Orang yang terinfeksi sifilis bisa tidak merasakan gejala apapun selama bertahun-tahun. Show
6. TrikomoniasisPenyakit seksual ini disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis hampir tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Jenis infeksi menular seksual (IMS) lainnya meliputi: Faktor risiko penyakit seksualSiapapun yang aktif secara seksual berisiko terpapar penyakit menular seksual atau penyakit kelamin. Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit kelamin tersebut: 1. Berhubungan seksual tanpa pengamanPenetrasi vaginal atau anal dari pasangan yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom meningkatkan risiko penyakit menular seksual (STD). Penggunaan kondom yang tidak benar juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi menular seksual (STD). Seks oral bisa menyebabkan STD walau risikonya lebih kecil. Infeksi tersebut dapat menyebar jika Anda tidak menggunakan kondom. 2. Berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasanganSemakin banyak orang yang melakukan hubungan seksual bebas dengan Anda, risiko terkena penyakit seksual akan semakin tinggi. 3. Punya riwayat terkena penyakit kelaminPernah mengidap penyakit kelamin membuat memungkinkan Anda terkena lagi. 4. Siapapun yang dipaksa melakukan hubungan seksualMengalami pemerkosaan atau pelecehan seksual merupakan hal yang sulit. Namun, penting bagi Anda untuk segera memeriksakan kondisi pada dokter. Anda mungkin akan menerima perawatan dan dukungan emosional. 5. Penyalahgunaan alkohol dan narkobaPenyalahgunaan zat dapat membuat Anda melakukan perilaku berisiko yang mengakibatkan penularan penyakit kelamin. 6. Obat suntikBerbagi jarum suntik dapat menyebarkan banyak infeksi serius, termasuk HIV, hepatitis B, dan hepatitis C. 7. Berusia mudaSetengah dari pengidap penyakit infeksi menular seksual (IMS) berusia di antara 15-24 tahun. Diagnosis penyakit seksualJika riwayat seks serta tanda dan gejala saat ini menunjukkan bahwa Anda memiliki penyakit menular seksual, beberapa tes laboratorium mampu mengidentifikasi penyebab dan mendeteksi penyakit: 1. Tes darahTes darah bisa memastikan diagnosis HIV atau tahap akhir sifilis. 2. Sampel urinBeberapa STD dapat dipastikan dengan sampel urin. 3. Sampel cairanBila terdapat luka di daerah kelamin, tes cairan dan sampel dari luka mungkin dilakukan untuk mendiagnosis jenis infeksi menular seksual. Cairan yang keluar dari saluran uretra (saluran kemih) juga bisa digunakan dalam beberapa kasus. Tes laboratorium materi dari luka atau cairan dari daerah kelamin berguna untuk mendiagnosis sejumlah penyakit STD. Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda. Perawatan yang direkomendasikan untuk menangani penyakit kelamin bervariasi, tergantung dari jenis STD yang Anda idap. Penting bagi Anda dan pasangan seksual Anda melakukan pengobatan hingga tuntas. Jika tidak, Anda dapat menularkan infeksi terus-menerus kepada pasangan seksual Anda. Berdasarkan penyebabnya, berikut adalah pengobatan yang dapat mengatasi penyakit menular seksual: 1. Penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteriAntibiotik bisa diandalkan dalam mengobati infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit tersebut termasuk gonore, klamidia, sifilis, dan trikomoniasis. Sekali Anda memulai perawatan dengan antibiotik, penting untuk mengikuti anjuran yang diberikan dokter. Jenis antibiotik yang biasa diresepkan untuk penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri adalah:
Sebagai tambahan, penting untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga 7 hari setelah Anda menyelesaikan perawatan antibiotik dan luka sudah sembuh. Selain itu, para ahli juga menyarankan para wanita untuk melakukan pemeriksaan ulang seusai pengobatan karena mereka punya risiko tinggi untuk kembali terinfeksi. 2. Pengobatan IMS yang disebabkan oleh virusAntibiotik tidak dapat mengatasi penyakit kelamin atau infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh virus. Beberapa infeksi virus memang tidak ada obatnya, tetapi beberapa di antaranya dapat hilang dengan sendirinya. Jika Anda mengidap herpes dan HIV, Anda akan diresepkan obat antivirus. Kemungkinan kambuhnya gejala herpes akan lebih kecil jika Anda melakukan terapi secara teratur dengan obat antivirus. Untuk herpes jenis antivirus yang biasa digunakan adalah:
Sementara untuk HIV, Anda akan diberikan pengobatan antiretroviral (ARV) seperti:
Obat antivirus dapat mencegah infeksi HIV selama bertahun-tahun. Namun, Anda masih mungkin membawa virus dan menularkannya ke orang lain. Semakin cepat Anda memulai perawatan, semakin efektif pengobatan itu. Jumlah virus dalam tubuh Anda dapat berkurang hingga sulit terdeteksi. Jika Anda memiliki penyakit kelamin atau penyakit menular seksual, tanyakan kepada dokter Anda kapan tes perlu dilakukan setelah perawatan. Pemeriksaan ulang dapat memastikan bahwa pengobatan berhasil dan infeksi tidak lagi terdeteksi. 2. Pengobatan rumahan untuk mengatasi penyakit seksualGaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi penyakit menular seksual:
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda. Page 2
Penyakit kelamin merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani segera. Namun, keberadaan penyakit ini sering tidak disadari pengidapnya. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memahami jenis penyakit kelamin beserta cirinya guna mengurangi risiko komplikasi yang mungkin ditimbulkan.
Infeksi menular seksual, atau dikenal juga sebagai penyakit kelamin, dapat terjadi pada pria maupun wanita. Meski begitu, gejala penyakit kelamin pada wanita umumnya lebih parah dibanding pria. Berikut jenis-jenis penyakit menular seksual pada pria dan wanita beserta cirinya. 1. GonoreGonore merupakan jenis penyakit kelamin yang disebabkan infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae. Infeksi bakteri ini dapat berpindah ke mulut, tenggorokan, mata, hingga anus. Biasanya gejala penyakit menular seksual ini akan muncul dalam 10 hari setelah Anda terinfeksi. Sejumlah gejala gonore yakni sebagai berikut.
2. KlamidiaKlamidia merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Cukup sulit untuk mengetahui apakah seseorang mengidap klamidia tanpa adanya tes klamidia. Pasalnya, kebanyakan kasus penyakit kelamin ini tidak menimbulkan gejala pada awalnya. Seiring waktu, berikut beberapa gejala klamidia yang akan muncul.
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Umumnya, penularan parasit ini terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom. Infeksi parasit ini biasanya tidak fatal, tetapi meningkatkan risiko komplikasi seperti masalah kesuburan, selulitis (infeksi jaringan kulit vagina), dan penyumbatan uretra. Berikut beberapa kondisi yang dapat menjadi tanda dari trikomoniasis.
4. Herpes genitalJenis penyakit kelamin ini terjadi akibat infeksi virus herpes simpleks (HSV) yang masuk ke tubuh lewat luka kecil atau selaput lendir. Kehadirannya jarang disadari karena sering muncul tanpa gejala. Meski begitu, ada beberapa tanda dan gejala umum yang bisa Anda deteksi. Berikut sejumlah gejala herpes genital.
5. HepatitisHepatitis A, B, dan C merupakan penyakit infeksi yang menyerang hati. Jalur penyebaran utama penyakit hepatitis B dan hepatitis C ialah melalui cairan tubuh ketika berhubungan seks. Beberapa gejala yang dapat muncul meliputi:
6. Human papillomavirus (HPV)Human papillomavirus (HPV) merupakan salah satu jenis virus yang menyebabkan penyakit kelamin ketika seseorang berhubungan seksual tanpa kondom.
Terkadang, infeksinya tidak memicu kemunculan gejala. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang dapat menjadi tanda infeksi virus penyebab kanker serviks ini, antara lain:
7. Human Immunodeficiency Virus (HIV)HIV merupakan salah satu virus yang cara penyebarannya melalui hubungan seks. Awalnya, infeksi virus ini mungkin tidak akan menunjukkan gejala. Namun, gejala akan muncul secara bertahap dengan tingkat keparahan yang semakin bertambah. Berikut sejumlah gejala yang menjadi pertanda HIV.
8. MononukleosisMono alias mononukleosis merupakan infeksi virus yang diakibatkan oleh virus Epstein-Barr. Infeksi ini biasanya tidak menular lewat hubungan seks, melainkan pertukaran liur saat berciuman. Hampir sebagian besar kasus mono tidak disertai gejala khas. Namun, beberapa pengidapnya kerap mengeluhkan:
Sekilas, rangkaian gejala ini mirip sakit flu biasa. Maka dari itu, pengidapnya sering tidak sadar terserang penyakit ini dan mengiranya sebagai gejala masuk angin. 9. Infeksi parasit ususInfeksi parasit usus merupakan jenis penyakit kelamin yang ditularkan lewat paparan feses. Infeksi ini berpindah dari satu orang ke lainnya saat seks anal, seks oral, atau seks oral-anal (rimming). Masa inkubasi parasit pada inang baru rata-rata berkisar 2–4 minggu dari paparan awal sampai gejala muncul. Gejala infeksi parasit usus di antaranya: 10. Molluscum contagiosumJenis penyakit kelamin ini disebabkan oleh infeksi poxvirus. Umumnya, penularan moluskum kontagiosum terjadi lewat hubungan seks tanpa kondom. Gejala paling umum dari moluskum kontagiosum yaitu kemunculan kutil kelamin. Awalnya, kutil kelamin akan berbentuk lesi lunak dan terasa gatal. Infeksi ini biasanya tidak diikuti gejala sistemik lain seperti demam, mual, atau tidak enak badan. Maka dari itu, kehadiran penyakit ini sering kali tidak disadari pengidapnya.
Sifilis (sipilis) atau raja singa merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini dapat hidup di mana saja dalam tubuh dan menyebar dengan cepat. Banyak gejala sipilis yang mirip dengan penyakit lain. Pada awalnya, ciri sipilis bisa dilihat dengan kemunculan luka tanpa sebab pada area kelamin, sekitar mulut, atau tangan. Lama kelamaan, penyakit ini dapat merusak saraf, tulang, otot, mata, otak, darah, hingga hati. Kondisi ini biasanya terjadi 10 hingga 40 tahun setelah infeksi. Akibatnya, risiko penyakit jantung, kebutaan, dan kelumpuhan akan meningkat. Mengutip National Health Service (NHS), sifilis pada ibu hamil hampir selalu menyebabkan komplikasi kehamilan berupa keguguran atau bayi lahir mati. Jika Anda merasakan gejala dari penyakit-penyakit di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan sedini mungkin dapat mencegah kondisi Anda bertambah parah. |