapatkan hasil makanan yang lebih tahan lama. Makanan yang biasa dikalengkan meliputi sayur, buah, makanan laut, dan susu.

Gambar ilustrasi

Pengasapan dilakukan dengan meletakkan makanan di suatu tempat lalu diasapi dari bawah tanpa mendekatkannya dengan api. Sebelum diasapi, daging atau ikan biasa direndam dengan air garam, namun ada pula yang langsung diasapi. Makanan harus dijaga agar seluruh bagian makanan terkena asap.

Teknik ini akan mengeringkan makanan dan membuatnya lebih awet karena mikroorganisme tak dapat berkembang di dalamnya. Makanan yang biasa diasapkan adalah daging dan ikan.

Ilustrasi buah kering - kismis (iStockphoto)

Pengeringan dilakukan untuk mengeluarkan air dengan cara penguapan. Pengeringan biasa dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari, aplikasi udara panas, atau melalui permukaan yang terpanaskan.

Pengeringan menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur melalui pembuangan air. Bahan makanan yang biasa dikeringkan seperti ikan, buah, sayur, dan daging.

Ilustraasi foto Liputan6

Pengasinan atau penggaraman adalah metode mengawetkan makanan yang lebih umum sebelum pendinginan modern. Pengasinan menjaga makanan dengan menarik air keluar dari makanan, mencegah bakteri tumbuh dan merusak makanan. Makanan yang biasa diasinkan seperti daging, ikan, telur, dan buah-buahan.

Alasan mengapa garam adalah pengawet yang efektif adalah karena garam mengeluarkan kelembaban dari makanan. Makanan cenderung rusak karena kelembaban yang menyebabkan mikroorganisme merusak makanan. Ketika sesuatu seperti daging terpapar garam dalam jumlah yang tepat, sekitar 20% salinitas, garam mulai menarik uap air dari sel tidak hanya pada makanan tetapi juga bakteri yang ada dalam makanan.

Gambar ilustrasi

Pemanisan adalah metode pengawetan makanan yang mirip dengan pengasinan. Makanan dikeringkan terlebih dahulu dan kemudian dikemas dengan gula. Gula ini bisa berupa kristal dalam bentuk meja atau gula mentah, atau bisa berupa cairan dengan kepadatan gula tinggi seperti madu, sirup, atau molase.

Gula juga digunakan dalam pengalengan dan pembekuan buah-buahan untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan mempertahankan warna dan bentuk alami. Makanan yang sering dimaniskan adalah buah dan sayuran.

Gambar ilustrasi

Fermentasi adalah proses alami di mana mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat seperti pati dan gula menjadi alkohol atau asam. Alkohol atau asam bertindak sebagai pengawet alami dan memberikan rasa khas dan kekenyalan pada makanan yang difermentasi.

Fermentasi juga mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan, yang dikenal sebagai probiotik. Makanan fermentasi banyak ditemui seperti tape, kimchi, yogurt, kefir, anggur, keju, dan masih banyak lagi.

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah

Salah satu produk yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah