Apakah gambar proses kredit di bank terlalu optimis

Anggie Ariesta 27/10/2021 14:04 WIB

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengaku optimis kondisi perekonomian Indonesia akan semakin membaik.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengaku optimis kondisi perekonomian Indonesia akan semakin membaik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel– Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengaku optimis kondisi perekonomian Indonesia akan semakin membaik. Maka itu, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun depan bisa lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun ini yakni di kisaran 8%.

“Jadi kalau tahun ini kita targetkan bisa tumbuh 6%–7%, tahun depan saya katakan sekitar 8%. Artinya lebih optimis dibandingkan tahun ini,” ujar Sunarso pada Press Conference Laporan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III Tahun 2021 secara virtual, Rabu (27/10/2021).

BACA JUGA:
Terbesar di Asean, Right Issue BRI (BBRI) Tembus Rp95,9 Triliun

Agar target pertumbuhan kredit tercapai, Sunarso mengungkapkan pihaknya memiliki dua strategi untuk menggaet nasabah.

Cara pertama adalah dengan mendorong nasabah eksisting, terutama mereka di sektor UMKM untuk naik kelas. Dengan bisnis yang semakin besar, Bank BRI yakin sektor ini bisa menciptakan loan demand tersendiri.

Kemudian, Bank BRI juga terus berupaya untuk memperluas inklusi finansial dengan cara mencari segmen nasabah yang lebih kecil, atau nasabah Ultra Mikro. Sunarso menyebutkan, Bank BRI sudah mempersiapkan infrastruktur untuk menjangkau nasabah Ultra Mikro, yaitu melalui Holding Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM.

Lebih lanjut, Sunarso menilai masyarakat sudah lebih terbiasa dengan kondisi pandemi. Sehingga, dampak pembatasan sosial ke perekonomian tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Saya melihat, PPKM yang sangat ditakutkan orang di Q3 ternyata dampaknya tidak setajam PSBB. Artinya apa? orang mulai terbiasa dengan pembatasan-pembatasan dan disiplin-disiplin prokes dan menjalankan bisnis secara prudent,” pungkasnya. (TIA)

26 Apr 2017, 17:24 WIB - Oleh: Ropesta Sitorus

Antara Bank Dinar

Bisnis.com, JAKARTA - Proses PT Bank Dinar Tbk. optimistis target pertumbuhan penyaluran kredit 16% dari realisasi tahun lalu yang senilai Rp1,33 triliun dapat terealisasi.  

Meskipun pada kuartal I /2017 kinerja penyaluran kredit hanya tumbuh sekitar 4,15% (year on year), Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie berharap sektor perdagangan akan lebih bergairah pada kuartal II hingga akhir tahun.

Pada sisa waktu sekitar sembilan bulan ke depan, menurutnya, perseroan masih mampu mewujudkan ekspansi kredit sekitar Rp300 miliar sesuai rencana bisnis bank.  

"Kuartal I lalu sedikit lemah karena pertumbuhan ekonomi yang masih melandai, yang tumbuh besar kan infrastruktur, sementara target market kami kan perdagangan. Tapi kelihatannya ke depan sudah mulai membaik," katanya kepada Bisnis, Rabu (26/4/2017). 

Sampai akhir semester I ini, Hendra berharap penyaluran kredit dapat dikerek hingga separuh dari target akhir tahun atau bertambah sekitar Rp150 miliar.

Dilihat dari sektornya, selain perdagangan dan UMKM, portoflio kredit Bank Dinar juga banyak diarahkan ke sektor penunjang bisnis infrastruktur seperti transportasi dan supplier besi, baja dan bahan bangunan.

"Pada kuartal I porsi untuk penunjang infrastruktur sebesar 25% dari portofolio kredit keseluruhan. Target kami sudah tercapai karena kami hanya menargetkan 22%," ujarnya. 

Sementara itu, margin bunga bersih emiten bersandi DNAR tersebut sempat tergerus tipis pada Januari - Maret, yakni dari 4,42% menjadi 4,39%.

Kondisi ini disebabkan manajemen menurunkan bunga kredit demi menjaga debitur potensial agar tidak direbut bank-bank besar yang menawarkan pembiayaan dengan bunga kompetitif.

Hendra mengatakan margin bunga bersih akan terus dijaga agar tidak tergerus terlalu dalam dan dipertahankan di level 4,25% - 4,39%

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Hendri Tri Widi Asworo

08 Sep 2020, 16:31 WIB - Oleh: Maria Elena

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja Pengunjung memilih pakaian di salah satu toko pakaian di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/12/2019).

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan di dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Agustus 2020, meskipun keyakinan tersebut masih berada pada zona pesimis.

IKK per Agustus 2020 naik tipis dari 86,2 dari bulan sebelumnya menjadi 86,9. Kenaikan IKK pun hanya terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2-4 juta per bulan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan kenaikan IKK pada Agustus didorong oleh realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya untuk perlindungan sosial.

Baca Juga : Kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah Yakin Ekonomi Membaik

Kepercayaan konsumen juga tidak terlepas dari beragam bantuan yang dicanangkan dan beberapa yang sudah dieksekusi pemerintah, seperti subsidi gaji untuk pekerja, bantuan kredit 0 persen untuk ibu rumah tangga dan pelaku UMKM. Di sisi lain, bantuan produktif juga diberikan untuk usaha mikro.

"Saya kira berbagai bantuan ini yang kemudian menstimulasi naiknya kepercayaan konsumen, khususnya untuk tingkat pengeluaran Rp2 juta - Rp4 juta per bulan," katanya kepada Bisnis, Selasa (8/9/2020).

Meski demikian, kata Yusuf, kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi masyarakat kelas menengah ke atas.

IKK kelompok masyarakat yang berpenghasilan Rp5 juta ke atas malah menurun setelah sempat meningkat di bulan lalu, dengan asumsi kelompok ini adalah kelompok penghasilan atas.

"Ini tentu bukanlah kabar yang terlalu bagus buat proses pemulihan ekonomi," katanya.

Yusuf menjelaskan, dalam proporsi konsumsi rumah tangga, kelompok masyarakat menengah ke atas sebenarnya merupakan penyumbang terbesar, dengan porsi mencapai 45 persen.

Jika kepercayaan konsumen kelompok ini melambat, maka bisa diartikan kelompok ini juga cenderung akan menahan laju konsumsinya, hal ini menurut Yusuf akan memperlambat proses pemulihan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, kelompok masyarakat ini sangat sensitif terhadap perkembangan kasus Covid-19, sehingga mereka memiliki pilihan untuk tidak keluar rumah untuk melakukan aktivitas selama kasus aktif Covid-19 masih tinggi.

Alhasil, upaya pemerintah dalam menangani dan mengurangi kasus Covid-19 merupakan satu-satunya cara untuk meningkatkan kepercayaan konsumen kelas atas.

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan stimulus pemerintah dalam bentuk bantuan sosial memang secara tidak langsung berdampak pada kepercayaan konsumen yang berpengeluaran Rp5 juta per bulan.

Tak hanya itu, bantuan pemerintah yang semakin diperluas ke pekerja, sektor mikro dan ultramikro juga ikut berkontribusi. "Efek BLT ini mampu menggantikan sebagian pendapatan kelas menengah bawah yang hilang saat pandemi," katanya.

Menurut Bhima, jika skema BLT terus diperluas, maka efek ke kenaikan IKK diperkirakan bisa berlanjut pada kelompok masyarakat berpenghasilan Rp5 juta per bulan.

Meski demikian, menurutnya, fokus pemerintah untuk mendorong keyakinan konsumen kelas menengah ke atas ada di penanganan pandemi yang lebih optimal.

Bhima berpendapat, pemerintah juga bisa mereformulasi stimulus pajak dengan menurunkan tarif PPN dari 10 persen ke 5 persen. Stimulus ini akan langsung bisa dirasakan oleh masyarakat kelas menengah atas.

"Overall masih harus menunggu kurva Covid-19 melandai, baru ada kenaikan IKK yang signifikan," tutur Bhima.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (Persero) Tbk (BBRI) optimis pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 9 persen sampai dengan 11 persen. Meskipun dihadapkan pada ketidakpastian akibat inflasi global dan juga perang Rusia–Ukraina, BRI memastikan memiliki likuiditas yang baik.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, optimis ketercukupan likuiditas yang mamadai tersebut, tercertmi dari Loan to Deposit Ratio atau LDR BRI secara konsolidasian yang tercatat sebesar 86,96 persen.

Selain itu juga, BRI memiliki modal yang cukup memumpuni dengan angka Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mengukur kecukupan modal, berada di level 24,61 persen pada kuartal I tahun 2022.

Baca juga: Kuartal I 2022, Laba Bersih BRI Melesat 78,13 Persen Menjadi Rp 12,2 Triliun

“Kita secara internal punya LDR di bawah 90 persen, dan kita kemarin right issue dapat suntukan modal cukup besar, sehingga kita punya ratio ketercukupan modar CAR itu 24,61 persen. Internal kita cukup sehat dan kuat, sehingga kita optimis kredit BRI akan tumbuh 9–11 persen,” jelas Sunarso secara virtual, Senin (25/4/2022).

Sunarso mengatakan, pihaknya juga efisien dalam menjalankan bisnis, yang tercermin dari ratio BOPO pada kuartal I tahun 2022. BOPO BRI pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 69,34 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41 persen.

“Menurunnya BOPO tak lepas strategi efisiensi yang dilakukan oleh BRI, melalui keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya proporsi CASA atau dana murah pada tubuh perseroan,” tegas Sunarso.

Baca juga: BRI Telah Salurkan Rp 66,9 Triliun KUR untuk 1,8 Juta Nasabah

Sebagai informasi, pada kuartal I tahun ini, penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I 2022 sebesar 6,65 persen.

Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24 persen yoy dari Rp 826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp 903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen.

Apabila dirinci, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56 persen, sementara segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen.

Baca juga: Penataan Jaringan, BRI Sudah Tutup Lebih dari 100 Kantor Cabang Tahun Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA