Apa yang akan terjadi bila hak asasi atau kewajiban asasi manusia direduksi

[caption caption="www.softilmu.com"][/caption]Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa negara menjami kebebasan setiap warga negaranya, untuk beragama dan berkeyakinan. Kita bisa memeluk agama, sesuai dengan keyakinan kita masing-masing. Bisa memeluk Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, atau yang lainnya. Kebebasan memeluk agama itu, bagian dari hak asasi manusia. Hak yang melekat pada diri manusia sejak dilahirkan ke dunia. Karena hak itu sifatnya melekat, maka tidak bisa dipaksakan. Seseorang tidak bisa memaksa orang lain, untuk memeluk agama yang lain.

Di sisi lain, selain memiliki hak asasi, manusia pada dasarnya juga memiliki kewajiban asasi. Jika memeluk agama itu bagian dari hak, maka toleransi antar umat beragama itu kewajiban. Menghormati antar sesama, menghargai antar sesama, saling tolong menolong, merupakan kewajiban kita sebagai umat manusia. Dengan saling menghormati, diharapkan kerukunan akan terjalin, tanpa melihat suku, agama, bahasa, dan perbedaan lainnya. Kenapa kewajiban asasi manusia itu penting? Agar perbedaan yang melekat pada negeri ini, tidak menjadi penyebab perpecahan, namun justru menjadi kekuatan.

Mari kita bertanya pada diri sendiri. Apakah kita sudah mendapatkan hak asasi kita sebagai manusia? Apakah kita juga sudah melakukan kewajiban hak asasi manusia? Sudahkah lingkungan kita dan negara ini menerapkan keduanya? Antara hak dan kewajiban harus berjalan seiring. Tidak bisa salah satu. Antara keduanya harus dilakukan secara seimbang. Tidak hanya antara hak dan kewajiban, dalam segala hal keseimbangan itu diperlukan.

Dalam hubungannya antara kita dengan Allah dan manusia, habluminallah dan habluminannas juga harus seimbang. Tidak bisa kita beribadah terus siang dan malam, dan melupakan kewajiban dunia. Sebagai kepala keluarga, kita harus bekerja untuk menafkahi anak dan istri. Sebagai anak juga harus belajar menuntut ilmu. Dan sebagai istri juga harus menjadi istri yang solehah untuk keluarga. Jika keseimbangan itu tidak ada, maka yang terjadi adalah ketidakharmonisan.

Jika hutan yang ada di bumi ini terus ditebang, maka yang terjadi adalah, keanekaragaman flora dan fauna akan hilang, udara semakin panas, oksigen menipis, dan dampak terburuknya adalah manusia pun juga tidak bisa bertahan lama. Itulah yang terjadi jika keseimbangan lingkungan tidak dilakukan. Apa yang terjadi jika hak dan kewajiban tidak seimbang? Jika hal itu terjadi pada dunia kerja, maka akan banyak perusahaan yang gulung tikar, karena para pekerja tidak menjalankan kewajiban sebagai pekerja. Dalam kehidupan sehari-hari, akan banyak orang merasa benar sendiri. Segala sesuatu yang berada diluar pemahamannya dianggap salah. Perbedaan selalu dianggap sebagai sumber perpecahan.

Apakah hal itu terjadi dalam lingkungan kita? Kita masih dengan mudah menemukan perilaku ormas keagamaan, bersikap tidak adil kepada sesama. Bahkan, meski mereka mengusung jargon keagamaan, mereka cenderung melakukan kekerasan. Lebih suka mengkafirkan orang lain. Bahkan, jika sudah pada tahap ekstrim, mereka bisa membunuh orang lain hanya karena perbedaan yang sepele. Hal itulah yang dilakukan oleh para teroris, dan kelompok radikal keagamaan.

Karena itulah, mari kita semua, baik sebagai individu, organisasi, pemda, pemerintah pusat, dan siapa saja, harus konsisten menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Jangan terus menuntut, atau menyalahkan orang lain, jika kewajiban kita sebagai muslim, sebagai pegawa, atau sebagai warga negara tidak pernah dilakukan. Salam.

Setelah membaca kisah Steve Jobs di atas, diskusikan hal-hal yang memberikan kontribusi atau sumbangan positif dalam kehidupan Steve Jobs? Lalu kaitka … n dengan lima langkah perubahan yang telah kalian pelajari? Bagian mana saja dari langkah-langkah tersebut yang ada dalam tindakan Steve? Jika kalian adalah Steve Jobs, apa yang akan kalian lakukan? Bagaimana membandingkan kisah ini dengan Kitab Yeremia 29:11?Setelah membaca kisah Steve Jobs di atas, diskusikan hal-hal yang memberikan kontribusi atau sumbangan positif dalam kehidupan Steve Jobs? Lalu kaitkan dengan lima langkah perubahan yang telah kalian pelajari? Bagian mana saja dari langkah-langkah tersebut yang ada dalam tindakan Steve? Jika kalian adalah Steve Jobs, apa yang akan kalian lakukan? Bagaimana membandingkan kisah ini dengan Kitab Yeremia 29:11?

tokoh soekarno mengusulkan indonesia dibuat menjadi negara​

Mohon bantuannya secepatnya, (buatlah 5 soal).Jawaban tercepat akan dijadikan jawaban terbaik.​

dalam pergaulan sehari hari tentu kalian sering menjumpai keberagaman agama. Bagaimanakah sikap kalian sebagai pelajar dalam menghadapi keberagaman ag … ama tersebut? A) Menciptakan keanekaragaman agama supaya ramai. B) Merasa bangga terhadap agama sendiri. C) setiap pelajar mengembangkan sikap toleran, hormat menghormati, dan bekerja sama antar pemeluk agama serta kepercayaan yang berbeda. D) memusuhi orang yang beragama selain islam ​

uu tentang pemerintah​

Carilah salah satu adat istiadat dari salah satu daerah di Indonesia yang mungkin kurang sesuai dilakukan pada era milenial saat ini!

Menurut kalian, bagaimana sikap yang harus kita lakukan ketika ada salah satu budaya di Indonesia yang sudah dikenal oleh bangsa asing!

uu tentang pemerintah​

persamaan tokoh moh yamin dan Soepomo dan moh hatta​

tukiskan tiga sikap yang sesuai dengan sila kelima pancasila disekolah​

Hak Asasi Manusia atau HAM merupakan hak paling dasar yang dimiliki oleh individu. HAM yang melekat pada diri individu dipercaya merupakan pemberian Tuhan sehingga berlaku kepada siapa pun, dimana pun, dan kapan pun tanpa ada sekat teritorial. Artinya, berlaku universal. HAM sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM.

Dalam Undang-undang tersebut yang dimaksud dengan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan, serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Dalam terminologi modern, HAM dapat dibedakan menjadi beberapa penggolongan, diantaranya menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat) serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan). Poin-poin di atas harus disadari setiap individu agar tercipta harmoni di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Apabila setiap individu menyadari akan hak yang dimilikinya, artinya ia juga harus memahami bahwa hak yang sama juga melekat pada orang lain. Jika individu merasa haknya berlangsung sepanjang hidupnya, maka ia juga harus meyakini pada individu lain hak yang sama juga melekat dan tidak dapat dicabut (inalienable) dari orang lain karena setiap orang mempunyai identitas kemanusiaannya.

Perlunya Memahami HAM sebagai Kewajiban

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, setiap individu harus menyadari kita wajib menghormati serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Kewajiban itu sendiri apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan akan tegaknya hak asasi manusia.

Kewajiban memahami hak orang lain dalam undang-undang tersebut, yakni hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, serta hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah HAM yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun dan oleh siapa pun.

Mari kita ambil satu contoh dari hak untuk hidup. Dalam pasal 9 dijabarkan hak untuk hidup berarti setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya. Setiap orang berhak tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir, dan batin. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Dengan menyadari kewajiban salah satu poin di atas, setiap individu pasti akan berpikir ulang untuk berbuat yang akan merugikan orang lain karena ia menyadari sebagaimana dirinya, orang lain pun harus dilindungi hak-haknya. Dengan demikian disharmoni yang dapat memicu konflik di tengah masyarakat dapat dicegah.  

Kewajiban HAM sebagai Fondasi Toleransi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri, sedangkan toleransi adalah sifat atau sikap toleran.

Kurangnya toleransi pada akhirnya akan memunculkan konflik horizontal. Konflik horizontal sendiri meliputi konflik agama, ras, maupun budaya. Sebagai contoh konflik agama, baru-baru ini Setara Institut merilis hasil penelitiannya selama 12 tahun tentang jumlah konflik agama dengan angka 2.400 pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan.

Konflik yang terjadi lantaran tidak adanya sikap tenggang rasa dengan individu atau kelompok lain yang mempunyai pandangan berbeda. Perbedaan pendapat memang kerap kali menimbulkan gesekan. Apalagi kaitannya dengan nilai-nilai kepercayaan yang sudah lama diyakini.

Jika konflik bisa direduksi dengan adanya sikap toleran, maka sikap toleran bisa ditumbuhkan dengan penghayatan kewajiban HAM. Adanya kesadaran untuk menghormati HAM pada individu lain akan mendorong kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.  

Dengan begitu individu akan mempunyai kewajiban untuk menjaga hak hidup orang lain: memastikan hak untuk tidak disiksa, membolehkan hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, menghargai hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, serta hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum.

Pada dasarnya kita mengerti setiap individu tidak akan mau apabila hak-hak yang melekat pada dirinya diambil atau dirampas. Kita juga paham, menghormati hak asasi individu lain akan menciptakan keadaan harmonis tanpa permusuhan. Kita juga menyadari, tanpa menghargai hak asasi individu lain, maka hak asasi kita juga tidak akan dihargai.

Hanya saja pengertian, pemahaman, dan kesadaran lebih banyak sembunyi di balik tabir kenyamanan. Kenyamanan yang tentu saja hadir dengan meniadakan hak asasi manusia.  

Penulis: Wahyu Saefudin PK Bapas Pontianak/ Sekretaris IPKEMINDO Wilayah Kalbar)