Apakah makanan bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi?

4. Riwayat keluarga

Beberapa orang mungkin menebak-nebak jenis kelamin bayi yang akan lahir dengan melihat riwayat keluarganya, seperti jumlah anak laki-laki dan perempuan yang sudah ada dalam keluarga. Mungkin ada beberapa keluarga dengan kecenderungan genetik seperti ini, tetapi tidak berlaku untuk semua. Lagi-lagi, ini merupakan suatu kebetulan, belum ada penelitian yang dapat membuktikan hal ini.

5. Tingkat stres

Beberapa peneliti berasumsi bahwa sperma pembawa kromosom Y rentan terhadap tingkat stres psikologis yang tinggi, sehingga ibu atau ayah yang mengalami stres akan lebih mungkin memiliki bayi perempuan. Namun, hal ini masih berupa spekulasi dan belum terbukti memiliki dampak yang nyata pada jenis kelamin bayi.

6. Teknik fertilisasi in vitro alias bayi tabung

Berdasarkan sebuah penelitian dari University of New South Wales di Australia tahun 2010, jenis kelamin bayi laki-laki atau perempuan mungkin tergantung pada teknik fertilisasi in fitro (bayi tabung) yang digunakan. Peneliti menemukan bahwa persentase bayi laki-laki menjadi sekitar 49% ketika pasangan memilih untuk injeksi sperma intracytoplasmic, di mana sperma disuntikkan langsung ke dalam telur, dan sel telur yang telah dibuahi dipindahkan ke dalam rahim pada tahap pembelahan, yaitu sekitar dua atau tiga hari setelah sperma disuntikkan.

Pada teknik lain, persentase bayi laki-laki naik menjadi 56%. Hal ini terjadi ketika standar fertilisasi in vitro dilakukan. Sel telur dan sperma dicampur dalam sebuah piring (bukan disuntikkan) dan embrio (sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma) dipindahkan ke dalam rahim pada tahap blastokista, yaitu sekitar empat hari setelah sel sperma membuahi sel telur. Alasan yang mendasari hal ini tidak diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan berhubungan dengan lamanya waktu embrio dikultur di laboratorium. Bayi laki-laki mungkin lebih kuat, sehingga memungkinkan embrio mampu bertahan lebih lama di luar tubuh.

Benarkah hal tersebut mempengaruhi jenis kelamin bayi?

Sangat sedikit penelitian yang membuktikan faktor-faktor tersebut benar-benar berdampak pada jenis kelamin bayi Anda. Bahkan beberapa ahli menganggapnya hanya sebuah kebetulan, tidak ada yang benar-benar dapat dilakukan untuk bisa menentukan jenis kelamin dari bayi Anda. Dilansir dari webMD, Steven Ory, seorang ahli endokrinologi reproduksi, mengatakan bahwa tidak ada hal yang benar-benar dapat mempengaruhi pemilihan jenis kelamin bayi Anda. Anda memiliki kemungkinan 50-50 untuk mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan. Lagipula, tidak ada bedanya antara bayi laki-laki atau perempuan, mereka mempunyai keistimewaan masing-masing. Anda hanya perlu menikmati kejutan yang diberikan saat bayi lahir.

BACA JUGA:

  • 7 Jenis Pemeriksaan Medis yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah
  • Mengatasi 10 Masalah Utama yang Sering Dihadapi Oleh Ibu Hamil
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kehamilan Kembar

Tak sedikit pasangan yang ingin mencari tahu faktor penentu jenis kelamin bayi agar sesuai dengan yang mereka inginkan. Meski demikian, tidak semua informasi tersebut didukung oleh bukti yang cukup kuat. Simak artikel ini untuk mengetahui fakta seputar faktor penentu jenis kelamin bayi.

Di tiap negara, termasuk Indonesia, ada beragam mitos atau anggapan yang menyebut bahwa beberapa faktor, seperti posisi berhubungan seksual, usia orang tua, atau konsumsi jenis makanan tertentu, dapat menentukan jenis kelamin bayi yang diinginkan. Anggapan tersebut masih belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Apakah makanan bisa mempengaruhi jenis kelamin bayi?

Faktor Penentu Jenis Kelamin Bayi dan Fakta di Baliknya

Ada beberapa faktor yang dipercaya dapat menjadi penentu jenis kelamin bayi, di antaranya:

1. Usia pasangan

Usia pasangan saat proses pembuahan terjadi diduga dapat mempengaruhi jenis kelamin janin. Semakin tua usia pasangan, terutama pria, maka akan semakin besar pula kemungkinannya untuk memiliki anak perempuan.

Hal ini diduga karena perubahan level hormon pada pria yang terjadi seiring pertambahan usia dapat meningkatkan peluang sperma pembawa kromosom X untuk membuahi sel telur.

Saat sel telur dibuahi oleh sperma pembawa kromosom X, janin akan memiliki jenis kelamin perempuan. Meski memiliki alasan yang cukup kuat, faktor penentu jenis kelamin ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

2. Waktu berhubungan seksual

Tak hanya usia pasangan, waktu berhubungan seksual juga disebut dapat menjadi faktor penentu jenis kelamin bayi. Hal ini didasari oleh metode Shettles, yang mengatakan bahwa sperma kromosom X bergerak lebih lambat, tetapi lebih kuat dibandingkan sperma kromosom Y yang lebih mudah mati.

Metode ini menyarankan agar hubungan seksual dilakukan tepat pada masa subur jika ingin memiliki anak laki-laki. Sementara itu, untuk meningkatkan peluang mempunyai anak perempuan, hubungan seksual perlu dilakukan dalam rentang waktu 2–4 hari sebelum ovulasi.

Walaupun terlihat menjanjikan, metode Shettles hingga saat ini tidak memiliki cukup bukti untuk memastikan klaimnya. Beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara kecepatan sperma pembawa kromosom X atau kromosom Y menuju sel telur.

3. Posisi berhubungan seksual

Faktor yang dipercaya dapat menentukan jenis kelamin bayi selanjutnya adalah posisi saat berhubungan seksual. Posisi misionaris disebut dapat meningkatkan peluang hamil bayi perempuan, sedangkan rear-entry atau penetrasi dari belakang, dapat membuat wanita hamil bayi laki-laki.

Posisi bercinta memang dapat membantu wanita lebih cepat hamil. Namun, sama halnya dengan waktu hubungan seksual, anggapan posisi bercinta dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi hanyalah mitos belaka.

4. Jenis asupan nutrisi

Wanita yang mengonsumsi makanan kaya kandungan kalium dan berkalori tinggi disebut memiliki peluang lebih besar untuk mengandung bayi laki-laki. Sementara itu, makanan yang asam diyakini dapat meningkatkan peluang wanita mengandung bayi perempuan.

Meski demikian, kaitan antara asupan makanan tertentu dengan jenis kelamin bayi hanyalah sekedar mitos dan tidak ada bukti ilmiah yang menganjurkannya.

Pasangan yang sedang merencanakan kehamilan justru perlu mengonsumsi makanan penyubur kandungan yang terdiri dari berbagai variasi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan.

Selain beberapa faktor di atas, wanita yang berada di bawah tekanan atau mengalami stres juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil anak perempuan. Namun, kaitan antara tingkat stres pada wanita dan pengaruhnya terhadap jenis kelamin bayi juga masih perlu diteliti lebih lanjut.

Anggapan mengenai faktor penentu jenis kelamin bayi memang masih banyak beredar di masyarakat. Namun, kenyataannya belum ada cukup penelitian yang dapat membuktikan bahwa berbagai faktor tersebut dapat meningkatkan peluang Anda memperoleh anak sesuai jenis kelamin yang diinginkan.

Sejauh ini, satu cara yang sudah terbukti memiliki tingkat keberhasilan yang cukup baik dalam menentukan jenis kelamin anak adalah metode bayi tabung. Namun, metode ini memerlukan persiapan khusus dan sering kali membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Oleh karena itu, Anda dan pasangan disarankan berkonsultasi ke dokter jika memang ingin mencoba metode bayi tabung untuk memilih jenis kelamin buah hati. Saat berkonsultasi, Anda juga bisa bertanya dan memastikan fakta di balik berbagai faktor penentu jenis kelamin yang banyak beredar.

Terakhir diperbarui: 8 Desember 2021

Apakah jenis makanan mempengaruhi jenis kelamin bayi?

Selain itu, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa pola makan saat masa kehamilan tidak akan mempengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.

Apa yang mempengaruhi jenis kelamin pada janin?

Bayi laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma manakah (X atau Y) yang lebih dulu mencapai sel telur. Jika sperma dengan kromosom Y berhasil terlebih dahulu mencapai sel telur, maka janin akan berkromosom XY, sehingga Anda akan mengandung bayi laki-laki.

Hamil anak laki2 harus makan apa?

Beberapa Makanan untuk Hamil Anak Laki-Laki.
Sarapan Sereal. Makanan pertama yang dapat dikonsumsi untuk hamil anak laki-laki adalah konsumsi sereal saat sarapan. ... .
Perbanyak Asupan Makanan Kaya Potasium. ... .
3. Buah-buahan yang Asam. ... .
4. Sayuran Hijau. ... .
Pisang. ... .
6. Makanan yang Asin..

Sejak kapan jenis kelamin bayi ditentukan?

Dilansir dari Healthline, jenis kelamin bayi ditentukan setelah sperma bertemu dengan sel telur. Artinya, jenis kelamin bakal bayi ditentukan saat pembuahan, bahkan sebelum pasangan mengetahui wanita tengah hamil. Sebelum alat kelamin janin berkembang, bakal bayi sudah lebih dulu mewarisi kromosom X atau Y.