Apa tujuan abraham mengusir hagar dan anaknya

Hagar dan Ismael diusir (Kej. 21:8-21)

Ternyata Sara kemudian mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Abraham memberi nama anaknya yang baru lahir itu Ishak (Kej. 21:3).[1] Ishak semakin bertambah besar. Ketika sudah waktunya anak itu disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar untuknya. Sementara Abraham dan Sara beserta dengan orang-orangnya sedang dalam perjamuan, Ishak dan Ismael bermain bersama. Sara melihat kedua anak itu bermain. Saat itulah timbul dalam pikirannya gagasan untuk menyingkirkan anak budaknya itu.

Anak itu tidak akan menjadi ahli waris Abraham. Kalau anak itu tetap tinggal bersama mereka, mungkin Abraham akan memberikan juga warisan kepadanya, sebab bagaimanapun juga Ismael adalah anak Abraham yang sah menurut hukum. Jika demikian, bagian warisan Ishak akan berkurang. Sara berusaha agar segala milik Abraham menjadi bagian Ishak. Karena itu, ia berusaha menyingkirkan Hagar dan anaknya.

Sara tidak dapat bertindak sendiri karena ia tidak memiliki kuasa. Kekuasaan tertinggi ada di tangan Abraham. Ia pun lalu mendekati Abraham dan membujuknya agar mengusir Hagar dan anaknya. “Usul” Sara untuk mengusir Hagar dan Ismael membuat Abraham sebal. Bagaimanapun Ismael adalah anaknya juga. Sara jugalah yang mengusulkan agar ia mengawini Hagar supaya mereka mendapat keturunan. Namun, kini ketika Sara sendiri sudah mempunyai anak, ia malah menginginkan agar Ismael disingkirkan.

Dalam suasana hati yang demikian Allah menjumpai Abraham. Menurut-Nya, Abraham tidak perlu kesal mendengar kata-kata Sara tersebut. Sebaliknya, ia harus mendengarkan dan menuruti perkataan istrinya itu. Ini berarti Abraham harus mengusir Hagar dan Ismael dari rumahnya, “sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.” Tentang Ismael, Abraham tidak perlu mengkhawatirkannya. Tuhan berjanji bahwa Ia akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tuhan menjanjikan hal ini karena Ismael juga adalah anak Abraham. Sebagai anak Abraham, ia mendapatkan juga berkat yang diberikan Tuhan kepada sang ayah.

Abraham tidak mengucapkan sepatah kata pun menanggapi pernyataan Tuhan. Dalam diamnya, ia taat melaksanakan perintah Tuhan yang baginya sulit untuk diterima. Dapat dibayangkan betapa berat hati Abraham karena harus mengusir anaknya sendiri.

Pada keesokan harinya, ketika hari masih pagi, Abraham menyiapkan sendiri bekal berupa roti dan air sekirbat yang kemudian diberikannya kepada Hagar. Ia lalu menyuruh Hagar pergi dengan membawa Ismael. Berapa lama Hagar akan bertahan hidup dengan bekal itu? Bagaimana nasib keduanya nanti? Pertanyaan-pertanyaan ini mengganggu dan membuat Abraham risau. Namun, ia melakukannya karena Tuhan sendiri telah menyetujui usul Sara untuk mengusir Hagar dan anaknya.

Tidak dikatakan bagaimana reaksi Hagar pada waktu itu. Dia memang tidak dapat berbuat lain kecuali menuruti perkataan tuannya. Di rumah Abraham, dia adalah budak, dan bagaimanapun juga harus taat kepada tuannya. Sekarang pun ia mengikuti perkataan tuannya itu, yang sekaligus adalah juga suaminya. Ia meninggalkan rumah Abraham dan pergi mengembara di padang gurun Bersyeba.

Kesulitan besar harus dihadapi Hagar ketika persediaan air yang dibawanya habis. Mereka harus menghadapi bahaya mati kelaparan. Orang tidak akan dapat bertahan lama di padang gurun tanpa persediaan air yang cukup. Hagar masih dapat bertahan, tetapi anaknya mungkin tidak. Anak itu benar-benar dalam bahaya kematian. Hagar meninggalkan Ismael di bawah semak-semak, lalu duduk agak jauh dari situ. Anak itu akan mati dan Hagar tidak tega melihatnya. Ia hanya menangisinya tanpa dapat menolongnya.

Allah melihat kesulitan dan bahaya yang dihadapi oleh Hagar dan anaknya. Dari langit Malaikat Allah berseru kepada Hagar bahwa ia tidak perlu takut. Allah telah mendengar rintihan anaknya yang hampir mati itu. Anak itu tidak akan mati karena Tuhan menjaganya. Tuhan menjaga anak itu karena Ia sudah berjanji kepada Abraham untuk membuat Ismael menjadi bangsa yang besar. Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya itu.

Ketika mengangkat matanya, tiba-tiba saja Hagar melihat sebuah mata air. Ia pun lari ke sana, mengisi kirbatnya dengan air, lalu kembali kepada anaknya dan memberinya minum. Demikianlah Hagar dan anaknya diselamatkan Tuhan. Tuhan menyelamatkan mereka karena kesetiaan-Nya terhadap janji yang telah diucapkan-Nya kepada Abraham.

Hagar dan Ismael menetap di padang gurun Paran, yang terletak di sebelah utara Semenanjung Sinai. Anak itu bertambah besar dan menjadi seorang pemanah. Semua ini terjadi karena Tuhan menyertainya. Ketika anak itu telah dewasa, ibunya “mengambil seorang istri baginya” dari tanah Mesir, tanah kelahiran ibunya.

(Bersambung)

[1] Makna nama ini diterangkan di Kej. 21:6. Nama “Ishak” berkaitan dengan kata “sakhaq” (tertawa), dan berarti “(Tuhan) akan (melihat dengan) tertawa.” Artinya, Tuhan akan bersikap baik (melindungi) terhadapnya. Ishak menyebabkan Abraham, Sara, dan orang-orang yang melihat Sara tertawa. Abraham dan Sara tertawa melihat diri mereka sendiri, dan orang-orang yang melihat mereka pun tertawa larut dalam kegembiraan bersama. Mereka “tertawa karena aku,” artinya “tertawa karena kebahagiaanku dan mereka mengucapkan selamat atas kebahagiaanku.”

Bacaan: Kejadian 21:8-21

Allah Tak Pernah Ingkar Janji

Allah tak pernah ingkar janji. Itulah yang tampak jelas dalam perikop hari ini. Allah tetap menyertai dan memberkati Hagar dan Ismael. Ismael dan keturunannya akan menjadi bangsa yang besar. Bagaimanapun juga adalah anak kandung Abraham.

Pengusiran Hagar dan Ismael disebabkan oleh kecemburuan Sara. Ia takut Ismael akan menjadi ahli waris. Karena itu, ia meminta Abraham untuk mengusir mereka. Abraham akhirnya menuruti usul isterinya setelah mendengarkan janji Allah bahwa Ia akan menjadikan Ismael sebagai bangsa yang besar (13). Janji Allah itulah yang membuat Abraham mengambil keputusan untuk mengusir Hagar dan Ismael (14).

Peristiwa pengusiran itu pasti menyakitkan bagi Hagar dan Ismael. Mungkin Hagar merasa dirinya adalah korban, bak peribahasa "habis manis, sepah dibuang". Dan perjalanan menjadi semakin berat karena mereka harus melintasi padang gurun. Hagar pun mulai putus asa ketika kehabisan air, bahkan membuang Ismael ke semak-semak (15). Allah turun tangan dengan mengutus malaikat-Nya untuk memberitakan bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar (18). Allah pulalah yang membuka mata Hagar sehingga dia dapat melihat sebuah sumur. Allah menyelamatkan mereka.

Allah tidak pernah melupakan janji-Nya. Agaknya Hagar sendirilah yang telah melupakan janji Allah itu, yang didengarnya sewaktu dia melarikan diri dari nyonyanya (Kej. 16:10). Nama "Ismael", yang berarti Allah mendengar, semestinya menjadi prasasti bagi Hagar. Sayangnya Hagar lupa sehingga dia membuang anaknya ke semak-semak dan meratapinya dari jauh. Namun demikian, meskipun Hagar lupa, atau mungkin tidak memercayai janji itu, Allah tetap memenuhi janji-Nya. Inilah anugerah itu.

Kesulitan hidup, merasa diri sebagai korban, kadang juga membuat kita merasa dilupakan Allah. Kisah Hagar dan Ismael semestinya mengingatkan kita juga untuk tetap percaya bahwa Allah tidak tidur. Kesulitan hidup diizinkan terjadi dalam hidup kita agar kita dapat terus sungguh merasakan penyertaan Allah. Percayalah! [NSP]


Baca Gali Alkitab 7

Kejadian 19:30-38

Peristiwa yang dicatat di sini adalah kejadian setelah Sodom dan Gomora dihancurkan. Kehancuran kota-kota bejat itu ternyata tidak menyelesaikan permasalahan kebejatan moral. Ternyata mental bejat itu sudah merasuk di dalam hidup putri-putri Lot. Mereka tidak merasa tindakan yang mereka lakukan sama sekali tidak sesuai dengan kekudusan anak-anak Tuhan.

Apa saja yang Anda baca?1. Di manakah Lot dan putri-putrinya menetap setelah meninggalkan Sodom? Mengapa mereka menetap di sana (30)?2. Apa yang direncanakan oleh kedua putri Lot dalam rangka menyambung keturunan Lot (31-35)? Menurut Anda mengapakah mereka harus membuat Lot mabuk terlebih dahulu?3. Bagaimana Anda menilai moral kedua putri Lot tersebut?4. Apakah Lot juga dapat dimintai pertanggungjawaban atas kejadian tersebut?5. Menurut pendapat Anda, apa yang seharusnya dilakukan oleh kedua putri Lot dalam rangka meneruskan keturunan Lot?6. Apakah ada alternatif yang bisa diusulkan?

7. Apa yang Anda akan lakukan bila ditempatkan pada situasi yang serupa? Atau bila Anda harus melayani keluarga dengan masalah serupa?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?1. Apa itu etika Kristen?

2. Mengapa sebagai orang Kristen perlu memegang prinsip moral dalam berperilaku?

Apa respons Anda?
1. Ketika Anda melakukan pelanggaran moral, seperti: mencuri, berjudi, mabuk-mabukan, dan lainnya, apa pengakuan dosa Anda di hadapan Tuhan?

Pokok Doa:
Agar setiap orang percaya memegang teguh kebenaran Allah sehingga dapat menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya.

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 21:8-21

Abraham mengusir Hagar dan Ismael


21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu.
21:9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri.
21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak."
21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."
21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."
21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
21:20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21:21 Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.

Page 2

Bacaan: Kejadian 21:22-34

Kesaksian Hidup

Suatu saat, seseorang berkata kepada saya, "Pak Pendeta, saya itu sebenarnya senang melihat orang-orang Kristen kalau datang ke gereja. Mereka memakai pakaian bagus-bagus, rapi, dan terlihat cantik-cantik. Mereka rukun dan ramah. Sangat menyenangkan sekali." Demikian kata orang tersebut.

Hal yang sama agaknya juga dirasakan oleh Abimelekh. Dari segi politik dan militer, Abimelekh lebih unggul daripada Abraham. Namun, Abimelekh sangat terpesona terhadap kuasa dan kasih Allah terhadap Abraham (22). Keterpesonaan itulah yang melatarbelakangi Abimelekh, didampingi oleh Pikhol, panglima tentaranya, bertemu dengan Abraham. Tak hanya itu, Abimelekh berharap ada ikatan persahabatan yang sifatnya permanen dengan Abraham. Karena itulah, Abimelekh memulai mengikat perjanjian dengan Abraham (23).

Apa yang mendorong Abimelekh melakukan ikatan perjanjian dengan Abraham? Mungkin saja, dia merasa khawatir karena Abraham pernah membohonginya dengan mengatakan bahwa Sara adalah adik tirinya (Kej. 20:2). Abimelekh pun khawatir karena Allah Abraham ternyata berada di pihak Abraham, dan ia bisa menjadi korbannya (Kej. 20:3-7). Abraham setuju dengan usulan itu dan segera bersumpah di Bersyeba. Sehingga tempat itu diberi nama "mata air sumpah".

Abraham memanfaatkan kesempatan itu untuk mengemukakan persoalan mengenai sumur yang dirampas para hamba Abimelekh. Perjanjian atas dasar hak yang sama ini ditandai dengan penyerahan tujuh anak domba. Penyerahan itu menjadi tanda bahwa pada dasarnya sumur itu adalah milik Abraham.

Kisah Abraham dan Abimelekh mengingatkan bahwa orang di sekitar kita melihat sikap, tindakan, dan hidup kita sehari-hari. Karena itu, kesaksian hidup sebagai umat percaya menjadi sebuah keniscayaan. Diri kita semestinya bisa menjadi demonstrasi kasih dan karya Allah. Sehingga orang lain juga boleh merasakan kasih Allah, melalui kita, dalam hidupnya dan memuliakan Bapa di surga. Inilah panggilan kita. [NSP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 21:22-34

Perjanjian Abraham dengan Abimelekh


21:22 Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau lakukan.
21:23 Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang asing."
21:24 Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!"
21:25 Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.
21:26 Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar."
21:27 Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian.
21:28 Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu.
21:29 Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak domba yang kaupisahkan ini?"
21:30 Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini."
21:31 Sebab itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah bersumpah di sana.
21:32 Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin.
21:33 Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal.
21:34 Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri orang Filistin.

Page 3

Bacaan: Kejadian 22:1-19

Diuji dan Diberkati

Sekitar tahun 2003, kami berkunjung ke rumah salah seorang anggota jemaat di pedalaman Lampung. Kami berkunjung ke tempat salah satu anak dari jemaat yang sakit. Lalu kami bertanya, "Apakah sudah dibawa ke dokter atau puskesmas?" Ternyata belum sama sekali karena mereka tidak punya biaya untuk berobat. Kami merasa terharu dan ingin turut membantu, namun apa daya uang yang kami miliki saat itu hanya Rp30.000, -. Pada waktu itu kami merasa diuji. Kami merasa harus melakukan sesuatu meskipun kondisi keuangan sangat terbatas.

