Pengertian Kesiapan Kerja – Perusahaan selalu punya cara sendiri dalam merekrut karyawan barunya. Caranya pun beragam, namun secara umum ada beberapa tahap dalam proses seleksi, tes tulis, psikologi, hingga wawancara. Calon karyawan yang telah mencapai proses wawancara akan dilihat seperti apa kesiapan kerjanya. Pertanyaan yang dilontarkan pewawancara untuk calon karyawan tentang kesiapan kerja, tidak lebih dan tidak kurang adalah melihat sejauh apa pengetahuan dan keinginan calon karyawan tentang posisi yang dilamarnya. Maka dari itu pada tulisan ini universitaspsikologi.com akan coba membahas hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan kerja tersebut. Show Pengertian Kesiapan KerjaKesiapan kerja atau disebut juga kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan (UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Menurut Slameto (dalam Setiyawan, 2013) Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon”. Kondisi tersebut mencangkup setidak-tidaknya tiga aspek yaitu: 1) Kondisi fisik, mental, dan emosional; 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan; 3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari. Kesiapan kerja dapat didenifinisikan sebagai kemampuan dengan sedikit atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang dibutuhkan juga dikehendaki (Ward dan Riddle dalam Agusta, 2015). Menurut Utami, (2016) Kesiapan kerja adalah kapasitas seseorang dalam meningkatkan kemampuan bekerjanya yang terdiri dari ilmu pengetahuan dan keahlian serta sikap seseorang tersebut. Selanjutnya kesiapan kerja adalah suatu kondisi yang menunjukkan keserasian antara kematangan fisik dan mental serta pengalaman belajar sehingga individu memiliki kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kematangan mental yang cukup didukung dengan fisik atau berfungsinya indera dan organ tubuh sesuai dengan bidang keahliannya (Cony Semiawan dalam Munfaqih , 2013). Menurut Fitriyanto (dalam Rahman, 2015) kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukan adanya keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam hubungan dengan pekerjaan. Berdasarkan pengertian di atas maka kesiapan kerja dapat kesimpulan bahwa kondisi seseorang dalam meningkatkan kemampuan dari ilmu pengetahuan yang di dapat juga kematangan fisik dan mental serta kemampuan yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi Aspek-aspek Kesiapan KerjaSetiap individu mempunyai kesiapan kerja yang berbeda-beda, keberhasilan dalam memiliki kesiapan kerja dapat diamati dari aspek-aspek kesiapan kerja. Menurut Robbins dan Judge (2007), terdapat dua aspek dalam kesiapan kerja, yaitu:
Sedangkan menurut Brady (2010), terdapat enam aspek kesiapan kerja yaitu sebagai berikut: a. Tanggung Jawab (Responsibility)Tanggung jawab merupakan bentuk kesadaran individu dalam berperilaku untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas selama berada ditempat kerja meskipun tanpa adanya pengawasan dari orang lain. Individu yang siap untuk bekerja maka, memiliki perasaan atau keinginan untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Tanggung jawab melibatkan integritas pribadi, b. Fleksibilitas (Flexibility)Fleksibilitas merupakan kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan tuntutan di tempat kerja. Individu yang mampu memiliki fleksibilitas dapat menerima perubahan yang terjadi, baik itu perubahan yang dapat diprediksikan ataupun perubahan yang tidak dapat diprediksikan. Selain itu, individu dapat lebih aktif dan siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pada jadwal kerja, jam kerja dan tugas-tugas dari tempat kerja. c. Keterampilan (Skills)Individu yang siap bekerja mengetahui mengenai kemampuan dan keahlian yang dimiliki untuk dibawa ke dalam situasi kerja baru. Mereka mampu mengidentifikasi keterampilan yang dimiliki sebagai kekuatan untuk untuk mengerjakan tugas ditempat kerja. Selain itu, mereka juga harus bersedia untuk mendapatkan keterampilan baru sesuai tuntutan pekerjaan dan berpartisipasi dalam pelatihan karyawan serta program pendidikan berkelanjutan. d. Komunikasi (Communication)Individu yang siap kerja memiliki kemampuan komunikasi yang dapat digunakan untuk berhubungan secara interpersonal ditempat kerja. Apabila individu mampu berkomunikasi dengan baik akan lebih mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Selain itu, individu mampu untuk mengikuti perintah atau petunjuk, memahami bagaimana cara meminta bantuan, dapat menerima kritik dan masukan serta individu juga saling menghormati dan berhubungan baik dengan atasan maupun rekan kerja. e. Pandangan diri (Self View)Pandangan diri (self view) berkaitan dengan proses intrapersonal individu, mengenai keyakinan tentang dirinya dan pekerjaan. Pandangan diri (self view) merupakan salah satu aspek yang penting dalam komponen kesiapan kerja, karena teori diri memiliki peranan yang penting dalam pemahaman terhadap individu dan bagaimana setiap orang memandang dirinya dalam hidup dan situasi kerja. Individu yang siap bekerja maka, mereka menyadari dengan kemampuan yang dimilikinya, penerimaan, keyakinan, dan rasa kepercayaan diri yang ada dalam diri mereka. f. Kesehatan dan Keselamatan (Health & Safety)Individu yang siap kerja dapat menjaga kebersihan dan mampu merawat diri serta sehat secara fisik dan mental. Melalui jiwa yang sehat maka, individu dapat menggunakan atau mengoperasikan peralatan mesin yang terdapat ditempat kerja secara tepat sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu, individu dapat bersedia mengikuti kebijakan atau peraturan yang terdapat ditempat kerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dengan memakai perlengkapan atau pakaian yang telah disediakan. Ciri-ciri Kesiapan KerjaMenurut Sofyan (1991), terdapat tiga ciri-ciri yang menunjukkan seseorang memiliki kesiapan kerja, yaitu:
Sedangkan menurut Anoraga (2009), ciri-ciri seseorang memiliki kesiapan kerja adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan KerjaMenurut Winkel dan Hastuti (dalam Agusta, 2015) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja sebagai berikut: a. Taraf intelegensi, kamampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berfikir memegang peranan. b. Bakat, kemampuan yang menonjol disuatu bidang kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian. c. Minat, mengandung makna kecenderungan yang agak menetap pada seseorang yang merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang mengikuti berbagai kegiatan. d. Pengetahuan, informasi yang dimiliki pada bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. e. Keadaan jasmani, ciri-ciri yang dimiliki seseorang, seperti tinggi badan, tampan, dan tidak tampan, ketajaman penglihatan, dan pendengaran baik dan kurang baik, mempunyai kekuatan otot tinggi atau rendah dan jenis kelamin. f. Sifat-sifat, ciri-ciri kepribadian yang sama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti ramah, tulus, terbuka, tertutup, dan ceroboh. g. Nilai-nilai kehidupan, individu berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta berpengaruh terhadap prestasi pekerjaan. |