Apa saja dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan?

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Lancang Kuning - Pernahkah teman – teman mengikuti kegiatan pariwisata? Ke daerah manakah teman – teman melakukan kegiatan itu? Dan bersama siapa kah kalian melakukan pariwisata tersebut? Hal tersebut tidak perlu teman – teman jawab secara tertulis, cukup jawab dengan perkataan saja ya. Berwisata adalah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan.

Kadang, seseorang melakukan wisata dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan, atau bahkan sebagai penghibur dikala kesedihan. Ketika seseorang merasa sedih, ia akan menemukan banyak cara untuk kembali membaikkan suasana hatinya, cara tersebut tergantung dengan pribadi kita masing – masing.

Baca juga : Tempat Wisata di Riau

Ada banyak cara yang dapat dilakukan, mulai dari mendengarkan musik, membaca buku atau novel, komik atau bahkan pergi wisata ke suatu tempat. Biasanya orang – orang yang hobi berwisata adalah mereka yang berjiwa travelling.

Tapi tak jarang para wisatawan itu adalah orang awam yang mencoba melakukan hal baru dalam hidupnya, seperti berkunjung untuk mengetahui kebiasaan dan kebudayaan suku di daerah – daerah kecil seperti pedesaan, atau menikmati keindahan alam disuatu daerah. Di tengah kesibukan bekerja, seseorang pun membutuhkan sebuah penyegar pandangan yang indah, dan enak dipandang.

Banyak orang menginginkan untuk berkunjung ke daerah yang segar, yang memiliki kesejukan udara, yang jauh dari kata “macet” serta jauh dari kebisingan orang – orang. Ada beberapa tempat favorit yang cocok dikunjungi untuk berwisata, misalnya daerah pegunungan dan daerah laut. Wah, terbayang sudah keindahan dunia ini, ciptaan Tuhan.

Semoga itu tak menjadi pengurang rasa syukur kita kepada Tuhan atas segala karunia –Nya. Kita hanya perlu menjaga dan menikmati hasil ciptaan-Nya yang sedemikian indah. Setiap orang memiliki standar kebahagiaan yang berbeda- beda, ada yang bisa bahagia dengan melihat deburan ombak, semilir angina pantai.

Dan ada pula yang bahagia hanya dengan melihat keindahan bumi dari atas puncak gunung tertinggi. Kita memiliki cara masing – masing untuk bahagia. Teman – teman lebih suka berkunjung ke gunung atau ke pantai? Jika saya, suka dua – duanya.

Baca juga : Perbedaan Asam, Basa dan Garam

Tapi jika di dunia ini kita tidak dibolehkan memilih kedua – duanya, maka saya akan memilih pantai. Pantai itu indah. Gunung juga indah, bagi saya mendaki gunung juga memiliki keistimewaan luar biasa.  Merasakan lelahnya mendaki, hingga kaki pegal. Tapi semua itu terbayar saat kita tiba di puncak gunung.

Tapi harus lelah lagi, saat turun gunung. Saya belum pernah ke gunung, jadi saya tidak tahu bagaimana capeknya mendaki gunung, hanya mendengar cerita orang lain. Oke back to topic. Pada artikel ini kita akan membahas dampak positif serta negatif dari pariwisata untuk lingkungan. Langsung saja, berikut adalah dampak positifnya :

1. Melestarikan daerah tersebut

Daerah yang segar, bersih dan menenangkan harus tetap dijaga. Jangan sampai semua hal itu hilang. Dengan adanya minat pengunjung untuk berwisata ke suatu daerah, maka otomatis kebersihan dan kelestarian lingkungan tersebut akan ikut terjaga, karena akan ada pihak yang mengelolanya.

  1. Kebersihan lingkungan lebih terjaga
  2. Menyembuhkan mental seseorang

Seseorang yang sempat terguncang jiwanya, cenderung membutuhkann ketenangan. Ia butuh waktu dan ruang untuk dapat memahami dan mencoba menerima hal baru yang ada di hidupnya. Ia membutuhkan waktu untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri, meski cara ini bukan merupakan cara yang seratus persen dapat menyembuhkan mental seseorang tapi hal ini perlu dicoba.

Adapun dampak negatif dari pariwisata bagi lingkungan yaitu :

2. Dapat menimbulkan kerusakan

Sebenarnya ini hal sederhana yang tidak seratus persen pasti terjadi, kerusakan yang terjadi dapat diakibatkan oleh terlalu banyak pengunjung yang keluar – masuk sebuah tempat wisata. Entah itu kerusakan perlatan atau kerusakan lingkungan daerah itu sendiri, karena masyarakat atau pengunjung yang kurang menjaga kebersihan.

Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

3.Penebangan hutan

Tak jarang, tempat wisata di Indonesia ini berlokasi di daerah yang teduh, misalnya seperti daerah pepohonan yang semula lebat. Karena ingin dibangun menjadi sebuah tempat wisata maka suatu pihak tak segan untuk menebang pohon agar bisa membangun sebuah tempat wisata.