Sebuah ujian mahaberat dialami Abraham saat Allah meminta Abraham untuk mengurbankan Ishak, satu-satunya ahli waris yang sah. Mungkin kita bertanya-tanya, apakah Allah tidak salah? Apakah tidak ada perintah yang lebih manusiawi dan masuk akal ketimbang perintah yang keji seperti itu? Namun, yang membuat kita terheran-heran adalah tindakan Abraham yang menuruti perintah Allah. Bagi manusia modern, keputusan Abraham adalah perbuatan yang konyol dan gila.

Kalau dilihat dari sisi iman, ketaatan Abraham memiliki dasar kebenaran. Alasannya sederhana: Abraham telah mengalami perjumpaan dengan Allah. Abraham jelas mengetahui bahwa kelahiran Ishak sungguh merupakan mukjizat Allah. Tak ada manusia yan sanggup melakukannya. Karena Allah yang diimaninya adalah Allah yang hidup dan setia kepada perjanjian-Nya, Abraham menyakini bahwa Allah akan memberikan pengganti Ishak sebagai ahli warisnya. Itu sebabnya Abraham tidak ragu-ragu mempersembahkan anak semata wayangnya kepada Allah. Ternyata Allah menyediakan domba kurban sebagai pengganti Ishak.

Mungkin kita sering diperhadapkan pada keadaan yang menguji kepercayaan dan kepasrahan kepada Tuhan. Menolong orang lain sementara kita kekurangan. Menghibur orang lain sementara kita sedih. Saat kita berani menekan kepentingan pribadi demi melayani orang lain, maka Tuhan akan mencurahkan rahmat-Nya bagi kita. Percayalah! [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 22:1-19

Kepercayaan Abraham diuji


22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.

Page 4

Bacaan: Kejadian 22:20-24

Generasi Demi Generasi

Pada zaman sekarang, sebuah keluarga yang ekonominya menengah, atau di bawah rata-rata, apabila memiliki lebih dari dua anak bisa merepotkan. Sebab tuntutan kebutuhan hidup semakin tinggi. Belum lagi ditambah dengan biaya pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain sebagainya. Karena itu, pada masa Orde Baru, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana untuk membatasi angka kelahiran. Program tersebut boleh dikatakan cukup berhasil.

Beda halnya dengan kisah zaman Alkitab. Pada masa itu, banyak keluarga memiliki banyak anak. Salah satu contohnya adalah Nahor, saudara Abraham yang memiliki dua belas anak. Berita kelahiran anak laki-laki bagi Nahor sampai ke telinga Abraham yang tinggal di Bersyeba. Tentu saja berita itu adalah kabar baik. Sementara kita tahu Abraham sendiri hanya punya dua anak, yakni Ismael dan Ishak. Salah satu anak Nahor, yakni Betuel, yang merupakan ayah Ribka. Ribka kelak menjadi istri Ishak dan menantu Abraham. Perlu diketahui bahwa kelahiran Ishak merupakan janji Allah dan Abraham sendiri harus bersabar menantikan penggenapan janji Allah atas hak warisnya. Karena itu, ketika Abraham mendengar berita sukacita atas kelahiran anak-anak Nahor, ia melihat karya Allah juga terjadi atas kehidupannya.

Berita kelahiran dalam kehidupan kita layak disikapi dengan sukacita. Kehadiran generasi baru menandakan tiga hal, yaitu: Pertama, sebagai karya Allah dalam sejarah manusia, yaitu pergantian generasi demi generasi. Kedua, tanggung jawab manusia untuk beranak cucu. Ketiga, merawat bumi dengan mengembangkan potensi yang telah Allah berikan dalam diri manusia untuk mendatangkan kebaikan bagi sesama dan alam. Ketiga sistem nilai ini harus disadari oleh setiap orangtua untuk ditanamkan pada generasi berikutnya.

Marilah kita menyambut setiap kelahiran seorang anak sebagai mahakarya Allah. Pada saat yang sama kita tidak boleh melupakan bahwa tugas kita adalah membina generasi baru agar mereka berguna bagi Kerajaan Allah. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 22:20-24

Keturunan Nahor


22:20 Sesudah itu Abraham mendapat kabar: "Juga Milka telah melahirkan anak-anak lelaki bagi Nahor, saudaramu:
22:21 Us, anak sulung, dan Bus, adiknya, dan Kemuel, ayah Aram,
22:22 juga Kesed, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel."
22:23 Dan Betuel memperanakkan Ribka. Kedelapan orang inilah dilahirkan Milka bagi Nahor, saudara Abraham itu.
22:24 Dan gundik Nahor, yang namanya Reuma, melahirkan anak juga, yakni Tebah, Gaham, Tahash dan Maakha.

Page 5

Bacaan: Kejadian 23

Berkat Persahabatan

Ketika menoleh sebentar ke belakang, kami melihat perjalanan hidup kami cukup berliku-liku. Sejak SMP sampai kuliah, lalu pelayanan, dan berkeluarga, saya hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hidup seperti itu tidak membuat kami merasa sedih dan susah. Namun, ada satu hal berharga yang kami petik melalui perjalanan hidup kami, yaitu penyertaan dan karya Tuhan dalam kehidupan dan pelayanan kami. Allah juga memberikan banyak rekan sekerja dan sahabat dalam pelayanan kami.

Pada usia 127 tahun Sara meninggal di daerah asing, yaitu Hebron, tanah Kanaan. Kematian Sara membuat Abraham terpukul dan berduka. Selama ini Sara telah menemaninya dalam suka dan duka. Mereka mengalami bagaimana janji Tuhan tentang ahli waris digenapi dalam kehidupan mereka. Semua kenangan tentang Sara membuat Abraham meratap dan menangis.

Sebagai rasa hormat dan terima kasihnya, Abraham ingin memberikan penguburan yang layak bagi Sara. Karena itu, ia meminta izin kepada bani Het untuk menguburkan istri tercintanya di tanah asing. Abraham juga meminta agar diperbolehkan membeli sebidang ladang dan sebuah gua Makhpela untuk kuburan Sara. Akan tetapi, Efron bin Zohar, sang pemilik, ingin memberikan kepada Abraham secara gratis. Bagi Efron, persahabatan dan persaudaraan dengan Abraham jauh lebih bernilai daripada sebidang tanah dan sejumlah uang.

Kisah kematian Sara dan pertolongan Efron adalah kisah persaudaraan dan cinta kasih yang melampaui sekat dan batas suku, bangsa, bahasa, dan ikatan darah. Inilah persaudaraan sejati yang dikehendaki Tuhan kepada manusia.

Manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berelasi dengan sesamanya. Entah itu tetangga, saudara, teman seiman, dan lainnya. Persaudaraan dan persahabatan itu sungguh penting. Allah menghendaki setiap orang dapat berbagi dengan sesamanya dalam keragaman. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 23

Sara mati dan dikuburkan


23:1 Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.
23:2 Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya.
23:3 Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, lalu berkata kepada bani Het:
23:4 "Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu."
23:5 Bani Het menjawab Abraham:
23:6 "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu."
23:7 Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri itu,
23:8 serta berkata kepada mereka: "Jika kamu setuju, bahwa aku mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar,
23:9 supaya ia memberikan kepadaku gua Makhpela miliknya itu, yang terletak di ujung ladangnya; baiklah itu diberikannya kepadaku dengan harga penuh untuk menjadi kuburan milikku di tengah-tengah kamu."
23:10 Pada waktu itu Efron hadir di tengah-tengah bani Het. Maka jawab Efron, orang Het itu, kepada Abraham dengan didengar oleh bani Het, oleh semua orang yang datang di pintu gerbang kota:
23:11 "Tidak, tuanku, dengarkanlah aku; ladang itu kuberikan kepadamu dan gua yang di sanapun kuberikan kepadamu; di depan mata orang-orang sebangsaku kuberikan itu kepadamu; kuburkanlah isterimu yang mati itu."
23:12 Lalu sujudlah Abraham di depan penduduk negeri itu
23:13 serta berkata kepada Efron dengan didengar oleh mereka: "Sesungguhnya, jika engkau suka, dengarkanlah aku: aku membayar harga ladang itu; terimalah itu dari padaku, supaya aku dapat menguburkan isteriku yang mati itu di sana."
23:14 Jawab Efron kepada Abraham:
23:15 "Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang mati itu."
23:16 Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar.
23:17 Demikianlah ladang Efron, yang letaknya di Makhpela di sebelah timur Mamre, ladang dan gua yang di sana, serta segala pohon di ladang itu, bahkan di seluruh tanah itu sampai ke tepi-tepinya,
23:18 diserahkan kepada Abraham menjadi tanah belian, di depan mata bani Het itu, di depan semua orang yang datang di pintu gerbang kota.
23:19 Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
23:20 Demikianlah dari pihak bani Het ladang dengan gua yang ada di sana diserahkan kepada Abraham menjadi kuburan miliknya.

Page 6

Bacaan: Kejadian 24

Jodoh dari Tuhan

Selama menjadi pendeta jemaat selama 18 tahun, sudah tidak terhitung banyaknya pasangan pranikah yang saya layani. Misalnya, saat melayani salah satu gereja di Yogyakarta yang beranggota hampir 2.000 orang, tentu saja intensitas pelayanan pranikah menjadi lebih tinggi. Kondisi itu mendorong saya untuk menyusun kurikulum, silabus pendidikan, dan katekisasi pranikah. Ada dua hal yang selalu saya tekankan dalam pranikah, yakni: Pertama, bagaimana menemukan kehendak Tuhan dalam perjodohan. Kedua, bagaimana memaknai jodoh sebagai pemberian Tuhan.

Dalam hal mencari jodoh, terlihat jelas bagaimana Tuhan menuntun hamba Abraham menemukan Ribka sebagai jodoh Ishak. Diceritakan bahwa Abraham sudah lanjut usia. Meskipun Sara telah wafat, Abraham masih memiliki tanggung jawab untuk mencarikan istri buat anak semata wayangnya.

Mungkin bagi sebagian besar orang, mencari jodoh adalah hal yang sepele. Namun, tidak demikian bagi Abraham. Ia sangat serius. Ia bukan hanya mempertimbangkan bobot, bibit, bebet, tetapi juga dari sudut pandang iman. Sebab hal itu berkaitan secara langsung dengan janji Allah tentang Abraham dan keturunannya. Tuhan berjanji bahwa keturunan Abraham akan banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut; keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang kuat; melalui keturunan Abraham semua bangsa akan mendapat berkat. Janji Allah inilah yang selalu dipegang oleh Abraham sampai putih rambutnya.

Allah dalam Kristus adalah Allah yang memberkati orang percaya. Seluruh kehidupan umat-Nya ada dalam jangkauan dan pemeliharaan Allah, termasuk kehidupan perkawinan. Perkawinan adalah ruang dan tempat di mana kita bisa merasakan manifestasi berkat Allah.

Jika kita hidup dalam pimpinan Tuhan, maka soal perjodohan harus diletakkan dalam kehendak-Nya. Untuk itulah, kita harus mengisi setiap hari bersama pasangan kita menuju pertumbuhan rohani dan kedewasaan iman. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 24

Ribka dipinang bagi Ishak


24:1 Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal.
24:2 Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,
24:3 supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam.
24:4 Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku."
24:5 Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?"
24:6 Tetapi Abraham berkata kepadanya: "Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana.
24:7 TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini--Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku.
24:8 Tetapi jika perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini; hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali ke sana."
24:9 Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu.
24:10 Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor.
24:11 Di sana disuruhnyalah unta itu berhenti di luar kota dekat suatu sumur, pada waktu petang hari, waktu perempuan-perempuan keluar untuk menimba air.
24:12 Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham.
24:13 Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air.
24:14 Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
24:15 Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya.
24:16 Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan mengisi buyungnya, lalu kembali naik.
24:17 Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."
24:18 Jawabnya: "Minumlah, tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum.
24:19 Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."
24:20 Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu.
24:21 Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak.
24:22 Setelah unta-unta itu puas minum, maka orang itu mengambil anting-anting emas yang setengah syikal beratnya, dan sepasang gelang tangan yang sepuluh syikal emas beratnya,
24:23 serta berkata: "Anak siapakah engkau? Baiklah katakan kepadaku! Adakah di rumah ayahmu tempat bermalam bagi kami?"
24:24 Lalu jawabnya kepadanya: "Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor."
24:25 Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada."
24:26 Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN,
24:27 serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"
24:28 Berlarilah gadis itu pergi menceritakan kejadian itu ke rumah ibunya.
24:29 Ribka mempunyai saudara laki-laki, namanya Laban. Laban berlari ke luar mendapatkan orang itu, ke mata air tadi,
24:30 sesudah dilihatnya anting-anting itu dan gelang pada tangan saudaranya, dan sesudah didengarnya perkataan Ribka, saudaranya, yang bunyinya: "Begitulah dikatakan orang itu kepadaku." Ia mendapatkan orang itu, yang masih berdiri di samping unta-untanya di dekat mata air itu,
24:31 dan berkata: "Marilah engkau yang diberkati TUHAN, mengapa engkau berdiri di luar, padahal telah kusediakan rumah bagimu, dan juga tempat untuk unta-untamu."
24:32 Masuklah orang itu ke dalam rumah. Ditanggalkanlah pelana unta-unta, diberikan jerami dan makanan kepada unta-unta itu, lalu dibawa air pembasuh kaki untuk orang itu dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia.
24:33 Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!"
24:34 Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham.
24:35 TUHAN sangat memberkati tuanku itu, sehingga ia telah menjadi kaya; TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak, budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai.
24:36 Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala harta miliknya.
24:37 Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan, yang negerinya kudiami ini,
24:38 tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk mengambil seorang isteri bagi anakku.
24:39 Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku.
24:40 Tetapi katanya kepadaku: TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku.
24:41 Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku.
24:42 Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: TUHAN, Allah tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang kutempuh ini.
24:43 Di sini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini: Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu,
24:44 dan ia menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, --dialah kiranya isteri, yang telah TUHAN tentukan bagi anak tuanku itu.
24:45 Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan aku minum.
24:46 Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta itu juga diberinya minum.
24:47 Sesudah itu aku bertanya kepadanya: Anak siapakah engkau? Jawabnya: Ayahku Betuel anak Nahor yang dilahirkan Milka. Lalu aku mengenakan anting-anting pada hidungnya dan gelang pada tangannya.
24:48 Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah TUHAN, serta memuji TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya.
24:49 Jadi sekarang, apabila kamu mau menunjukkan kasih dan setia kepada tuanku itu, beritahukanlah kepadaku; dan jika tidak, beritahukanlah juga kepadaku, supaya aku tahu entah berpaling ke kanan atau ke kiri."
24:50 Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya.
24:51 Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN."
24:52 Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai ke tanah menyembah TUHAN.
24:53 Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan perak serta pakaian kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yang indah-indah.
24:54 Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah mereka bangun, berkatalah hamba itu: "Lepaslah aku pulang kepada tuanku."
24:55 Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau pergi."
24:56 Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku."
24:57 Kata mereka: "Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan kepadanya sendiri."
24:58 Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya: "Maukah engkau pergi beserta orang ini?" Jawabnya: "Mau."
24:59 Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta hamba Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi.
24:60 Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: "Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya."
24:61 Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya perempuan, dan mereka naik unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba itu membawa Ribka lalu berjalan pulang.
24:62 Adapun Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah Negeb.
24:63 Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta datang.
24:64 Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya.
24:65 Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia.
24:66 Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya.
24:67 Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.

Page 7

Bacaan: Kejadian 25:1-18

Berdamai dengan Masa Lampau

Tanpa masa lalu tak ada masa kini. Berdamai dengan masa lampau kita yang pahit akan memampukan kita hidup sejahtera pada masa kini. Penulis Kitab kejadian mencatat bahwa setelah kematian Abraham, Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi (11).

Kisah sumur Lahai-Roi pastilah mengingatkan banyak orang pada masa itu pada kisah pelarian Hagar dari Sarai yang telah menindasnya (lih. Kej. 16:1-14). Kisah sumur Lahai-Roi mengingatkan orang kembali pada kesalahan Abraham ketika mengambil Hagar sebagai istri, kesalahan Sarai yang telah menindas Hagar, dan penderitaan Hagar sebagai korban dari rancangan karena ketidakpercayaan Abram dan Sarai. Namun demikian, kisah sumur Lahai-Roi juga mengingatkan orang pada kasih Allah kepada Hagar. Allah meminta Hagar untuk kembali kepada Sarai nyonyanya dan berjanji bahwa keturunan akan menjadi sangat banyak. Kisah sumur Lahai-Roi juga mengingatkan orang bahwa pada akhirnya Hagar dan Ismael pun diusir oleh Abraham dan Sara. Kisah sumur Lahai-Roi memperlihatkan kelemahan manusiawi sekaligus kasih Ilahi.

Kita tidak tahu pasti bagaimana perasaan Ishak ketika menempatkan kemahnya dekat sumur Lahai-Roi itu.Tetapi agaknya, Ishak sendiri telah berdamai dengan semua kisah kegagalan generasi sebelumnya dalam diri Abraham, Sara, dan Hagar. Ya, Hagar pun tidak luput dari kesalahan karena dia memandang rendah nyonya ketika dia mengandung Ismael. Tak ada asap tanpa ada api bukan? Yang pasti, kisah sumur Lahai-Roi memperlihatkan bahwa kasih Allah adalah untuk semua orang, baik Abraham, Sara, maupun Hagar. Mungkin itu pulalah yang ada di benak Ishak saat tinggal di sana.

Tak hanya itu, kisah kematian Abraham memperlihatkan kepada kita bagaimana Ishak dan Ismael bersama-sama menguburkan Abraham dalam gua Makhpela (9). Ismael agaknya telah berdamai dengan masa lampau. Meski diusir oleh bapaknya sendiri, Ismael pun tetap menghormati Abraham selaku orangtua dan menguburkannya.

Sudahkah kita berdamai dengan masa lampau kita? [YM]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 25:1-18

Keturunan Abraham dari Ketura


25:1 Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura.
25:2 Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah.
25:3 Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.
25:4 Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.
25:5 Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak,
25:6 tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.

Abraham meninggal dan dikuburkan


25:7 Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun,
25:8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
25:9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,
25:10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.
25:11 Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.

Keturunan Ismael


25:12 Inilah keturunan Ismael, anak Abraham, yang telah dilahirkan baginya oleh Hagar, perempuan Mesir, hamba Sara itu.
25:13 Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam,
25:14 Misyma, Duma, Masa,
25:15 Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma.
25:16 Itulah anak-anak Ismael, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan menurut perkemahan mereka, dua belas orang raja, masing-masing dengan sukunya.
25:17 Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
25:18 Mereka itu mendiami daerah dari Hawila sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.

Page 8

Bacaan: Kejadian 25:19-34

Menjaga Persaudaraan

Ada kelompok etnik tertentu yang menekankan pentingnya persaudaraan berdasarkan marga atau fam. Ada juga suku yang sangat menekankan persaudaraan komunal, yaitu persaudaraan dengan orang-orang yang ada dalam komunitasnya, baik itu ikatan sedarah maupun bukan. Untuk menjaga solidaritas dan keutuhan kebersamaan, penyatuan diri dalam komunitas merupakan hal utama.

Dalam kisah ini, kita melihat suatu kenyataan bahwa Esau dan Yakub tidak akur. Bagaimapun juga keduanya dilahirkan dari ibu yang sama, yaitu Ribka. Ketidakcocokan di antara mereka masih dapat dimaklumi karena pada dasarnya manusia itu beragam dan berbeda, baik secara sifat, watak, kepribadian, pola pikir, hobi, dan lainnya. Hal ini pun tampak pada diri Esau dan Yakub. Esau suka berburu, bertualang, dan menggembara. Sedangkan Yakub lebih suka diam di rumah, memasak, dan membantu ibunya. Sebenarnya berbeda itu indah. Namun, disayangkan bahwa perbedaan itu membuat Esau dan Yakub tidak rukun.

Ketidakharmonisan mereka bukan hanya pada masalah gaya (style), tetapi juga soal ambisi dan persaingan. Contohnya mengenai berbagi makanan. Yakub adalah pribadi yang perhitungan dan ambisius. Saat Esau meminta semangkuk sop kacang merah, Yakub memanfaatkan momen itu untuk melakukan tawar-menawar soal hak kesulungan. Di sini Yakub memahami keuntungan yang terkandung dalam hak kesulungan dan hak waris janji Allah. Sedangkan Esau adalah pribadi yang cuek, menggampangkan segala sesuatu, dan kurang bertanggung jawab. Ia tidak terlalu peduli dengan kekudusan hak kesulungan. Semua ini bisa terjadi karena perilaku orangtua mereka yang tebang pilih dalam hal mengasihi anaknya. Keluarga pun pecah.

Kisah keluarga Ishak dan Ribka merupakan contoh konkret dan peringatan bagi kita. Sebagai orangtua sepatutnya kita bijak mendidik anak-anak agar saling mengasihi dalam persaudaraan dan perbedaan, bukan saling bersaing satu sama lain. Sebab dalam perbedaan terdapat berkat Allah. [KA]


Baca Gali Alkitab 8

Kejadian 22:1-19

Baru saja Abraham menikmati berkat Tuhan berupa putra tunggal yang akan menjadi ahli warisnya, Tuhan sudah datang menuntut Abraham untuk mempersembahkannya kembali kepada Dia. Satu hal yang penting untuk disimak, yaitu bahwa tuntutan ini adalah suatu ujian (mencoba=menguji) bagi kesetiaan Abraham kepada-Nya. Janganlah curiga bahwa Allah sedang mempermainkan Abraham, atau bahwa Ia senang menyiksa anak-anak-Nya sendiri. Kita tidak tahu isi hati Abraham secara eksplisit. Namun surat Ibrani memberitahu kita bahwa oleh iman Abraham rela mempersembahkan Ishak, oleh karena ia percaya Allah sanggup membangkitkan orang mati (Ibr. 11:19).

Apa saja yang Anda baca?1. Apa perintah Allah kepada Abraham (2)?2. Apa tujuan Allah menyuruh Abraham melakukan hal tersebut (1)?3. Bagaimana respons Abraham terhadap perintah Allah (3, 9-10)?4. Apa pesan Abram kepada dua bujangnya (5)?5. Apa jawaban Abram kepada Ishak, anaknya (8)?6. Menurut Anda mengapa Abraham bisa merespons seperti itu?

7. Bagaimana respons Allah terhadap ketaatan Abraham? (11-13;16-18).

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?1. Apa itu iman Kristen?

2. Mengapa ketaatan menjadi prioritas utama bagi Allah?

Apa respons Anda?
1. Ketika Anda taat melakukan segala hukum Allah dan kehidupan Anda diberkati oleh Tuhan, ungkapan syukur seperti apa yang ingin Anda naikkan kepada Allah?

Pokok Doa:
Agar umat Allah belajar menaati perintah Allah dari hal terkecil sampai yang terbesar.

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 25:19-34

Esau dan Yakub


25:19 Inilah riwayat keturunan Ishak, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak.
25:20 Dan Ishak berumur empat puluh tahun, ketika Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban orang Aram itu, diambilnya menjadi isterinya.
25:21 Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.
25:22 Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN.
25:23 Firman TUHAN kepadanya: "Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda."
25:24 Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di dalam kandungannya.
25:25 Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau.
25:26 Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.
25:27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
25:28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
25:29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
25:30 Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
25:31 Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu."
25:32 Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?"
25:33 Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya.
25:34 Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Page 9

Bacaan: Kejadian 26

Jangan Khawatir

Orang Jawa sering kali mengupamakan kehidupan dengan ungkapan "Kadya cakra manggilingan", yang artinya kehidupan seperti roda berputar. Ada kalanya seseorang di atas, seperti: mendadak sukses, bahagia, sehat, dan lainnya. Namun, terkadang seseorang di bawah, misalnya: terpuruk dalam hal ekonomi, sakit-sakitan, sedih, menangis, dan sebagainya. Hal semacam ini bisa menimpa siapa saja, termasuk orang percaya.

Ishak adalah satu-satunya ahli waris ikatan perjanjian Allah dengan Abraham. Ikatan perjanjian itu diteruskan kepada Yakub. Melalui Yakub lahirlah dua belas suku Israel. Meskipun Ishak adalah orang yang diberkati Allah, namun ia juga mengalami kemalangan seperti orang lain. Saat itu terjadi bencana kelaparan di beberapa wilayah, termasuk Gerar. Ishak berniat mengungsi ke tanah Mesir, tetapi Allah mencegahnya dan menyuruh Ishak menetap di Gerar sebagai orang asing.

Meski Ishak telah mendapatkan janji Allah, ia tetap merasa takut. Bagaimana Ishak bisa hidup tenang dan aman di tanah orang asing? Dan karena itulah, ia merasa harus berbohong dengan mengatakan kepada orang Filistin bahwa Ribka adalah saudaranya. Ishak takut kalau orang-orang tersebut akan membunuhnya apabila ia mengatakan Ribka sebagai istrinya. Mungkin kita melihat jawaban Ishak cerdik, namun ia sungguh pengecut.

Pada akhirnya, raja Filistin, Abimelekh, mengetahui yang sebenarnya. Ternyata reaksi Abimelekh di luar prasangka buruk Ishak. Abimelekh memberikan perintah agar siapa pun tidak boleh mengganggu keluarga Ishak. Siapa saja yang mencoba mengganggu akan dikenakan hukuman mati.

Allah dapat memakai siapa pun untuk memelihara dan memberkati umat-Nya, termasuk pihak yang kita anggap sebagai musuh. Karena itu, sepatutnya kita perlu belajar memercayai Allah atas hidup kita. Dalam pemeliharaan-Nya, segala kekhawatiran dan ketakutan bisa kita transformasikan menjadi berkat. Mungkin saja kita dapat dipakai Allah untuk menjadi jalan berkat yang mendatangkan kebaikan dalam kehidupan sesama. Sekali lagi, jangan khawatir! [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 26

Ishak di negeri orang Filistin


26:1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. --Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.
26:2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.
26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,
26:5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
26:6 Jadi tinggallah Ishak di Gerar.
26:7 Ketika orang-orang di tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: "Dia saudaraku," sebab ia takut mengatakan: "Ia isteriku," karena pikirnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena Ribka, sebab elok parasnya."
26:8 Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya.
26:9 Lalu Abimelekh memanggil Ishak dan berkata: "Sesungguhnya dia isterimu, masakan engkau berkata: Dia saudaraku?" Jawab Ishak kepadanya: "Karena pikirku: Jangan-jangan aku mati karena dia."
26:10 Tetapi Abimelekh berkata: "Apakah juga yang telah kauperbuat ini terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan isterimu, sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas kami."
26:11 Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: "Siapa yang mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum mati."
26:12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
26:13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
26:14 Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.
26:15 Segala sumur, yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang Filistin dan ditimbun dengan tanah.
26:16 Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami."
26:17 Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ.
26:18 Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham, ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya.
26:19 Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.
26:20 Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata mereka: "Air ini kepunyaan kami." Dan Ishak menamai sumur itu Esek, karena mereka bertengkar dengan dia di sana.
26:21 Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna.
26:22 Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: "Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini."
26:23 Dari situ ia pergi ke Bersyeba.
26:24 Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu."
26:25 Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.
26:26 Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya.
26:27 Tetapi kata Ishak kepada mereka: "Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu?"
26:28 Jawab mereka: "Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau,
26:29 bahwa engkau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan membiarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang diberkati TUHAN."
26:30 Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka, lalu mereka makan dan minum.
26:31 Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka meninggalkan dia dengan damai.
26:32 Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak memberitahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata kepadanya: "Kami telah mendapat air."
26:33 Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang.
26:34 Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.
26:35 Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.

