Apa saja yang menyebabkan rusaknya telinga?

Apa saja yang menyebabkan rusaknya telinga?

Telinga jadi salah satu organ vital manusia yang sering diacuhkan masalah kesehatannya. Kalau sudah tak dapat berfungsi dengan baik, barulah menyadari pentingnya organ ini. Namun apa yang menyebabkan datangnya gangguan pendengaran.

Slain kinds Bowen stay seal lair, kenyataannya banyak faktor tak terduga yang menyebabkan hilangnya pendengaran. Simak faktor penyebab gangguan pada organ telinga berikut.

1. Cidera

Tak sedikit orang menyadari bahwa trauma kepala berat dapat sebabkan telinga bagian tengah mengalami kerusakan saraf. Biasanya gangguan ini menyebabkan gangguan permanen.

Selain itu karena adanya perubahan tekanan ketika terbang, memasuki kedalaman laut juga turut mempengaruhi telinga bagian dalam terganggu. Kalau kondisi ini terjadi, biasanya dalam beberapa minggu gendang telinga akan berjalan normal kembali.

2. Obat

Beberapa obat diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Antibiotik misalnya, salah satu obat yang seringkali timbulkan gangguan telinga hingga tak bisa mendengar selamanya atau permanen. Namun, pada beberapa kasus, berhenti minum obat-obatan tertentu justru dapat beresiko munculnya gangguan pendengaran.

3. Penyakit Kronis

Penyakit kronis tak terkait langsung dengan telinga. Penyebab gangguan pendengaran umumnya karena terganggunya aliran darah ke otak. Misal jantung, stroke, hipertensi, dan diabetes. Selain itu penyakit autoimun seperti arthitis juga berpotensi sebabkan gangguan.

4. Suara

Dalam hal ini dilihat dari pemicunya. Pertama disebabkan karena suara ledakan yang menciptakan gelombang suara. Kedua karena konser. Kerusakan pendengaran dapat terjadi karena paparan suara bising. Ketiga disebabkan karena penggunaan earphone. Semua gangguan pendengaran ini berpotensi berpotensi  sebabkan gangguan permanen.  Oleh karena itu, perhatikan volume musik, ketika menggunakan headphone atau earphone.

Tekanan tinggi di telinga atau barotrauma adalah kondisi saat tekanan udara di telinga tengah dengan lingkungan luar tidak seimbang, seringnya terjadi saat Anda naik pesawat. Ketika pesawat lepas landas, tekanan di kabin pesawat akan menurun atau naik drastis. Sedangkan tekanan di telinga Anda akan semakin besar dan berisiko menyebabkan gendang telinga pecah.

Selain itu, barotrauma juga dapat disebabkan oleh aktivitas menyelam (scuba diving), mengebut di jalanan saat berkendara, hingga pukulan langsung ke arah telinga.

5. Cedera kepala berat

Cedera berat di bagian kepala, misalnya fraktur tulang tengkorak, karena kecelakaan atau pukulan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Ini artinya, gendang telinga Anda ikut berisiko mengalami kerusakan sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan hilang pendengaran.

Mengutip Health Direct Australia, glue ear merupakan penyakit telinga yang lebih sering terjadi pada anak-anak, mengingat anak lebih mudah terkena otitis media daripada orang dewasa.

Gejalanya berupa sulit mendengar dengan baik, sulit menyeimbangkan tubuh, susah tidur, telinga terasa tertekan, dan menjadi lebih rewel.

Gangguan telinga ini dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Kondisi ini juga dapat memengaruhi pendengaran, ucapan, pembelajaran, dan perilaku.

Bila Anda atau anak Anda dicurigai mengalami hal ini, segeralah memeriksakannya ke dokter.

6. Telinga tersumbat

Kondisi ini terjadi ketika saluran eustachius tersumbat sehingga menyebabkan telinga terasa tertekan. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa sakit dan pendengaran teredam.

Masalah telinga ini dapat disebabkan oleh kondisi apa pun yang menyebabkan penyumbatan pada area sinus, termasuk pilek, flu, sinusitis, alergi, atau iritasi karena menghirup asap.

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan perawatan melalui hidung karena ia memiliki saluran ke telinga.

Penanganan yang bisa dilakukan yakni dengan menggunakan inhaler yang mengandung dekongestan untuk dihirup, mencuci hidung, serta menggunakan humidifier (pelembab ruangan).

Selain itu, sebaiknya Anda menghindari asap rokok dan asap lainnya yang bersifat iritasi. Bila kondisi ini terjadi karena alergi, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin.

Telinga tersumbat juga umum terjadi saat bepergian, terutama di pesawat terbang. Ini karena perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.

Untuk menghindari gangguan telinga ini, cobalah menggerak-gerakkan rahang, mengunyah permen karet, atau menghirup inhaler.

7. Telinga mengeluarkan cairan

Biasanya cairan yang keluar dari telinga adalah berupa earwax (cairan telinga), ini adalah normal.

Namun, bila cairan yang keluar tidak biasa, misalnya terlalu kental, berupa lendir, nanah, atau bercampur darah, bisa jadi Anda sedang mengalami masalah tertentu di telinga.

