Apakah yang dimaksud dengan cara berpikir diakronis atau kronologis?

Ilustrasi buku sejarah. Foto: Pixabay

Ilmu sejarah diperlukan agar kita mengetahui berbagai peristiwa dan pengalaman umat manusia yang terjadi di masa lampau. Pada dasarnya, apa yang terjadi di masa kini merupakan hasil dari rentetan kejadian dari masa-masa sebelumnya.

George Santayana, seorang penulis asal Spanyol mengatakan, “Mereka yang tidak mempelajari sejarah akan mengulangi sejarah itu sendiri". Ir. Soekarno juga mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melupakan sejarah.

Menyusun sejarah tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Sejarawan harus bisa menerapkan konsep berpikir tertentu sehingga peristiwa sejarah dapat dikaji secara sistematis dan menyeluruh.

Konsep Berpikir Kronologis

Ilustrasi konsep kronologi. Foto: Pixabay

Mengutip buku Sejarah Indonesia Paket C Tingkatan V Modul Tema 1 karya Sulaiman Hasan dan Anik Irawati, S.Pd (2017: 12), kronologis artinya pengetahuan tentang urutan waktu dari sejumlah peristiwa. Dengan demikian, yang dimaksud berpikir secara kronologis adalah kemampuan berpikir secara urut, runtut, dan berkesinambungan agar dapat memberikan gambaran utuh tentang suatu kejadian.

Konsep ini sangat penting karena sejarah selalu menekankan perlunya menyusun kejadian berdasarkan urutan waktunya. Sejarawan juga memerhatikan keterkaitan antar peristiwa yang terjadi lebih dahulu dengan yang selanjutnya.

Contoh kronologi sejarah mengutip dari Bahan Belajar Manusia dan Sejarah yang disusun Sri Tersnaningsih dkk (2017: 7) adalah lahirnya sebuah kerajaan yang diawali dengan peristiwa perebutan kekuasaan atau pemberontakan.

Kelompok yang memenangkan duel tersebut akan mendirikan kerajaan baru. Kemudian secara kronologis digambarkan perkembangan kerajaan baru tersebut. Mulai dari siapa saja yang menjadi raja, peristiwa-peristiwa penting apa saja yang terjadi selama kerajaan itu berdiri, dan bagaimana kerajaan itu berakhir.

Konsep Berpikir Periodisasi

Mengutip Konsep Dasar Berpikir Sejarah Kelas X/Ganjil tulisan Linda Ainiyah, periodisasi adalah pengelompokan peristiwa sejarah dalam suatu babak, masa, zaman, atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Ini berbeda dengan kronologi yang merupakan urutan waktu terjadinya peristiwa dari yang paling awal hingga paling akhir.

Salah satu contoh periodisasi adalah sebagai berikut:

Periodisasi Dinasti-dinasti di China. Foto: Konsep Dasar Berpikir Sejarah Kelas X/Ganjil tulisan Linda Ainiyah

Konsep Berpikir Diakronik

Dihimpun dari eModul Sejarah Kelas X yang disusun Nelwita, konsep berpikir diakronik artinya berpikir mengenai peristiwa sejarah secara menyeluruh dan runut, namun terbatas dalam ruang dan lebih mementingkan proses. Tujuannya adalah untuk melihat perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan peristiwa sejarah dalam waktu yang singkat.

Ciri-ciri berpikir diakronik adalah:

  • Bersifat vertikal (menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa dari awal hingga akhir)

  • Cakupan kajian jauh lebih luas.

  • Terdapat konsep perbandingan.

  • Memiliki sifat historis/komparatif.

  • Mengkaji masa yang satu dan yang lain.

Konsep Berpikir Sinkronik

Ilustrasi buku sejarah. Foto: Pixabay

Masih mengutip sumber yang sama, berpikir sinkronik artinya mempelajari sejarah dalam kurun waktu tertentu, tetapi dengan ruang lingkup yang lebih luas. Sejarawan dituntut untuk menerangkan suatu peristiwa secara mendalam dengan mengkaji aspek politik, ekonomi, dan sosial budayanya.

Sri Tresnaningsih dkk (2017) menjelaskan bahwa konsep ini memandang adanya keselarasan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lain. Misalnya ketika mempelajari Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di kawasan Asia Tenggara.

Siswa juga mengetahui bahwa Sriwijaya mampu membentuk armada angkatan laut yang kuat sehingga mampu mengawasi perairan di Nusantara. Kekuatan militer ini menjadi jaminan keamanan bagi para pedagang di wilayah tersebut. Jadi, dengan berpikir sinkronik, seseorang dapat mempelajari peristiwa secara mendetail.