Arti lafal yang rumpang pada ayat diatas adalah

Arti lafal yang rumpang pada ayat diatas adalah

BincangSyariah.Com – Dalam kesempatan ini, kita akan membahas mengenai tafsir surah Ali Imran ayat 190-191. Allah Swt. berfirman:

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Arti lafal yang rumpang pada ayat diatas adalah

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka

Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum Yahudi yang mengklaim kefakiran Allah (Innallaha ta’ala faqirun wa nahnu aghniyaa). Maka melalui ayat kauniyah ini, Allah menunjukkan betapa Maha Kaya-Nya Allah, sedangkan hamba-Nya justru sangat membutuhkan-Nya. Hanya Allah lah yang mampu menciptakan alam semesta dan segala isinya sekaligus mengatur segala urusan makhluk di dalamnya. Namun hal ini tidak dapat dipahami kecuali hanya orang-orang berakal sempurna dan logika yang sehat, yang disebut sebagai ulul albab.

Ulu dalam bahasa Arab berarti ashab yaitu pemilik. Sedangkan albab adalah bentuk jamak dari al-lubb yang berarti inti segala sesuatu. Dalam Al-Qur’an, kata ini disebutkan sebanyak 16 kali dan selalu merujuk pada arti orang yang berakal.

Syekh Muhammad Sayyid Thanthowi dalam Tafsir Al-Wasith menyebutkan bahwa ulul albab adalah mereka yang memiliki akal jernih dan logika yang benar. Imam Al-Zamakhsyari dalam Al-Kasyaf menyebutkan bahwa ulul albab adalah orang-orang yang membuka akal dan pikirannya untuk melihat, menyimpulkan, dan mengambil ibrah dalam setiap keajaiban ciptaan-ciptaan Allah.

Imam Abu Bakar Al-Jazairi menambahkan pengertian ulul albab sebagai orang-orang yang mengetahui sesuatu (ciptaan Allah) dan memahami bukti-bukti yang menyertainya.

Penciptaan langit dan bumi yang telah sempurna berikut segala macam atributnya berupa planet-planet, galaksi, laut yang membentang, perkebunan, pepohonan, serta adanya pergantian siang dan malam, merupakan bukti jelas keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah bagi para ulul albab.

Hati dan lisannya selalu berzikir mensucikan dan mengagungkan kekuasaan Allah di setiap waktu dan keadaan. Akalnya digunakan untuk berpikir mentadabburi keindahan ciptaan-Nya. Semua ini dilakukan agar memperoleh kekuatan iman dan ketundukan kepada Allah secara sempurna.

Pada akhirnya, mereka juga menyadari bahwa semua penciptaan tersebut tidak ada satupun yang sia-sia. Semuanya penuh dengan manfaat dan hikmah besar di baliknya, sehingga pasti ada balasan pahala dan siksaan di setiap ketentuan yang telah ditetapkan. Maka mereka juga meminta kepada Allah agar dijadikan sebagai ahli surga bukan ahli neraka.

Dengan demikian berdasarkan ayat ini, orang-orang yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar untuk mengenal siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum syari’ah yang ditetapkan-Nya, dapat disebut sebagai ulul albab. Di beberapa hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan bahwa ayat ini sering dibaca  oleh Nabi Muhammad saw sebagai bacaan dalam shalat tahajjud. Wallahu a’lam.

Jakarta -

Ketua Komisi Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Profesor Huzaemah Tahido Yanggo menyebut bahwa Surat Al Isra ayat 32 menjadi salah satu dalil yang mewajibkan seorang muslimah mengenak jilbab untuk menutup auratnya. Sebab menutup aurat menjadi penunjang dari larangan berzina yang lebih terkutuk.

"Menutup aurat menjadi wajib karena saddu al-dzari'ah, yaitu menutup pintu ke dosa yang lebih besar," kata Profesor Huzaemah dalam buku Problematika Fikih Kontemporer seperti dikutip Tim Hikmah detikcom.

Adapun surat Al Isra ayat 32 berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً


Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).


Dalam buku 'Meraih Berkah dengan Menikah' oleh M. Thobroni & Aliyah A. Munir, dari ayat 32 surat Al-Isra dijelaskan kalau kita dilarang untuk berzina, mendekati saja tidak diperbolehkan. Akan tetapi ayat ini tidak melarang untuk bergaul.

Dikutip dalam buku 'Halal Haram Menikahi Wanita Berzina dan Hamil' oleh Aini Aryani, Lc, disebutkan bahkan diharamkan seorang laki-laki yang beriman untuk menikahi wanita yang berzina yaitu wanita yang masih aktif dengan kegiatan zina. Dengan demikian wanita beriman juga tak boleh menikah dengan laki-laki pezina.

Allah SWT berfirman di dalam Al Quran surat An-Nur ayat 3:

ٱلزَّانِى لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَٱلزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَآ إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ

"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan musyrik dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki berzina atau laki-laki musyrik dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mu'min."

(lus/erd)

Jakarta -

Surat Al-Falaq, nama pendek dari Surat Qul A'udzu bi Rabb al-Falaq berada di urutan ke 113 dan Juz 30 dalam Al Qur'an. Bersama An-Nas, surat Al Falaq disebut juga al-Mu'awwidzatain.

Dikutip dari Tafsir Al Misbah jilid 15 karya Prof Quraish Shihab, al-Mu'awwidzatain diambil dari kata A'udzu dalam kedua surat tersebut yang artinya, 'aku berlindung'.

"Sehingga al-Mu'awwidzatain berarti dua surat yang menuntun pembacanya kepada tempat perlindungan atau memasukkannya ke dalam area terlindungi," tulis Prof Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah jilid 15 seperti dikutip Tim Hikmah detikcom.

Para ulama sepakat bahwa surat Al Falaq diturunkan di kota Mekah sesudah surat Al Fill. Surat Al Falaq pernah dibaca Rasulullah SAW saat sedang sakit menjelang wafat.

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dikutip dari buku 'Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemahan Kitab al-Adzkar' karya Imam an-Nawawi, dari Aisyah RA,

"Jika Rasulullah SAW beranjak pada tempat tidurnya, beliau menyatukan kedua telapak tangan kemudian beliau meniupnya, dan membaca surat Al-Ikhas, Al-Falaq, dan surat An-Nas, kemudian mengusapkan ke seluruh tubuhnya yang terjangkau, mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hingga tiga kali." Aisyah berkata "Ketika beliau sakit, beliau menyuruhku untuk melakukannya untuk beliau."

Aisyah RA mengatakan "Ketika sakitnya semakin keras, aku yang meniupkannya dengan doa tersebut dan aku mengusap tangannya untuk mendapat keberkahan."

Berikut surat Al Falaq Artinya, Latin dan Arab:

1. Arab: قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙLatin: qul a'ụżu birabbil-falaq

Artinya: Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

2. Arab: مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙLatin: min syarri mā khalaq

Artinya: dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

3. Arab: وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙLatin: wa min syarri gāsiqin iżā waqab

Artinya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

4. Arab: وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙLatin: wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad

Artinya: dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

5. Arab: وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَLatin: wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."

Prof Quraish Shihab mengatakan, tema surat Al-Falaq adalah mengajarkan manusia untuk sadar dan memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT dalam menghadapi aneka kejahatan.

(pay/erd)

Suara.com - Surat Al Kafirun merupakan surat ke 109 di dalam Alquran yang terdiri dari 7 ayat. Surat yang masuk golongan surat Makkiyah karena turun di Mekah ini memiliki banyak keistimewaan. Lalu, tahukah kamu tentang keistimewaan surat Al Kafirun?

Surat yang berisi tentang toleransi  keimanan dan peribadahan ini diturunkan saat Nabi Muhammad SAW diiming-imingi kekayaan melimpah oleh kaum kafir. Kekayaan tersebut diberikan bertujuan agar Nabi SAW mau menyembah berhala. Nabi SAW pun lantas menolaknya secara halus.

Surat Al Kafirun adalah salah satu surat yang paling sering dibaca oleh nabi ketika melaksanakan salat dua rakaat setelah tawaf.  Berikut isi surat Al Kafirun ayat 1-6 beserta artinya.

  1. Qul y ayyuhal-kfirn
    Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
  2. La'budu m ta'budn
    Artinya: aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
  3. Wa l antum 'bidna m a'bud
    Artinya: dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah
  4. Wa l ana 'bidum m 'abattum
    Artinya: dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
  5. Wa l antum 'bidna m a'bud
    Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
  6. Lakum dnukum wa liya dn
    Artinya: Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Keistimewaan Surat Al Kafirun

Baca Juga: Surat Al Falaq: Bacaan Latin, Terjemahan, dan Keutamaannya

Perlu diketahui, surat Al Kafirun ini memiliki banyak keistimewaan, adapun beberapa keistimewaannya seperti yang tertuang dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud berikut ini.

1. Ajakan toleransi antar agama

Surat ini memiliki kandungan tentang ajakan bertoleransi antar agama. Dengan kata lain, surat ini memerintahkan kita agar menghormati dan menghargai penganut agama lain.

Hal tersebut sesuai engan ayat terakhir surat Al Kafirun yang artinya: " Untuk mu agama mu dan untuk ku agama ku".

2. Ditakuti oleh iblis

Baca Juga: Kisah Ajaib Surat Al-Hasyr Ayat 21, Kemunculan Mata Air di Tempat Kering

Keistimewaan lainnya yang dimiliki surat Al Kafirun ini yaitu sebagai surat yang ditakuti iblis.  Hal tersebut juga tercantum dalam hadis Nabis SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang artinyanya sebagai berikut: