Apakah sistem ekonomi Islam diterapkan di negara yang mayoritas bukan beragama Islam

Budi, Syah, ‘Akar Historis Dan Perkembangan Islam Di Inggris’, Jurnal Tasamuh, 10.2 (2018)

Budiman, Ahmad, ‘Kapitalisme Ekonomi Syari’ah’, Jurnal An-Nisbah, 1.1 (2014)

Damanhuri, ‘Kaum Minoritas Muslim Di Barat: Tantangan Dan Masa Depan’, Jurnal Analisis, 12.1 (2012)

Ghozali, Mohammad, Muhammad Ulul Azmi, and Wahyu Nugroho, ‘Perkembangan Bank Syariah Di Asia Tenggara: Sebuah Kajian Historis’, Jurnal Falah, 4.1 (2019)

Hanifullah, ‘Membangun Sistem Ekonomi Umat Berbasis Syari’ah’, Jurnal Episteme, 7.2 (2012)

Hilman, Rifki Syuja’, ‘Ekonomi Islam Sebagai Solusi Krisis Ekonomi’, Jurnal Falah, 2.2 (2017)

Husin, ‘Pendidikan Agama Islam Di Amerika Serikat (Lembaga Pendidikan Islam)’, Jurnal Al-Madrasah, 2.2 (2018)

Ibrahim, Hasmiene Diocolano, Normah Omar, and Hamdino Hamdan, ‘Critical Financial Analysis of Islamic Bank in the Philippines: Case Study of Amanah Islamic Bank’, GJAT, 2018

Irsyamudin, Dadang, and Muhammad Ghozali, ‘Realita Kekuatan Ekonomi Islam Versus Kapital Di Eropa Di Abad 21’, Jurnal Ekonomi Islam, 10.1 (2019)

Jayanti, Kurnia Firmanda, and Mohammad Ghozali, ‘Penerapan Sistem Ekonomi Syariah Di Negara Minoritas Muslim’, Jurnal Equilibrium, 6.1 (2018)

Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta: Gema Insani Press, 2001)

Kuba, Amiruddin, ‘Peran Pemerintah Amerika Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah’, Jurnal El-Qist, 5.2 (2015)

Mardiah, Nur Hilda, ‘Kepentingan Ekonomi Politik Singapura Dalam Menerapkan Sistem Ekonomi Islam’, JOM FISIP, 3.2 (2016)

Mashdurohatun, Anis, ‘Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa Depan Indonesia Di Era Globalisasi’, Jurnal Dinamika Hukum, 11 (2011)

Mohamad, Mohammad Taqiuddin, Mohd Yusra Abdullah, Mohd Afifuddin Mohamad, and Ummu Zainab Al-Abidah Zainal Abidin, ‘The Historical Development of Modern Islamic Banking: A Study in South-East Asia Country’, African Journal of Business Management, 2013

Mubasirun, ‘Persoalan Dilematis Muslim Minoritas Dan Solusinya’, Jurnal Episteme, 10.1 (2015)

Mujiatun, Siti, ‘Peran Pemerintah Tentang Pengembangan Perekonomian Dalam Perspektif Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis Dan Islam’, Jurnal Analytica Islamica, 3.1 (2014)

Mundzir, Chaerul, ‘Islam Di Inggris (Tinjauan Historis Dinamika Kehidupan Di Inggris)’, Jurnal Rihlah, 2.1 (2015)

Muslim, Moch. Bukhori, ‘Perbandingan Ekonomi Islam Dan Ekonomi Kapitalis’, Jurnal Iqtishad, 4.2 (2012)

Priambodo, Yanuar, ‘Kepentingan Ekonomi Politik Inggris Dalam Menerapkan Sistem Ekonomi Dan Keuangan Islam (2004 – 2010)’ (Universitas Indonesia, 2011)

Publication, The City UK, Islamic Finance, 2011

Rehayati, Rina, ‘Minoritas Muslim: Belajar Dari Kasus Minoritas Muslim Di Filipina’, Jurnal Ushuluddin, 17.2 (2011)

Roficoh, Luluk Wahyu, and Wahyudi Bakri, ‘Tinjauan Empirik Perkembangan Sistem Ekonomi Syariah Di Eropa’, Jurnal Ijtihad, 12.1 (2018)

Saifullah, ‘Umat Islam Di Filipina Selatan: Sejarah, Perjuangan Dan Rekonsiliasi’, Jurnal Islamica, 3.1 (2008)

Saprida, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Palembang: Amanah, 2017)

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Syariah Produk-Produk Dan Aspek-Aspek Hukumnya (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2014)

Zulaikah, ‘Kapitalisme Dan Islam: Sebuah Telaah Kritis Konsep Islam Atas Konsep Kapitalis’, Jurnal Al-Ahkam, 6.2 (2011)

Jakarta, KNEKS - Sistem keuangan syariah tidak melulu tentang agama dan keyakinan, tetapi membahas aspek yang lebih luas yaitu kesejahteraan sosial-masyarakat, etika dan moral dan juga hak asasi manusia.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Prudential Indonesia dan Responsible Finance and Investment (RFI) Foundation mengadakan webinar dengan judul A Universal Appeal? Perspectives from Non-Muslims about Shared Values and Inclusivity in Islamic Finance, Selasa (16/6).

Kenyataan yang terjadi, banyak negara non-muslim mempraktekkan sistem keuangan syariah, serta menjadikan ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif. Hal ini disampaikan Jens Reisch President Director dari Prudential Indonesia “ShariaForAll atau Syariah untuk semua”, ujarnya.  

Tujuan dari kegiatan ekonomi syariah adalah kesejahteraan umat atau masyarakat, diperlukan sebuah sistem yang sangat humanis dan bermoral. Direktur Pendidikan dan Riset KNEKS Sutan Emir Hidayat mengatakan praktik ekonomi dan bisnis yang dilakukan tanpa moral dan etika akan menghasilkan kesenjangan sosial dan krisis sosial.

"Hal ini mendasari negara-negara non-muslim menggunakan model keuangan syariah, bahkan ada yang menjadi negara industri halal global yaitu Australia, Brasil, Cina, dan Korea Selatan," jelas Emir

Acara ini menghadirkan Panelis dari kalangan pengusaha dan praktisi non-muslim dari pelbagai negara. Charles Frans Program Manager for Ternate Area dari Wahana Visi Indonesia, Philippe Fustenberger Wealth Manager, Svyatoslav Suvorov Investment Director at EG Capital Advisors Moscow, Margie Ong CEO at Thoughts in Gear, Lisa Silaban Analis Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan Syariah KNEKS, dan Blake Goud CEO Responsible Finance and Investment (RFI) Foundation selaku moderator dan juga panelis.

Beberapa faktor membelakangi mereka tertarik menggeluti keuangan syariah. Mulai dari tuntutan pasar yang bersinggungan langsung dengan costumer muslim sampai rasa penasaran terhadap sistem keuangan yang berbasis agama sehingga mempelajarinya.

Suvorov menjelaskan bahwa krisis global 2008 yang terjadi di pelbagai negara memberikan pelajaran bahwa pentingnya saling tolong menolong. Pada saat krisis penyaluran dana filantropi atau zakat sangat diperlukan. Hal ini yang menyebabkan negara yang mempraktekkan prinsip syariah dapat tetap bertahan.

“Pada mulanya saya hanya berlibur musim panas ke Bahrain, lalu dua tahun setelahnya saya kembali untuk belajar keuangan syariah di Universitas Bahrain setelah tertarik dengan keunikan sistem keuangan negara tersebut,” ujarnya.

Dalam hal bisnis, diperlukan transparansi untuk menghasilkan keberlangsungan bisnis. “Konsep akad dalam sistem keuangan syariah mengajarkan pentingnya transparansi berbisnis agar setiap pihak tidak merasa dirugikan,” lanjutnya.

Margie Ong menambahkan, tantangan yang dihadapi keuangan syariah saat ini adalah bagaimana produk dari lembaga keuangan syariah dapat menggunakan konsep Environment, Social, dan Government (ESG) agar dapat menarik minat masyarakat luas.

“Agar tidak tumpang tindih dengan prinsip keuangan syariah, hendaknya konsep ESG juga diterapkan dalam praktiknya. Goals dari bisnis bukan hanya menghasilkan keuntungan tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlangsungan hidup.,” tambah Margie

Hal yang senada juga disampaikan oleh Frans, pemakaian istilah-istilah arab dalam sistem keuangan syariah juga memberikan alasan bahwa keuangan dan ekonomi syariah hanya eksklusif untuk umat muslim saja. Meskipun dalam prakteknya tidak ada kaitan dengan negara tertentu.

“Wahana Indonesia sadar bahwa kami hidup di negara yang 87% masyarakatnya beragama Islam, mereka tidak menginginkan riba maka kami harus beradaptasi. Untuk itu saya bergabung menjadi anggota dari Masyarakat Ekonomi Syariah,” imbuh Frans.

Penulis: Andika, Aldi, Annisa
Redaktur Pelaksana: Achmad Iqbal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat sistem ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya mengenai agama saja tetapi bisa membahas aspek yang lebih luas. Hal ini terlihat dari penerapan sistem ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya terjadi di negara muslim.Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyebutkan, banyak negara non islam yang saat ini telah menggunakan sistem ekonomi dan keuangan syariah ini.Kenyataan yang terjadi saat ini banyak negara non muslim telah praktekkan sistem keuangan syariah yang bersifat inklusif," ujarnya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Rabu (21/4/2021).Ia merinci, beberapa negara tersebut adalah Inggris dan London. Di Inggris praktek keuangan syariah sudah sangat lazim dilakukan dan London saat ini sudah menjadi pusat bisnis dan keuangan syariah kawasan Eropa.Lanjutnya, di awal tahun ini, bank sentral Inggris yakni Bank of England bahkan telah meluncurkan instrumen likuiditas khusus basis syariah. Ini adalah alternatif fasilitas untuk likuiditas untuk perbankan di Inggris."Jadi perbankan dan institusi keuangan syariah di Inggris bisa dapatkan akses sesuai prinsip syariah dari bank sentral," jelasnya.Destry menjelaskan, berdasarkan laporan Refinitiv dan ICB aset keuangan syariah global akan terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Di mana aset keuangan syariah global tercatat US$ 2,88 triliun di 2019 dan akan diperkirakan akan mencapai US$ 3,69 triliun di 2024."Artinya, perkembangan ekonomi syariah secara global terus meningkat," jelasnya.Menurutnya, Indonesia juga tidak kalah. Hal ini terlihat dari perkembangan pasar keuangan syariah juga terus berkembang dan tidak hanya melalui perbankan syariah tapi melalui pasar modal bahkan fintech syariah.Dalam hal ini, BI akan terus mendukung perkembangannya salah satunya melalui Blue Print Sistem Pembayaran Ekonomi dan Keuangan Syariah. Dalam hal ini akan ada tiga pilar yang dijadikan kunci oleh Bi untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah di Indonesia."Pertama pemberdayaan ekonomi syariah dengan pengembangan ekosistem halal value chain. Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah. Ketiga penguatan riset assesment dan edukasi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

[Gambas:Video CNBC]


(dru)