Page 10

Bacaan: Kejadian 27:1-40

Berkat Allah Melalui Keluarga

Berkat Tuhan yang dapat dirasakan di sekitar kita berasal dari orangtua. Orangtua yang pertama kali melatih bagaimana kita berjalan, naik sepeda, berbahasa, berkomunikasi, dan sebagainya. Waktu kita sakit, merekalah yang merawat kita. Mereka membesarkan dan membiayai pendidikan kita agar kelak kita dapat mandiri dan dewasa.

Esau dan Yakub juga merasakan berkat Allah yang sama dengan manusia pada umumnya. Melalui Ishak dan Ribka, Esau dan Yakub tumbuh menjadi dewasa dengan bakat dan talenta masing-masing. Esau gemar berburu, sementara Yakub memilih di rumah untuk bercocok tanam dan beternak. Mestinya mereka berdua bisa saling melengkapi, namun sangat disayangkan Esau dan Yakub memiliki persaingan dalam hal ingin memiliki berkat yang paling banyak. Belum lagi ditambah perlakuan kedua orangtuanya yang sangat membeda-bedakan kasih di mereka berdua. Ishak lebih mengasihi Esau dan sangat menyukai masakan binatang buruannya. Sedangkan Ribka menyayangi Yakub. Kondisi ini tanpa disadari semakin memperuncing persaingan kedua bersaudara. Berkat Allah yang seharusnya sungguh-sungguh hadir sebagai rahmat Allah, malahan menjadi penyebab malapetaka, perpecahan, dan dendam.

Hadirnya anak dalam sebuah keluarga merupakan anugerah Allah. Setiap anak yang lahir membawa berkah tersendiri. Karena itu, setiap orangtua sepatutnya bukan hanya merawat dan membesarkan anak, tetapi juga memberikan kasih serta perhatian yang adil kepada anak-anaknya. Selain itu, orangtua juga harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya, khusus dalam hal menghidupi kebenaran firman Allah dalam perilaku keseharian.

Tuhan membentuk institusi keluarga supaya setiap anggota keluarga dapat merasakan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Tuhan juga ingin menjadikan setiap keluarga orang percaya sebagai bagian dari karya agung-Nya. Hal itu dapat tercapai apabila setiap anggota keluarga menerima satu sama lain dengan cinta kasih dan ketulusan. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 27:1-40

Yakub diberkati Ishak sebagai anak sulung


27:1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: "Anakku." Sahut Esau: "Ya, bapa."
27:2 Berkatalah Ishak: "Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku.
27:3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang;
27:4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati."
27:5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. Setelah Esau pergi ke padang memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya,
27:6 berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya: "Telah kudengar ayahmu berkata kepada Esau, kakakmu:
27:7 Bawalah bagiku seekor binatang buruan dan olahlah bagiku makanan yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku memberkati engkau di hadapan TUHAN, sebelum aku mati.
27:8 Maka sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu.
27:9 Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya.
27:10 Bawalah itu kepada ayahmu, supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati."
27:11 Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku, adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin.
27:12 Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
27:13 Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu."
27:14 Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang enak, seperti yang digemari ayahnya.
27:15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya.
27:16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu.
27:17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.
27:18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?"
27:19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku."
27:20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku."
27:21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
27:22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau."
27:23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,
27:24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!"
27:25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.
27:26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."
27:27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
27:28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.
27:29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."
27:30 Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.
27:31 Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Katanya kepada ayahnya: "Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku."
27:32 Tetapi kata Ishak, ayahnya, kepadanya: "Siapakah engkau ini?" Sahutnya: "Akulah anakmu, anak sulungmu, Esau."
27:33 Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata: "Siapakah gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah membawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau datang, dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati."
27:34 Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"
27:35 Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu."
27:36 Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?"
27:37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: "Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?"
27:38 Kata Esau kepada ayahnya: "Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan suara keras menangislah Esau.
27:39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas.
27:40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu."

Page 11

Bacaan: Kejadian 27:41-28:9

Cedera Kemanusiaan

Permusuhan adalah kata yang bukan hanya tidak enak didengar, tetapi juga ingin dihindari oleh siapa pun. Sebab, permusuhan adalah sumber penghancur kehidupan manusia. Suatu peradaban maju bisa hancur lebur karena permusuhan. Keluarga bisa retak karena musuh dalam selimut. Kebahagiaan dan ketenteraman bisa hilang tidak berbekas karena saling bermusuhan. Meskipun kita tidak menyukai permusuhan, namun manusia tidak dapat menolak kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun.

Kisah "minggatnya" Yakub dari rumah orangtuanya dipicu oleh rasa dendam Esau terhadap adiknya. Permusuhan semacam ini telah merusak keutuhan dan keharmonisan keluarga Ishak. Kemarahan Esau membuat Yakub takut. Yakub menyadari bahwa dirinya telah dua kali memperdaya Esau, yaitu: menukar semangkuk sop kacang merah dengan hak kesulungan dan merampas berkat Esau dengan cara menipu Ishak dengan menyamar menjadi Esau. Karena itulah, Yakub harus melarikan diri ke Haran, wilayah Mesopotamia. Di Haran, Yakub akan bertemu dengan pamannya, Laban. Sejak saat itu, Ishak dan Ribka tidak pernah lagi bertemu dengan Yakub. Inilah tragedi kehidupan dalam keluarga Ishak.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tragedi tersebut bisa terjadi? Apakah Allah mengizinkan hal itu terjadi atas kehidupan umat-Nya? Ternyata bukan! Sumber tragedi merupakan cacat dan cedera kemanusiaan yang dipicu oleh hawa nafsu dan keserakahan manusia untuk menguasai lebih banyak dari sesamanya. Namun, manusia cenderung lupa bahwa tanpa kelicikan dan ketamakan pun, Allah dapat memberikannya kepada orang yang diperkenan-Nya.

Berkat sejati akan diberikan Allah kepada kita melalui jalan kerendahan hati, kejujuran, dan bekerja keras. Karena itu, jangan biarkan kebencian, kemarahan, dan dengki menguasai hidup kita. Hendaknya kita memancarkan cinta kasih Allah dalam berelasi dengan orang lain. Hanya dengan cinta kasih, kita bisa menyembuhkan cedera kemanusiaan kita. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 27:41-28:9

Yakub lari ke Mesopotamia


27:41 Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: "Hari-hari berkabung karena kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu itulah Yakub, adikku, akan kubunuh."
27:42 Ketika diberitahukan perkataan Esau, anak sulungnya itu kepada Ribka, maka disuruhnyalah memanggil Yakub, anak bungsunya, lalu berkata kepadanya: "Esau, kakakmu, bermaksud membalas dendam membunuh engkau.
27:43 Jadi sekarang, anakku, dengarkanlah perkataanku, bersiaplah engkau dan larilah kepada Laban, saudaraku, ke Haran,
27:44 dan tinggallah padanya beberapa waktu lamanya, sampai kegeraman
27:45 dan kemarahan kakakmu itu surut dari padamu, dan ia lupa apa yang telah engkau perbuat kepadanya; kemudian aku akan menyuruh orang menjemput engkau dari situ. Mengapa aku akan kehilangan kamu berdua pada satu hari juga?"
27:46 Kemudian Ribka berkata kepada Ishak: "Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?"
28:1 Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan.
28:2 Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu.
28:3 Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.
28:4 Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."
28:5 Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berangkatlah Yakub ke Padan-Aram, kepada Laban anak Betuel, orang Aram itu, saudara Ribka ibu Yakub dan Esau.
28:6 Ketika Esau melihat, bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan melepasnya ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ--pada waktu ia memberkatinya ia telah memesankan kepada Yakub: "Janganlah ambil isteri dari antara perempuan Kanaan" --
28:7 dan bahwa Yakub mendengarkan perkataan ayah dan ibunya, dan pergi ke Padan-Aram,
28:8 maka Esaupun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya.
28:9 Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot.

Page 12

Bacaan: Kejadian 28:10-22

Larilah kepada Tuhan

Dalam dunia ini tidak seorang manusia pun yang sempurna tanpa kesalahan. Sehebat apa pun seseorang, ia tetap manusia fana yang memiliki kelemahan dan kekurangan. Mungkin kelemahan itu bisa berasal dari sifat, watak, karakter, budaya, dan lainnya. Kekurangan ini bisa saja menimbulkan dampak negatif dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup kita.

Satu-satunya cara bagi Yakub untuk terhindar dari ancaman dan dendam kesumat Esau adalah melarikan diri ke rumah pamannya, Laban. Pelarian Yakub merupakan dampak dari kekeliruannya memahami berkat dan janji Allah. Ia memahami berkat Allah hanya dari sisi lahiriah atau materi. Ia tidak melihat janji Allah dari sisi rohani dengan datangnya Mesias sebagai Juru Selamat dunia melalui garis keturunan Abraham. Pada akhirnya, kisah pelarian Yakub menimbulkan tragedi kehidupan. Ia harus berpisah seumur hidup dengan ayah yang telah ditipunya dan ibu yang menyayanginya.

Dalam pelariannya menuju Haran, Yakub harus belajar beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasan baru. Ia harus tidur di tempat terbuka dengan batu sebagai alas kepala. Tentu saja kondisi itu sangat memprihatinkan dan tidak nyaman bagi Yakub. Mau tidak mau ia harus memaksa dirinya untuk beristirahat agar keesokan harinya ia dapat melanjutkan perjalanannya.

Akan tetapi, ada satu hal yang tidak pernah diduga oleh Yakub adalah Allah Abraham dan Ishak menyatakan diri-Nya dalam mimpi. Yakub melihat ada tangga menuju surga dan malaikat Tuhan lalu-lalang di tangga tersebut. Ia menyadari bahwa tempat itu dipakai Tuhan untuk menyatakan keberadaan-Nya yang menaungi dan melindungi Yakub. Di sinilah Yakub mendapatkan pendidikan dari Allah.

Peristiwa yang mencerahkan dan penguatan dari Tuhan bertujuan meluruskan jalan kita. Ketidaksempurnaan kita dapat dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya. Hal tersebut dapat terlaksana jika kita mau membuka diri dibentuk dan merespons sapaan dan uluran tangan Allah. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 28:10-22

Mimpi Yakub di Betel


28:10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
28:11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.
28:12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."

Page 13

Bacaan: Kejadian 29:1-30

Belajar Merendahkan Hati

Tuhan mendidik manusia dengan banyak cara. Mulai dari teguran sampai hukuman sebagai pendisiplinan. Acap kali kita mengeraskan hati atas teguran Tuhan. Akibatnya Tuhan memberikan hukuman untuk menghancurkan kekerasan hati umat-Nya. Apa pun cara yang dipakai Tuhan, semuanya itu bertujuan untuk kebaikan kita agar umat-Nya dapat menjadi wadah Allah untuk mewujudkan berbagai karya agung-Nya di muka bumi ini.

Akibat ketamakan dan ambisi Yakub, ia harus mengalami penderitaan yang panjang. Bayangkan, jarak dari Betel ke Bersyeba adalah sekitar 100 km. Jarak ini bisa ditempuh satu malam dengan seekor unta yang dapat berlari cepat. Sedangkan dari Bersyeba ke Haran membutuhkan perjalanan 5.340 km. Berapa banyak penderitaan yang harus dilalui oleh Yakub?

Pada akhirnya, pelarian yang panjang menemukan perhentiannya, yaitu rumah Laban. Walaupun ia disambut baik oleh Laban, namun Yakub tidak bisa makan dan tidur gratis tanpa melakukan apa pun. Untuk bertahan hidup, Yakub mencoba bekerja pada pamannya dengan merawat ternak Laban. Yakub mendapat hasil dan keuntungan dari ternak Laban. Untuk memperistri Rahel, Yakub harus membayar 14 tahun bekerja pada pamannya.

Dalam perkawinan Yakub dengan Lea dan Rahel terjadi ketidakadilan. Rahel lebih dikasihi oleh Yakub, sedangkan Lea tidak sama sekali. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Ia menegakkan keadilan-Nya atas keluarga Yakub. Tuhan memberkati kandungan Lea dan memberikan banyak anak kepada Yakub. Tetapi Rahel hanya dikaruniai dua orang anak. Inilah sifat dan watak manusia berdosa yang penuh dengan kedegilan hati dan ketidakadilan.

Marilah belajar dari Lea yang rendah hati menerima ketidakadilan yang diterima dari suaminya. Kalau kita mau mensyukuri segala kondisi, apakah itu baik atau buruk, maka kita akan mendapatkan kedamaian hati. Masalah berkat adalah urusan Tuhan. Tetapi, kita harus memercayai bahwa dalam kondisi apa pun Allah dapat mencurahkan berkat-Nya asalkan kita belajar merendahkan hati. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 29:1-30

Yakub di rumah Laban


29:1 Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur.
29:2 Ketika ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah sumur di padang, dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba itu. Adapun batu penutup sumur itu besar;
29:3 dan apabila segala kumpulan kambing domba itu digiring berkumpul ke sana, maka gembala-gembala menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing domba itu diberi minum; kemudian dikembalikanlah batu itu lagi ke mulut sumur itu.
29:4 Bertanyalah Yakub kepada mereka: "Saudara-saudara, dari manakah kamu ini?" Jawab mereka: "Kami ini dari Haran."
29:5 Lagi katanya kepada mereka: "Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor?" Jawab mereka: "Kami kenal."
29:6 Selanjutnya katanya kepada mereka: "Selamatkah ia?" Jawab mereka: "Selamat! Tetapi lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dombanya."
29:7 Lalu kata Yakub: "Hari masih siang, belum waktunya untuk mengumpulkan ternak; berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergilah menggembalakannya lagi."
29:8 Tetapi jawab mereka: "Kami tidak dapat melakukan itu selama segala kumpulan binatang itu belum berkumpul; barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan kami memberi minum kambing domba kami."
29:9 Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya.
29:10 Ketika Yakub melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu.
29:11 Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara keras.
29:12 Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya.
29:13 Segera sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya. Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban.
29:14 Kata Laban kepadanya: "Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku." Maka tinggallah Yakub padanya genap sebulan lamanya.
29:15 Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: "Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu."
29:16 Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel.
29:17 Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.
29:18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu."
29:19 Sahut Laban: "Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku."
29:20 Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.
29:21 Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: "Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia."
29:22 Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan.
29:23 Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia.
29:24 Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya.
29:25 Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?"
29:26 Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.
29:27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi."
29:28 Maka Yakub berbuat demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.
29:29 Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya.
29:30 Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.

