Apa yang tidak boleh dilakukan pada kasus perdarahan

Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah keluarnya darah dari jalan lahir segera setelah melahirkan. Perdarahan setelah melahirkan dengan jumlah wajar merupakan hal yang normal terjadi dan hal ini disebut lochea atau nifas.

Namun, kondisi ini bisa menjadi kondisi yang perlu dikhawatirkan ketika darah yang keluar sangat banyak melebihi 500 cc dalam 24 jam setelah melahirkan.

Penyebab Perdarahan Postpartum

Penyebab perdarahan postpartum secara umum dibagi menjadi empat penyebab, yaitu:

Keadaan ketika uterus tidak dapat berkontraksi atau disebut atonia uteri yang menyebabkan darah yang keluar dari uterus tidak dapat berhenti secara alamiah. Ini bisa memicu volume darah yang keluar semakin banyak sehingga harus segera mendapatkan penanganan. 

Bisa terjadi karena adanya robekan jalan lahir karena bayi terlalu besar, atau karena penggunaan obat pacu persalinan yang tidak sesuai dengan aturan dapat menyebabkan kontraksi terlalu kuat sehingga robeknya jalan lahir.

Sisa jaringan plasenta yang masih menempel pada uterus dapat menyebabkan sumber perdarahan dari jalan lahir.

Perdarahan yang sangat banyak dapat menyebabkan hilangnya faktor-faktor yang dibutuhkan darah untuk membantu penutupan luka. Selain itu, pengidap hemofilia, yaitu ketika darah sukar membeku, juga bisa menyebabkan kelainan perdarahan pasca melahirkan.

Faktor Risiko Perdarahan Postpartum

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian kondisi ini, yaitu:

 

Gejala Perdarahan Postpartum

Ada beberapa gejala yang umum terjadi pada kondisi perdarahan ini. Gejala yang timbul bisa berupa perdarahan dari jalan lahir yang keluar segera setelah persalinan. Selain itu, di dalam darah yang keluar biasanya mengandung beberapa bagian dari jaringan otot uterus, mukus atau lendir, dan sel darah putih.

Pada keadaan normal, darah yang keluar kurang dari 500 cc, namun pada keadaan perdarahan postpartum, volume darah yang keluar melebihi 500 cc. Beberapa gejala lain yang mengiringi perdarahan postpartum adalah:

 

Diagnosis Perdarahan Postpartum

Diagnosis perdarahan postpartum dilakukan oleh dokter dengan melihat gejala klinis dari pasien. Dokter menentukan diagnosis perdarahan postpartum jika menemukan perdarahan lebih dari 500 cc dalam 24 jam pasca persalinan.

Untuk mencari penyebab perdarahan, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter meliputi:

Untuk melihat bagian dalam uterus apakah ada sisa plasenta yang tertinggal

Untuk melihat adanya kelainan pembekuan atau tidak.

Pengobatan Perdarahan Postpartum

Pada keadaan akut, yaitu ketika kehilangan darah sangat banyak, tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan pengganti melalui infus. Selanjutnya, pengobatan dilakukan dengan memperbaiki penyebab dari perdarahan postpartum, seperti:

  • Pemberian obat-obatan untuk memperkuat kontraksi uterus, seperti oksitosin.
  • Melakukan tindakan kuret apabila terdapat sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam uterus.
  • Pemberian transfusi darah dan komponen darah apabila terdapat perdarahan masif pada pengidap.

Komplikasi Perdarahan Postpartum

Komplikasi potensial dari perdarahan postpartum adalah kehilangan darah berlebihan yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat dan penurunan aliran darah. Gejala-gejala ini dapat membatasi aliran darah ke hati, otak, jantung atau ginjal dan menyebabkan syok. 

Pencegahan Perdarahan Postpartum

Perdarahan postpartum bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, tindakan pencegahan aktif harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum. Beberapa strategi yang dapat dilakukan meliputi:

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter apabila terdapat perdarahan yang sangat banyak keluar dari jalan lahir dalam 24 jam setelah melahirkan. Keluhan lain seperti keringat dingin, lemas, penurunan kesadaran (mengantuk), dan demam menjadi tanda bahaya ketika perdarahan.

Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di rumah sakit sesuai domisili lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Postpartum Hemorrhage.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Labor and delivery, postpartum care.
Diperbarui pada 16 Juni 2022.

KOMPAS.com – Cedera dan kondisi medis tertentu dapat menyebabkan pendarahan ringan hingga berat. Kondisi ini dapat memicu kecemasan, panik, dan ketakutan.

Memahami cara menangani pendarahan secara umum penting dilakukan sebelum mencari pertolongan medis.

Selain itu, penting juga untuk mengetahui kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan profesional dari tenaga medis.

Keadaan darurat pendarah

Ada beberapa situasi yang harus segera ditangani oleh dokter. Dilansir dari Healthline, berikut adalah kondisi luka yang perlu penanganan segera:

1. Luka bergerigi, dalam, atau luka tusuk

2. Luka di wajah

3. Luka gigitan hewan

4. Ada kotoran yang terperangkap di luka

5. Pendarahan tidak berhenti setelah 15 hingga 20 menit pertolongan pertama

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Serangan Jantung yang Penting Diketahui

Perlu dipahami bahwa keparahan luka tidak selalu sama dengan jumlah darah yang keluar. Beberapa luka serius mengeluarkan darah yang sedikit, namun luka di area yang memiliki banyak pembuluh darah tentu akan mengeluarkan lebih banyak darah.

Jika seseorang mengalami pendarahan yang hebat, ia mungkin merasa pusing, mual, lemas, dan syok.

Menurut Mayo Clinic, denyut nadi yang melemah, kulit yang dingin dan lembap, serta kehilangan kesadaran adalah tanda-tanda seseorang mengalami syok saat pendarahan.

Jika memungkinkan, mintalah orang yang terluka untuk berbaring selagi menunggu tenaga medis tiba di lokasi.

Jika mampu, bantulah orang yang terluka untuk mengangkat kaki mereka hingga di atas jantung guna membantu sirkulasi darah ke organ vital.

Baca juga: Pertolongan Pertama Luka Bakar, Jangan Pakai Odol

Pertolongan pertama untuk pendarahan

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah pertolongan pertama untuk pendarahan yang bisa dilakukan selagi menunggu pertolongan dari tenaga medis:

1. Lepaskan pakaian yang menempel pada luka. Setelah itu, jangan mencoba membersihkannya dulu dan langsung hentikan pendarahan.

2. Untuk menghentikan pendarahan, tempatkan perban steril atau kain bersih pada luka. Tekan perban dengan kuat dengan telapak tangan untuk menghentikan pendarahan.

3. Berikan tekanan konstan hingga pendarahan berhenti. Pertahankan tekanan dengan mengikat luka menggunakan perban tebal atau selembar kain bersih.

4. Bantu orang yang terluka untuk berbaik. Jika memungkinkan, gunakan selimut atau kain untuk ia berbaring agar panas tubuhnya tidak hilang.

Baca juga: Pertolongan Pertama yang Benar untuk Pasien Henti Jantung

5. Jika pendarahan merembes melalui perban atau kain yang digunakan untuk menutup luka, tidak perlu membuka kain tersebut dan tambahkan perban di atasnya.

6. Hubungi fasilitas kesehatan terdekat agar orang yang terluka segera mendapatkan penanganan profesional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Banyak kesalahan yang terjadi saat memberi pertolongan pertama. Hal itu menyebabkan kondisi luka menjadi lebih buruk.

KECELAKAAN  yang menyebabkan cidera dapat terjadi di mana saja. Pertolongan pertama bertujuan membantu menyelamatkan korban atau menghindari pendarahan lebih lanjut atau luka memburuk sebelum ada pertolongan medis.  

Namun, banyak kesalahan yang terjadi saat memberi pertolongan pertama. Mulai dari hal yang tidak boleh dilakukan saat mimisan, hingga hal yang membuat luka bakar memburuk. Berikut beberapa kesalahan pertolongan pertama harus dihindari, seperti dimuat dalam Readers Digest.

Mendongakkan kepala ke belakang saat mimisan   Jangan pernah melakukan ini karena membuat darah mengalir ke bagian belakang tenggorokan.  Selain tidak akan menghentikan darah, gerakan ini dapat menyebabkan Anda muntah darah.   Sebagai gantinya, condongkan tubuh ke depan dan jepit ujung hidung. Sebagian besar mimisan yang umum dipicu alergi atau cuaca kering berhenti dalam 10 menit. Jika darah terus mengalir, sumbat dengan tampon dan segera ke IGD.   Menaruh mentega, es, atau pasta gigi di atas luka bakar   Nasihat kuno ini buruk, sebab dapat menahan panas di dalam luka bakar dan memperburuk keadaan. Membekukan jaringan dengan es juga tidak membantu, tambahnya. Jika luka bakar, pertolongan pertama bertujuan mengembalikan ke suhu normal dan es membuat kulit terlalu dingin.   Sebagai gantinya, letakkan luka bakar di air mengalir dengan suhu normal selama beberapa menit, Johns merekomendasikan. Tutupi dengan kain kering yang bersih seperti kasa dan dan dapatkan perawatan medis.   Memindahkan orang yang terluka parah   Jika berada di tempat kecelakaan parah seperti kecelakaan mobil atau cedera olahraga, Anda mungkin mencoba menggerakkan orang yang cidera untuk memastikan keadaannya. Jangan lakukan, karena mereka dapat mengalami cidera tulang belakang yang menyebabkan kerusakan neurologis permanen atau kelumpuhan.   Memindahkan pasien seperti ini adalah jika ada ancaman bahaya seperti kebakaran, ledakan, atau bangunan yang runtuh. Sebaiknya cepat hubungi rumah sakit untuk memberi pertolongan di tempat atau segera membawa pasien ke pusat layanan medis.     Meludahi luka untuk membersihkannya   Meski pernah mendengar bahwa air liur membasuh kuman? Yang terjadi adalah kebalikannya. Mulut penuh koloni bakteri yang berpotensi bahaya dan dapat menyebabkan infeksi pada luka. Dokter kedaruratan di Lenox Hill Hospital di New York Robert Glatter mengatakan hal lain yang dihindari adalah mencuci luka di aliran atau sungai, yang menginfeksi luka.   Sebaiknya bersihkan luka dengan air keran atau air garam steril. Sediakan garam steril di kotak P3K saat bepergian untuk mengantisipasi cidera tidak terduga.   Memberikan Benadryl untuk reaksi alergi parah   Kesalahan ini dapat mengakibatkan kematian. Benadryl membutuhkan waktu 30-60 menit untuk bekerja dan itu terlalu lama bagi seseorang yang mengalami syok anafilaksis, keadaan darurat yang mengancam jiwa dan intervensi dengan epinefrin harus segera terjadi.   Sebuah penelitian terbaru tentang anafilaksis menemukan bahwa terlalu banyak perawat dan petugas kesehatan tidak memberikan epinefrin. Penelitian lain telah menemukan hubungan antara epinefrin yang tertunda dan kematian.   Sebagai gantinya adalah segera berikan epinefrin. Jika ragu, perhatikan apakah ada mengi atau sesak napas, pembengkakan bibir atau di sekitar mata, atau gatal-gatal yang berkembang pesat, maka sangat penting untuk tidak menunggu untuk memberikan epinefrin dan langsung menuju layanan medis darurat.   Selalu bawa dua bungkus EpiPen atau Auvi-Q untuk segera digunakan jika memiliki satu gejala atau bahkan kontak dengan alergen.(MEDCOM/OL-09)