Apa yang dimaksud kubur batu

Kubur batu adalah peti jenazah yang terbuat dari batu pipih. Penemuan kubur batu ini sangat banyak di daerah Kuningan (Jawa Barat).

Di daerah Ende, Nusa Tenggara Timur, ditemukan kubur batu (rate) yang berupa teras berundak. Pada bagian atas terdapat peti untuk menempatkan mayat yang ditutup dengan batu papan. Tinggi teras bawah 80 cm, panjang 510 cm, dan lebar 320 cm, sedangkan teras kedua mempunyai tinggi 69 cm, panjang 400 cm, dan lebar 250cm.

Manusia Praaksara pada Zaman Megalitikum meninggalkan berbagai benda peninggalan, salah satunya adalah kubur batu. Bentuknya mirip dengan bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri atas dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Menurut konstruksinya, bentuk kubur batu yang tersebar di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu kubur dolmen, kubur peti batu, kubur bilik, tempayan batu (kalamba dan waruga), dan keranda atau sarkofagus.

Waruga adalah jenis kubur batu yang tidak memiliki tutup, banyak ditemukan di situs Gilimanuk, Bali. Sarkofagus adalah jenis kubur batu, tetapi memiliki tutup di atasnya. Biasanya, wadah dan tutupnya berukutan sama. Pada dinding muka sarkofagus, biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.

Dengan demikian, waruga adalah jenis kubur batu yang tidak memiliki tutup.

Apa yang dimaksud kubur batu

Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa - Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM. Tetapi kemunculannya di tafsir pada sekitar abad ke-16 pertengahan.Waruga pertama muncul di daerah bukit Kelewer, Treman dan Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan terus berkembang diberbagai daerah di Sulawesi Utara sampai pada awal abad 20 Masehi.

Menurut catatan sejarah, waruga berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari kata Wale Maruga yang berarti rumah dari badan yang akan kering. Sedangkan dalam arti lainnya, yakni Wale Waru atau Kubur dari Domato (jenis tanah lilin).Umur waruga tidak dapat dipastikan, karena bangsa Minahasa pada saat itu belum mengenal tulisan. Namun berdasarkan berbagai sumber, waruga telah ada sebelum zaman Kristianisasi atau sebelum abad 16 Masehi.

Waruga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.Waruga berfungsi sebagai wadah penguburan mayat atau orang yang sudah meninggal. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa percaya bahwa roh leluhur memiliki kekuatan magis, sehingga wadah kubur mereka harus dibuat sebaik dan seindah mungkin.Hal yang paling menarik adalah waruga itu dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dia dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur yang selengkapanya. Kelak bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat yang di tinggalkan.

Di daerah Sulawesi Utara banyak terdapat lokasi yang memiliki waruga. Lokasi itu disebut sebagai situs karena mengandung benda cagar budaya. Pada saat ini situs-situs itu banyak terdapat di perkampungan atau ladang penduduk.

Kompleks waruga sekarang ini sering juga disebut orang sebagi Minawanua, Makawale atau bekas kampung. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pra-sejarah, situs-situs itu kebanyakan berada di daerah ketinggian. Situs waruga di Minahasa khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, antara lain terdapat di Desa Treman (368 waruga), di Desa Sawangan (144 waruga), Desa Airmadidi Bawah (80an waruga) dan juga disekitar Desa Kaima, Desa Kauditan, Desa Tumaluntung, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Likupang, Desa Kawangkoan Kuwil, Desa Sukur, Desa Suwaan, dan ada juga ditempat lain di Kabupaten Minahasa.

Bentang alam Kabupaten Minahasa Utara ini merupakan lembah alluviasi batuan dasar tufa. Lembah alluviasi itu terbentuk oleh material hasil pengikisan lereng gunung Klabat. Gunung berapi inilah yang menyediakan bahan batuan untuk membuat waruga.

Didalam waruga (peti kubur batu) ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda, antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring, dan lain-lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik-manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

Cirebon -

Peti Kubur Batu merupakan salah satu bentuk peninggalan tradisi dan budaya prasejarah era megalitik. Di era itu, peti kubur batu digunakan sebagai media untuk mengantarkan mayat orang yang meninggal ke dunia arwah.

Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, situs peti kubur batu peninggalan budaya prasejarah era megalitik masih bisa ditemui di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang.

Dalam jurnal Jejak Aktivitas Penguburan Masyarakat Megalitik di Kaki Gunung Ciremai Jawa Barat, karya Lutfi Yondri dijelaskan jika situs kubur batu yang berada di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon memiliki struktur yang terbuat dari papan-papan batu andesit.

Bagian badan kubur batu ini terbuat dari 6 papan andesit, 4 di antaranya merupakan bagian memanjang, sementara 2 lainnya sebagai pembentuk bagian kedua sisi.

Secara keseluruhan, kubur batu yang ada di desa ini memiliki ukuran panjang 205 cm dan lebar 70 cm. Sementara untuk arahnya, peti kubur batu tersebut memiliki orientasi ke arah barat dengan deviasi 25 derajat, mengarah ke Gunung Ciremai.

Dalam jurnalnya, Lutfi Yondri mengategorikan lokasi situs kubur batu di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon ini masuk ke dalam bagian dari kawasan Gunung Ciremai, selain situs kubur batu yang ada di beberapa titik di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Peti kubur batu yang terdapat di kawasan ini umumnya berbentuk empat persegi panjang dan terbuat dari susunan pecahan papan-papan batu yang ditambang dari alam.

Bentuk pipih dari papan batu tersebut memang sudah terbentuk di lokasi sumber bahannya. Papan-papan batu tersebut disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan batu penyangga.

Dalam kehidupan di era itu, peti kubur batu digunakan sebagai media untuk mengantarkan si mayat ke dunia arwah. Pada prosesi penguburannya sendiri, juga terdapat tradisi yang disebut dengan bekal kubur.

Bekal kubur yang dimaksud adalah berbagai perlengkapan atau jenis benda yang biasanya disertakan bersama mayat dalam satu penguburan.

Apa fungsi dari peti kubur batu?

Pada dasarnya Peti Kubur Batu digunakan sebagai media pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang.

Peti kubur batu disebut apa?

Didalam waruga (peti kubur batu) ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda, antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring, dan lain-lain.

Apakah yang dimaksud dengan kubur batu dan nekara?

Waruga adalah Kubur Batu. Nekara adalah Gendang Perunggu.