Apa sajakah makhluk allah yang akan menjumpai kematian

Apa sajakah makhluk allah yang akan menjumpai kematian
Ribuan ummat Islam berkumpul di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Ahad (15/9/19) malam dalam doa bersama 40 hari wafatnya Syeikh Maimoen Zubair.

Toufik Imtikhani, SIP – Setiap makhluk yang Allah ciptakan, akan berakhir dengan kematian. Termasuk makhluk manusia yang mulia ini. Semua ciptaan Allah akan rusak, berakhir, mempunyai ajal, dan menjumpai kematian. Hal ini telah ditegaskan oleh Allah dalam beberapa surat dan ayat. QS: Ali Imran 185 Menerangkan bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan mati. Jin, Malaikat, hewan, tumbuhan, bahkan alam semesta, semuanya akan binasa.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

  1. Jumu’ah ayat 8 menegaskan bahwa kematian itu akan mendatangi manusia.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Ada satu kisah menarik yang terjadi pada seseorang umatnya Nabi Sulaiman AS, yang mengetahui kehadiran malaikatul maut Izrail AS dalam majelis Sang Nabi, dan selalu menyapukan pandangannya kepada orang tersebut. Laki-laki tersebut menyadari bahwa dirinya mungkin akan segera mendapatkan giliran kematian berikutnya, sehingga meminta bantuan Nabi untuk “ melarikan “ dirinya dari ajal. Nabi  kemudian memerintahkan angin untuk membawa seorang dari umatnya tersebut ke negeri Cina. Namun apa yang terjadi, baru saja ia turun dan menapakkan kakinya di Cina, malaikat Izrail telah menunggunya di saat yang tepat. Hal ini pun menunjukkan bahwa ajal tidak dapat dimajukan, dan tidak pula dapat diundurkan. (QS: An Nahl.61 ).

Setiap muslim, menghendaki kematian yang baik. Al qur’an menggambarkan kematian yang baik adalah kematiian dalam keadaan sebagai seorang muslim. Dalam keadaan berserah diri ( Ali Imran 102 ). Tenang, ridlo dan meridloi, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al fajr 27-30.

Pendek kata, semua orang menyadari bahwa dirinya akan mati. Pengetahuan ini bisa di dapat dari ilmu agama, atau pengalaman sehari-hari yang melihat orang-orang di sekelilingnya atau yang dicintainya meninggal dunia. Hanya perbedaannya antara orang mu’min dan kafir adalah, orang mu’min selalu mengingat kematian dan beriman terhadap akhirat, termasuk alam kubur, nikmat dan siksa kubur, hari berbangkit, balasan syurga atau neraka. Sedang orang kafir berpikir  seolah-olah dirinya akan hidup lama, seribu tahun lagi, kata penyair Khairil Anwar. Atau sebagian berpikir hidup hanya sekali, makanya digunakan untuk bersenang-senang, tidak percaya alam akhirat, tidak percaya nikmat dan siksa kubur, tidak percaya hari berbangkit, tidak percaya balasan syurga atau neraka.

Jakarta -

Makhluk yang meninggal terakhir saat hari kiamat termasuk dalam kelompok makhluk yang dikecualikan kematiannya dari Allah SWT usai sangkakala ditiup Malaikat Israfil. Hal ini diungkap dalam surah Az Zumar ayat 68 yang berbunyi sebagai berikut,

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

Artinya: "Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah),"

Mengutip buku Dahsyatnya Hari Kiamat karya Ibnu Katsir, tiupan pertama (nafkhatush sha'aqi) menyebabkan guncangan yang hebat sebagai tanda kehidupan di dunia berakhir. Namun, orang-orang yang dikecualikan tersebut tetap hidup di sisi Allah dalam keadaan diberi rezeki.

Orang-orang yang dikecualikan dalam surah Az Zumar ayat 68 ini terbagi dalam sejumlah pendapat di kalangan para ulama tafsir. Pendapat pertama, ada yang menyebut bahwa mereka adalah Jibril, Mikail, Israfil, dan malaikat maut atau Izrail.

Pendapat kedua menyatakan, malaikat pembawa 'Arsy, Jibril, Mikail, Israfil, dan malaikat mautlah yang tetap hidup usai tiupan sangkakala pertama. Sementara pendapat lainnya menyatakan mereka adalah makhluk selain dari yang telah disebutkan.

