Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Bagaimana kondisi kerajaan Aceh saat mencapai puncak kejayaan?

Pada masa pemerintahannya, kejayaan Kesultanan Aceh semakin meningkat dalam perkembangan di dalam negeri, terutama dalam bidang keagamaan. Perkembangandi bidang agama ini didukung oleh Nuruddin ar-Raniri. Kesutanan Aceh mengalami kemunduran setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani.

Benarkah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani Jelaskan pendapat anda?

Kejayaan Kesultanan Aceh dibuktikan dengan berhasilnya Sultan Iskandar Muda menguasai daerah-daerah di pesisir timur dan barat Sumatra, serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang. Sultan Iskandar digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang memerintah pada 1636-1641 M.

Pada masa Pimpinan siapakah Kerajaan Aceh mengalami kejayaan?

Kemudian, masa kejayaan Kesultanan Aceh akhirnya terjadi di kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, yaitu pada tahun 1607-1636. Kala itu, Aceh berhasil menaklukkan wilayah Pahang yang merupakan sumber utama timah. Pada tahun 1629, Kesultanan Aceh melakukan perlawanan, yaitu menyerang Portugis di wilayah Malaka.

Jelaskan kapan Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan dan pada masa pemerintahan siapa?

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 Masehi. Kesultanan Aceh baru menjadi penguasa setelah mengambil alih Samudera Pasai pada 1524 Masehi. Kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Apakah yang membuat Kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda mencapai kejayaan?

Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 kapal perang dan 60.000 tentara laut. Dengan demikian, Kerajaan Aceh mencapai puncak pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda.

Bagaimana kemajuan Kerajaan Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda?

pada masa pemerintahan Sultan Iskandar muda (1607-1636) Aceh mengalami kemajuan yang sangat pesat. pada masa itu, acehencapai damai keemasan nya. Aceh bahkan dapat menguasai Johor, Pahang, Kedah, perak di semenanjung Melayu dan Indragiri, pulau Bintan serta Nias.

Benarkah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan ketika dipimpin oleh?

Kerajaan yang terletak di Kutaraja atau yang lebih dikenal dengan Banda Aceh ini mencapai puncak kejayaannya saat masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Berikut sejarah Kerajaan Aceh selengkapnya.

Bagaimana Sultan Iskandar bisa membawa Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan?

Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

Kerajaan atau Kesultanan Aceh mencapai pucak kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada 1607-1636 M. Kejayaan Kesultanan Aceh dibuktikan dengan berhasilnya Sultan Iskandar Muda menguasai daerah-daerah di pesisir timur dan barat Sumatra, serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang.

Pembahasan

Aceh dikenal sebagai Kesultanan Aceh Darussalam adalah kesultanan yang terletak di Pantai Timur Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1513 M. Perkembangan Aceh sangat erat hubungannya dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis karena banyaknya pedagang muslim yang menghidari Selat Malaka.

Sultan Iskandar digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang memerintah pada 1636-1641 M. Pada masa pemerintahannya, kejayaan Kesultanan Aceh semakin meningkat dalam perkembangan di dalam negeri, terutama dalam bidang keagamaan. Perkembangandi bidang agama ini didukung oleh Nuruddin ar-Raniri. Kesutanan Aceh mengalami kemunduran setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani. Tetapi, Kesultanan Aceh dapat bertahan sampai awal abad ke-20 M.

Pelajari lebih lanjut

Letak Kerajaan Aceh pada brainly.co.id/tugas/75218

Faktor penyebab kemunduran Kerajaan Aceh pada brainly.co.id/tugas/24165952

-----------------------------------

Detil Jawaban

Kelas: VII

Mapel: IPS

Bab: Kehidupan Masyarakat pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam

Kode: 7.10.4

Kata kunci: Kerajaan Aceh, Kesultanan Aceh, Sultan Iskandar Muda, Sultan Iskandar Thani, Nuruddin ar-Raniri, kejayaan Aceh

  • Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

  • Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

    kan soal ku "Orang yg memberitakan vbahwa Aceh mencapai masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar muda adalah..."

  • Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

  • Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

    jadi yg memberitakan itu "Sultan Iskandar Muda" ???

  • Apakah Kerajaan Aceh Darussalam mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani?

