Apa yang pertama kali Allah fungsikan pada saat manusia lahir ke bumi?

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, marilah kita bahas tentang tahap-tahap kehidupan manusia sesuai yang diberitakan dalam Al Qur’an. Dapat disimpulkan bahwa ada 5 tahapan kehidupan manusia

Dikisahkan bahwa Allah menciptakan ruh (QS 38 – Shaad : 71-72) sebelum manusia terbentuk jasadnya. Bisa dibayangkan betapa banyak ruh yang diciptakan Allah sebelum ditiupkan kedalam jasad manusia. Sesungguhnya kita, manusia, tidak memiliki pengetahuan tentang ruh (QS 17 – Al Israa’ : 85), sedikit sekali yang kita ketahui tentang ruh ini. Setelah penciptaan ruh, maka manusia mengalami suatu masa di mana ia merupakan sesuatu yang tidak dapat disebut (QS 76 – Al Insaan : 1)

Manusia mulai terbentuk secara fisik dalam rahim seorang ibu yang dikatakan berasal dari air mani dan disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (QS 32 – As Sajdah : 7-8, QS 23 – Al Mu’minuun : 12-13). Janin mengalami proses perkembangan dalam rahim (QS 23 – Al Mu’minuun : 14) dan dibentuk sesuai dengan kehendak Allah (QS 3 – Ali ‘Imran : 6) dan disempurnakanNya tubuh manusia ini (QS 82 – Al Infithaar : 7-8). Setelah terbentuk, barulah Allah meniupkan ruh kedalam janin (QS 32 – As Sajdah : 9)

Setelah sekitar 9 bulan berada dalam rahim seorang ibu, maka lahirlah manusia ke alam dunia dalam keadaan polos dan suci tanpa membawa apapun. Setelah lahir manusia akan lebih mengenal fenomena kehidupan dunia, dan lalai tentang pengetahuan tentang kehidupan akhirat (QS 30 – Ar Ruum : 6-7)

Kehidupan manusia di alam dunia pada hakekatnya merupakan ujian-ujian seumur hidupnya untuk menentukan tempatnya di akhirat kelak (QS 6 – Al An’aam : 165). Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi (QS 2 – Al Baqarah : 30, QS 75 – Faathir :39, QS 38 – Shaad : 26). Dan ia diperintahkan untuk beriman dan menyembah kepada Allah dan melakukan amal ma’ruf dan mencegah kemunkaran (QS 3 – Ali Imran : 110, QS 51 – Adz Dzariyaat : 56). Penciptaan manusia untuk hidup di dunia bukanlah suatu yang main-main, melainkan setiap manusia akan dimintakan pertanggungan jawabnya bagaimana ia menjalani ujian-ujian tentang apa yang telah dilakukannya selama hidup. (QS 23 – Al Mu’minuun : 115)

Seburuk-buruknya manusia ialah mereka yang kafir dan akan mendapat tempat di neraka jahanam, sedangkan orang-orang yang beriman kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia sesuai Al Qur’an merupakan sebaik-baiknya manusia dan in syaa Allah mendapat tempat di syurga kelak (QS 98 – Al Bayyinah : 6-8)

Kehidupan manusia di dunia amatlah singkat, 1 hari di sisi Allah sama dengan 1.000 tahun di bumi: “Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab :”Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-prang yang menghitung” Allah berfirman: “Kamu tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” (QS 23 – Al Mu’minuun : 112-114)

Kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa waktu yang diberikan Allah  untuk hidup di dunia hanyalah sebentar. Dan celakanya, waktu yang sedikit digunakan untuk ingkar kepada Allah dengan berfoya-foya menikmati dunia dan melakukan berbagai kemaksiatan. Sungguhlah mereka berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman kepada Allah, melakukan amal saleh dan saling menasihati tentang kebenaran dan menetapkan kesabaran (QS 103 – Al ‘Ashr : 1-3).

Sampailah saatnya manusia akan menemui ajal. Hanya Allah yang tahu kapan kita akan menemui ajal yang tidak bisa ditunda atau dimajukan sedikitpun. Ajal itu pasti datangnya, akan tetapi kita tidak tahu kapan datangnya, di mana dan bagaimana kita akan menemui ajal.  Ajal tetap merupakan misteri bagi kita (QS 35 – Faathir : 11, QS 31 – Luqman : 34, QS 4 – An Nisaa’ : 78, QS 10 – Yunus : 49)

Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua kondisi atau barang. Dalam konteks kehidupan manusia, maka alam barzah adalah antara alam dunia dan alam akhirat. Ini adalah suatu alam yang dialami manusia mulai dari saat ia menemui ajal sampai datangnya hari kiamat atau hari akhir (yaumil qiyamah atau yaumil akhir) (QS 30 – Ar Ruum : 55-57, QS 2- - Thaahaa : 100-104)

Alam barzah in digambarkan sebagai suatu kehidupan baru yang merupakan dinding pemisah antara alam dunia dan alam akhirat. (QS 23 – Al Mu’minuun : 99-100)

Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, berbuat dusta terhadap Allah dan sombong akan langsung dihukum pada waktu sakratul maut, tidak lagi menunggu azab kubur atau peradilan akhirat. Malaikat maut akan mengambil nyawa mereka dengan kasar sambil memukul-mukul muka dan punggung para pendusta ayat Allah itu (QS 47 – Muhammad : 27 – 28, QS 6 – Al An’aam : 93)

Kehidupan di alam akhirat didahului dengan peristiwa kiamat, di mana malaikat meniup sangkakala membangunkan para arwah yang sedang tidur dalam alam khubur diikuti satu kali teriakan. Semua terbangun dan bergegas ke padang masyhar untuk dihisab keimanan, perbuatan baik dan buruk yang dilakukan selama berada di alam dunia. Semua manusia yang dibangkitkan kembali dikumpulkan di padang mahsyar. Pada saat itu sudah ada yang celaka dan ada pula yang berbahagia. (QS 36 – Yaasiin : 51-54, QS 11 – Huud : 103-105)

Orang-orang yang mulia telah telah diberikan ketetapan yang baik dari Allah, mereka itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada hari kiamat, dan mereka disambut oleh para malaikat dengan ucapan: “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu”

(QS 21 – Al Anbiyaa’ : 101-104)

Suasana dan keadaan golongan manusia di hari akhirat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat sangat, tidak ada yang bisa saling tolong menolong.  Ada yang bergembira dan ada yang bermuka masam, tergantung dari amalannya di dunia. (QS 80 – ‘Abasa : 33-42)

Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya hari kebangkitan dan pertemuannya dengan Allah di hari kiamat akan menyesal dan akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah dilakukannya. (QS 6 – Al An’aam : 30-31)

Setiap manusia akan diadili dalam pengadilan akhirat di mana kita akan membela diri sendiri saat diminta pertanggung-jawaban atas perbuatan kita di dunia, tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita dalam peradilan akhirat yang Maha Adil. (QS 16 – An Nahl : 111, QS 19 – Maryam : 80, QS 2 – Al Baqarah : 123)

Dipastikan manusia diminta pertanggungan-jawabnya berdasarkan apa yang dikerjakannya dan dengan segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran perbuatannya. Tangan dan kaki ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan kita di dunia, sedangkan mulut mereka ditutup. Bahkan semua anggota tubuh termasuk kulit ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia. (QS 75 – Al Qiyaamah : 13-15, QS 24 – An Nuur : 24, QS 36 – Yaasiin : 65, QS 41 – Fushshilat : 19-22)

Nasib manusia setelah dijatuhkan vonis bermacam-macam. Orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang kafir

Lalu dikatakan (kepada orang-orang kafir itu): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya”. Maka neraka jahannam inilah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

Sebaliknya, orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya dibawa kedalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”

Para mutaqien itupun berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka surga itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang beramal” (QS 39 – AZ Zumar : 71-74)

Kesimpulan kajian Al – Qur’an: Allah menetapkan keberadaan manusia melalui tahap-tahap kehidupan. Mulai dari penciptaan ruh, diikuti penciptaan jasad dalam janin sehingga ditiupkan ruh ke dalamnya dan dilahirkan ke dunia. Keberadaan manusia di atas bumi merupakan ketetapan Allah. Manusia mempunyai misi untuk menjadi khalifah di muka bumi, menjaga ciptaan Allah, berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran, mengikuti perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Kehidupan manusia di bumi sangat singkat dan merupakan gelanggang ujian untuk menentukan tempatnya di akhirat. Akhirat merupakan kehidupan manusia yang final dan abadi, bahagia di surga atau sengsara di neraka.

Apa janji yang pertama kali disampaikan manusia kepada Allah SWT?

1.Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir tidak akan diberikan jalan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi (adamu taslithiil kafirin).

Apa perjanjian kita dengan Allah sebelum kita dilahirkan?

Dalam perjanjian itu, manusia sudah berjanji untuk menuhankan Allah. Secara tak langsung, mereka juga berjanji untuk tak menyekutukan-Nya, tidak menyembah kepada selain-Nya, tidak meminta kepada selain-Nya, dan seterusnya.

Apa empat perkara yang ditentukan oleh Allah bagi manusia sebelum lahir ke dunia?

kemudian Allah menetapkan qadar kepada manusia di dalam rahim, qadar yang di tetapkan oleh Allah ada empat: umur, rezeki, bahagia, dan sengsara.

Untuk apa manusia dilahirkan ke dunia?

Kita dilahirkan sebagai manusia karena Sang Maha Kuasa ingin kita ada. Dia ingin kita mengalami naik turun kehidupan. Penderitaan, cinta dan kasih sayang dan pengalaman manusiawi lainnya. Semata karena Dia Maha Berkehendak.