Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?
Lihat Foto

Dok Lippo Cikarang

Anak-anak Little Bee School Lippo Cikarang, SDN 01 Cicau dan SDN 02 Cicau saat melakukan penanaman pohon dan edukasi sampah plastik, Rabu (25/9/2019) di Central Park Meikarta, Cikarang.

KOMPAS.com – Beberapa tahun belakangan, Pendidikan Karakter menjadi fokus sejumlah sekolah dasar. Bahkan, ada sekolah yang memfokuskan diri sebagai “sekolah karakter” dan mengedepankan pendidikan karakter ketimbang hanya fokus pada pendidikan akademis.

Pembentukan karakter membutuhkan proses yang lama dan panjang serta butuh konsistensi dari orang-orang sekitar. Pendidikan karakter pun dinilai paling efektif bila dipupuk saat anak bersekolah dasar selama 6 tahun.

Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga yang punya kepentingan dalam pembentukan karakter anak, perlu membangun budaya positif.

Baca juga: 3 Syarat Pendidikan Karakter Berjalan Efektif

Budaya positif sekolah ini berisi kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri anak.

Merangkum dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut lima budaya sekolah yang dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter positif:

Gerakan literasi sekolah (GLS) bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga keterampilan membaca akan meningkat.

Materi bacaan berisi nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa.

Salah satu program yang dicanangkan pemerintah adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu pelajaran dimulai.

2. Kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan minat dan bakat anak di sekolah. Saat terlibat dalam kegiatan ekstrakulikuler, siswa akan terbiasa melakukan berbagai macam kegiatan positif secara fisik maupun mental.

Baca juga: Mengenal Jurusan Kuliah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ini 5 Faktanya

Dengan aktif di kegiatan ekstrakulikuler, siswa juga terlatih aktivitas yang memerlukan pemikiran dan tenaga lebih. Mereka tidak akan manja, bermalas-malasan dan anarkis. Justru lebih kreatif dan bertanggung jawab.

Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Bima Gilang Okjianto_CGP Banyuwangi 5_SMP Bustanul Makmur

        Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.Budaya positif juga adalah salah satu materi yang diajarkan dalam pendidikan guru penggerak. Materi ini sangat penting kita dapatkan dan kuasai sehingga kita sebagai guru penggerak dapat mengembangkan potensi anak-anak yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila.

Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

            Dalam penerapan budaya positif kita harus menumbuhkan lingkungan yang positif. Memahami kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan seorang murid pada saat mereka berperilaku tidak pantas dan tidak sesuai apa yang kita harapkan. Dengan tidak hanya melakukan hukuman yang mungkin saja memberikan efek dan dampak yang tidak baik pada perkembangan emosi peserta didik kita. Kita juga saat melakukan penerapan budaya positif perlu mengeksplorasi suatu posisi dalam penerapan disiplin, yang dinamakan ‘Manajer’ serta bagaimana seorang Manajer menjalankan pendekatan disiplin yang dinamakan Restitusi.

          Selama ini hukuman merupakan bentuk pembelajaran disiplin bagi murid bagi seorang guru, padahal hukuman menmpunyai arti berbeda. Hukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku Secara umum hukuman dalam hukum adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan yang berpengaruh untuk karakter peserta didik dan tidak bagus untuk psikologis anak.

          Disiplin positif bertujuan untuk bekerja sama dengan siswa dan tidak menentang mereka. Penekanannya adalah membangun kekuatan peserta didik daripada mengkritik kelemahan mereka dan menggunakan penguatan positif (positive reinforcement) untuk mempromosikan perilaku yang baik. Hal ini melibatkan memberikan siswa-siswi pedoman yang jelas untuk perilaku apa yang dapat diterima dan kemudian mendukung mereka ketika mereka belajar untuk mematuhi pedoman ini. Pendekatan ini secara aktif mempromosikan partisipasi anak dan penyelesaian masalah dan di saat yang bersamaan juga mendorong orang dewasa, dalam hal ini yaitu pendidik, untuk menjadi panutan positif bagi anak-anak muda dalam perjalanan tumbuh kembang mereka.

           Upaya untuk membangun budaya positif disekolah guru harus bekerja sama dengan kepala sekolah serta orang tua yaitu dengan sebagai guru harus memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik, Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif. Kepala sekolah harus memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah serta Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif. Dan orang tua menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yang konsisten dan berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif

       Oleh karena itu guru harus sebagai manager dalam menerapkan budaya positif disekolah sehingga tercipta budaya positif yang menjadikan seluruh siswa mempunyai kebiasaan yang baik tanpa adanya tekanan dan ancaman yang diberikan, tetapi mereka menyadari akan nilai nilai positif yang diraih dengan melakukan hal hal yang baik tersebut dengan melakukan kesepakatan kelas yang telah disetujui bersama.