Saya rasa cukup artikel hari ini, semoga teman – teman mendapatkan manfaat setelah membacanya, dan maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Sekian.(Rita)

sumber: //edipurwanto.com/apa-saja-dampak-negatif-pariwisata-pada-aspek-sosial.html

Pandemi Covid-19 yang sedang berjalan memasuki tahun ke-2 memang luar biasa. Perekonomian di seluruh dunia terdampak dan rusak berat. Salah satu industri yang paling terkena imbas adalah sektor pariwisata karena hampir semua negara membatasi perjalanan. Semua bisnis yang berada di sektor ini benar-benar tiarap sampai entah kapan.

Namun, di sisi lain, terhentinya aktivitas pariwisata memberikan waktu sejenak untuk lingkungan beristirahat. Kenapa? Karena meski menguntungkan bagi perekonomian, banyak dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan yang tidak disadari.

Beberapa contoh dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan bisa disebutkan di bawah ini

1> Produsen gas rumah kaca

Terbang dari satu tempat ke tempat lain saat berwisata memang menyenangkan, hemat waktu, tenaga, dan nyaman. Sayangnya, semua itu harus dibayar oleh lingkungan.

Pesawat yang ditumpangi , sama seperti kendaraan bermotor lainnya, merupakan salah satu sumber gas rumah kaca, seperti karbondioksida, karbon monoksida, dan lainnya, yang luar biasa besar juga. Semakin berkembang pariwisata, semakin banyak penerbangan, semakin banyak gas buang yang dilemparkan ke atmosfer.

Menurut penelitian, transportasi untuk turisme menyumbang 5 persen dari emisi gas yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.

Dengan terhentinya pariwisata, otomatis penerbangan berkurang dan industri penerbangan merana, tetapi penyebar emisi gas rumah kaca berkurang.

2> Kerusakan lingkungan

Banyak sekali lokasi wisata alam baru yang hadir di berbagai daerah Indonesia. Berkembangnya media sosial sering menyebabkan sebuah tempat yang sebelumnya tidak dikenal kebanjiran pelancong dan menjadi tempat wisata terkenal.

Perekonomian di sekitar lokasi tersebut pasti akan meraup keuntungan, tetapi secara ekologis, tempat itu mengalami kerugian berupa kerusakan lingkungan.

Sebuah tempat pariwisata pasti akan memerlukan banyak fasilitas, seperti tempat makan, toilet, tempat berkumpul, tempat beribadah, fasilitas permainan, dan sebagainya. Itu semua merupakan tuntutan industri pariwisata.

Mau tidak mau, banyak lahan di lokasi yang sebelumnya alami itu harus berubah bentuk. Banyak bangunan harus didirikan dengan mengorbankan tanah dan alam yang sebelumnya hidup dengan tenang.

Yang lebih buruk lagi, penataan tempat tersebut acap kali tidak memperhatikan estetika dan kelestarian lingkungannya.

3> Sampah bertebaran

Jangankan di tempat yang tidak ada petugasnya, di lokasi wisata yang petugasnya rajin berkeliling saja, pengunjung tempat wisata, terutama di Indonesia, tetap saja membuang sampah sembarangan.

Contohnya saja, foto dalam tulisan ini yang diambil di Taman Kartini, Rembang, Jawa Tengah. Botol bekas minuman tergeletak di pasir pantai. Ini merupakan penyebab bencana ekologi karena plastik baru bisa terurai ratusan tahun dan bila termakan hewan akan menyebabkan kematian.

Contoh lainnya adalah di destinasi wisata terkenal , Kebun Raya Bogor. Dalam tulisan Pengunjung Tidak Peduli, Pengelola Lalai = Bau Busuk di Sudut Taman Teijsman (KRB), bisa terlihat betapa pengunjung seenaknya membuang sampah ke aliran air. Padahal, lokasi turisme ini bersebelahan dengan Istana Bogor dan rutin petugas berkeliling untuk mengingatkan.

4> Kerusakan sumber daya air

Bermain golf itu salah satu jenis wisata eksklusif dan digemari banyak orang. Tidak sedikit orang bersedia membayar mahal keanggotaannya. Olahraga ini juga terkesan bersih dan minim dampak terhadap lingkungan.

Namun, sebenarnya tidak. Untuk merawat rumput dan berbagai tanaman di sebuah lapangan golf, pengelolanya pasti akan menggunakan pestisida, pupuk, dan berbagai zat kimia lainnya.

Semua itu akan meresap ke dalam tanah dan menyebabkan kerusakan pada sumber air tanah. Jangan lupakan juga bahwa para pemain golf biasanya akan datang bermobil dan menyebabkan polusi udara juga.

Industri pariwisata memang dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian dimanapun. Perputaran uangnya begitu besar dan tentunya dapat menghidupi banyak orang.

Namun, tidak berarti demi ekonomi, lingkungan harus dikorbankan. Pariwisata pun harus diatur, dikelola dengan bijaksana dan juga dikembangkan agar lebih ramah lingkungan.

Kalau tidak, perlahan tetapi pasti dampak buruk pariwisata terhadap lingkungan akan terus meningkat. Sehingga pada akhirnya akan merugikan umat manusia juga.

Sesuatu yang tentunya tidak dikehendaki.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA