Apa itu lahan potensial dan sebutkan jenisnya?

Lahan merupakan bagian permukaan bumi yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik di atasnya. Tanah dan lahan seringkali disamakan namun pada prinsipnya berbeda. 

Lahan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan seperti petanian, perkebunan hingga pemkiman. Ada dua jenis lahan yaitu lahan kritis dan lahan potensial.

Lahan kritis merupakan lahan yang tidak produktif. Andai dikelola, produktifitasnya akan sangat rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi dan pengolahan. Ciri lahan kritis yaitu tandus, gundul dan miskin unsur hara. 

Faktor yang menyebabkan lahan kriris diantaranya sebagai berikut: 

1. Kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan sehingga tidak ada lapisan air tanah. Daerah ini banyak terjadi di daerah karst dan bayangan hujan.

2. Genangan air terus menerus seperti di daerah pantai atau rawa. Sirkulasi air buruk menyebabkan tanah menjadi asam.

3. Erosi tanah dan masswasting yang biasanya terjadi di daerah lereng terjal, pegunungan perbukitan yang bertekstur tanah yang labil.

4. Penambangan bahan galian yang merusak lapisan tanah atas seperti batubara.

5. Pencemaran oleh polutan seprti pestisida dan limbah rumah tangga atau industri.

6. Pembekuan air yang biasanya terjadi di daerah lintang tinggi atau pegunungan tinggi.

7. Kebakaran lahan.

Apa itu lahan potensial dan sebutkan jenisnya?
Lahan kritis karena kekeringan panjang

Lahan kritis yang dibiarkan lama maka akan sulit dikembalikan seperti semula sehingga dapat mengancam kehidupan mahluk hidup di atasnya. Beberapa upaya untuk menganggulangi lahan kritis diantaranya adalah:

1. pembuatan terasering di daerah miring.

2. melakukan reboisasi di daerah gundul.

3. reklamasi lahan bekas tambang.

4. melakukan pengerukan sungai secara berkala.

5. pemupukan dengan pupuk organik.

6. tidak membuang sampah plastik ke tanah.

7. mengelola lahan sesuai peruntukannya dan kelas kemampuan lahan.

8. melestarikan Daerah Aliran Sungai.

Lahan potensial merupakan lahan yang belum dimanfaatkan tapi punya nilai ekonomi yang tinggi. Jika diolah secara tepat maka akan menghasilkan produk yang sangat tinggi. Lahan potensial memiliki tingkat kesuburan tinggi. 

Lahan potensial tersebar di daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Lahan di daerah pantai didominasi oleh tanah aluvial yang kaya mineral seperti di muara sungai. Delta-delta sungai merupakan daerah subur dan sering menjadi awal mula pusat kegiatan manusia seperti Delta Sungai Nil.

Apa itu lahan potensial dan sebutkan jenisnya?
Lahan potensial sangat produktif jika dikelola maksimal

Daerah dataran rendah jika curah hujan cukup bisa menjadi lahan subur dan cocok untuk pertanian. Saluran irigasi juga memainkan peranan penting dalam pengolahan lahan di dataran rendah. 

Lahan di daerah pegunungan banyak mendapat curah hujan dan endapan material dari erupsi sehingga sangat subur. Daerah pegunungan cocok untuk budidaya sayuran. Upaya pelestarian dan peningkatan manfaat lahan potensial dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut:

1. merencanakan pembangunan dengan asas pembangunan berkelanjutan.

2. membuat master plan perencanaan ruang sesuai kondisi lahan.

3. mengendalikan pembangunan pemukiman.

4. melakukan diversifikasi pertanian.

Gambar: digitalfilipina.com, cnbc.com

Oleh: Ir. IGA Maya Kurnia, M.Si (PP Madya pada Distanak Kabupaten Buleleng)

Pertanian Lahan Kering merupakan budidaya tanaman pertanian di lahan yang kurang air dan tanah yang kurang subur. Lahan kering ditandai dengan rendahnya curah hujan ( < 250 - 300 mm/tahun), indek kekeringan (rasio)/perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0.2), variasi tanaman sangat terbatas (hanya semak belukar, rerumputan dan pepohonan kecil di daerah tertentu), suhu yang sangat tinggi (+49oC pada musim panas), tekstur tanah adalah pasir dan memiliki salinasi yang tinggi pada tanah dan air tanahnya yang diakibatkan oleh tingginya evaporasi dan infiltrasi. Lahan kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah dengan kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada antisiklon tropisme. Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya perputaran angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis khatulistiwa dan perputaran angin yang searah jarum jam di daerah selatan garis khatulistiwa. Terdapat tiga jenis iklim di daerah lahan kering, yakni (1).Iklim Mediterania : hujan terjadi di musim gugur dan dingin, (2).Iklim Tropisme : hujan terjadi di musim panas, (3).Iklim Kontinental : hujan tersebar merata sepanjang tahun.

Kondisi ekstrim dan tidak bersahabat yang terjadi di daerah lahan kering tersebut menyebabkan beberapa kendala untuk membudidayakan tanaman pertanian, beberapa kendala tersebuat adalah sebagai berikut :(a).Air sebagai faktor pembatas dalam memproduksi tanaman pertanian, (b).Musim tanam yang sangat pendek dan hanya beberapa tanaman yang dapat dibudidayakan, (c).Sodium Klorida (NaCl) sebagai penyebab utama terjadinya tanah mengandung kadar garam tinggi, (d).Daya kapilaritas tanaman yang sangat tinggi akibat tingginya evaporasi menyebabkan tanah mengandung kadar garam yang tinggi
Adapun beberapa solusi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi kendala-kendala yang ada tersebut, yakni : (1).Mencari sumber mata air alternatif, (2).Menginformasikan kondisi lahan kering dan cara penanggulangannya kepada pihak pemerintah, swasta dan masyarakat, (3).Menggunakan tanaman yang resisten dan sistem irigasi yang efektif dan efisien, (4).Manajemen sumberdaya air secara terpadu, (5).Meningkatkan sistem pemanenan air hujan.

Istilah pertanian lahan kering menurut Tejoyuwono (1989) dalam Suwardji (2003) menyarankan beberapa pengertian sebagai berikut : untuk kawasan atau daerah yang memiliki jumlah evaporasi potensial melebihi jumlah curah hujan actual atau daerah yang jumlah curah hujannya tidak mencukupi untuk usaha pertanian tanpa irigasi disebut dengan “Daerah Kering” sedangkan untuk lahan dengan draenase alamiah lancar dan bukan merupakan daerah dataran banjir, rawa, lahan dengan air tanah dangkal, atau lahan basah alamiah lain istilahnya lahan atasan atau Upland, dan untuk lahan pertanian yang diusahakan tanpa penggenangan, istilahnya lahan kering. Kesepakatan pengertian lahan kering dalam seminar nasional pengembangan wilayah lahan kering ke 3 di Lampung : (upland dan rainfed) adalah hamparan lahan yang didayagunakan tanpa penggenangan air, baik secara permanen maupun musiman dengan sumber air berupa hujan atau air irigasi (Suwardji, 2003)). Definisi yang diberikan oleh soil Survey Staffs (1998) dalam Haryati (2002), lahan kering adalah hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama periode sebagian besar waktu dalam setahun. Tipologi lahan ini dapat dijumpai dari dataran rendah (0-700 m dpl) hingga dataran tinggi (> 700m dpl). Dari pengertian diatas, maka jenis penggunaan lahan yang termasuk dalam kelompok lahan kering mencakup: lahan tadah hujan, tegalan, lading, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak, padang rumput, dan padang alang-alang.  Lahan kering mempunyai potensi yang cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas yang mencapai 52,5 juta ha (Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia maka pengembangan sangat perlu dilakukan. Menurut Simposium Nasional tentang Lahan Kering di Malang (1991) penggunaan lahan untuk lahan kering berturut adalah sebagai berikut: hutan rakyat, perkebunan, tegalan, tanah yang sedang tidak diusahakan, ladang dan padang rumput.

Teknologi Konservasi Air pada Pertanian Lahan Keringpada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau. Konservasi air dapat dilakukan dengan (a) meningkatkan pemanfaatan dua komponen hidrologi, yaitu air permukaan, dan air tanah dan (b) meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi.Pengelolaan air permukaan (surface water management) meliputi (1) pengendalian aliran permukaan; (2) pemanenan air (water harvesting); (3) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah; (4) pengolahan tanah; (5) penggunaan bahan penyumbat tanah dan penolak air; dan (6) melapisi saluran air. Pengelolaan air bawah permukaan tanah (sub-surface water management) dapat dilakukan dengan (1) perbaikan drainase; (2) pengendalian perkolasi (deep percolation) dan aliran bawah permukaan (sub-surface flow); dan (3) perubahan struktur tanah lapisan bawah. Perbaikan drainase akan meningkatkan efisiensi pemakaian air oleh tanaman, karena hilangnya air yang berlebih (excess water) akan memungkinkan akar tanaman berkembang lebih luas ke lapisan tanah yang lebih dalam daripada hanya terbatas di lapisan atas yang dangkal yang akan cepat kering jika permukaan air tanah menurun. Teknologi konservasi air dirancang untuk meningkatkan masuknya air ke dalam tanah melalui infiltrasi dan pengisian kantong-kantong air di daerah cekungan serta mengurangi kehilangan air melalui evaporasi. Untuk mencapai kedua hal tersebut upaya-upaya konservasi air yang dapat diterapkan adalah teknik pemanenan air (water harvesting), dan teknologi pengelolaan kelengasan tanah. Penerapan teknologi panen air dimaksudkan untuk mengurangi volume air aliran permukaan dan meningkatkan cadangan air tanah serta ketersediaan air bagi tanaman. Dengan demikian pengelolaan lahan kering tidak semata-mata tergantung kepada air hujan, melainkan dapat dioptimalkan melalui pemanfaatan sumber air permukaan (surface water) maupun air tanah (groundwater).

Rekomendasi :
Teknologi Konservasi Air pada Pertanian Lahan Kering (Subagyono et al., 2004). Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering Berlereng. 2004. Editor: Kurnia, et al.).
Text, Ch. 15, desertification in Ch. 16, pp. 333-334. Hammond, A.L. 1990. World resources, 1990-91. Oxford University Press, New York. Ch. 1.    Tivy, 1992. Chs. 12,13.English version

Apa yang dimaksud dari lahan potensial?

Lahan potensial merupakan sebidang tanah yang dapat dikelola oleh manusia sehingga memberikan hasil yang tinggi dengan biaya pengelolaan minim. Lahan potensial adalah lahan pertanian yang produktif. Berikut beberapa lahan potensial sesuai letak geografisnya: Pemanfaatan lahan di daerah dataran rendah.

Apa itu lahan potensial dan lahan kritis?

Lahan kritis adalah kondisi lahan yang tidak fungsional sedangkan lahan potensial adalah kondisi lahan yang mampu memenuhi daya dukung lingkungan.

Bagaimana ciri tanah potensial?

Salah satu ciri dari tanah potensial adalah memiliki sirkulasi air dan udara yang berlangsung dengan baik. Sirkulasi air dan udara yang baik akan berdampak pada kondisi tanah yang menjadi gembur serta erosi tanah akan berkurang sehingga tanaman dapat tumbuh dengan maksimal dengan biaya pengelolaan yang kecil.

Manfaat lahan potensial untuk apa saja?

Tak hanya untuk pertanian, lahan potensial juga dapat dimanfaatkan untuk perkebunan, pemukiman, hutan, atau kegiatan lainnya yang bernilai ekonomi. Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya peningkatan kesejahteraan hidup manusia.