28

- Advertisement -

Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Peran Guru Dalam Membangun Budaya Positif di Sekolah

Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun"  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)hidup  dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses menuntun tersebut, anak  diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya . Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Sebagai pamong, Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan  untuk  membentuk karakter  pelajar pancasila  dengan memberi contoh  (Ing Ngarso Sung Tulodho) dan melakukan habituasi atau pembiasaan yang konsisten di Sekolah.  

Karena itu, sangat penting bagi guru untuk dapat  mengembangkan budaya positif di sekolah  agar  dapat menumbuhkan motivasi intrinsik  dalam diri murid-muridnya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab  dan  berbudi pekerti luhur.

Sekolah Sebagai Institusi Pembentuk Karakter

Tujuan membangun  budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Itulah mengapa banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter murid. Misalnya program kantin kejujuran dengan tujuan menumbuhkan karakter jujur pada murid atau program literasi  dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kritis pada murid.

Pernyataan KHD  tentang tujuan pendidikan seperti disebutkan  di awal artikel ini mengisyaratkan bahwa  sebagai guru perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. 

Adapun karakter yang diharapkan menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan nasional kita adalah seperti yang tercantum dalam profil pelajar pancasila yakni: Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri. 

Baca: Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa dengan Penerapan Budaya Positif di Kelas

Pada akhirnya, budaya positif di sekolah  akan dapat menumbuhkan karakter positif  yang bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menanam moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat.

Penerapan Budaya Positif di Sekolah         


Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 2

Peran Guru Dalam Membangun Budaya Positif di Sekolah

Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun"  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)hidup  dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses menuntun tersebut, anak  diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya . Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Sebagai pamong, Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan  untuk  membentuk karakter  pelajar pancasila  dengan memberi contoh  (Ing Ngarso Sung Tulodho) dan melakukan habituasi atau pembiasaan yang konsisten di Sekolah.  

Karena itu, sangat penting bagi guru untuk dapat  mengembangkan budaya positif di sekolah  agar  dapat menumbuhkan motivasi intrinsik  dalam diri murid-muridnya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab  dan  berbudi pekerti luhur.

Sekolah Sebagai Institusi Pembentuk Karakter

Tujuan membangun  budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Itulah mengapa banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter murid. Misalnya program kantin kejujuran dengan tujuan menumbuhkan karakter jujur pada murid atau program literasi  dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kritis pada murid.

Pernyataan KHD  tentang tujuan pendidikan seperti disebutkan  di awal artikel ini mengisyaratkan bahwa  sebagai guru perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. 

Adapun karakter yang diharapkan menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan nasional kita adalah seperti yang tercantum dalam profil pelajar pancasila yakni: Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri. 

Baca: Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa dengan Penerapan Budaya Positif di Kelas

Pada akhirnya, budaya positif di sekolah  akan dapat menumbuhkan karakter positif  yang bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menanam moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat.

Penerapan Budaya Positif di Sekolah         


Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Lihat Edukasi Selengkapnya


Page 3

Peran Guru Dalam Membangun Budaya Positif di Sekolah

Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun"  tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)hidup  dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses menuntun tersebut, anak  diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya . Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Sebagai pamong, Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan  untuk  membentuk karakter  pelajar pancasila  dengan memberi contoh  (Ing Ngarso Sung Tulodho) dan melakukan habituasi atau pembiasaan yang konsisten di Sekolah.  

Karena itu, sangat penting bagi guru untuk dapat  mengembangkan budaya positif di sekolah  agar  dapat menumbuhkan motivasi intrinsik  dalam diri murid-muridnya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab  dan  berbudi pekerti luhur.

Sekolah Sebagai Institusi Pembentuk Karakter

Tujuan membangun  budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Itulah mengapa banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter murid. Misalnya program kantin kejujuran dengan tujuan menumbuhkan karakter jujur pada murid atau program literasi  dengan tujuan untuk menumbuhkan karakter kritis pada murid.

Pernyataan KHD  tentang tujuan pendidikan seperti disebutkan  di awal artikel ini mengisyaratkan bahwa  sebagai guru perlu membangun komunitas di sekolah untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi berdampak pada masyarakat. 

Adapun karakter yang diharapkan menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan nasional kita adalah seperti yang tercantum dalam profil pelajar pancasila yakni: Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri. 

Baca: Membangun Karakter Tanggung Jawab Siswa dengan Penerapan Budaya Positif di Kelas

Pada akhirnya, budaya positif di sekolah  akan dapat menumbuhkan karakter positif  yang bukan hanya mendorong murid untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah, tetapi juga untuk menanam moral yang baik pada diri murid ketika sudah terlibat di dalam masyarakat.

Penerapan Budaya Positif di Sekolah         


Apa yang harus dilakukan untuk membangun budaya positif di sekolah?

Lihat Edukasi Selengkapnya