Kerajaan Aceh atau lebih dikenal sebagai Kesultanan Aceh Darussalam adalah kesultanan yang terletak di Pantai Timur Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1513 M. Perkembangan Aceh sangat erat hubungannya dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis karena banyaknya pedagang muslim yang menghidari Selat Malaka.

Kerajaan atau Kesultanan Aceh mencapai pucak kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1607-1636 M. Kejayaan Kesultanan Aceh dibuktikan dengan berhasilnya Sultan Iskandar Muda menguasai daerah-daerah di pesisir timur dan barat Sumatra, serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang. Sultan Iskandar digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang memerintah pada 1636-1641 M. Pada masa pemerintahannya, kejayaan Kesultanan Aceh semakin meningkat dalam perkembangan di dalam negeri, terutama dalam bidang keagamaan. Perkembangan di bidang agama ini didukung oleh Nuruddin ar-Raniri. Kesutanan Aceh mengalami kemunduran setelah meninggalnya Sultan Iskandar Thani. Tetapi, Kesultanan Aceh dapat bertahan sampai awal abad ke-20 M.

Dengan demikian, Kerajaan Aceh mulai mengalami masa kejayaan di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda, yaitu sekitar tahun 1607-1636. 

KOMPAS.com - Kerajaan Aceh adalah kerajaan Islam di Sumatera yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 M.

Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau Banda Aceh (sekarang).

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka.

Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Sejarah Kerajaan Aceh

Berdirinya Kerajaan Aceh bermula ketika kekuatan Barat telah tiba di Malaka.

Hal itu mendorong Sultan Ali Mughayat Syah untuk menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh.

Untuk membangun kerajaan yang besar dan kokoh, Sultan Ali Mughayat Syah membentuk angkatan darat dan laut yang kuat.

Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang isinya sebagai berikut.

  • Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar
  • Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara
  • Bersikap waspada terhadap negara Barat
  • Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar
  • Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara

Baca juga: Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan

Raja-raja Kerajaan Aceh

Berikut ini 35 sultan dan sultanah yang berkuasa menjadi raja Kerajaan Aceh.

  • Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
  • Sultan Salahudin (1528-1537 M)
  • Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M)
  • Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M)
  • Sultan Muda (1575 M)
  • Sultan Sri Alam (1575 - 1576 M)
  • Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M)
  • Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M)
  • Sultan Buyong (1589-1596 M)
  • Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M)
  • Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
  • Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)
  • Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
  • Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M)
  • Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M)
  • Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)
  • Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M)
  • Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M)
  • Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M)
  • Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M)
  • Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
  • Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
  • Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
  • Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
  • Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
  • Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
  • Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
  • Alauddin Muhammad Daud Syah Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M)
  • Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
  • Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
  • Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
  • Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
  • Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
  • Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat berbeda.

Pada periode awal, konsentrasi politik lebih tercurah untuk pembentukan kekuatan militer dalam upaya mempertahankan keberadaannya dari ancaman yang datang dari dalam ataupun luar.

Di samping itu, kekuatan militernya diperlukan untuk ekspansi ke daerah sekitar guna menambah wilayah kekuasaan.

Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, ia tidak hanya melanjutkan kegiatan ekspansi wilayah seperti para pendahulunya.

Sultan Iskandar Muda juga berusaha menata rapi sistem politik dalam kerajaan, terutama yang berkaitan dengan konsolidasi dan peletakan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasainya.

Puncak kejayaan Kerajaan Aceh

Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya.

Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan, bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat.

Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada.

Di samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.

Baca juga: Kerajaan Banten: Sejarah, Masa Kejayaan, Kemunduran, dan Peninggalan

Masa keruntuhan Kerajaan Aceh

Pada 1641, atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran.

Faktor kejatuhan Kerajaan Aceh paling utama adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta.

Selain itu, kekuasaan Belanda di Pulau Sumatera dan Selat Malaka semakin menguat.

Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Belanda terus melancarkan perang terhadap Aceh.

Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.

Peninggalan Kerajaan Aceh

  • Masjid Raya Baiturrahman
  • Taman Sari Gunongan
  • Benteng Indra Patra
  • Meriam Kesultanan Aceh
  • Makam Sultan Iskandar Muda
  • Uang emas Kerajaan Aceh

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
  • Srinansy dan Rachadian, Harry. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.