Apakah wanita menopause bisa keputihan

Oleh: Faradina Salamah, drKeputihan adalah masalah yang terjadi pada organ intim seorang wanita. Kadangkala masalah ini dapat mengganggu dan cukup sering terjadi. Keputihan merupakan sebuah kejadian dimana keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim.

Sebenarnya ada kondisi dimana wanita mengeluarkan cairan atau lendir dari vagina secara normal. Kondisi tersebut adalah saat masa subur atau masa ovulasi yang terjadi menjelang masa menstruasi. Tak hanya pada wanita dewasa, tapi juga pada remaja perempuan juga mengalaminya. Pada Sebagian besar kasus, kondisi ini adalah kondisi keputihan yang normal.

Keputihan normal adalah kondisi keluarnya cairan atau lendir dari vagina yang dipengaruhi oleh hormonal. Tanda bahwa keputihan tersebut normal selain dilihat dari waktunya yang terjadi menjelang masa menstruasi, kita juga bisa melihat dari karakteristik lendir atau cairan yang keluar dari vagina. Keputihan masih dalam batas normal selama berwarna bening atau jernih, selama tidak berbau, tidak terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak berlebihan. Selain itu, kondisi lain seperti hamil, menyusui, terangsang secara seksual, memakai pil KB, masa ovulasi dan kondisi psiksis seperti stress bisa membuat cairan keputihan keluar lebih banyak.

Kapankah keputihan dikatakan sebagai penyakit atau keputihan yang tidak normal?

Keputihan yang tidak normal adalah keputihan yang terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur atau parasite pada vagina dan/atau leher rahim. Hal tersebut ditandai dengan cairan atau lendir yang keluar berubah warna menjadi putih kental, putih padat seperti gumpalan susu, kuning kehijauan atau keabu-abuan, berbusa, jumlah menjadi lebih banyak, berbau tidak sedap seperti busuk atau berbau amis, serta adanya keluhan lain. Pada keputihan tidak normal bisa didapatkan bagian kewanitaan terasa gatal, panas atau pedih, membengkak dan kemerahan. Bisa juga didaptkan keluhan demam, nyeri perut bawah, nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan badan dan benjolan di selangkangan. Hal-hal tersebut perlu diwaspadai adanya penyakit yang mendasari keputihan tidak normal.

Selain infeksi, keputihan tidak normal yang harus diwaspadai adalah keputihan karena keganasan organ reproduksi wanita. Keputihan tersebut biasanya ditandai dengan adanya darah dan seringkali terjadi pada wanita yang sudah menopause, meskipun bisa juga terjadi pada wanita usia subur.

Ada beberapa hal yang bisa mencetuskan terjadinya keputihan yang tidak normal, yaitu:

  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
  • Terlalu sering mengenakan pakaian yang ketat
  • Membilas vagina dari arah anus ke arah depan vagina
  • Sering mandi dan berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat
  • Tidak menjalani pola hidup sehat
  • Menderita penyakit tertentu seperti, kanker serviks, diabetes, infeksi jamur vagina, vaginitis, radang panggul, infeksi menular seksual dari klamidia atau gonore
  • Mengonsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.
  • Terlalu sering memakai sabun atau lotion beraroma, mandi busa, dan  membersihkan vagina dengan semprotan air.
  • Vaginal douche atau pencucian vagina menggunakan cairan kalium permanganat yang murah ataupun cairan antiseptic dapat menimbulkan keputihan

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menghindari keputihan yang tidak normal dan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi kewanitaan, yaitu:

  • Membersihkan vagina setiap kali selesai buang air kecil atau buang air besar
  • Membersihkan vagina dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus) agar bakteri dari anus tidak masuk ke vagina dan menyebabkan infeksi
  • Menghindari penggunaan produk kebersihan vagina yang mengandung parfum karena bisa mengiritasi vagina
  • Menggunakan celana dalam berbahan katun dan menghindari pakaian yang terlalu ketat
  • Menunda melakukan hubungan seksual hingga keputihan benar-benar hilang
  • Menggunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dalam dan membilasnya hingga benar-benar bersih

Namun jika keputihan sudah dirasa mengganggu dan didapatkan ciri-ciri keputihan yang tidak normal seperti di atas, maka yang perlu dilakukan adalah segera konsultasikan dengan dokter terdekat. Agar segera mendapat menanganan yang sesuai dengan kondisi dan penyebab keputihannya. Jangan menunda dan mencoba untuk mengobati sendiri, karena bisa menimbulkan bahaya komplikasi pada organ reproduksi dan dapat menularkan penyakit pada pasangan seksual. Komplikasi yang bisa terjadi dari infeksi di organ reproduksi antara lain terjadi penyebaran infeksi ke organ yang lebih dalam dan bisa terjadi kemandulan. Selain itu, jika keputihan terjadi pada ibu hamil juga bisa menyebabkan komplikasi dan bahaya pada ibu hamil itu sendiri dan pada bayinya.

Maka kita sebagai wanita hendaknya lebih sadar dan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi kewanitaannya. Jika ada masalah atau keluhan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter dan mendapatkan penanganan yang sesuai.

Sumber :

  1. Ilmiati, Helmy et al. 2016. Pengetahuan Personal Hygiene Remaja Putri pada Kasus Keputihan. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 5, No. 1 Juli 2016: 43–51.
  2. Agustin, Sienny. 2021. 5 Bahaya Keputihan yang Harus Diwaspadai. https://www.alodokter.com/bahaya-keputihan-jika-disertai-gejala-lain
  3. Savitrie, Elsa. 2022. Sering Keputihan, Normalkah? https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1320/sering-keputihan-normalkah

Apakah yang sudah menopause bisa keputihan?

Saat memasuki masa menopause banyak wanita yang mengalami keputihan hingga perubahan aroma pada miss V. Hal ini disebabkan perubahan pH pada Miss V yang menjadi kurang asam akibat adanya penurunan hormon estrogen dalam tubuh.

Apa penyebab keputihan pada usia lanjut?

Melansir dari Healthdirect, hal ini disebabkan oleh vagina yang cenderung kehilangan kelembapan setelah menopause karena rendahnya kadar hormon estrogen. Anda masih bisa mengalami keputihan setelah menopause dengan jumlah yang sedikit.

Apa saja penyakit yang bisa dialami wanita setelah mengalami menopause?

Penyakit yang mungkin timbul setelah menopause.
Diabetes. ... .
Kondisi autoimun. ... .
3. Nyeri sendi. ... .
4. Hepatitis C. ... .
Infeksi saluran kemih (ISK) ... .
6. Penyakit jantung dan pembuluh darah. ... .
7. Atrofi vagina. ... .
Inkontinensia urine..

Apakah wanita yang sudah menopause masih bisa berhubungan intim?

Salah satu gejala menopause yang paling diabaikan adalah menurunnya hasrat berhubungan intim. Kurangnya keinginan, kekeringan pada vagina, dan rasa sakit saat berhubungan seks dapat terjadi akibat perubahan kadar hormon. Nyatanya, berhubungan intim setelah menopause tetap bisa menyenangkan, lho!