Bila ini terjadi, bisa jadi Anda sedang mengalami penyakit infeksi di telinga bagian tengah atau cedera pada telinga.

Cedera bisa terjadi bila Anda memasukkan cotton bud terlalu dalam, perubahan tekanan atau mendengar suara yang terlalu keras.

Pada umumnya, gangguan pada telinga ini bisa sembuh dengan sendirinya atau memerlukan antibiotik yang diminum, terutama pada anak-anak.

8. Telinga kemasukan benda asing

Masalah telinga juga sering terjadi bila ia kemasukan benda asing, seperti serangga atau kerikil kecil. Gejalanya dapat berupa pendengaran terganggu dan nyeri.

Sebaiknya Anda tidak melakukan sembarang cara untuk mengeluarkan benda asing dari telinga. Pasalnya, bisa jadi hal itu malah justru semakin mendorongnya ke dalam.

Selain itu, hindari memasukkan alat-alat tertentu ke dalam telinga karena bisa jadi akan semakin melukainya.

Bila semakin mengganggu, prosedur irigasi telinga yang dibantu oleh dokter bisa jadi pilihan jika benda tersebut tidak kunjung keluar.

Bila telinga kemasukan serangga, Anda baru bisa mengeluarkannya bila ia sudah tidak bergerak.

Cobalah gunakan minyak hangat untuk membunuh serangga tersebut.

9. Gendang telinga berlubang

Gendang telinga berlubang ditandai dengan adanya lubang di gendang telinga Anda. Biasanya, ini terjadi karena infeksi, suara keras, atau cedera.

Dalam kasus yang jarang, gangguan pada telinga ini dapat terjadi saat pesawat lepas landas dan mendarat.

Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena penyakit telinga ini umumnya sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah apa pun.

Menjaga kesehatan telinga tidak kalah penting dibandingkan organ lain. Apalagi, telinga yang sehat dapat membantu kita mendengar dengan lebih jernih. Meski demikian, telinga juga bisa saja terserang penyakit.

Penumpukan kotoran telinga dan infeksi telinga (otitis) jadi masalah telinga yang paling umum dialami banyak orang. Meski begitu, ada beberapa kelainan atau gangguan lain yang bisa terjadi pada telinga dan membutuhkan penanganan dokter.

Berbagai macam penyakit telinga

Berikut ini adalah berbagai macam penyakit telinga yang umum terjadi:

1. Penumpukan kotoran telinga

Salah satu masalah telinga yang paling umum terjadi adalah penumpukan kotoran telinga atau disebut dengan serumen prop. Kotoran telinga, atau disebut dengan serumen, sebenarnya dibuat oleh tubuh untuk melindungi telinga.

Dalam jumlah normal, kotoran telinga berfungsi sebagai antibakteri dan melembapkan telinga. Namun, penumpukan bisa saja terjadi jika Anda membersihkan telinga dengan cara yang salah dan menyebabkan gangguan pendengaran, telinga sakit, pusing, dan telinga berdenging.

Cleveland Clinic menyebutkan, telinga manusia telah dirancang untuk membersihkan dirinya sendiri. Artinya, serumen ini akan keluar dengan sendirinya lewat gerakan mengunyah. Namun, cara membersihkan telinga yang salah, seperti menggunakan cotton bud, dapat mendorong kotoran masuk ke bagian telinga yang lebih dalam dan menyebabkan penumpukan.

2. Otitis media

Telinga memiliki 3 bagian utama, yaitu bagian telinga luar, tengah, dan dalam. Ketiganya sama-sama dapat terserang infeksi. 

Meski demikian, bagian telinga yang paling rentan kena masalah infeksi adalah telinga tengah. Kondisi ini disebut dengan otitis media.

Otitis media bisa terjadi pada siapa pun. Namun, bayi dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan mengalaminya.

Otitis media disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Penyakit telinga ini umumnya terjadi akibat ada penyakit lain yang lebih dulu, misalnya flu. Itu sebabnya, Anda mungkin akan merasakan sakit telinga saat flu.

Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dokter juga dapat memberikan antibiotik jika infeksi disebabkan oleh bakteri.

3. Otitis eksterna

Selain saluran tengah, telinga luar juga bisa kena infeksi. Penyakit infeksi telinga luar disebut dengan otitis eksterna.

National Center of Biotechnology Information menyebutkan bahwa otitis eksterna terjadi karena peradangan di saluran telinga luar. Telinga kemasukan air adalah salah satu faktor yang membuat Anda berisiko otitis eksterna. 

Perenang berisiko lebih tinggi mengalami otitis eksterna. Itu sebabnya, kondisi ini dikenal juga dengan swimmer’s ears.

Penyakit telinga otitis eksterna terjadi karena infeksi bakteri. Mengingat salah satu faktor risikonya adalah telinga kemasukan air, hal ini membuat telinga menjadi lembap. Telinga yang terlalu lembap menjadi tempat yang ideal untuk bakteri berkembang biak.

BACA JUGA: Bagaimana Cara Mengeluarkan Air dari Telinga?

4. Tinnitus

Salah satu gangguan pada telinga yang juga sering terjadi adalah tinnitus, alias telinga berdenging. Namun, tinnitus bukanlah penyakit, melainkan sebuah gejala dari kondisi telinga tertentu.

Kondisi ini bisa terjadi di salah satu telinga ataupun keduanya. Biasanya, orang dewasa lebih sering mengalaminya dibandingkan anak-anak.

Penyebab tinnitus antara lain berkurangnya kemampuan pendengaran seiring usia, infeksi, gangguan kecemasan atau depresi, hingga obat-obatan tertentu. 

5. Gendang telinga pecah

Gendang telinga pecah, atau dalam istilah medis disebut perforasi membran timpani, terjadi saat selaput yang memisahkan telinga bagian luar dan tengah mengalami robekan. Gendang telinga pecah jadi salah satu penyakit pada telinga yang umum terjadi.

Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh:

  • Otitis media (infeksi telinga)
  • Perbedaan tekanan udara yang ekstrem, seperti menyelam terlalu dalam.
  • Suara yang terlalu keras
  • Cedera akibat benda asing di telinga, seperti cotton bud
  • Cedera kepala hebat

Gendang telinga yang pecah bisa menyebabkan seseorang kehilangan pendengaran. Kondisi biasanya dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu, kecuali untuk kasus berat. Kasus yang berat mungkin membutuhkan pembedahan.

6. Otosklerosis

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang yang akan bergetar dan mengantarkan suara. Otosklerosis adalah penyakit yang menyebabkan pertumbuhan abnormal pada tulang di dalam telinga tengah. Akibatnya, tulang-tulang ini tidak dapat bergetar seperti seharusnya. 

Saat tulang di dalam telinga tidak dapat bergetar, maka suara pun tidak dapat diantarkan dengan baik. Hal ini menyebabkan Anda mengalami gangguan pendengaran.

Tidak hanya masalah pendengaran, otosklerosis juga bisa menyebabkan gangguan keseimbangan jika pertumbuhan tulang mencapai telinga bagian dalam. Hal ini karena telinga juga berperan dalam mengatur keseimbangan. Gejala umum yang dirasakan adalah vertigo.

Penyebab otosklerosis sendiri tidak diketahui dengan jelas. Namun, ada jenis kelamin, dalam hal ini wanita, keturunan, dan ras tertentu bisa meningkatkan risikonya. Operasi dan penggunaan alat bantu dengar jadi salah satu solusi pengobatan. 

7. Kehilangan pendengaran

Kehilangan atau berkurangnya kemampuan pendengaran juga menjadi salah satu masalah telinga yang umum terjadi. WHO menyebutkan, kehilangan pendengaran ini bisa terjadi dalam tingkatan yang bervariasi, mulai dari ringan, sedang, berat, hingga tuli (tidak dapat mendengar sama sekali).

Gangguan pendengaran bisa terjadi di salah satu telinga ataupun keduanya dan menyebabkan penderitanya kesulitan berkomunikasi.

Penuaan dan terus-terusan mendengar suara bising dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kemampuan mendengar Anda berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Selain itu, penumpukan kotoran telinga dan penyakit telinga lainnya juga bisa menyebabkan masalah pendengaran.

Gangguan pendengaran bisa pulih jika disebabkan oleh penyebab tertentu, seperti penumpukan kotoran telinga. Namun, jika disebabkan oleh usia, kebanyakan tidak dapat dipulihkan. Penggunaan alat bantu dengar sering kali dipilih dokter untuk mengatasinya.

BACA JUGA: Implan Koklea VS Alat Bantu Dengar Biasa, Mana yang Lebih Baik untuk Anda?

Kapan harus ke dokter?

Beberapa penyakit telinga memang bersifat ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Namun, beberapa lainnya mungkin membutuhkan penanganan dokter agar tidak telanjur menjadi berat.

Segera konsultasi dengan dokter THT jika Anda atau anak Anda mengalami gejala penyakit telinga, seperti:

  • Sakit pada telinga yang semakin hebat
  • Telinga berdenging tak kunjung hilang
  • Mengalami gangguan keseimbangan
  • Demam tinggi
  • Keluar darah atau cairan dari telinga
  • Tidak bisa mendengar secara tiba-tiba

BACA JUGA: Suka Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud? Waspadai Bahaya Ini

Mencegah memang selalu lebih baik dibandingkan mengobati. Itu sebabnya, jagalah kesehatan dan kebersihan telinga Anda sebaik mungkin.

Hindari menggunakan korek kuping atau cotton bud saat membersihkan telinga. Keduanya tidak dianjurkan karena bisa memperbesar risiko terjadinya penyakit pada telinga Anda.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai cara yang tepat untuk membersihkan telinga untuk mencegah masalah pada indra pendengaran Anda. Konsultasi dokter online lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ juga jadi salah satu solusi yang bisa Anda pilih. 

Download aplikasinya sekarang di AppStore dan Google Play.