Apa yang sebaiknya disiapkan negara Indonesia dalam rangka menghadapi perdagangan bebas

Pengertian pasar bebas adalah sebuah wadah yang akan menyediakan kemudahan dalam melakukan beragam sistem transaksi pasar seperyi beberapa negara ASEAN yang juga ikut tergabung dalam pasar bebas seperti Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar yang bisa dengan aktif dan berjualan secara bebas. Dengan diberlakukannya sistem pasar bebas maka akan ada beberapa kendala umum seperti terjadinya contoh perdagangan bebas yang akan menyudutkan pedaganag lokal atau pebisnis lokal yang tidak memiliki ketrampilan usaha yang bisa bersaing. Lantas, persiapan apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam menghadapi permasalahan pasar bebas ini?

1. Memperkuat SDM

Tentunya untuk bisa bersaing dengan beragam pengusaha yang akan ikut andil dalam penerapan pasar bebas, maka kita harus tetap secara konsisten dalam memperbaiki SDM. Dimana nantinya SDM yang baik dan lebih terlatih akan menjadi aset utama yang bisa diandalakan dalam maraknya persaingan di pasar bebas. Dimana manusia sebagai pengguna dan pembuat harus lebih innofatif, aktif dan kreatif agar tatap mampu bersaing melawan yang lainnya.

2. Infrastruktur

Ketika anda harus ikut membantu dalam memperkuat SDM yang ada maka tindakan apa yang akan ampuh dalam penyokongan dari keberhasilan SDM tersebut? Ya, perbaikan dari infrastruktur tentunya. Kinerja SDM akan selalu terhambat tanpa adanya dukungan dari infrastruktur daerah maupun negara yang tertata dengan baik.

3. Peningkatan Bahasa

Ya, tentunya peranan bahasa akan sangat menentukan bagaimana nasib anda kedepannya dalam menangani masalah pasar bebas ini. Bagaimana tidak, bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi. Maka setidaknya anda harus menguasai bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.

4. Mentalitas

Yap, walaupun anda amemiliki persiapan yang bagusa dan mendalam sedangkan mental anda lembek dan tidak terasah percuma saja. Karena semua hal harus berkesinambungan agar bisa mendapatkan hasil yang baik di dalam menghadapi pasar bebas ini. Jangan samapai mental anda usah down duluan ya.

5. Kolaborasi

Lakukanlah sebuah kerja sama atau kolaborasi dengan beragam tim handal untuk bisa melakukan persaingan sehat dalam menghadapi adanya pasar bebas.

6. Kompetensi

Asah terus keahlian dan kemampuan anda, karena jika anda tidak memiliki kemampuan yang menjual tentuny aanda tidak akan menang dalam persaingan pasar bebas tersebut.

7. Evaluasi

Ini memang hal penting agar anda bisa mengetahui sejauh mana persiapan anda dalam menghadapi persaingan di pasar bebas. Selalu awas dan teliti adalah kombinasi yang dibutuhkan.

8. Jumlah Produksi

Peningkatan jumlah juga diperlukan agar anda bisa dan mampu bersaing dengan beragam kompetitor yang jauh lebih unggul dalam beberapa hal.

9. Kualitas Produk

Tidak hanya masalah kuantitas, namun anda juga harus memperbaiki kualitas, dimana kualitas yang baik akan menghasilkan nilai jual yang bersaing juga. Karena selain kecepatan, ketepatan namun kualitas juga di butuhkan pelanggan.

10. Update

Tetap selalu menggali informasi penting jangan hanya mentok pada sebuah sumber. Gali terus beragam informasi yang akan bergunan nantinya bagi persaingan anda tersebut.

11. Produk Berkelanjutan

Jika semua syarat produksi seperti kualitas maupun kuantitas telah anda penuhi semuanya maka hal lain yang harus menjadi pertimbangan dalam upaya menghadapi pasar bebas adalh masalah bagaimana anda bisa membuat produk tersebut menjadi produk yang berkelanjutan dan bisa dipakai dalam jangka panjang.

Di era globalisasi ada beberapa ciri-ciri ekonomi pasar yang harus diketahui, semua masyarakat selalu menginginkan barang-barang atau kebutuhan yang mudah didapatkan dipasaran dan yang terpenting lagi masyarakat selalu menginginkan hal-hal yang bersifat instant, kebutuhan selalu berkaitan dengan jual beli, dan proses jual beli tidak terlepas dari pasaran, semakin banyaknya permintaan masyarakat, semakin banyak pula berbagai macam produk-produk yang dikeluarkan dipasaran, hingga terjadi persaingan antar Negara yang menyebabkan timbulnya perdagangan bebas atau pasar bebas.

Sekarang ini hampir semua pusat perdagangan banyak dipenuhi dengan produk China. Dari barang yang sifatnya sederhana sampai barang yang keperluan sehari-hari hampir semua produk berasal dari China. Sekarang bagaimana persiapan dan rencana untuk mengatasi agar produk kita khususnya Indonesia dapat bersaing dengan produk China? Dalam hal ini, semua elemen terkait berupaya untuk bisa bersaing dengan produk China tersebut. Pengusaha berupaya melakukan hal sebagai berikut:

  • Memangkas pos-pos yang tidak berguna agar biaya produksi bisa ditekan.
  • Melakukan terobosan dengan produk-produk yang inovatif, sehingga barang tersebut bisa laku dipasaran.
  • Mencoba melakukan ekspor barang-barang ke negara Eropa atau negara yang dimana China belum bisa menembusnya.
  • Dalam manufaktur juga di tingkatkan skill dan kemampuan karyawan sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kualitas terbaik.
  • Bekerja sesuai dengan standard manufacturer seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 18001.
  • Hal ini sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan untuk dapat menembus pasar yang baru.
  • Di dalam industri khususnya Industri Tekstil selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari produknya.
  • Persiapan untuk mewujudkan usaha tersebut yang harus dilakukan adalah:
  • Memberikan latihan pada karyawan bagaimana cara menghasilkan produk unggulan sehingga dapat bersaing dengan produk lain, khususnya di Asia.
  • Memberikan pendidikan Internal & Eksternal sehingga karyawan dalam bekerja bisa ber inovasi. Hal ini akan memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaanya.
  • Menjaga dan memperhatikan dengan cermat produk yang dihasilkan, jangan sampai yang cacat lolos ke pasaran. Hal ini sangat berbahaya bagi produsen dan bisa mengakibatkan kalah bersaing dalam pasar bebas.
  • Memberikan motivasi pada karyawan agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas pada suatu pabrik, modal utama adalah karyawan yang mempunyai dedikasi yang tinggi, Loyal, serta bertanggung jawab apa yang telah dikerjakan.
  • Memberikan training masalah disiplin, mental agar bekerja sesuai dengan SOP dan mengikuti semua prosedur ISO yang sudah ada di perusahaan tersebut.
  • Berusaha semampu mungkin falam melakukan penyimpanan, dimana para karyawan diberikan beragam kesempatan dalam memasukan input-input berguna dalam menyimpan beragam hal penting seperti kertas, air, listrik, dll.
  • Perusahaan juga memiliki hak untuk memebrikan penghargaan jika hasil tersebut bisa membuahkan hasil yang bagus untuk perusahaan.

Perusahaan juga mengadakan perlombaan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi seperti:

  • Perlombaan House keeping
  • Perlombaan Safety

Setiap Manufaktur atau perusahaan berusaha untuk bisa bertahan dalam hal menghadapi persaingan pasar bebas, bagaimana jadinya apabila perusahaan tersebut tidak merencanakan dan mempersiapkan langkah-langkah dalam mempertahankan perusahaannya dalam persaingan tersebut pastilah perusahaan itu akan hancur. Akibat dari hancur maka akan banyak timbul lagi masalah sosial dan pengangguran. Di dalam menghadapi pasar bebas ini, bagaimana upaya pengusaha untuk berjalan, tentunya pemerintah juga memberikan kemudahan bagi pengusaha. Dalam hal ini:

  • Memberikan suku bunga yang lebih rendah
  • Pajak diberikan hanya 1 kali saja.
  • Memberikan pada pengusaha reward dan penghargaan yang bisa memberikan motivasi bagi karyawan serta semangat tinggi dalam melakukan tugas sehari-hari.

Demikianlah pembahasan tentang upaya menghadapi pasar bebas dan segala macam kerugian yang bisa di dapatkan jika kita tidak mampu sama sekali untuk bersaing.

Senin, 28 Oktober 2013 | 13:28 WIB
Oleh : Ridho Syukro / FMB

Apa yang sebaiknya disiapkan negara Indonesia dalam rangka menghadapi perdagangan bebas

Ilustrasi Negara Asean

Jakarta - Direktur Eksekutif Core Indonesia Hendri Saparini menilai persiapan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 masih belum optimal. Menurutnya pemerintah baru melakukan sosialisasi tentang "Apa Itu MEA" belum pada sosialisasi apa yang harus dilakukan untuk memenangi MEA.

Dia mengatakan sosialisasi mengenai " Apa itu MEA" yang telah dilakukan pemerintah pun ternyata masih belum 100 persen karena sosialisasi baru dilaksanakan di 205 kabupaten dari jumlah 410 kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Hendri mengatakan hal ini berbeda dengan persiapan yang dilakukan negara lain sebagai contoh di Thailand, pemerintahnya melalui the National Economic and Social Development Council telah melakukan persiapan secara komprehensif dan menyusun delapan strategi khusus untuk menghadapi MEA untuk waktu 3 tahun (2012-2015) karena MEA ditetapkan sebagai prioritas utama yang melibatkan berbagai institusi pemerintah dan kalangan pengusaha.

Dia mengatakan salah satu strategi yang dilakukan Thailand untuk memenangi MEA adalah memprioritaskan sektor peternakan dimana pemerintah Thailand melakukan peningkatan kualitas manajemen budidaya ternak dan melakukan ekspansi investasi ke negara tetangga seperti Myanmar. Menurut Hendri hal inilah yang mesti dicontoh pemerintah Indonesia, pemerintah semestinya mempersiapkan strategi yang komprhensif dalam menghadapi MEA bukan hanya sosialisasi saja.

" Pemerintah menyatakan indonesia telah siap menghadapi MEA dengan komitmen 82 persen namun pada kenyataannya persiapan itu hanya sebatas sosialisasi bukan pada persiapan strategi," ujar dia dalam acara " Launching Core Indonesia Mengenai Kesiapan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015" di Gedung Museum Nasional" Jakarta, Senin (28/10).

Dia menjelaskan dari segi persiapan, Indonesia masih jauh ketinggalan terutama dari aspek perencanaan strategi dan kebijakan, jika di Thailand MEA dijadikan prioritas utama serta pemerintahnya membuat program khusus dengan melibatkan pejabat tinggi pemerintah, BUMN dan masyarakat sipil sedangkan di Indonesia, pemerintah belum ada strategi konkret dan penetapan sektor yang menjadi prioritas.

Hendri mengatakan pemerintah Thailand juga menyediakan dana untuk mendukung kegiatan kegiatan terkait persiapan MEA contohnya peningkatan daya saing SDM lewat kemampuan Bahasa Inggris kepada pegawai pemerintah di tingkat pusat dan provinsi ditambah pengajaran bahasa ASEAN no thai seperti bahasa Indonesia, Vietnam di perguruan tinggi sedangkan pemerintah Indonesia belum ada implementasi pelaksanaan agenda bersama pemerintah dan pelaku usaha.

Hendri menjelaskan besarnya komitmen pemerintah terhadap kesepakatan MEA ternyata bertolak belakang dengan kesiapan dunia usaha. Menurutnya dari hasil in-depth interview Core dengan para pengusaha ternyata para pelaku usaha bahkan banyak yang belum mengerti adanya kesepakatan MEA.

" Hal hal semacam ini yang harus pemerintah kejar, pemerintah harus libatkan pengusaha, masyarakat sipil dalam penyusunan strategi, jika tidak ada strategi, Indonesia hanya akan menjadi pasar saja bukan production base," ungkap dia

Dia mengatakan salah satu strategi yang dipersiapkan pemerintah menjelang MEA adalah Indonesia harus menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi karena dengan adanya implementasi MEA beban defisit neraca perdagangan akan semakin besar maka dari itu membuat strategi industri harus menjadi prioritas pemerintah.

Dalam Kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan sektor sektor yang akan menjadi unggulan Indonesia dalam MEA adalah sektor Sumber Daya Alam, Informasi Teknologi, dan Ekonomi Kreatif. Menurut dia ketiga sektor ini merupakan sektor terkuat Indonesia jika dibandingkan dengan negara ASEAN yang lain.

Dia mengatakan selain memperkuat basis ketiga sektor tersebut, pemerintah juga harus memastikan bahwa tenaga kerja asing yang nantinya bekerja di Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. Menurut dia dalam MEA, liberalisasi ekonomi semakin luas, tidak menutup kemungkinan tenaga kerja asing akan bekerja di Indonesia dalam jumlah yang cukup besar dan salah satu persyaratan utama bagi mereka yang ingin bekerja di Indonesia adalah mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

" Pemerintah sebaiknya mengadakan tes sejenis tes TOEFL (kemampuan berbahasa Inggris) tapi tes TOEFL berbahasa Indonesia untuk menguji kemampuan bahasa Indonesia para pekerja asing," ujar dia.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: Investor Daily