Apa yang disebut dengan historical research

Apa yang disebut dengan historical research

Penelitian sejarah akan senantisa melibatkan pembelajaran dan pemahaman dalam penafsiran peristiwa masa lalu yang terkait dengan histori. Oleh karena itulah penelitian sejarah memerlukan lebih dari sekedar mengumpulkan dan menyajikan informasi faktual, tapi yang tak kalah penting yaitu membutuhkan interpretasi informasi, sehingga bisa dikatakan bahwa penekanan utama dalam penelitian sejarah adalah pada interpretasi dokumentasi, buku harian dan sejenisnya.

Disisi lain, tujuan esensial dalam penelitian sejarah ialah mencapai wawasan menarik berbagai jenis kesimpulan tentang kejadian yang telah usai.

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah jenis metode penelitian yang memungkinkan seorang peneliti untuk mengeksplorasi dan menjelaskan makna, fase, dan karakteristik dari suatu fenomena pada titik waktu tertentu di masa lalu, sehingga yang menjadi fokus variabel penelitian sejarah adalah waktu.

Tujuan Penelitian Sejarah

Tujuan utama dilakukannya penelitian sejarah diantaranya yaitu;

Tujuan esensial dalam penelitian sejarah adalah untuk mengidentifikasi penampilan dari fenomena pilihan kita dalam situasi dan lingkungan yang ditentukan secara temporer, atau secara sederhana bisa dikatakan bahwa penelitian sejarah bertujuan untuk mencapai wawasan atau kesimpulan tentang orang atau kejadian masa lalu.

Strategi yang dilakukan dalam arti penelitian sejarah juga cocok untuk disiplin ilmu lain, hal ini dikarenakan memungkinkan peneliti untuk fokus pada eksplorasi penampakan historis suatu fenomena yang sudah terjadi dan kemudian diabdiakan melalui riset-riset yang ilmiah.

Beberapa penelitian sejarah dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penafsiran kembali atas karya sejarah sebelumnya dengan cara merevisi pemahaman yang telah ada dan menggantinya dengan pemahaman baru, yang seringkali bermuatan politis.

Untuk sebagian besar sejarawan, tidak terlalu penting untuk meneliti masa lalu, dan khususnya beberapa bagian dari masa lalu. Poin praktis dari penelitian sejarah adalah untuk membantu kita memahami pilihan yang kita miliki saat kita menghadapi masalah kita sendiri hari ini. Banyak penelitian sejarah tidak terlalu berguna dalam hal itu. Namun, meneliti masa lalu itu penting (sampai batas tertentu) dalam dua cara, yaitu:

  1. Penelitian sejarah penting hanya karena kita orang ingin mengetahui banyak hal. Manusia selalu ingin tahu dan penelitian sejarah membantu kita “menggaruknya.” Misalnya, tidak ada kepentingan nyata untuk mengetahui dengan tepat di mana kota Troy berada, tetapi orang-orang hanya ingin tahu. Hal-hal yang memiliki penerapan praktis bukanlah satu-satunya hal penting dalam hidup kita. Sejarah penting sebagian karena manusia ingin mengetahui banyak hal.
  2. Penelitian sejarah juga memiliki implikasi praktis. Hal ini membantu kita memahami seperti apa manusia itu dan kesalahan apa yang cenderung kita buat. Penjelasan ini juga dapat membantu kita memahami situasi kita saat ini. Misalnya, mari kita katakan bahwa penelitian sejarah memberi tahu kita bahwa masalah lingkungan menyebabkan jatuhnya berbagai peradaban kuno. Itu mungkin menyiratkan bahwa kita perlu lebih berhati-hati tentang apa yang kita lakukan terhadap lingkungan kita sendiri.

Contoh Penelitian Sejarah

Adapun untuk contoh topik penelitian dalam sejarah. Misalnya saja;

Dalam hal ini, misal ada peneliti sejarah ingin memahami lebih dalam tentang Candi Borobudur. Maka sebagai seorang peneliti sudah tentusaja membuat latar belakang dibentuknya Candi Borobudur tersebut melalui laporan penelitian yang sudah ada ataupun buku yang sudah diterbitkan.

Kemudian setelah itulah peneliti harus mampu mendapatkan ukuran, foto, dan hal-hal lain yang aktual yang didapatkan secara langsung melalui observasi dan wawancara kepada tokoh yang ada.

Nah, itulah saja artikel yang bisa dikemukakan, pada semua kalangan berkenaan dengan tujuan utama dalam melakukan penelitian sejarah.

Halo temen-temen Pelajar, bagaimana kabar kalian? baik-baik saja bukan? alhadulillah kalau baik-baik saja.

Kali ini Admin Laksa, dan kelompok, Akan membahas tentang Penelitian Sejarah (Historical Research) . Artikel yang akan admin seputar topik tersebut, baik itu pengertian, jenis jenis, dan lain-lain. So simak artikel ini sampai akhir ya.

oke langsung ke topik utama, Penelitian sejarah dapat dilihat dari segi perspektif sejarah/historis, serta waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang mempersamakan metode sejarah dengan metode dokumenter, karena dalam metode sejarah banyak data yang didasarkan pada dokumen-dokumen. Metode sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat saja mengenai masalah maslah kini dan tidak perlu mengenai masalah lalu. Penelitian sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.

1. Pengertian Penelitian Sejarah

Nah, ke topik pertama, yaitu pengertian. Disini admin sudah mengumpullkan berbagai pengertian mengenai Penelitian Sejarah (Historical Research) yang telah dikemukan sejumlah Ilmuan.

Pendapat pertama dari Sejarawan Inggris E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007),

Dia telah menjawab pertanyaan “What is history?”. Menurutnya Sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus-menerus antara sejarawan dan fakta yang ada, yang merupakan dialog tidak berujung antara masa lalu dan masa sekarang. Artinya sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Menurut Nevins (1933), sejarah adalah deskrispsi yang terpadu dari kedaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber- sumber keterangan tersebut.

Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.

Pendapat ke dua dikemukakan oleh E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007),

Menurutnya penelitian sejarah sebagai proses sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan. Selain itu Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (dalam Yatim Riyanto, 1996: 22), penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara menurut Donald Ary dkk (Yatim Riyanto, 1996: 22) menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.

Nah bagaimana menurut Pendapat kalian?

Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: 

1) Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu); 

2) Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif;

3) Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu; 4) Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).

Setelah Membahas tentang pengertian kali ini admin Laksa akan membahas tentang sumber-sumber sejarah, langsung simak baik-baik. 

https://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/

Edited by Admin

2.  Sumber Sejarah Sumber digolongkan berdasarkan bentuk dan wujud


Sumber tertulis.

Apa yang disebut dengan historical research



Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah, piagam, babad,surat kabar, tambo (catatan tahunan dari Cina), dan rekaman. Sumber tertulis dikatan juga keterangan tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan secara tertulis dengan mengguakan media tulis sepeti batu dan kertas. Sumber terulis dengan menggunakan  batu disebut prasasti. Di Indonesia, sumber tertulis berupa prasasti sangat banyak. Dari keterangan prasasti itulah kita mengetahui adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat. Keduanya dipercaya sebagai kerajaan tertua di Indonesia, dan keduanya menganut agama Hindu. Reflika sumber tertulis berupa prasasti tersebut kini tersimpan di dalam Museum Nasional di Jakarta.


Penemuan kertas menggantikan batu sebagai media penulisan. Informasi yang diiberikan media kertas lebih banyak dan lebih lengkap bila dibandingkan media batu. Tulisan pejabat VOC dan pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi sumber tertulis yang dijadikan dasar untuk merekonstruksi masa lalu bangsa Indonesia pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Informasi tertulis itu dapat berupa cerita, laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatan, atau laporan pejabat kepada atasanya tentang suatu peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Kini data atau sumber tertlulis dengan menggunakan media kertas tersebut disimpan di dalam Arsip Nasional Republik Indonesia.


Sumber lisan.

Apa yang disebut dengan historical research


Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Misalnya, seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut Serangan Umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang dialami dan dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dapat dipakai untuk bahan penelitian sejarah. Cara memperolehnya yaitu dengan melalui teknik wawancara kepada pelaku atau saksi sejarah. Pelaku sejarah adalah orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Sebagai contoh pelaku sejarah dalam perjuangan kemerdekaan, proklamasi kemerdekaan, peristiwa Gerakan 30 September 1965, dan sebagainya.

Saksi sejarah ialah orang yang mengetahui suatu peristiwa sejarah, tetapi tidak terlibat secara langsung. Misalnya petani yang menyaksikan pertempuran pada masa perang kemerdekaan, atau masyarakat sekitar tempat tinggal Presiden Sekarno di jalan Pegangsaan Timur yang menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, atau orang-orang yang menyaksikan sekitar peristiwa Gerakan 30 September 1965 maupun Reformasi tahun 1998.

Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki banyak rekaman hasil wawancara mereka terhadap pelaku sejarah. Hasil wawancara itu dapat dimanfaatkan untuk pelajaran sumber lisan.


Sumber benda (Artefak).

Apa yang disebut dengan historical research



Sumber benda adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan, misalnya, alat-alat atau benda budaya, seperti kapak, gerabah,perhiasan, manik-manik, candi, patung, perhiasan, peralatan perang, gerabah, manik-manik dan sebagainya. Sumber-sumber sejarah tersebut belum tentu seluruhnya dapat menginformasikan kebenaran secara pasti. Oleh karena itu, sumber sejarah tersebut perlu diteliti, dikaji, dianalisis, dan ditafsirkan dengan cermat oleh para ahli. Untuk mengetahui usia benda-benda sejarah dapat diketahui dengan tiga cara. Pertama secara tipologi, yaitu menentukan usia benda berdasarkan pada bentuk atau tipenya. Kedua secara stratigrafi, yaitu menentukan usia benda berdasarkan usia lapisan tanah tempat benda ditemukan (lapisan tanah pada tingkat paling bawah menunjukkan usia benda semakin tua).

Ketiga secara kimiawai, yaitu menentukan usia benda sejarah berdasarkan pada unsur-unsur kimia yang terkandung di dalamnya.

Nah, selanjutnya adalah sumber sejarah menurut sifatnya. Langsung simak.


Sumber sejarah digolongkan berdasarkan sifatnya.


Sumber primer.

Apa yang disebut dengan historical research



Sumber primer disebut juga sumber utama atau sumber asli. Merupakan informasi yang diperoleh secara langsung dari pelaku atau saksi peristiwa bersejarah. Contoh sumber primer tertulis adalah arsip-arsip. Arsip dianggap sebagai sumber primer karena ditulis pada saat terjadinya peristiwa yang dilaporkan. Untuk sumber primer yang berupa keterangan lisan, contohnya antara lain adalah naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sumber primer dapat menjadi sumber utama untuk melihat dan memahami kebenaran terhadap kejadian masa lalu.


Sumber sekunder.

Apa yang disebut dengan historical research


 
Sumber sekunder berisi informasi atau keterangan yang diperoleh dari perantara, tetapi tidak memiliki hubungan secara langsung terhadap terjadinya peristiwa sejarah. Sumber ini disebut juga dengan sumber kedua. Contoh sumber sekunder tertulis adalah surat kabar sumber yang ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber primer atau sumber yang bukan merupakan kesaksian langsung pada periode sejarah yang diteliti oleh sejarawan.


Sumber tersier.

 

Sumber tersier merupakan keterangan lisan yang diperoleh atau disampaikan oleh pihak ketiga atau lebih. Pihak ketiga ini misalnya saksi ahli, yaitu seseorang yang memiliki keahlian pada bidang tertentu. Contohnya ahli sejarah, ahli antropologi, dan ahli arkeologi. Sumber sejarah menjadi sangat penting untuk mengetahui kabar kehidupan masa lampau, hal ini dapat dilakukan melalui penelitian. Untuk merekontruksi kembali peristiwa-peristiwa masa lampau menjadi suatu kisah diperlukan adanya sumber sejarah, bukti, serta fakta-fakta sejarah. Dari sumber sejarah dapat diperoleh informasi yang menjelaskan tentang terjadinya suatu peristiwa tertentu. Dengan demikian sumber sejarah sangat penting dalam penulisan sejarah.

Nah, setelah kalian menyimak sumber-sumber sejarah menurut sifatnya topik selanjutnya adalah mengenai ilmu-ilmu yang mengungkapsumber-sumber sejarah.

·         Epigrafi, yaitu ilmu yang mempelajari tulisan kuno atau prasasti;

·         Arkeologi, yaitu ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno;

·         Ikonografi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang patung

·         Nomismatik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang mata uan

·         Ceramologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang keramik;

·         Geologi, yaitu ilmu yang mempelajari lapisan bumi;

·         Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian serta perkembangan makhluk manusia dan kebudayaannya.

·         Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang sudah membatu;

·         Paleoantropologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk manusia yang paling sederhana hingga sekarang;

·         Sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari sifat keadaan dan pertumbuhan masyarakat;

·         Filologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat di bahan-bahan tertulis.

Bukti dan Fakta Sejarah.


Bukti peninggalan sejarah merupakan sumber penulisan sejarah. Fakta adalah hasil dari seleksi data yang terpilih. Fakta sejarah ada yang berbentuk benda konkret, misalnya, candi, patung, perkakas yang sering disebut artefak.

Fakta yang berdimensi sosial disebut sociofact,yaitu berupa jaringan interaksi antarmanusia, sedangkan fakta yang bersifat abstrak berupa keyakinan dan kepercayaan disebut mentifact. Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui sumber primer dan sumber

sekunder.


Artefak.


Apa yang disebut dengan historical research



                              source image : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/96/Sebek-khu_Stele.png


Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya, candi, patung, dan perkakas.

Peralatan-peralatan yang dihasilkannya dapat menggambarkan tingkat kehidupan masyarakat pada saat itu (sudah memiliki akal dan budaya yang cukup tinggi), bahkan dapat juga meggambarkan suasana alam, pikiran, status sosial, dan kepercayaan para penciptanya dari suatu masyarakat, hal inilah yang perlu dicermati oleh para sejarawan.


Fakta sosial.

 

Fakta sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan system kemasyarakatan, misalnya interaksi (hubungan) antarmanusia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmonis serta komunikasi sosial yang terjaga baik.

Fakta sosial sebagai bukti sosial yang muncul di lingkungan masyarakat mampu memunculkan suatu peristiwa atau kejadian. Masyarakat pembuat logam memunculkan ciri sosial yang maju, berintegritas, dan mengenal teknik. Di balik itu mereka memiliki tradisi animisme atau dinamisme melalui benda hasil garapannya, bahkan jika kita teliti dengan saksama masyarakat tersebut sudah mengenal persawahan dan hidup dengan ciri gotong royong.

Fakta mental.


Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku, ataupun tindakan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidupan manusia, masyarakat, dan negara. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat memengaruhi mental kehidupan pada masa kini bahkan ke masa depan.


Fakta mental erat hubungannya antara peristiwa yang terjadi dengan batin manusia, sebab perkembangan batin pada suatu masyarakat dapat mencetuskan munculnya suatu peristiwa (ingat peristiwa bom atom di kota Nagasaki dan Hirosima di Jepang yang menyisakan perubahan watak dan rasa takut, itu sebabnya Jepang memelopori kampanye anti bom atom).

Fakta mental merupakan fakta yang sifatnya abstrak atau kondisi yang menggambarkan alam pikiran, kepercayaan atau sikap, misalnya kepercayaan keyakinan dan kepercayaan benda yang melambangkan nenek moyang dan benda upacara, contohnya nekara perunggu di Pejeng (Bali), untuk dipuja.

Namun ada artefak yang juga menunjukkan fakta sosial dan ciri fakta mental, contoh kapak perunggu atau bejana perunggu adalah artefak yang merupakan fakta konkret, tetapi jika dilihat dari hiasannya dapat berfungsi sebagai fakta sosial, dan jika menempatkan kapak perunggu dan bejana perunggu sebagai sistem kepercayaan maka disebut fakta mental. 

Source : http://www.berbagaireviews.com/2016/09/sumber-sejarah-pengertian-dan.html

Edited by Admin

Topik selanjutnya kita akan membahas tentang metode sejarah. Simak lagi ya.

Metode sejarah

Metode sejarah adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk merekontruksi kejadian-kejadian di masa lampau. Suatu metode diperlukan dalam penulisan kisah sejarah untuk mendapatkan tulisan yang sistematik dan objektif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Menurut Gottschalk (1975:32) yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Lubis, 2011:2). Peristiwa pada masa lampau dapat kita hadirkan kembali dengan cara merekonstruksi peristiwa itu dari jejak – jejak masa lampau yang disebut sumber (historical sources) (Lubis, 2011:7). Sumber sejarah menurut bentuknya digolongkan menjadi tiga, yakni sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda (artefak) (Gottschalk, 1975: 35-36; Kuntowijoyo, 1995: 94-96; dalam Lubis, 2011: 7). Adapun menurut asal usulnya, sumber sejarah digolongkan menjadi sumber primer, sumber sekunder, dan sumber tersier (Garraghan, 1946: 107; Alfian, 2000: 9; dalam Lubis, 2011:9-10). Menghadirkan kembali periwtiwa pada masa lampau bukan berarti kita mengulang atau menampilkan kembali peristiwa atau tokoh–tokoh peristiwa tersebut secara nyata, melainkan menghadirkannya melalui tulisan, yakni tulisan kisah peristiwa pada masa lampau.

Tahapan

Lebih jauh mengenai metode sejarah lihat Helius Sjamsuddin., “Metodologi Sejarah”. dan Kuntowijoyo. “Pengantar Ilmu Sejarah”. Dalam metode sejarah, terdapat empat tahapan yang harus dilewati. Keempat tahapan tersebut yakni heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi (Lubis, 2011: 15-16).

Berikut Keempat tahpan tersebut.

1.Heuristik

Tahapan yang pertama adalah heuristik. Heuristik berasal dari bahasa Yunani “heuriskein” yang berarti menemukan atau memperoleh (Renier, 1997:113 dalam Lubis, 2011:17).Sejarawan Nina Herlina Lubis (2011:15) mendefinisikan heuristik sebagai tahapan / kegiatan menemukan dan menghimpun sumber, informasi, jejak masa lampau. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses mengumpulkan sumber – sumber sejarah. Di samping sumber tertulis, terdapat pula sumber lisan. Menurut Sartono Kartodirjo, sejarah lisan merupakan cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan (Dienaputra, 2006:12). Sejarah lisan diperlukan untuk melengkapi sumber – sumber tertulis. Dalam sejarah lisan, terdapat informasi – informasi yang tidak tercantum dalam sumber – sumber tertulis. Untuk mendapatkan informasi – informasi itu, penulis harus melakukan wawancara dengan naarsumber yang disebut sebagai pengkisah dengan menggunakan alat rekam dan kaset (Dienaputra,2006:35).

2.Kritik

Kritik Eksternal (Luar)

Kritik Eksternal adalah usaha mendapatkan otentisitas sumber dengan melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber. Kritik eksternal mengarah pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber. Otentisitas mengacu pada materi sumber yang sezaman. Jenis-jenis fisik dari materi sumber, katakan dokumen atau arsip adalah kertas dengan  jenis, ukuran, bahan, kualitas, dan lain-lain. Dokumen ditulis dengan tangan atau diketik, ataukah ketik komputer. Demikian pula jenis tintanya apakah kualitas bagus, atau jenis isi ulang.

Akan diragukan jika dikatakan dokumen pada masa Penjajahan Jepang digunakan kertas kualitas bagus, sebab pada waktu itu ada dalam kondisi perang dan semuanya serba mengalami penurunan kualitas. Jadi, kritik eksternal adalah kritik fisik yang sesuai dengan anak zaman.

Kritik internal (Dalam)

Kritik Internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber, artinya apakah isi dokumen ini terpercaya, tidak dimanipulasi, mengandung bias, dikecohkan, dan lain-lain. Kritik internal ditujukan untuk memahami teks. Pemahaman isi teks diperlukan latar belakang pikiran dan budaya penulisnya. Mengapa demikian karena apa yang tersurat sangat berbeda dengan yang tersirat diperlukan pemahaman dari dalam (from within).

Isi teks sering multi interpretable, bermakna ganda dan sering dimaksudkan sesuai dengan sudut pandang penulisnya. Dalam teks itu banyak hal yang tersembunyi dan tidak disampaikan dalam bahasa lugas, tetapi dalam bahasa tertutup dan  penuh metafora. Tugas peneliti teks adalah membuka ketertutupan ini sehingga menghasilkan informasi terpercaya. Dengan kata lain, peneliti harus mampu membuka “amplop informasi”.

Jika seorang mahasiswa kos menulis surat dengan istilah mengalami “kecelakaan” kepada orang tuanya di kota lain, maka orang tuanya harus membuat interpretasi terhadap hal-hal yang tersirat dari suratnya itu. Kata “kecelakaan” harus dikaitkan dengan konteksnya, misalnya untuk perbaikan sepeda motornya yang lecet minta dikirim 25 juta rupiah. Ada apa dengan kata “kecelakaan”?

Source : http://alanzuhri17.blogspot.co.id/2013/01/kritik-sumber-sumber-sejarah_3.html

Edited by Admin

Tahapan yang ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-fakta yang diperoleh (Herlina, 2011:15). Terdapat dua macam interpretasi, yakni analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi ini lah, kemampuan intelektual seorang sejarawan benar – benar diuji. Sejarawan dituntut untuk dapat berimajinasi membayangkan bagaimana peristiwa pada masa lalu itu terjadi. Namun, bukan berarti imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dibatasi oleh fakta – fakta sejarah yang ada.

Tahapan yang keempat adalah historiografi. Historiografi (Gottschalk, 2006:39) adalah rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam melakukan penulisan sejarah, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, penyeleksian atas fakta-fakta, untaian fakta-fakta, yang dipilihnya berdasarkan dua kriteria: relevansi peristiwa-peristiwa dan kelayakannya. Kedua, imajinasi yang digunakan untuk merangkai fakta-fakta yang dimaksudkan untuk merumuskan suatu hipotesis (Reiner, 1997:194 dalam Herlina, 2011:57). Ketiga, kronologis. Dalam tahapan historiografi ini lah, seluruh imajinasi dari serangkaian fakta yang ada dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Potongan – potongan fakta sejarah ditulis hingga menjadi sebuah tulisan kisah sejarah yang kronologis. Tahapan – tahapan metode sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah.

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Metode_sejarah

Edited by Admin

source image sampul : https://imanuelsuluh.files.wordpress.com/2014/01/isaiah-scroll-l.jpg

Wassalamuailaikum Wr. Wb.