Page 14

Bacaan: Kejadian 29:31-30:24

Bertobat dan Diberkati

Siapakah manusia dewasa itu? Manusia dewasa adalah seseorang yang bersedia terus-menerus belajar dan mengasah dirinya menjadi pribadi yang semakin baik. Ibarat sebuah peribahasa yang mengatakan, "Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat", yang artinya hendaknya seseorang tidak berhenti menuntut ilmu hingga meninggal dunia. Tidak berhenti belajar merupakan salah satu modal yang kuat bagi seseorang menjadi matang dalam kepribadian.

Yakub adalah pribadi yang diberkati Allah. Namun, untuk menjadi pribadi yang matang, ia harus belajar melalui banyak tempaan kehidupan. Proses itu dimulai saat ia melarikan diri ke rumah Laban. Selama pelariannya, Yakub mengalami banyak kesusahan. Kenyamanan yang selama ini dinikmati oleh Yakub telah sirna. Ia harus beradaptasi dengan kerasnya kehidupan. Ia harus bekerja keras selama empat belas tahun tanpa upah untuk mendapatkan Rahel. Ia harus menelan pil pahit dari kelicikan pamannya yang memanfaatkan berkat Allah pada Yakub. Setelah menikah pun, ia harus belajar berdamai dengan konflik di antara kedua istrinya yang makin runcing dan tidak harmonis. Sekali lagi Allah peduli dengan segala hal yang dialami oleh Yakub. Karena itu, Allah mengaruniakan Yakub dengan banyak keturunan sebagai kelanjutan dari ikatan perjanjian-Nya dengan kakeknya, Abraham.

Jadi, untuk meraih kesuksesan seseorang harus melewati jalan yang panjang, pahit, dan berliku-liku. Terkadang apa yang kita alami mungkin saja disebabkan oleh kesalahan pada masa lampau. Bagaimana pun juga, Allah dapat memakai kesalahan kita untuk memperbarui umat-Nya. Sebab, Allah mampu mengubah derita menjadi sukacita dan kekalahan menjadi kemenangan. Yang terpenting adalah maukah kita bertobat dan berubah?

Tidak ada kata terlambat bagi mereka yang mau dibentuk oleh Allah. Sebab, Ia mampu mengubah ketidakmujuran menjadi kebaikan bagi umat-Nya. Inilah salah satu kemahakuasaan Allah dalam kehidupan manusia. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 29:31-30:24

Anak-anak Yakub


29:31 Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.
29:32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."
29:33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.
29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.
29:35 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
30:1 Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati."
30:2 Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?"
30:3 Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan."
30:4 Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu.
30:5 Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.
30:6 Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku, juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan.
30:7 Mengandung pulalah Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub.
30:8 Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku, dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali.
30:9 Ketika dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya.
30:10 Dan Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.
30:11 Berkatalah Lea: "Mujur telah datang." Maka ia menamai anak itu Gad.
30:12 Dan Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub.
30:13 Berkatalah Lea: "Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia." Maka ia menamai anak itu Asyer.
30:14 Ketika Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapatinyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata Rahel kepada Lea: "Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh anakmu itu."
30:15 Jawab Lea kepadanya: "Apakah belum cukup bagimu mengambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?" Kata Rahel: "Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini sebagai ganti buah dudaim anakmu itu."
30:16 Ketika Yakub pada waktu petang datang dari padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata: "Engkau harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa dengan buah dudaim anakku." Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada malam itu.
30:17 Lalu Allah mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub.
30:18 Lalu kata Lea: "Allah telah memberi upahku, karena aku telah memberi budakku perempuan kepada suamiku." Maka ia menamai anak itu Isakhar.
30:19 Kemudian Lea mengandung pula dan melahirkan anak laki-laki yang keenam bagi Yakub.
30:20 Berkatalah Lea: "Allah telah memberikan hadiah yang indah kepadaku; sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, karena aku telah melahirkan enam orang anak laki-laki baginya." Maka ia menamai anak itu Zebulon.
30:21 Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan menamai anak itu Dina.
30:22 Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya.
30:23 Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."
30:24 Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."

Page 15

Bacaan: Kejadian 30:25-43

Bersyukurlah

Saat kita ditanya siapakah yang mengendalikan hidup kita? Apa jawaban yang kita berikan? Apakah kekuasaan, harta, akal budi, ilmu pengetahuan, gadget, dan lainnya? Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa Tuhan adalah pengendali hidupnya. Jika pernyataan itu benar, seberapa besar rasa syukur kita kepada Allah?

Dalam kisah ini, kita melihat bahwa Laban adalah orang yang tidak tahu bersyukur kepada Allah. Ia bukan hanya berhitung soal untung rugi, tetapi juga manipulatif. Selama ini ia telah memanipulasi dan melakukan pemerasaan terhadap Yakub. Lagi pula Laban berupaya menahan Yakub berada di bawah kekuasaannya selama mungkin. Sebab, Laban menyadari bahwa sejak kehadiran Yakub di rumahnya, kekayaannya berlipat ganda. Tetapi apa imbalan atau upah yang diterima Yakub selama ini? Yakub sama sekali tidak memiliki kekayaan. Harta satu-satunya adalah kedua istri dan anak-anaknya.

Memang ironis saat kita melihat kehidupan Yakub. Puluhan tahun bekerja di rumah Laban berujung pada kesia-siaan. Mungkinkah ini penyebab utama yang memicu Yakub berniat pulang ke rumah orangtuanya? Namun, Allah tidak buta. Ia selalu memelihara umat-Nya. Hal itu tampak saat Laban mencoba menahan Yakub dengan berbagai cara. Kesempatan itu dipakai Yakub untuk mengumpulkan harta kekayaan sebagai modal sebelum ia pulang ke tanah kelahirannya.

Awalnya Yakub mengira strategi kawin silang yang diterapkannya merupakan hasil dari kecerdasannya. Padahal semuanya itu adalah perlindungan dan pemeliharaan Allah atas Yakub, saat ia bernazar kepada Allah di Betel (bdk. Kej. 31:10-13). Di sini terlihat bahwa keberhasilan seseorang bukan hanya terletak pada kerja kerasnya, tetapi pada Allah yang adalah sumber berkat.

Kadang hidup kita juga seperti Yakub. Namun, kita tak perlu kecewa. Belajarlah bersyukur dan percayalah bahwa Allah peduli atas kesusahan umat-Nya. Ia mampu mengubah air mata menjadi mata air kegirangan. [KA]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 30:25-43

Yakub memperoleh ternak


30:25 Setelah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban: "Izinkanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeriku.
30:26 Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku selama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa keras aku bekerja padamu."
30:27 Tetapi Laban berkata kepadanya: "Sekiranya aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau."
30:28 Lagi katanya: "Tentukanlah upahmu yang harus kubayar, maka aku akan memberikannya."
30:29 Sahut Yakub kepadanya: "Engkau sendiri tahu, bagaimana aku bekerja padamu, dan bagaimana keadaan ternakmu dalam penjagaanku,
30:30 sebab harta milikmu tidak begitu banyak sebelum aku datang, tetapi sekarang telah berkembang dengan sangat, dan TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini; jadi, bilakah dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri?"
30:31 Kata Laban: "Apakah yang harus kuberikan kepadamu?" Jawab Yakub: "Tidak usah kauberikan apa-apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku:
30:32 Hari ini aku akan lewat dari tengah-tengah segala kambing dombamu dan akan mengasingkan dari situ setiap binatang yang berbintik-bintik dan berbelang-belang; segala domba yang hitam dan segala kambing yang berbelang-belang dan berbintik-bintik, itulah upahku.
30:33 Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari, apabila engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku."
30:34 Kemudian kata Laban: "Baik, jadilah seperti perkataanmu itu."
30:35 Lalu diasingkannyalah pada hari itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-belang dan segala kambing yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, segala yang ada warna putih pada badannya, serta segala yang hitam di antara domba-domba, dan diserahkannyalah semuanya itu kepada anak-anaknya untuk dijaga.
30:36 Kemudian Laban menentukan jarak tiga hari perjalanan jauhnya antara dia dan Yakub, maka tetaplah Yakub menggembalakan kambing domba yang tinggal itu.
30:37 Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang, sampai yang putihnya kelihatan.
30:38 Ia meletakkan dahan-dahan yang dikupasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum, ke mana kambing domba itu datang minum, sehingga tepat di depan kambing domba itu. Adapun kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum.
30:39 Jika kambing domba itu berkelamin dekat dahan-dahan itu, maka anaknya bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang.
30:40 Kemudian Yakub memisahkan domba-domba itu, dihadapkannya kepala-kepala kambing domba itu kepada yang bercoreng-coreng dan kepada segala yang hitam di antara kambing domba Laban. Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban.
30:41 Dan setiap kali, apabila berkelamin kambing domba yang kuat, maka Yakub meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata kambing domba itu, supaya berkelamin dekat dahan-dahan itu.
30:42 Tetapi apabila datang kambing domba yang lemah, ia tidak meletakkan dahan-dahan itu ke dalamnya. Jadi hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub.
30:43 Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.

Page 16

Bacaan: Kejadian 31:1-21

Air Susu Dibalas dengan Air Tuba

Kerap kali perbuatan baik mendatangkan kejahatan sebagai imbalannya. Kedermawanan sering kali dibalas dengan kekikiran.

Yakub kurang lebih mengalami situasi seperti itu. Ia hidup bersama Laban, mertuanya, bertahun-tahun lamanya. Dia bekerja sangat giat untuknya. Namun, apa yang terjadi? Bukan penghargaan yang didapat, malahan kecurangan yang diterimanya.

Rupanya Laban terhasut perkataan anak-anaknya. Mereka iri melihat kekayaan Yakub yang kian hari bertambah banyak. Mereka menuduh Yakub mengambil harta milik mereka (1). Laban pun marah. Itu terlihat dari raut mukanya yang tidak seperti biasanya (2).

Merasa situasi mulai berbeda, Yakub berencana menyingkir. Lea dan Rahel, istri Yakub, menerima keputusan itu tanpa syarat.

Keputusan itu punya alasan yang jelas. Ternyata Laban memperlakukan mereka bukan seperti anak kandung sendiri, melainkan seperti orang asing (15). Kalau sudah seperti ini, untuk apa lagi bertahan?

Mungkin, kita sering kali memadankan orang yang menyingkir sebagai yang tersingkir. Namun, ini tidak berlaku bagi Yakub. Dia pergi karena tidak ingin bertengkar dengan Laban. Ia memilih menyingkir semata-mata untuk belajar setia dan taat pada perintah Tuhan.

Bisa dipastikan kita sulit menerima perbuatan yang merugikan. Acap kali kita selalu menghitung untung dan rugi. Bahkan, pada saat kita berbuat baik pun, mungkin terselip harapan untuk mendapatkan imbalan. Namun, kehidupan tidak selalu seperti itu. Ada kalanya, kita menabur kebaikan, malah menuai kezaliman.

Lalu, bagaimana kita harus bersikap? Apakah kita harus marah, jengkel, dan balik membalas?

Kita semestinya meneladani Yakub. Dia tak memusingkan persoalan dengan melampiaskan bara amarah. Sebaliknya, dia memilih untuk tunduk pada perintah Tuhan. Alih-alih balas dendam, dia memilih menyingkir. Tetapi, ini bukan tanda kelemahan, tetapi bukti ketaatan.

Doa: Tuhan ajar kami untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 31:1-21

Yakub lari meninggalkan Laban


31:1 Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: "Yakub telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya."
31:2 Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya.
31:3 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: "Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau."
31:4 Sesudah itu Yakub menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat kambing dombanya,
31:5 lalu ia berkata kepada mereka: "Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku.
31:6 Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu.
31:7 Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku.
31:8 Apabila ia berkata: yang berbintik-bintiklah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang berbintik-bintik; dan apabila ia berkata: yang bercoreng-corenglah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang bercoreng-coreng.
31:9 Demikianlah Allah mengambil ternak ayahmu dan memberikannya kepadaku.
31:10 Pada suatu kali pada masa kambing domba itu suka berkelamin, maka aku bermimpi dan melihat, bahwa jantan-jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang.
31:11 Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan!
31:12 Lalu Ia berfirman: Angkatlah mukamu dan lihatlah, bahwa segala jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang, sebab telah Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu.
31:13 Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."
31:14 Lalu Rahel dan Lea menjawab Yakub, katanya: "Bukankah tidak ada lagi bagian atau warisan kami dalam rumah ayah kami?
31:15 Bukankah kami ini dianggapnya sebagai orang asing, karena ia telah menjual kami? Juga bagian kami telah dihabiskannya sama sekali.
31:16 Tetapi segala kekayaan, yang telah diambil Allah dari ayah kami, adalah milik kami dan anak-anak kami; maka sekarang, perbuatlah segala yang difirmankan Allah kepadamu."
31:17 Lalu bersiaplah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan isteri-isterinya ke atas unta,
31:18 digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah diperolehnya, yakni ternak kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak, ayahnya, ke tanah Kanaan.
31:19 Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. Ketika itulah Rahel mencuri terafim ayahnya.
31:20 Dan Yakub mengakali Laban, orang Aram itu, dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau lari.
31:21 Demikianlah ia lari dengan segala harta miliknya. Ia berangkat, menyeberangi sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan Gilead.

Page 17

Bacaan: Kejadian 31:22-42

Bukalah Topeng Kita

Kalau benci sudah meraja, maka kita akan mati rasa. Setiap kebaikan akan kita nilai sebagai keburukan. Kedengkian itu membutakan, sehingga mata hati tidak bisa melihat kebajikan.

Niat hati orang seperti ini hanyalah mencari-cari cacat orang lain. Dia suka mengorek kesalahan. Tentu ini sebuah perangai yang buruk.

Jelas saja, tak ada orang mau terlihat seperti ini. Untuk menutupinya, topeng dijadikan sebagai tameng.

Coba kita perhatikan sikap Laban. Kemarahannya memuncak saat mendengar Yakub meninggalkannya. Ia, bersama sanak saudaranya, langsung segera mengejar (23).

Setelah bertemu dengan Yakub, putri, dan cucu-cucunya, ia berpura-pura bijaksana agar terlihat sebagai orang tua yang baik. Laban menyatakan ketulusannya. Ia tidak mau melakukan hal yang jahat kepadam menantunya (29). Niatnya, sebagai orangtua, ingin mengantar kepergian Yakub dengan sukacita dan mencium anak cucunya (27-28).

Sayang, semua itu hanya ucapan di bibir berbalut topeng kemunafikan. Tujuan Laban mengejar Yakub sebenarnya hanya ingin meluapkan kemarahan. Lalu, ia berpura-pura kehilangan anak perempuan dan cucunya. Sesungguhnya, ia lebih merasa kehilangan harta dan dewanya (patung 'terafim') yang dicuri Rahel (34). Itulah yang membangkitkan amarahnya. Dia merasa tertipu.

Pendeknya, Laban menuding Yakub sebagai menantu yang tidak tahu diri. Tuduhan itu mengakibatkan kebaikan Yakub bertahun-tahun serasa sirna tak berguna. Panas setahun dihapus hujan sehari.

Kadang, kita juga bersikap munafik. Kita seolah bermurah hati, padahal maunya ingin dipuji. Kita mencoba menutupi watak asli hanya untuk kehormatan diri. Kepura-puraan seperti ini, pastilah dibenci Tuhan. Di sinilah kita diajak hidup dalam kejujuran, tanpa kemunafikan.

Bukalah topeng kita. Perlihatkan wajah kejujuran, kebaikan, kekudusan, sukacita, dan kasih yang sejati. Karena inilah yang dikehendaki-Nya.

Doa: Tuhan ajarilah kami untuk tidak munafik. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 31:22-42

Laban mengejar Yakub


31:22 Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari,
31:23 dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead.
31:24 Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun."
31:25 Ketika Laban sampai kepada Yakub, --Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan Gilead--
31:26 berkatalah Laban kepada Yakub: "Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan?
31:27 Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi?
31:28 Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu.
31:29 Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun.
31:30 Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?"
31:31 Lalu Yakub menjawab Laban: "Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku.
31:32 Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu." Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu.
31:33 Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel.
31:34 Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya.
31:35 Lalu kata Rahel kepada ayahnya: "Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid." Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu.
31:36 Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: "Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu?
31:37 Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara kita berdua.
31:38 Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan.
31:39 Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku.
31:40 Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur.
31:41 Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.
31:42 Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam."

Page 18

Bacaan: Kejadian 31:43-55

Mengikat Perjanjian

Mudah berjanji, mudah pula mengingkari. Mungkin itu jugalah potret kita, manusia yang kerap mungkir dari janjinya sendiri.

Dalam keseharian kita mungkin sering membuat janji. Mulai dari janji kecil sampai yang sifatnya serius. Misalnya, perjanjian piutang, kontrak rumah, pekerjaan, dan sebagainya.

Sifat perjanjian selalu mengikat. Kedua belah pihak, yang berjanji "dijaga" oleh sanksi. Bila ada yang melanggar, maka ada konsekuensi menanti.

Setelah hubungan membaik, Laban dan Yakub sepakat untuk mengikat janji. Laban meminta agar Yakub menjadi suami dan ayah yang baik. Dia pun melarangnya mengambil istri lain lagi (50). Mereka juga bersumpah setia untuk saling meniadakan niat jahat satu sama lain (52). Dengan itulah mereka membuka lembaran kehidupan baru dan mengikat lagi silaturahmi.

Untuk mengeratkan perjanjian mereka membuat prasasti dari timbunan batu. Laban menamakannya Yegar-Sahaduta, sedangkan Yakub menyebutnya Galed (47). Korban persembahan perdamaian dipersembahkan. Mereka pun makan bersama dengan sukacita. Selanjutnya, mereka mengundang Tuhan agar jadi pengawas perjanjian diantara mereka (53).

Tuhan mengikat perjanjian dengan kita melalui peristiwa baptisan kudus. Dalam perjanjian tersebut Dia memberi anugerah keselamatan. Dia berjanji akan menolong kita dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu, bagaimana dengan kita? Apa yang harus kita lakukan terhadap perjanjian dengan Tuhan itu? Jawabannya sederhana: hiduplah di dalam kesetiaan dan ketaatan.

Namun, apakah kita setia? Sejujurnya, kita sering mengumbar janji kepada Tuhan. Janji tinggal janji. Berbagai pergumulan hidup, misalnya, kesibukan, masalah keuangan, keluarga, kerap membuat kita lupa. Kita meninggalkan Tuhan dengan berbagai macam alasan.

Mari kita terus-menerus memperbaiki perjanjian kita dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, kiranya kami dimampukan untuk setia terhadap perjanjian dengan Engkau. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 31:43-55

Perjanjian antara Yakub dan Laban


31:43 Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka?
31:44 Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau."
31:45 Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.
31:46 Selanjutnya berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu.
31:47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed.
31:48 Lalu kata Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah sebabnya timbunan itu dinamainya Galed,
31:49 dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan.
31:50 Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau."
31:51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau--
31:52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.
31:53 Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya.
31:54 Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu.
31:55 Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.

Page 19

Bacaan: Kejadian 32:1-21

Dengan Tuhan, Siapa Takut!

Takut merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Kita sebagai orang percaya, kadang juga dihantui rasa takut. Tentu saja, ini hal yang lumrah. Masalahnya adalah bagaimana kita menyikapinya?

Allah selalu menyertai Yakub, baik ketika hidup bersama Laban maupun saat meninggalkan rumah Laban. Allah selalu menyertainya.

Meskipun demikian, Yakub masih merasakan takut. Kehadiran Esau sangat meresahkannya (6-7). Peristiwa masa lalu, ketika ia merampas hak kesulungan dan berkat untuk Esau, masih menghantuinya. Penyertaan Allah seolah kurang menjamin keselamatan dirinya. Bayang-bayang kemarahan Esau tampak lebih besar dan menutupi keagungan perlindungan Allah. Yakub memandang masalahnya lebih besar dari Tuhan Pencipta.

Untuk menutupi ketakutannya, Yakub rela menyebut dirinya hamba dan menyebut Esau sebagai tuan (18). Tidak cukup di situ, upeti pun disiapkan demi meluluhkan hati Sang Kakak (13).

Layaknya dua sisi kepingan koin, demikian kecamuk perasaan Yakub. Sisi yang satu, ia percaya kepada Tuhan. Namun di sisi lain, ia takut kepada Esau.

Sepertinya, kita juga sering seperti Yakub. Ada kalanya kita percaya kepada Tuhan. Namun, pada saat menghadapi perkara besar, kita sering kali malah merasakan takut dan mulai meragukan-Nya.

Karena ketakutan itu, kita kerap jatuh dalam dosa. Misalnya, dalam urusan tertentu yang rasanya sulit, kita lebih memilih jalan keluar dengan melakukan korupsi. Suap kita jadikan sebagai pelicin pemecah masalah.

Dengan tindakan koruptif sesungguhnya kita seolah sedang meragukan bahwa Dia tak bisa menolong kala masalah datang mendera.

Melalui bacaan ini, kita kembali disegarkan dan dikuatkan. Beriman kepada Allah, berarti kita menjalani hidup bersama-Nya. Kita memercayakan segalanya kepada Dia tanpa kekhawatiran yang berlebihan.

Doa: Tuhan, tolonglah kami agar mempercayakan hidup seutuhnya dalam penyertaan-Mu. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 32:1-21

Yakub takut bertemu dengan Esau


32:1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia.
32:2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara Allah." Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.
32:3 Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau, kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom.
32:4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanku, kepada Esau: Beginilah kata hambamu Yakub: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan diam di situ selama ini.
32:5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu."
32:6 Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata: "Kami telah sampai kepada kakakmu, kepada Esau, dan iapun sedang di jalan menemui engkau, diiringi oleh empat ratus orang."
32:7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan.
32:8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput."
32:9 Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu--
32:10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan.
32:11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya.
32:12 Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak dapat dihitung."
32:13 Lalu bermalamlah ia di sana pada malam itu. Kemudian diambilnyalah dari apa yang ada padanya suatu persembahan untuk Esau, kakaknya,
32:14 yaitu dua ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus domba betina dan dua puluh domba jantan,
32:15 tiga puluh unta yang sedang menyusui beserta anak-anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh lembu jantan, dua puluh keledai betina dan sepuluh keledai jantan.
32:16 Diserahkannyalah semuanya itu kepada budak-budaknya untuk dijaga, tiap-tiap kumpulan tersendiri, dan ia berkata kepada mereka: "Berjalanlah kamu lebih dahulu dan jagalah supaya ada jarak antara kumpulan yang satu dengan kumpulan yang lain."
32:17 Diperintahkannyalah kepada yang paling di muka: "Apabila Esau, kakakku, bertemu dengan engkau dan bertanya kepadamu: Siapakah tuanmu? dan ke manakah engkau pergi? dan milik siapakah ternak yang di depanmu itu? --
32:18 jawablah: milik hambamu Yakub; inilah persembahan yang dikirim kepada tuanku Esau, dan Yakub sendiripun ada di belakang kami."
32:19 Begitulah diperintahkannya baik kepada yang kedua maupun kepada yang ketiga dan kepada sekalian orang yang berjalan menggiring kumpulan hewan itu, katanya: "Seperti perkataanku tadilah kamu katakan kepada Esau, apabila kamu berjumpa dengan dia;
32:20 dan kamu harus mengatakan juga: Hambamu Yakub sendiri ada di belakang kami." Sebab pikir Yakub: "Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik."
32:21 Jadi persembahan itu diantarkan lebih dahulu, tetapi ia sendiri bermalam pada malam itu di tempat perkemahannya.

Page 20

Bacaan: Kejadian 32:22-32

Mengandalkan Tuhan

Manusia mengandalkan apa dalam hidupnya? Tentu saja beraneka ragam. Ada yang bersandar pada uang, kepandaian, atau mungkin juga kepada Tuhan.

Tampaknya, uang dan kepandaian sering jadi yang utama. Dengan uang, seseorang merasa bahwa hidupnya lebih terjamin. Lewat kepandaian, seseorang mengira lebih yakin dan pasti dalam menjalani kehidupnya.

Tetapi, seberapa banyak dari kita yang mengandalkan Tuhan?

Pengalaman Yakub, malam itu di tepi Sungai Yabok (22), merombak hidupnya. Di sana, Allah mengubahnya dengan cara yang unik melalui pergulatan sepanjang malam (24). Yakub sampai terpelecok di pangkal sendinya (25) karena tidak membiarkan Allah pergi sebelum memberkatinya (26).

Saat itulah namanya berganti jadi Israel, sebab dia telah bergumul melawan Allah dan menang (28). Lewat pergulatan itu, terlihat betapa gigih Yakub berjuang untuk mendapatkan berkat Alah.

Yakub menamai arena pergulatan itu dengan Pniel. Di situ ia telah melihat Allah dan berhadapan muka, tetapi nyawanya tertolong (30).

Sejak diberkati Allah, Yakub mengalami perubahan. Ia mulai bergantung kepada Allah dan tak lagi mengandalkan pikiran dan kemampuannya.

Kita dicipta serupa dengan gambar Allah (imago Dei). Sehingga kita menjadi makhluk berakal budi. Kemampuan ini membuat kita sering mengandalkan daya pikiran sendiri. Seolah, kita mampu mengatasi semua persoalan tanpa Tuhan. Akibatnya, Tuhan dinomorduakan.

Padahal, sepintar apa pun manusia, akal tetaplah terbatas. Dampaknya, kita sering salah melangkah saat mengambil keputusan.

Peristiwa Yakub di Sungai Yabok mengingatkan bahwa kita harus bersandar pada penyertaan Allah. Kita tidak perlu bergantung pada keterbatasan akal dan pikiran. Sebab Allah lebih berkuasa dari apa pun.

Doa: Tuhan, ubahlah cara pandang kami agar lebih mengandalkan Engkau lebih daripada pengertian kami sendiri. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 32:22-32

Pergumulan Yakub dengan Allah


32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok.
32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.

Page 21

Bacaan: Kejadian 33

Kasih dan Pengampunan

Ada peribahasa berbunyi seperti ini: "Pembalasan lebih kejam daripada perbuatan." Peribahasa ini tertuju kepada orang yang sedang dirasuki dendam. Biasanya Si Pendendam akan berusaha mencari cara membalaskan kesumatnya.

Sebenarnya kerasnya hati seseorang bisa dilembutkan. Bara dendam bisa diredam asal dia rela terbuka terhadap kasih dan pengampunan.

Yakub sadar dengan siapa ia akan berhadapan: Esau, kakak yang pernah ditipunya. Yakub menduga, Esau akan mengamuk jika berjumpa dengannya. Perbuatan curangnya ketika mencuri hak sulung dan berkat Esau, masih menghantuinya. Sesal menerornya. Apalagi, saat dilihatnya Esau datang dengan iringan empat ratus tentara (1). Yakub kalut.

Alkitab menuturkan, Yakub bersujud tujuh kali saat menghampiri kakaknya (3) untuk merendahkan diri. Esau pun luluh. Ia berlari menghampiri, memeluk, bahkan menangis bersamanya (4).

Sungguh, Allah berkenan mengubah hati manusia. Dendam dan permusuhan pun berubah ketika kasih yang bertakhta. Kasih Allah mampu membuat keduanya melupakan getirnya masa lalu.

Dalam berelasi, kita tentu pernah bertengkar dengan sesama. Dalam konflik itu, bisa saja ada yang tersinggung atau sakit hati. Jika dibiarkan, bisa jadi perasaan itu berubah menjadi dendam.

Dalam situasi seperti ini harus ada pihak yang mengalah. Ini bukan hal yang mudah. Ada perasaan takut, malu, dan gengsi, jika kita harus memohon maaf duluan.

Dari bacaan ini kita belajar, Yakub mau mengakui kesalahannya. Dia rela serta merendahkan dirinya. Esau pun mengampuni dan mau menerima adiknya kembali.

Awal pemulihan relasi adalah niat dan keberanian untuk mengambil risiko demi memulai perubahan. Kita harus melawan rasa takut dan prasangka. Untuk itu, kita bisa meniru kisah dua bersaudara ini. Mereka sadar bahwa permusuhan tak selamanya harus dipelihara.

Doa: Tuhan, ajari kami untuk berani mengakui kesalahan dan hidup berdamai dengan orang lain. [SP]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 33

Yakub berbaik kembali dengan Esau


33:1 Yakubpun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada kedua budak perempuan itu.
33:2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali.
33:3 Dan ia sendiri berjalan di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu.
33:4 Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.
33:5 Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya: "Siapakah orang-orang yang beserta engkau itu?" Jawab Yakub: "Anak-anak yang telah dikaruniakan Allah kepada hambamu ini."
33:6 Sesudah itu mendekatlah budak-budak perempuan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud.
33:7 Mendekat jugalah Lea beserta anak-anaknya, dan merekapun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf beserta Rahel, dan mereka juga sujud.
33:8 Berkatalah Esau: "Apakah maksudmu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi?" Jawabnya: "Untuk mendapat kasih tuanku."
33:9 Tetapi kata Esau: "Aku mempunyai banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu."
33:10 Tetapi kata Yakub: "Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkaupun berkenan menyambut aku.
33:11 Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan akupun mempunyai segala-galanya." Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya.
33:12 Kata Esau: "Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau."
33:13 Tetapi Yakub berkata kepadanya: "Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati.
33:14 Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir."
33:15 Lalu kata Esau: "Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku." Tetapi Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja."
33:16 Jadi pulanglah Esau pada hari itu berjalan ke Seir.
33:17 Tetapi Yakub berangkat ke Sukot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuatnya gubuk-gubuk. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Sukot.
33:18 Dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu.
33:19 Kemudian dibelinyalah dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang kemahnya, dengan harga seratus kesita.
33:20 Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah."

Page 22

Bacaan: Kejadian 34

Buah Jatuh Dekat Pohonnya

Anak akan meniru perilaku orangtua. Ayah dan Ibu adalah figur penting selama proses pendidikan anak. Didikan yang benar akan mencetak anak yang baik. Sebaliknya, jika ajaran salah, maka anak pun akan terjerumus dalam kesalahan. Dalam hal ini, pokok masalah ada pada keteladanan orangtua.

Pada masanya Yakub hidup berdampingan dengan orang kafir. Sebagai ayah, kelihatannya, dia belum sempat mendidik keluarganya dengan baik. Urusan mengumpulkan kekayaan, tampaknya, masih menjadi prioritasnya. Akibatnya, ia lupa mendidik anak-anaknya.

Suatu ketika, Dina berjalan sendirian. Dia ingin mengunjungi temannya. Sikhem melihatnya dan terpesona. Tanpa berpikir panjang, Dina ditarik dan diperkosanya (2).

Dampaknya serius. Bukan hanya Dina yang merasa terhina, tetapi juga semua anggota keluarga. Yakub dan anak-anaknya marah karena kejadian itu (7).

Sikhem ternyata jatuh hati kepada Dina. Ia ingin menyuntingnya sebagai istri. Niat itu dinyatakannya terus terang kepada ayahnya.

Pada saat yang bersamaan, Simeon dan Lewi sedang bersiasat licik untuk membalas perbuatan Sikhem.

Awalnya, mereka pura-pura menerima pinangan Sikhem. Seolah mereka menyetujui kawin campur antarkeluarga yang berbeda. Mereka mau, tetapi dengan satu syarat: semua laki-laki di negeri itu harus disunat (15). Keluarga besar Sikhem tidak menyadari itu merupakan tipu muslihat.

Seketika mereka melakukan sunat massal. Pada saat keluarga Sikhem sedang kesakitan (25), Simeon dan Lewi menyerang. Mereka membunuh, menjarah, dan menawan perempuan serta anak-anak (27-29). Tindakan balasan Simeon dan Lewi lebih kejam daripada perbuatan Sikhem kepada Dina.

Proses pendidikan diawali dalam keluarga. Orangtua menjadi guru pertama untuk anak-anaknya. Jika sejak dini anak diajarkan nilai yang baik, kelak dia akan menghidupinya sampai dewasa. Kita tentu menginginkan anak-anak bermoral baik, bukan?

Doa: Tuhan, ajari kami menjadi teladan dalam keluarga. [SP]


Baca Gali Alkitab 1

Kejadian 31:43-55

Usai membongkar ketidakadilan pamannya, perlakuan Laban terhadap Yakub melunak. Untuk mencegah balas dendam Yakub, Laban mengadakan sebuah perjanjian damai. Yakub mendirikan tugu batu dan Laban membuat timbunan batu. Masing-masing pihak menamai timbunan batu tersebut dengan sebutan Galed dan Mizpa. Selesai mengucapkan sumpah, Yakub mengesahkannya dengan mempersembahkan kurban bakaran atas nama Allah Abraham dan Ishak.

Apa saja yang Anda baca?1. Apa tuduhan Laban terhadap Yakub (43) dan apa yang diusulkan olehnya (44)?2. Yakub setuju dengan Laban dan apakah yang dilakukannya (45-46)?3. Yakub dan Laban menamai timbunan batu yang mereka susun dengan sebutan apa (47-49)?4. Apa isi perjanjian antara Laban dan Yakub (49-52)?

5. Sebagai pengesahan isi perjanjian, apa yang Yakub lakukan (53-54)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?1. Pelajaran apa yang Anda petik dari relasi Laban dengan Yakub?2. Apa yang membuat Yakub menghindari konflik dengan Laban?

3. Mengapa Yakub mau mengikuti kemauan Laban untuk mengikat perjanjian?

Apa respons Anda?1. Saat mengalami masa-masa sulit, Anda menemukan bahwa Allah senantiasa menyertai hidup Anda. Apa yang Anda lakukan sebagai bentuk dari ucapan syukur?

2. Ketika Anda bertikai dengan orang lain, tindakan apa yang Anda ambil sebagai cerminan umat Allah?

Pokok Doa:
Agar kita diberi kepekaan dan kesabaran untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 34

Dina dan Sikhem


34:1 Pada suatu kali pergilah Dina, anak perempuan Lea yang dilahirkannya bagi Yakub, mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu.
34:2 Ketika itu terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina itu dilarikannya dan diperkosanya.
34:3 Tetapi terikatlah hatinya kepada Dina, anak Yakub; ia cinta kepada gadis itu, lalu menenangkan hati gadis itu.
34:4 Sebab itu berkatalah Sikhem kepada Hemor, ayahnya: "Ambillah bagiku gadis ini untuk menjadi isteriku."
34:5 Kedengaranlah kepada Yakub, bahwa Sikhem mencemari Dina. Tetapi anak-anaknya ada di padang menjaga ternaknya, jadi Yakub mendiamkan soal itu sampai mereka pulang.
34:6 Lalu Hemor ayah Sikhem, pergi mendapatkan Yakub untuk berbicara dengan dia.
34:7 Sementara itu anak-anak Yakub pulang dari padang, dan sesudah mendengar peristiwa itu orang-orang ini sakit hati dan sangat marah karena Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan memperkosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut dilakukan.
34:8 Berbicaralah Hemor kepada mereka itu: "Hati Sikhem anakku mengingini anakmu; kiranya kamu memberikan dia kepadanya menjadi isterinya
34:9 dan biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami dan ambillah gadis-gadis kami.
34:10 Tinggallah pada kami: negeri ini terbuka untuk kamu; tinggallah di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan menetaplah di sini."
34:11 Lalu Sikhem berkata kepada ayah anak itu dan kepada kakak-kakaknya: "Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan memberikan kepadamu apa yang kamu minta;
34:12 walaupun kamu bebankan kepadaku uang jujuran dan uang mahar seberapa banyakpun, aku akan memberikan apa yang kamu minta; tetapi berilah gadis itu kepadaku menjadi isteriku."
34:13 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, dengan tipu muslihat. Karena Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka itu,
34:14 berkatalah mereka kepada kedua orang itu: "Kami tidak dapat berbuat demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat, sebab hal itu aib bagi kami.
34:15 Hanyalah dengan syarat ini kami dapat menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat,
34:16 barulah kami akan memberikan gadis-gadis kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan tinggal padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa.
34:17 Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan kami dan kamu tidak disunat, maka kami akan mengambil kembali anak itu, lalu pergi."
34:18 Lalu Hemor dan Sikhem, anak Hemor, menyetujui usul mereka.
34:19 Dan orang muda itu tidak bertangguh melakukannya, sebab ia suka kepada anak Yakub, lagipula ia seorang yang paling dihormati di antara seluruh kaum keluarganya.
34:20 Lalu pergilah Hemor dan Sikhem, anaknya itu, ke pintu gerbang kota mereka dan mereka berbicara kepada penduduk kota itu:
34:21 "Orang-orang itu mau hidup damai dengan kita, biarlah mereka tinggal di negeri ini dan menjalaninya dengan bebas; bukankah negeri ini cukup luas untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi isteri kita dan kita dapat memberikan gadis-gadis kita kepada mereka.
34:22 Namun hanya dengan syarat ini orang-orang itu setuju tinggal bersama-sama dengan kita, sehingga kita menjadi satu bangsa, yaitu setiap laki-laki di antara kita harus disunat seperti mereka bersunat.
34:23 Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka, sehingga mereka tetap tinggal pada kita."
34:24 Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu.
34:25 Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
34:26 Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.
34:27 Kemudian datanglah anak-anak Yakub merampasi orang-orang yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu, karena adik mereka telah dicemari.
34:28 Kambing dombanya dan lembu sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa mereka;
34:29 segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya ditawan dan dijarah mereka, juga seluruhnya yang ada di rumah-rumah.
34:30 Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku."
34:31 Tetapi jawab mereka: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!"

Page 23

Bacaan: Kejadian 35:1-15

Pemimpin yang Baik

Memimpin diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Karenanya, kita dapat belajar dari teladan kepemimpinan yang baik dari Yakub.

Peristiwa yang dialami Yakub bersama seisi rumahnya membuat ia harus meninggalkan Sikhem (Kej. 34). Kemudian Allah menyuruh Yakub pergi ke Betel dan mendirikan mezbah di sana bagi-Nya (1).

Perlu dicatat, ada maksud dari perintah Allah kepada Yakub untuk pergi ke Betel. Allah ingin, supaya kelak, Yakub kembali ke sana dan hidup semakin taat kepada-Nya.

Untungnya, Yakub sadar akan rencana tersebut. Dia memerintahkan semua orang dan seisi rumahnya untuk membuang dewa-dewa asing dan menahirkan diri. Mereka mendengar dan melakukan apa yang dikatakan oleh Yakub (2-4). Ketaatan membuat Allah menyelamatkan Yakub serta seisi rumahnya. Tidak hanya itu saja, Allah juga berjanji memberkati Yakub bersama dengan keturunan-keturunannya kelak (5-12).

Di sini Yakub berhasil menjadi pemimpin yang baik bagi keluarga serta orang-orang terdekatnya. Itu ditunjukkan lewat ketaatannya kepada Allah. Jika ia melawan, maka Allah bisa menghukumnya dengan membiarkan ia dan seisi rumahnya tertangkap oleh bangsa-bangsa sekeliling mereka.

Dalam keseharian, kita mungkin masih belum mampu menjadi Yakub masa kini. Sebab kita sendiri pun terkadang masih sulit untuk memimpin diri sendiri, apalagi orang lain. Kita agaknya masih sering tersesat dan hilang pengharapan karena terlalu mengutamakan kekuatan sendiri. Ditambah lagi, kita pun masih gemar melakukan apa yang Tuhan tidak kehendaki.

Oleh sebab itu, marilah kita terus mengarahkan diri agar tetap hidup sesuai kehendak-Nya. Kita memohon agar Tuhan menuntun, sehingga kita bisa jadi pemimpin yang baik. Baik bagi diri sendiri, keluarga, gereja, dan masyarakat.

Doa: Tuhan, tolonglah kami menjadi pemimpin yang baik, bagi diri sendiri, maupun untuk orang-orang di sekitar kami; agar terang-Mu nyata bagi dunia yang penuh dosa ini. [SL]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 35:1-15

Yakub di Betel untuk kedua kalinya


35:1 Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."
35:2 Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.
35:3 Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
35:4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.
35:5 Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar.
35:6 Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan--yaitu Betel--,ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia.
35:7 Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya.
35:8 Ketika Debora, inang pengasuh Ribka, mati, dikuburkanlah ia di sebelah hilir Betel di bawah pohon besar, yang dinamai orang: Pohon Besar Penangisan.
35:9 Setelah Yakub datang dari Padan-Aram, maka Allah menampakkan diri pula kepadanya dan memberkati dia.
35:10 Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel.
35:11 Lagi firman Allah kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu.
35:12 Dan negeri ini yang telah Kuberikan kepada Abraham dan kepada Ishak, akan Kuberikan kepadamu dan juga kepada keturunanmu."
35:13 Lalu naiklah Allah meninggalkan Yakub dari tempat Ia berfirman kepadanya.
35:14 Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.
35:15 Yakub menamai tempat di mana Allah telah berfirman kepadanya "Betel".

Page 24

Bacaan: Kejadian 35:16-29

Berpikir Positif

Dalam hidup ini kita sering merasakan suka dan duka. Keduanya datang silih berganti tanpa pamit dan permisi.

Yakub pun begitu. Awalnya, ia berbahagia karena Rahel akan melahirkan seorang anak lagi baginya. Namun, karena proses persalinannya sangat sukar, Rahel pun akhirnya meninggal (16-17).