Berdasarkan keterangan hadits, makhluk yang meninggal terakhir saat kiamat dapat dipastikan berasal dari kalangan malaikat yang bertugas. Berikut penjelasan haditsnya yang dikutip dari Ibnu Katsir dalam buku Dahsyatnya Hari Kiamat: Rujukan Lengkap Hari Kiamat dan Tanda-tandanya Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Saat sangkakala ditiupkan, Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk memberikan tiupan kematian. "Israfil pun meniupnya sehingga semua yang ada di langit dan di bumi mati (termasuk dirinya), kecuali orang yang dikehendaki Allah SWT," tulis penjelasan dari Ibnu Katsir.

Allah SWT berfirman kepada Malaikat Izrail meski Dia Maha Mengetahui, "Siapa yang masih hidup?"

Malaikat Izrail pun menjawab, "Engkau Dzat Yang Mahahidup, pembawa Arsy-Mu, Jibril, dan Mikail,"

Lantas, Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail untuk mencabut ruh Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan malaikat pembawa 'Arsy secara berurutan. Hingga Malaikat Izrail menjadi satu-satunya makhluk Allah SWT yang tersisa pada hari kiamat.

"Allah SWT memerintahkannya (Malaikat Izrail) agar mati dan ia adalah makhluk Allah yang terakhir meninggal dunia," tulis buku terbitan Qisthi Press tersebut.

Salah satu dalil yang menjadi bukti bahwa para malaikat juga termasuk makhluk Allah SWT yang menemui kematian disebutkan dalam surah Al Qasas ayat 88. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: "Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenangNya, dan hanya kepadaNya kamu dikembalikan,"

Bila ada malaikat yang baru diangkat ruhnya setelah peniupan sangkakala, apakah ada malaikat yang sudah mengalami kematian sebelum itu? Hal ini kemudian dijawab oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar dalam Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan.

Prof Umar berpendapat, hal tersebut di luar batas kemampuan manusia untuk mengetahuinya. Di samping itu, tidak ada dalil-dalil yang mendukung informasi tentang malaikat yang diambil ruhnya sebelum sangkakala ditiup. Wallahu'alam.

Simak Video "Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/lus)

Apa sajakah makhluk allah yang akan menjumpai kematian
Segala puji bagi Allah Subhanallahu wa ta’ala, kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa dan keburukan amal perbuatan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak memiliki sekutu, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Ta’ala berikut ini (yang artinya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185).

Setiap manusia memiliki ajal, dan kematian tidak bisa dihindari dan kita tidak ada yang bisa lari darinya. Namun sayang, sedikit manusia yang mau bersiap menghadapinya. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari  daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu kan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah : 8).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’ : 78).

“ Sesuatu yang bernyata tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran : 145).

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

“Sering-seringlah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu KEMATIAN, karena tidaklah seseorang mengingatnya dalam kesempitan hidup melainkan akan melapangkannya dan tidaklah seseorang mengingatnya dalam keleluasaan hidup melainkan akan mempersempitnya.” (HR. Baihaqi, Ibnu Hibban dan Bazzar, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, hadist nomor 1222).

Mengingat kematian akan menimbulkan rasa khawatir di dunia yang fana karena kita akan menuju negeri akhirat yang abadi. Kematian tidak mengenal usia, waktu ataupun penyakit tertentu agar setiap orang mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Manusia tidak pernah lepas dari kondisi lapang dan sempit, sehingga dengan mengingat kematian, maka manusia tidak akan terlena ataupun berputus asa dari takdir. Manusia yang mengingat kematian akan dimuliakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Segera bertaubat,
  2. Hati qanaah,
  3. Giat ibadah.

Bagaimana dengan manusia yang mengharapkan kematian segera datang?. “Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena marabahaya yang menimpa, kalaupun harus mengharap (mati), hendaklah berdoa : Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian lebih baik bagiku.” (HR. Al-Bukhari : 567 dan HR. Muslim : 2680).

“Janganlah salah seorang kalian mengharapkan dan berdoa (memohon) kematian sebelum waktunya tiba, sungguh bila salah seorang dari kalian meninggal dunia, amalnya terputus, sungguh umur orang mukmin itu menambahkan kebaikan.” (HR. Muslim : 2686). Hendaknya manusia senantiasa bersabar dengan ketetapan dari Allah Ta’ala dan senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Janganlah berputus asa karena sesungguhnya putus asa itu memberikan peluang kepada setan untuk melemahkan hati manusia. (Soffi/drberbagaisumber)