Rima et al. (2020). Pengembangan kegiatan praktikum pemodelan efek rumah kaca ....
pembelajaran tentang pemanasan global,dan kalaupun
mereka ada yang mampu menjawab pertanyaan tersebut
karena mereka memperoleh informasi secara tidak
langsung dari berbagai sumber seperti televisi, internet dan
informasi lainnya. Melalui kegiatan praktikum pemodelna
efek rumah kaca yang dikembangkan, siswa menunjukan
peningkatan yang cukup tinggi dengan capaian rata-rata
posttest 86,5 atau mengalami peningkatan gain yang
dinormalisasi dengan kategori tinggi. Capaian rata-rata nilai
pretest menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan oleh siswa telahberpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa dengan cukup baik. Hal ini tentu
saja dipengaruhi oleh apa yang telah siswa pelajari dalam
kegiatan pembelajaran.
Melalui pembelajaran ini siswa memperoleh
kesempatan untuk mengamati fenomena-fenomena yang
berhubungan dengan efek rumah kaca dan pemanasan
global, siswa secara aktif mencatat dan mengolah data hasil
pengamatannya berdasarkan apa yang mereka temukan.
Melalui serangkaian kegiatan belajar tersebut telah
mengubah pengetahuan siswa baik menjadi pengetahuan
baru atau memperbaharui dengan pengethuan yang telah
ada sebelumnya. Ketika melaksanakan kegiatan praktikum
siswa menemukan fenomen-fenomena dan fakta-fakta
melalui observasi. Sehingga terbentuk sebuah konsep
untuk memantapkan pengetahuan sebelumnya dan atau
membentuk sebuah pengetahuan baru (Supriatno, 2013).
Pengalaman dengan fenomena dan peristiwa memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menggambarkannya dengan
lebih baik (Tobin, 1990).
Indeks n-gain dari rata-rata nilai pretest ke nilai posttest
berada pada angka 0.66 atau berada pada kategori sedang
(Hake, 1999). Rata-rata pencapaian siswa pada nilai posttest
telah melewati batas minimal yang telah ditentukan, yaitu
pada kriteria kelulusan minimum (KKM) dengan nilai 75.
Meskipun rata-rata nilai pemahaman konsep siswa sudah
melebihi standar KKM yang sudah ditentukan, namun
ternyata presentase siswa yang belum mencapai KKM
masih cukup banyak. Rentang nilai siswa yang belum
mencapai KKM sebagian besar berada pada rentang 66-73,
yang berarti bahwa memerlukan sedikit lagi upaya untuk
meningkatkan nilai siswa sehingga mampu mencapai target
minimal yang telah ditentukan. Hal ini mengindikasikan
masih perlu peningkatan efektivitas dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan, karena sangat mungkin
masih adanya siswa yang belum mencapai KKM
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor
internal dari siswa maupun faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar dengan model ini. Salah satu
kesulitan atau kendala untuk menerapkan kegiatan
praktikum adalah karena kurangnya pengalaman siswa
sebelumnya dalam melakukan kegiatan praktikum (Millar,
2004). Kondisi internal dan kondisi eksternal dari dalam
diri siswa dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
kondisi internal tersebut meliputi motivasi, pengetahuan
awal siswa, tingkat pematangan, kesehatan siswa, dan
kemampuan siswa di lingkungan belajar pada saat
mengerjakan posttest, sedangkan kondisi eksternal yang
cenderung mempengaruhi siswa dalam menjawab
pertanyaan yaitu iklim dan suasana lingkungan belajar siswa
yang berpotensi akan mengganggu konsentrasi siswa
(Jannah, 2013). Selama proses pembelajaran tampak
beberapa siswa melakukan kegiatan diluar praktikum. Hal
ini sebenarnya sudah diantisipasi, hanya saja karakteristik
siswa yang wajar jika siswa tampak bosan saat harus
menunggu dalam waktu yang cukup lama. Belum
terbiasanya siswa dalam melakukan kegiatan praktikum
dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
belum optimalnya hasil pembelajaran yang dicapai siswa.
siswa belum terbiasa bekerja secara mandiri, mengamati
dan mengomunikasikan hasil pengamatannya. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan interpretasi dan komunikasi
yang belum berkembang dengan baik, dimana kemampuan
ini diperlukan oleh siswa dalam memahami data dan
membuat penjelasan dari data yang diambil tersebut
(Supriyatna, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka perlunya melakukan pengembangan lanjutan sesuai
dengan laur penelitian 4-D pada kegiatan praktikum yang
dikembangkan agar dapat memperoleh produk kegiatan
praktikum yang memiliki efektivitas yang lebih tinggi,
sehingga dapat disebarkan secara luas dan pada proses
pengembangan selanjutnya alat peraga pemodelan efek
rumah kaca dapat dikembangkan dalam bentuk yang lebih
sederhana dan bisa dirangkai agar dalam proses
pengorganisasiannya lebih mudah dan praktis.
SIMPULAN
Kegiatan praktikum yang dikembangkan pada sub
topik pemanasan global ini terdiri atas alat peraga dan
petunjuk praktikum. Kegiatan praktikum pemodelan efek
rumah kaca yang dikembangkan dalam penelitian ini sudah
layak dan efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep
mengenai pemanasan global.
REFERENSI
Abraham, I. & Millar. R. (2008). Does practical work really
work? A study of the effectiveness of practical work
as a teaching and learning method in school science.
International Journal of Science Education, 30(14), 1-25.
Codur, A-M., Itzkan, S., Moomaw, W. Thidemann, K. &
Harris, J. (2017). Hope below our feet: Soil as a
climate solution. GDAE Climate Policy Brief.
[Online] Retrieved from
//www.ase.tufts.edu/gdae/Pubs/climate/Clim
atePolicyBrief4.pdf
Depdiknas. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Gray, R. (2014). The distinction between experimental and
historical sciences as a framework for improving
classroom inquiry. Science Education, 98(2), 327-341.
Hake, R. R. (1999). Analyzing change/gain scores. Dept. of
Physics Indiana University. [Online] Retrieved from
dari //www.physics.indiana.edu
Hodson, D. (2014). Learning science, learning about
science, doing science: Different goals demand
different learning methods. International Journal of
Science Education, 36(15), 2534-2553.