Alkitab tidak menceritakan seperti apa perasaan Yakub saat itu. Namun pastinya, kematian istrinya membuat Yakub sedih seperti diiris sembilu. Apalagi, jika melihat sejarah ke belakang, Rahel adalah perempuan yang jadi mahkota hati dan jiwanya.

Yakub pun mencoba menghalau awan kelabu dari hatinya. Coba dihapusnya kisah rindunya kepada Rahel. Sejurus kemudian, memusatkan perhatiannya kepada Benyamin, putra yang dikasihinya.

Hanya Benyamin anak Yakub yang lahir di Tanah Kanaan. Artinya, kelahirannya merupakan salah satu bukti penggenapan janji Allah kepada Yakub. Jadi, hampir tidak ada alasan bagi Yakub untuk terus berkabung dan tidak bergirang hati.

Namun, kesedihan Yakub tidak berhenti di situ. Tak lama berselang, Ishak, ayahnya, pun meninggal (29). Yakub terpukul sekali lagi. Siapa yang tidak akan bermuram durja jika ditinggal mati orangtua?

Kita semua pasti pernah mengalami duka, penderitaan, kepahitan, kehilangan, dan asam getirnya kehidupan lainnya. Ada kalanya, kesedihan dan kepedihan yang terjadi membutakan kita pada kenyataaan betapa banyak berkat Allah yang telah dicurahkan. Akibatnya, sering kali saat dalam masa perkabungan, kita memilih untuk tenggelam dan terbenam dalam kubangan air mata daripada mengucap syukur kepada Allah Pencipta.

Karena itu, kita perlu membiasakan diri untuk melihat peristiwa dari sisi positifnya. Dengan begitu, kita akan dimampukan menghadapi kenyataan dengan penuh sujud syukur. Ini, tentu saja, akan membawa kita semakin bertumbuh dalam iman. Sebab, Allah juga memakai suka dan duka untuk mendidik, dan demi kebaikan kita.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk bisa melihat kebaikan-Mu dalam suka terlebih duka. [SL]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 35:16-29

Kelahiran Benyamin -- Rahel mati


35:16 Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar.
35:17 Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: "Janganlah takut, sekali inipun anak laki-laki yang kaudapat."
35:18 Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas--sebab ia mati kemudian--diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.
35:19 Demikianlah Rahel mati, lalu ia dikuburkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem.
35:20 Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel sampai sekarang.
35:21 Sesudah itu berangkatlah Israel, lalu ia memasang kemahnya di seberang Migdal-Eder.

Anak-anak Yakub -- Ishak mati


35:22 Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel.(35-22b) Adapun anak-anak lelaki Yakub dua belas orang jumlahnya.
35:23 Anak-anak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon.
35:24 Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
35:25 Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.
35:26 Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer. Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram.
35:27 Lalu sampailah Yakub kepada Ishak, ayahnya, di Mamre dekat Kiryat-Arba--itulah Hebron--tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing.
35:28 Adapun umur Ishak seratus delapan puluh tahun.
35:29 Lalu meninggallah Ishak, ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk umur, maka Esau dan Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia.

Page 25

Bacaan: Kejadian 36

Menanti Waktu Tuhan

Silsilah keluarga adalah sesuatu yang penting. Itu merupakan jejak identitas setiap orang. Lewat itu, seseorang bisa kian dekat mengenali jati diri dan cita-cita pendahulunya. Ini juga berlaku dalam diri Esau, anak sulung Ishak.

Bagi orang Israel, riwayat keturunan Esau ini penting. Sebab dari informasi ini, wilayah milik mereka dapat diketahui. Selain itu, garis keturunan Yakub pun jadi jelas sampai ujungnya nanti ditandai oleh kelahiran Mesias.

Dikatakan bahwa Esau pindah dari Kanaan ke tempat yang lain (6-8). Kepindahan ini, sebenarnya, merupakan isyarat bahwa Allah turut bekerja memenuhi janji dan rencana-Nya, yaitu Kanaan akan menjadi milik Yakub (Israel).

Namun, hal lain yang perlu kita lihat lagi ialah kaum Esau (Edom) sudah memiliki raja-raja dan memiliki tanah Seir. Lalu, bagaimana dengan kaum Yakub?

Pertama, mereka belum mempunyai raja (31). Padahal, Allah menjanjikan bahwa raja-raja akan berasal dari kaum Yakub (Kej. 17:6 dan 35:11). Kedua, Yakub dan anak-anaknya terpaksa mengungsi ke Mesir meninggalkan Kanaan yang sudah dijanjikan Tuhan kepada mereka.

Kita tentu merasa heran bahwa Allah seakan tidak menepati janji-Nya terhadap bangsa Israel. Allah seakan berpihak kepada kaum Esau.

Kita pun mungkin pernah mengalami hal yang sama. Kita merasa hidup berantakan karena masalah datang bertubi-tubi. Dengan penuh harap, kita menantikan janji fajar pertolongan Tuhan, tetapi yang ada hanya langit kelabu. Rasa-rasanya, tak ada lagi pelangi, karena hujan badai masih terus menghantam. Sementara, mereka yang hidup tidak sesuai kehendak Tuhan, seperti terlihat sukses dan berhasil dalam segala hal.

Namun, janganlah kita berkecil hati dan putus asa. Jika semuanya masih belum terlihat indah, maka percayalah itu bukanlah sebuah akhir. Tetaplah setia dan sabar menanti. Sebab janji Tuhan akan indah pada waktunya.

Doa: Tuhan mampukan kami untuk tetap sabar menanti janji dan rencana-Mu yang indah bagi hidup kami. [SL]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 36

Keturunan Esau


36:1 Inilah keturunan Esau, yaitu Edom.
36:2 Esau mengambil perempuan-perempuan Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, dan Oholibama, anak Ana anak Zibeon orang Hewi,
36:3 dan Basmat, anak Ismael, adik Nebayot.
36:4 Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan Rehuel,
36:5 dan Oholibama melahirkan Yeush, Yaelam dan Korah. Itulah anak-anak Esau, yang lahir baginya di tanah Kanaan.
36:6 Esau membawa isteri-isterinya, anak-anaknya lelaki dan perempuan dan semua orang yang ada di rumahnya, ternaknya, segala hewannya dan segala harta bendanya yang telah diperolehnya di tanah Kanaan, lalu pergilah ia ke negeri lain dan ia meninggalkan Yakub, adiknya itu.
36:7 Sebab harta milik mereka terlalu banyak, sehingga mereka tidak dapat tinggal bersama-sama, dan negeri penumpangan mereka tidak dapat memuat mereka karena banyaknya ternak mereka itu.
36:8 Maka menetaplah Esau di pegunungan Seir; Esau itulah Edom.
36:9 Inilah keturunan Esau, bapa orang Edom, di pegunungan Seir.
36:10 Nama anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri Esau.
36:11 Anak-anak Elifas ialah Teman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas.
36:12 Timna adalah gundik Elifas anak Esau; ia melahirkan Amalek bagi Elifas. Itulah cucu-cucu Ada isteri Esau.
36:13 Inilah anak-anak Rehuel: Nahat, Zerah, Syama dan Miza. Itulah cucu-cucu Basmat isteri Esau.
36:14 Inilah anak-anak Oholibama, isteri Esau itu, anak Ana anak Zibeon; ia melahirkan bagi Esau: Yeush, Yaelam dan Korah.
36:15 Inilah kepala-kepala kaum bani Esau: keturunan Elifas anak sulung Esau, ialah kepala kaum Teman, kepala kaum Omar, kepala kaum Zefo, kepala kaum Kenas,
36:16 kepala kaum Korah, kepala kaum Gaetam dan kepala kaum Amalek; itulah kepala-kepala kaum Elifas di tanah Edom; itulah keturunan Ada.
36:17 Inilah keturunan Rehuel anak Esau: kepala kaum Nahat, kepala kaum Zerah, kepala kaum Syama dan kepala kaum Miza; itulah kepala-kepala kaum Rehuel di tanah Edom; itulah keturunan Basmat isteri Esau.
36:18 Inilah keturunan Oholibama isteri Esau: kepala kaum Yeush, kepala kaum Yaelam, kepala kaum Korah; itulah kepala-kepala kaum Oholibama, isteri Esau, anak Ana.
36:19 Itulah bani Esau, yakni Edom, dan itulah kepala-kepala kaum mereka.

Keturunan Seir


36:20 Inilah anak-anak Seir, orang Hori, penduduk negeri itu: Lotan, Syobal, Zibeon, Ana,
36:21 Disyon, Ezer, Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori, anak-anak Seir, di tanah Edom.
36:22 Anak-anak Lotan ialah Hori dan Heman, dan saudara perempuan Lotan ialah Timna.
36:23 Inilah anak-anak Syobal: Alwan, Manahat, Ebal, Syefo dan Onam.
36:24 Inilah anak-anak Zibeon: Aya dan Ana; Ana inilah yang menemui mata-mata air panas di padang gurun, ketika ia sedang menggembalakan keledai Zibeon ayahnya itu.
36:25 Inilah anak-anak Ana: Disyon dan Oholibama anak perempuan Ana.
36:26 Inilah anak-anak Disyon: Hemdan, Esyban, Yitran dan Keran.
36:27 Inilah anak-anak Ezer: Bilhan, Zaawan dan Akan.
36:28 Inilah anak-anak Disyan: Us dan Aran.
36:29 Itulah kepala-kepala kaum orang Hori: kepala kaum Lotan, kepala kaum Syobal, kepala kaum Zibeon, kepala kaum Ana,
36:30 kepala kaum Disyon, kepala kaum Ezer dan kepala kaum Disyan; itulah kepala-kepala kaum orang Hori, kaum demi kaum, di tanah Seir.

Raja-raja Edom


36:31 Inilah raja-raja yang memerintah di tanah Edom, sebelum ada seorang raja memerintah atas orang Israel.
36:32 Di Edom yang memerintah ialah Bela bin Beor dan kotanya bernama Dinhaba.
36:33 Setelah Bela mati, Yobab bin Zerah dari Bozra menjadi raja menggantikan dia.
36:34 Setelah Yobab mati, Husyam, dari negeri orang Teman, menjadi raja menggantikan dia.
36:35 Setelah Husyam mati, Hadad bin Bedad menjadi raja menggantikan dia; dialah yang memukul kalah orang Midian di daerah Moab, dan kotanya bernama Awit.
36:36 Setelah Hadad mati, Samla dari Masreka menjadi raja menggantikan dia.
36:37 Setelah Samla mati, Saul, dari Rehobot yang di pinggir sungai, menjadi raja menggantikan dia.
36:38 Setelah Saul mati, Baal-Hanan bin Akhbor menjadi raja menggantikan dia.
36:39 Setelah Baal-Hanan bin Akhbor mati, Hadar menjadi raja menggantikan dia; kotanya bernama Pahu dan isterinya bernama Mehetabeel binti Matred binti Mezahab.
36:40 Inilah nama kepala-kepala kaum Esau menurut kaum dan tempat mereka, dengan nama mereka masing-masing: kepala kaum Timna, kepala kaum Alwa, kepala kaum Yetet,
36:41 kepala kaum Oholibama, kepala kaum Ela, kepala kaum Pinon,
36:42 kepala kaum Kenas, kepala kaum Teman, kepala kaum Mibzar,
36:43 kepala kaum Magdiel dan kepala kaum Iram; itulah kepala-kepala kaum Edom, menurut tempat kediaman mereka di tanah milik mereka; Edom ialah Esau, bapa orang Edom.

Page 26

Bacaan: Kejadian 37:1-11

Mengembangkan Diri

Yusuf merupakan putra Yakub yang kesebelas. Artinya, dia mempunyai banyak saudara. Ia masih muda. Dia biasa menggembalakan kambing dan domba bersama saudara-saudaranya (2).

Ada satu sebutan Alkitab mengenai Yusuf yang sering dipercakapkan orang. Yusuf adalah anak emas Yakub. Bahkan, kasih sayangnya melebihi kepada saudaranya yang lain. Salah satu buktinya adalah ketika Yakub membuatkan jubah yang sangat indah hanya bagi Yusuf seorang (3).

Yusuf terlihat lebih menonjol di antara saudara-saudaranya. Mungkin, ini pengaruh dari perhatian dan kasih sayang Yakub terhadap Yusuf yang berlebihan. Yakub memang jelas mengistimewakan Yusuf. Apalagi, dia punya satu tabiat yang tidak disukai saudara-saudaranya. Dia suka mengadu kepada ayahnya perihal kejahatan mereka. Hal-hal itulah yang membuat saudara-saudaranya membenci Yusuf.

Kebencian pun semakin menjadi-jadi ketika Yusuf menceritakan mimpinya. Dalam mimpi itu, seolah-olah dialah anak yang lebih tinggi dan harus dihormati oleh saudaranya yang lain. Hari demi hari, bertambah benci saja mereka pada Yusuf.

Kebencian saudara-saudara Yusuf terhadapnya tentu bukan sikap yang benar, bukan? Allah justru menginginkan kita untuk saling mengasihi antara satu dengan yang lain. Jika saling membenci, apakah kasih masih tinggal di dalam hati kita?

Namun, bukankah kita juga sering melakukan hal yang sama? Kita tidak suka melihat orang lain lebih istimewa. Kita sering sulit tersenyum kala melihat orang lain lebih maju. Akibatnya, kita lupa untuk mengembangkan diri karena sibuk membandingkan diri dengan yang lain.

Oleh sebab itu, marilah belajar untuk membuang pikiran demikian. Jangan buang tenaga untuk membenci sesama, tetapi pakailah untuk hal positif. Kita harus berusaha mengembangkan diri dengan potensi yang sudah Tuhan titipkan. Dengan begitu, kita akan lebih berguna bagi sesama dan demi kemuliaan Tuhan.

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk terus mengembangkan diri sendiri. [SL]

* * *
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerahmelalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.

Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

Diskusi renungan ini di Facebook:
//www.facebook.com/groups/santapan.harian/

Ayat Alkitab: Kejadian 37:1-11

Yusuf dan saudara-saudaranya


37:1 Adapun Yakub, ia diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan.
37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
37:5 Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
37:6 Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
37:7 Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
37:8 Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
37:9 Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
37:10 Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
37:11 Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA