Apa saja fungsi-fungsi manajemen logistik yang berkaitan dengan sistem administrasi dalam perusahaan

Sampingan — Berbicara mengenai bisnis, tentunya manajemen logistik menjadi salah satu hal yang harus diketahui. Pengertian manajemen logistik adalah sebuah penerapan pada berbagai prinsip manajemen dalam aktivitas logistik untuk menggerakan personil dan barang agar bisa dilakukan secara lebih efisien dan lebih efektif sehingga perusahaan skala kecil dan besar terus maju dan berkembang.

Dengan manajemen logistik yang baik maka semua proses perencanaan, pelaksanaan, dan berbagai informasi suatu titik konsumsi bisa memenuhi kebutuhan para konsumen. Kesimpulan mengenai manajemen logistik adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan pengelolaan logistik sebuah bisnis.

Fungsi Manajemen Logistik

Manajemen logistik memiliki berbagai fungsi yang sangat penting untuk semua hal yang terjadi dalam bisnis. Berikut beberapa fungsi manajemen logistik dalam bisnis:

1. Perencanaan dan Pemenuhan Kebutuhan

Dalam hal perencanaan dan pemenuhan kebutuhan, fungsi manajemen logistik adalah sebagai perencanaan dan penentu keperluan dari setiap program organisasi yang meliputi analisa produk, skala prioritas dan juga ketersediaan produk.

Aktivitas perencanaan juga harus memperhatikan anggaran yang disediakan oleh perusahaan, faktor ketersediaan dan juga kemudahan dalam mengakses suatu barang.

2. Fungsi Pengadaan

Fokus penting yang harus diperhatikan dalam manajemen logistik diantaranya adalah pengadaan barang. Jika terjadi ketidaksesuaian anggaran, nantinya akan mengalami kesulitan dalam mengubah perencanaan sehingga pihak manajemen logistik harus melakukan improvisasi dalam mengelola kegiatan logistik dengan perubahan budget yang terbatas.

3. Penganggaran

Salah satu fungsi penganggaran dalam manajemen logistik adalah untuk memastikan apakah kebutuhan pengadaan barang sudah sesuai dengan anggaran perusahaan. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan perubahan pada perencanaannya.

4. Penyimpanan dan Penyaluran

Fungsi lain manajemen logistik dalam menyimpan dan menyalurkan adalah mengetahui produk barang mana yang sudah diperoleh pada tempat yang memang sudah seharusnya. Sehingga barang tersebut bisa disalurkan ke pihak lain sesuai dengan SOP Perusahaan.

5. Pemeliharaan

Fungsi lainnya adalah pemeliharaan barang yang berguna untuk memastikan produk barang yang tersimpan aman dan tidak cepat rusak.

6. Penghapusan

Fungsi manajemen logistik lainnya adalah berupa aktivitas penghapusan untuk memisahkan barang yang sudah rusak atau tidak layak, memperbaikinya atau menggantinya dengan yang sesuai.

7. Pengendalian

Manajemen logistik berguna juga dalam pengendalian yang dilakukan oleh seorang manajer logistik dengan tujuan memastikan seluruh fungsi logistik bisa dilakukan sesuai harapan.

Manfaat Manajemen Logistik

Manajemen logistik yang baik dan teratur akan mendatangkan banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan. Berikut beberapa manfaat manajemen logistik yang bisa Anda dapatkan:

1. Persediaan

Dengan manajemen logistik yang baik maka ketersediaan barang bisa diatur sehingga kegiatan operasional perusahaan bisa lancar.

2. Transportasi

Dalam aktivitas logistik diperlukan alat transportasi sehingga perusahaan dapat menerapkan manajemen logistik yang baik dan memastikan proses penyaluran barang berjalan dengan lancar.

3. Fasilitas

Fasilitas logistik sangat diperlukan agar semua aktivitas logistik berjalan lancar. Perusahaan dengan manajemen logistik yang baik mengetahui fasilitas yang diperlukan untuk mendukung aktivitasnya.

4. Layanan

Manajemen logistik yang baik akan memperhatikan layanan yang tidak hanya berfokus pada konsumen saja tetapi juga supplier.

5. Manajemen dan Administrasi

Dalam sebuah aktivitas manajemen tentunya harus didukung dengan administrasi sehingga setiap kegiatan bisa tercatat dengan baik dan teratur sehingga seluruh informasi bisa ditemukan dengan mudah.

6. Pemecahan Masalah

Dalam proses penyediaan barang pasti akan ada saja masalah, sehingga dengan manajemen logistik yang baik maka setiap masalah bisa diatasi dengan cepat dan tepat.

7. Kepercayaan dari Konsumen

Kepercayaan konsumen akan dirasakan ketika perusahaan memberikan pelayanan yang baik, seperti dalam hal penyampaian informasi, ketepatan waktu dan pelayanan yang baik.

Apa Perbedaan Manajemen Aset dan Manajemen Logistik?

Manajemen aset adalah proses yang berkaitan dengan praktis teknis, keuangan dan juga manajemen. Jika dijabarkan, manajemen aset adalah pengambilan sebuah keputusan dan penerapannya harus sesuai dengan perolehan, penggunaan dan distribusi aset dalam perusahaan.

Tidak hanya itu, manajemen aset juga bertujuan untuk mempertahankan dan mengoperasikan aset secara ekonomi melalui akuisisi, pembuatan, operasi, pemeliharaan hingga penghapusan sehingga tujuan bisa tercapai.

Sedangkan manajemen logistik, bertujuan untuk membantu perusahaan mengurangi biaya dan meningkatkan layanan kepada pelanggan. Manajemen logistik tentunya sangat penting dalam Supply Chain Management yang digunakan dalam memenuhi permintaan pelanggan dalam proses perencanaan, keefisienan dan juga keefektifan aliran dan penyimpanan barang.

Nah, itulah beberapa pengertian mengenai manajemen logistik, manfaat dan juga fungsinya. Berbeda dengan manajemen aset, manajemen logistik lebih berfokus pada Supply Chain Management sehingga semua barang bisa terpenuhi dan sampai dengan baik untuk konsumen.

Meningkatkan Efektifitas Manajemen Logistik dengan Staf Logistik Berkualitas

Tentunya untuk memastikan manajemen logistik sesuai dengan yang sudah dijabarkan, diperlukan staf berkualitas dengan sistem staffing yang komprehensif. Untuk mengoptimalisasi pengelolaan staf gudang guna menunjang kelancaran manajemen logistik, perusahan dapat menggunakan platform Digital Staffing dari Sampingan Business. 

Dengan Sampingan Business, perusahaan Anda akan dipermudah dari segi pengelolaan staff baik itu staff logistik maupun staff gudang. Adapun pengelolaan yang dimaksud terdiri dari mengelola kinerja staff, absensi, dan juga penggajian pekerja sesuai dengan regulasi daerah.

Melalui Sampingan Business, perusahaan dapat menghemat waktu dan lebih fokus ke aspek lain seperti penyusunan strategi bisnis. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi tim Sampingan Business melalui link ini.

Baca juga: Tantangan Utama yang Sering Dihadapi Logistik

Oleh Muchlisin Riadi Maret 20, 2019

Manajemen logistik adalah suatu proses atau kegiatan perencanaan, pengendalian dan pelaksanaan dalam pengelolaan barang/material, mulai dari penentuan dan pengadaan barang, penyimpanan barang, penyaluran barang, pemeliharaan barang, penghapusan barang dan pengendalian barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.


Manajemen logistik merupakan bagian dari Manajemen Rantai Pemasok (Supply Chain Management atau SCM) yaitu sistem terintegrasi yang mengkoordinasikan keseluruhan proses diorganisasi atau perusahaan dalam mempersiapkan dan menyampaikan produk atau jasa kepada konsumen. Berikut definisi dan pengertian manajemen logistik dari beberapa sumber buku:
  • Menurut Abbas (2012), manajemen logistik adalah suatu proses kegiatan fungsional untuk mengelola material, yang meliputi kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan pengendaliannya. 
  • Menurut Subagya (1994), manajemen logistik adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencapai daya guna efisiensi yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa.
  • Menurut Siahaya (2012), manajemen logistik adalah bagian dari Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan aliran barang secara efektif dan efisien, meliputi transportasi, penyimpanan, distribusi dan jasa layanan serta informasi terkait mulai dari tempat asal barang sampai ke tempat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 
  • Menurut The Council of Logistics Management (CLM), manajemen Logistik merupakan bagian proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalian keefisienan dan keefektifan aliran penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Febriawati, 2013). 
  • Menurut Bowersox (1996), manajemen logistik merupakan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lokasi, fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan, dan penyimpanan.
Manajemen logistik bertujuan agar barang atau bahan yang diperlukan untuk proses produksi atau kegiatan operasional dapat tersedia dengan kuantitas, kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan dengan biaya seefisien mungkin, melalui penerapan konsep standarisasi (standar teknik, standar penyimpanan, pemusnahan, pengadaan), optimalisasi (sesuai dengan kebutuhan) dan akurasi. Menurut Lumenta (1990), terdapat tiga tujuan manajemen logistik, yaitu:
  1. Tujuan operasional, yaitu tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu serta waktu yang dibutuhkan.
  2. Tujuan keuangan, yaitu terlaksananya tujuan operasional dengan baya serendah-rendahnya dengan hasil yang optimal.
  3. Tujuan pengamanan, agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai persediaan yang sesungguhnya dalam sistem akuntansi.
Menurut Taurany (2007), terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang dalam manajemen logistik, yaitu sebagai berikut:
  1. Barang dan jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan. 
  2. Barang dan jasa harus diperoleh dengan harga yang serendah mungkin, tanpa mengubah spesifikasi.
  3. Inventory harus dipertahankan dalam jumlah seminimal mungkin dengan tetap menjaga ketersediaan persediaan.
  4. Barang dan jasa harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan pada lokasi yang membutuhkan.
  5. Barang harus dalam bentuk dan kondisi yang siap pakai.
  6. Pengawasan dan pengendalian dari jumlah dan kualitas barang dan jasa.
  7. Barang/alat harus dirawat agar tidak membahayakan.
Menurut Abbas (2012), fungsi-fungsi manajemen logistik adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Fungsi ini mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailing) dari fungsi perencanaan, bilamana diperlukan semua faktor yang mempengaruhi penentuan harus diperhitungkan. 
  2. Fungsi penganggaran. Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan, usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
  3. Fungsi pengadaan. Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran. 
  4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran (alokasi). Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran material yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi sebelumnya untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana. 
  5. Fungsi pemeliharaan. Fungsi ini merupakan usaha atau proses kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil material inventaris.
  6. Fungsi penghapusan. Fungsi ini merupakan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan material dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain, fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
  7. Fungsi pengendalian. Fungsi ini merupakan inti pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memantau dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik. Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi (inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.
Menurut Bowersox (2002), agar kegiatan logistik dapat berjalan dengan baik perlu didukung oleh komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik, yaitu sebagai berikut:
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk diangkut. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang, dan toko pengecer. Jika digunakan jasa khusus dari perusahaan pengangkutan atau gudang, maka fasilitas ini merupakan bagian terpenting dari jaringan kerja tersebut.
Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengangkutan. Kecepatan itu berkaitan dengan transport yang mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tarif tinggi, selain itu berkaitan pada lebih cepat pelayanan maka lebih pendek waktu produksi barangnya.
Pengadaan material dilaksanakan dalam sistem logistik untuk alasan yang berbeda dengan pengadaan produk jadi. Dengan pentahapan waktu MRP, tujuan yang terpenting adalah mempertahankan kontinuitas jadwal produksi dengan komitmen yang minimum pengadaan persediaan.
Komunikasi adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam sistem logistik. Kecepatan arus informasi itu juga berkaitan langsung dengan integrasi dari fasilitas, transportasi dan persediaan. Semakin efisien desain sistem logistik suatu perusahaan maka akan semakin peka terhadap gangguan dalam arus informasi.
Penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan atau movement, pengepakan, dan containerization (pengemasan). Jadi semakin sedikit produk ditangani maka semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya. Jika diintegrasikan secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah dengan kecepatan dan kemudahan melalui sistem tersebut.

Daftar Pustaka

  • Salim, Abbas. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Subagya, M.S. 1994. Manajemen Logistik. Jakarta: Haji Masagung.
  • Siahaya, Willem. 2012. Manajemen Pengadaan, Procurement Management. Bandung: Alfabeta.
  • Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP). 2006. USA: www.cscmp.org.
  • Bowersox, D.J. 1996. Logistical Management: Integrated Supply Chain Processs. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
  • Bowersox, D.J. 2002. Supply Chain Logistics Management. New York: TheMcGraw-Hill Companies, Inc
  • Lumenta, N. 1990. Manajemen Logistik Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
  • Taurany, M Hendrik. 2007. Bahan kuliah Seminar Manajemen Rumah Sakit. Depok: Universitas Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA