Suasana dari bagian luar Benteng Marlborough di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Benteng yang dibuat tahun 1714-1719 ini merupakan benteng terbesar di kawasan Asia Tenggara yang pernah dibuat pemerintah kolonial Inggris. BENGKULU, KOMPAS.com - Bunga terbesar di dunia, Rafflesia arnoldii, dan bangunan peninggalan pemerintah kolonial Inggris di Provinsi Bengkulu, potensial dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Syaratnya, pemerintah daerah harus mengemas dengan menarik. Selain itu, perbaikan infrastruktur pendukung juga wajib dilakukan untuk mempermudah akses. Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bengkulu, Kurnia Lesandri Adnan, Jumat (9/12/2011) di Kota Bengkulu. Lesandri mengatakan, selama ini Bengkulu belum menjadi tujuan wisata favorit. Padahal, daearah di pesisir barat Sumatera ini memiliki potensi daya tarik khas yang memungkinkan untuk dikembangkan. "Saya pernah bawa tamu menggunakan kapal pesiar dari beberapa negara. Kapalnya sulit merapat, karena dermaga dangkal. Mereka tidak sampai tujuh jam keliling Kota Bengkulu, karena obyek wisatanya tidak terlalu menarik akibat tidak dikelola dengan baik," tutur Lesandri. Oleh karena itu, menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah untuk membenahi infrastruktur pendukung wisata seperti perbaikan fasilitas perhubungan seperti dermaga dan bandar udara juga perbaikan jalan. Selama ini, Bengkulu merupakan habitat Rafflesia arnoldii, bunga terbesar di dunia. Sampai sekarang masih banyak ditemui bunga Rafflesia mekar di hutan-hutan Bengkulu. Seandainya saja ada jadwal mekar yang jelas, kata Lesandri, pihak perusahaan perjalan wisata bisa mempromosikannya dengan gencar kepada publik. Adapun peninggalan pemerintah kolonial Inggris di Bengkulu yang menjadi obyek wisata andalan ialah Benteng Marlborough. Jika dikelola, dikemas, dan diproimosikan dengan baik benteng ini bisa menjadi salah sat daya tarik wisata. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya
Thomas Stamford Raffles, pengarang buku The History of Java KOMPAS.com - Inggris sempat merebut Indonesia dari Belanda dan berkuasa di Nusantara antara tahun 1811-1816. Pada masa ini, Lord Minto, yang berkedudukan di India menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai wakilnya dengan pangkat Letnan Gubernur di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, Raffles menciptakan suatu sistem bebas dari unsur paksaan yang diterapkan oleh VOC dan Daendels. Selain menciptakan kebijakan dalam beberapa bidang, Raffles juga telah memberikan banyak peninggalan. Apa saja peninggalan Raffles di Indonesia? Baca juga: Kebijakan Raffles di Indonesia Salah satu peninggalan masa pemerintahan Raffles yang terkenal adalah Benteng Marlborough. Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris di Kota Bengkulu yang didirikan oleh East India Company (EIC) antara 1714-1719. EIC adalah kongsi dagang Inggris yang sempat bersaing ketat dengan VOC. Namun, karena kalah dari VOC di Indonesia, EIC akhirnya meyingkir ke Bengkulu. EIC kemudian melakukan hubungan dagang dengan masyarakat sekitar dan membangun beberapa benteng, salah satunya Benteng Marlborough. Pada masa pemerintahan Raffles, Benteng Marlborough difungsikan sebagai benteng pertahanan. Baca juga: Benteng Marlborough: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan
Bengkulu - Tidak hanya Portugis, Jepang, atau Belanda saja, Inggris pun meninggalkan jejak penjajahan di negeri ini. Benteng Marlborough di Bengkulu yang berusia ratusan tahun adalah buktinya.Jika di Makassar ada Benteng Fort Rotterdam dan di Bukittinggi ada Lubang Jepang, maka Bengkulu mempunyai Benteng Marlborough. Terletak di tengah kota, benteng ini menjadi destinasi menarik di Bengkulu.Dari situs resmi pariwisata Bengkulu yang dikunjungi detikTravel, Jumat (6/7/2012), Benteng Marlborough merupakan bangunan kokoh peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1719. Nama benteng ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.
ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Benteng Marlborough diklaim merupakan benteng dengan ukuran terbesar di Asia. Dulunya, benteng ini merupakan pusat pemerintahan kolonial Inggris yang menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun (1685-1825).Benteng Marlborough pun memegang peranan fungsi strategis di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Di dalam benteng ini, Anda dapat menemukan banyak bangunan yang bersejarah. Bangunan tersebut adalah ruang tahanan, gudang persenjataan, kantor, beberapa meriam, ruang perlindungan, dan terowongan sepanjang 6 meter.Berkunjung ke tempat ini, Anda akan menemukan banyak sejarah menarik dari sisa-sisa kejayaan Inggris di masa lalu. Bangunannya yang kokoh, menggambarkan arsitektur yang sempurna dan canggih di zamannya. Siapkan kamera Anda karena beberapa titik-titik di dalam benteng ini sangatlah unik.Situs kawasan Benteng Marlborough ini berada dalam satu kawasan dengan objek wisata alam pantai, yaitu Pantai Tapak Paderi. Sehingga memudahkan Anda dalam perjalanan mengelilingi Kota Bengkulu. Benteng Marlborough akan memberikan banyak wawasan sejarah tentang bangsa ini. Keindahan arsitektur bentengnya pun sempurna.(aff/fay) BERITA TERKAIT BACA JUGA
Gerbang masuk menuju fort marlborough.
Salah satu sisi tembok luar fort marlborough.
Sisi tembok dalam fort marlborough.
Ventilasi ruang fort marlborough.
Fort marlborough dari ketinggian.
Design pertahanan fort marlborough yang ciamik.
Tengah taman fort marlborough.
Ruang bekas penjara di fort marlborough.
Suasana ruang penjara fort marlborough.
Patung Bung Karno berdialog dengan Residen Bengkulu Cornelis Eduard Maier. BERITA TERKAIT BACA JUGA
|
Apa saja peninggalan peninggalan Inggris yang ada di Indonesia?
Pos Terkait
Copyright © 2024 apacode Inc.
