Apa sebab kaum tersebut dinamakan kaum baalbek

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Ulama beda pendapat soal lokasi Nabi Nuh tinggal setelah selamat dari banjir

Blogs.cnn.com

Ulama beda pendapat soal lokasi Nabi Nuh tinggal setelah selamat dari banjir. Pembuatan bahtera Nabi Nuh (ilustrasi).

Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah banjir bandang menerjang, Nabi Nuh dan pengikutnya bertempat tinggal di suatu wilayah. Di mana para ulama satu sama lain saling berbeda pendapat mengenai tempat tinggal Nabi Allah dan para pengikutnya tersebut.

Baca Juga

Dilansir di Mawdoo, Jumat (4/6), ada banyak pendapat para ulama tentang tempat tinggal Nabi Nuh dan orang-orang yang bersamanya tinggal setelah banjir.

Ada yang mengatakan bahwa lokasinya di Kufah berdasarkan pendapat Ibnu Abbas ketika menafsirkan kalimat وفار التنّور  “wafarattunnur” (dan dapur telah memancarkan air, yang dimaksud adalah permukaan bumi yang memancarkan air hingga menyebabkan timbulnya taufan) dalam Surat Hud 40. Ibnu Masud menyatakan, Nuh tinggal di India. Mujahid berpandangan Nuh tinggal di Ain Wirdah, Syam. 

Sedangkan, diriwayatkan dari ar Razi bahwa Damaskus adalah tempat tinggal Nabi Nuh, dan asal-usul bahtera itu dari Lebanon, dan dia menaikinya dari Baalbek. Sementara, air mengalir dari belakang benteng yang masuk dari Damaskus dalam perjalanan ke Bab al Faradis.

Beberapa ulama berpendapat bahwa kaum Nabi Nuh menetap di Irak usai mendarat dari peristiwa banjir bandang. Kemudian setelah populasi berlipat ganda di Jazirah Arab, mereka pun akhirnya bermigrasi ke arah timur laut dan mereka bekerja di pertanian. Mereka masih tetap menyembah Allah, hingga kemudian mereka beralih menyembah berhala.

Pendapat lain mengatakan, Nuh dan kaumnya tinggal di Babilonia Irak setelah peristiwa banjir bandang. Nabi Nuh-lah yang pertama kali mengurus kota itu. Kelompok ini kemudian membangun kota-kota dan tempat tinggal mereka menjadi terhubung ke Tigris dan Efrat di luar Kufah. Dan, secara khusus tempat keturunan mereka disebut al Sawad.

Sedangkan, pendapat lainnya menyebutkan bahwa Nabi Nuh dan pengikutnya mendiami Mesopotamia sebab dia diutus ke sana. Ini sebagaimana disampaikan Said Hawwa. Imam asy Sya’rawi mengatakan dalam tafsirnya bahwa Jabal al Judi tempat kapal Nabi Nuh bermukim di tanah pulau dekat Mosul. Wilayah itu berada di Mosul dari sisi Kufah.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa lokasinya berada di gunung di Irak, yakni di sebelah tenggara Tigris. Ibnu Ashur dan banyak ulama lainnya meyakini bahwa Nabi Nuh dan pengikutnya tinggal di pulau yang berada di Irak. Pendapat lain mengatakan gunung itu berada di Turki.  

Sumber: mawdoo3

Apa sebab kaum tersebut dinamakan kaum baalbek

Apa sebab kaum tersebut dinamakan kaum baalbek


Mengenal Kisah Nabi Ilyas AS dan Silsilah KeluarganyaMengetahui Nabi Ilyas AS merupakan hal yang patut dilakukan oleh umat muslim. Sebab dengan mempelajari kisah nabi Ilyas bermakna kita telah menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah nabi-nabi kita. Nabi Ilyas mempunyai nama lengkap Ilyas AS bin Yasin bin Fanhas bin Alizar bin Harun AS bin Imron. Jadi Nabi Ilyas AS merupakan keturunan keempat dari Nabi Harun. Nabi Ilyas AS diutus pada kaum Bani Isroil di kota Balbek yang masuk wilayah Lebanon. Pada saat itu balbek dipimpin oleh seorang raja bernama Hazqiel.Nabi Ilyas merupakan seorang nabi dan rasul yang memiliki pengikut. Karena memiliki pengikut, nabi Ilyas mulai berdakwah untuk meninggalkan berhala yang mereka sembah dan menyeru kaumnya untuk menyembah Alloh. Bersama nabi-nabi yang lain Ilyas juga disebutkan dalam Al-qur’an bahwa beliau ialah sosok yang diberi petunjuk, orang yang saleh dan dilebihkan jerajatnya.Kisah Nabi Ilyas AS mungkin tidak banyak kita dapati didalam Al Qur’an. Terdapat dalam surah Ash Shaffat ayat 123 – 132 yang menjelaskan bahwa Nabi Ilyas di utus kepada kaum penyembah berhala.

“Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. Ketika dia berkata kepada kaumnya, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan sebaik-baik pencipta, Allah, Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?'

— Ash-Shaffat (37): 123-126 Dalam Firman Alloh disebutkan bahwa kaum Nabi Ilyas menyembah berhala bernama Ba’al. Dipilihlah Nabi Ilyas sebagai penyampai pesan dalam berdakwah menyeru kaumnya ke jalan yang benar. Perjuangan Nabi Ilyas AS dalam mengajak umatnya kepada kebaikan tidaklah mudah. Bahkan setelah azab diturunkan pun, kaumnya mengingkari janji mereka untuk beriman jika Alloh angkat azab mereka.Di luar sumber Al-Qur'an, Nabi Ilyas juga dikaitkan dengan hal-hal mistik. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada setiap tahun saat ibadah haji, Ilyas bertemu Nabi Khidir yang merupakan salah satu nabi yang pernah hidup di bumi. Nabi Khidir juga pernah bertemu dengan Nabi Musa seperti yang pernah dikisahkan dalam al Qur’an.

Sebagian riwayat menyebutkan bahwa Nabi Ilyas juga pernah bertemu Rasulullah Muhammad di luar Makkah dan bersama-sama menyantap hidangan dari langit. Kejadian ini mungkin saja benar sebab kuasa Allah tiada siapa yang menandingi. Allahlah yang Maha Tahu atas segala apa yang pernah terjadi di bumi. dwina.net/

Kisah Nabi Ilyas AS dan Malaikat Maut

Apa sebab kaum tersebut dinamakan kaum baalbek
Sisa-sisa kejayaan Kota Baalbek atau Ba'albak di Lebanon yang dibangun kaum Bal penyembang berhala dan mendustakan seruan Nabi Ilyas as. Kota dan seluruh penghuninya lalu dihancurkan oleh Allah SWT. (Foto: Daily Star)

Kastolani Kamis, 14 Mei 2020 - 16:00:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Nabi Ilyas alaihisalam (as) diutus Allah SWT untuk menyeru kaum Bal di Kota Ba'albak atau Baalbek, Lebanon. Wahb ibnu Munabbih mengatakan Allah mengutus Ilyas as kepada kaum Bani Israil sesudah Hizqil as (Hezkiel). Saat itu kaumnya menyembah berhala yang disebut Bal. Lalu Ilyas menyeru mereka untuk menyembah Allah, dan mencegah mereka dari menyembah kepada selain Allah.

Menurut Wahb, Nabi Ilyas as merupakan putra Nissi ibnu Fanhas ibnul Aizar ibnu Harun ibnu Imran. Menurut Ibn Ishaq, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Washfi dalam Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul (hlm 249), Ilyas adalah putera Yusa ibn Fanhash ibn al-‘Izar ibn Harun saudaranya Musa.

Menurut Ibn Qutaibah, Ilyas bukan keturunan Harun tapi Yusya’ ibn Nun. Sedangkan menurut Ibn Sa’ad Ilyas adalah putera Tasybin ibn al-‘Izar ibn Harun ibn ‘Imran ibn Qahits ibn Lawi ibn Ya’qub.

Empat versi yang berbeda itu ketemu pada Ya’qub. Kalau nasab versi Ibn Ishaq kita teruskan sampai Ya’qub maka lengkapnya nasab Ilyas adalah Ilyas ibn Yusa ibn Fanhash ibn al-‘Izar ibn Harun ibn ‘Imran ibn Qahits ibn Lawi ibn Ya’qub.

BACA JUGA:
Kisah Nabi Hud as dan Kaum 'Aad yang Diazab Angin Kencang

Nama Nabi Ilyas ‘alaihi as-salam disebut dalam Al-Qur’an 2 kali, pertama pada Surat Al-An’am 85, dan kedua Surat Ash-Shaffat ayat 123. Allah SWT berfirman:

وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلۡيَاسَۖ كُلّٞ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٨٥

“Dan Zakaria, Yahya, ‘Isa dan Ilyas. semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.” (Q.S. Surat Al-An’am 6:85)

وَإِنَّ إِلۡيَاسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٢٣

“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.” (Q.S. ash-Shaffat 37: 123)

Dan disebut satu kali dalam lafal Ilyasiin pada Surat ash-Shaffat ayat 130. Allah SWT berfirman:

وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ١٢٩ سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلۡ يَاسِينَ ١٣٠

“dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyasin“ (Q.S. ash-Shaffat 37: 129-130).

Menurut Muhammad Washfi, Ba’al yang mereka sembah itu pada mulanya terdiri dari tiga nama yaitu Anu, Enky dan Enlil. Anu dalam keyakinan mereka adalah tuhan langit yang mereka sebut sebagai raja tuhan-tuhan. Anu menurut mereka kawin dengan Antu. Anu dan Antu inilah yang menyelamatkan Ishtar.

Sedangkan oknum yang kedua yaitu Enky, adalah tuhan bumi yang dari dalam perutnya keluar air. Setelah runtuhnya kerajaan Babilonia (539 SM) dua oknum Ba’al yaitu Anu da Enky ikut lenyap dan tersisa Enlil, aslinya adalah tuhan angin atau udara yang kemudian mereka sebut juga dengan bukit yang agung. Dalam keyakinan mereka Ba’al punya banyak istri, yang paling tua bernama Nen-Lil yang mereka sebut sebagai Ibu yang agung.

Ibnu Ishaq mengabarkan dari sebagian ahli ilmu bahwa Ba’l adalah berhala wanita. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan Ba’l adalah nama patung yang disembang orang Madinah, dinamakan dengan Ba’labak terletak di sebelah barat Dimasyq.

Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (XXIII:157), Ba’l adalah nama salah satu berhala dari orang Phunicia. Phunicia ini adalah bangsa pelayar yang hidup di pantai Arabia Utara. Sampai sekarang di Ba’albak, masuk wilayah Lebanon, masih terdapat sebuah bangunan yang dikenal dengan nama Heliopolis, tempat menyembah Ba’al.

Ba’al itu dalam bahasa Arab bisa berarti suami, tanah ketinggian dan juga berarti tuhan. Berhala yang mereka sembah itu dianggap seperti seorang suami yang melindungi anak isterinya, dianggap sebagai yang tertinggi, oleh sebab itu dianggap sebagai Tuhan sehingga mereka memujanya Untuk meluruskan itulah Ilyas diutus kepada mereka. Allah SWT berfirman:

وَإِنَّ إِلۡيَاسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٢٣ إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ ١٢٤ أَتَدۡعُونَ بَعۡلٗا وَتَذَرُونَ أَحۡسَنَ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٢٥ ٱللَّهَ رَبَّكُمۡ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ١٢٦

“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Patutkah kamu menyembah Baa’l dan kamu tinggalkan Sebaik-baik Pencipta,. (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 123-126)

Demikianlah Nabi Ilyas, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya selalu mengajak kepada Tauhid, mengesakan Allah SWT. Sudah silih berganti nabi-nabi diutus untuk meluruskan penyimpangan keyakinan yang terjadi, tetapi penyimpangan itu kembali terjadi.

Kalau diingatkan mereka sering berdalih hanya meneruskan tradisi nenek moyang, padahal aslinya nenek moyang meeka bukanlah penyembah berhala tapi penyembah Allah SWT semata.

Pada mulanya raja mereka telah beriman, kemudian murtad dan terus berkelanjutan dalam kesesatannya bersama kaumnya, sehingga tiada seorang pun dari mereka yang beriman.

Nabi Ilyas as terus mengingatkan kaumnya, kenapa mereka meninggalkan Allah SWT, sebaik-baik Pencipta, dan menggantinya dengan berhala yang mereka buat sendiri. Padahal nenek moyang mereka terdahulu menyembah Allah SWT semata.

Mereka tidak menerima peringatan Nabi Ilyas, bahkan mereka mendustakannya.

Maka Nabi Ilyasas berdoa kepada Allah untuk memberikan pelajaran terhadap kaumnya, maka Allah menahan hujan dari mereka selama tiga tahun. Akhirnya mereka meminta kepada Nabi Ilyas agar melenyapkan hal tersebut dari mereka; dan mereka menjanjikan kepadanya bahwa jika berhasil, maka mereka akan beriman kepadanya, yaitu jika mereka kembali memperoleh hujan.

Lalu Nabi Ilyas berdoa kepada Allah memohon hujan, maka turunlah hujan kepada mereka sebagaimana biasanya. Akan tetapi, mereka tetap dalam kesesatannya dan bergelimang dalam kekafirannya seperti semula.

Allah memerintahkan kepada Ilyas agar pergi ke suatu tempat; bilamana ada sesuatu yang datang kepadanya, janganlah dia takut, dan hendaknya menaikinya tanpa ragu-ragu.

Maka datanglah kepadanya di tempat tersebut seekor kuda dari api, lalu ia menaikinya, dan Allah SWT memberi Ilyas pakaian dari cahaya dan memberinya sayap.

Sejak itu Ilyas terbang bersama para malaikat, menjadi manusia penghuni langit, adakalanya juga berada di bumi. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Wahb ibnu Munabbih dari Ahli Kitab; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui kebenarannya.


Kelak di Hari Akhir mereka akan mempertanggungjawabkan penyimpangan yang telah mereka lakukan itu. Allah SWT berfirman:

فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمۡ لَمُحۡضَرُونَ ١٢٧ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ١٢٨ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ١٢٩

“Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 127-129)

Kata al-Muhdharun dalam ayat berarti akan disiksa dalam neraka sebagaimana firman Allah SWT pada ayat lain:

وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يَوۡمَئِذٖ يَتَفَرَّقُونَ ١٤ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَهُمۡ فِي رَوۡضَةٖ يُحۡبَرُونَ ١٥ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا وَلِقَآيِٕ ٱلۡأٓخِرَةِ فَأُوْلَٰٓئِكَ فِي ٱلۡعَذَابِ مُحۡضَرُونَ ١٦

“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (Q.S. Surat Ar-Rum 30: 14-16)

Pada ayat 129 disebutkan oleh Allah SWT bahwa Ilyas akan dikenang dan disebut-sebut oleh generasi yang datang kemudian atas perjuangan dan jasa-jasanya mengingatkan kaumnya untuk tidak menyembah berhala yang bernama Ba’al.

Dalam ayat-ayat selanjutnya dari Surat Ash-Shaffat, Allah SWT mengucapkan salam sejahtera untuk Ilyas yang disebut juga dengan nama lain Il yasin. Allah SWT berfirman:

سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلۡ يَاسِينَ ١٣٠ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣١ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٣٢

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 130-132).

(Sumber: Tafsir Ibnu Katsir, suaramuhammadiyah)


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : lebanon sejarah islam Kisah Nabi Nabi Ilyas as Kaum Bal Bani Israil

Apa sebab kaum tersebut dinamakan kaum baalbek