Arti lampu indikator pada meteran listrik pasca bayar

Sekitar pertengahan tahun 2014, meteran pascabayar lama (900VA) rumah saya yang berlokasi di Jakarta, diganti (gratis) dengan meteran pascabayar baru. Saat penggantian dikerjakan, saya melihat kawat arde dipotong oleh petugas. Menurut si petugas, kini kawat arde sudah tidak dibutuhkan lagi. Karena, fungsinya bisa digabungkan dengan kawat netral.

“Listrik sekarang sudah canggih, Pak. Beda dengan dulu yang masih pake kawat arde.”, begitu penjelasan si petugas.

Saya hanya bisa meng-iya-kan sambil mengangguk-anggukan kepala. Tidak ada yang bisa saya kerjakan untuk mencegahnya, karena yang menyatakan hal itu adalah seorang teknisi listrik resmi dari PLN. Namun, seiring berjalannya waktu, memperlihatkan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuh bisa berlaku sama dengan kawat Arde yang dikondisikan tetap ada dan terhubung meteran kWh PLN.

Lampu Indikator Meteran menyala

Saya menggunakan dua unit stabilizer siap pakai berkapasitas 500VA dan satu unit 1000VA. Setiap stabilizer mewakili satu perangkat elektronik, yaitu : kulkas, televisi dan pompa air (tanpa AC, hanya kipas BBT). Kapasitas listrik terpasang yang hanya 900VA, menjadi pertimbangan utama untuk saya tidak memasang stabilizer berkapasitas besar.

Hanya mengingatkan kembali pada anda, bahwa tulisan mengenai listrik di artikel ini bercerita tentang permasalahan yang terjadi pada rumah saya di Jakarta. Bukan tentang rumah saya di Bogor (1300VA) yang menggunakan dua unit stabilizer tanpa kabel 3000VA untuk mengakomodir seluruh jaringan kabel listrik di rumah.

Kembali ke cerita meteran lama yang diganti baru dengan kondisi tanpa dilalui kawat Arde…

Meteran pascabayar (kWh) PLN yang baru dipasang, memiliki model berbeda dengan yang lama. Disitu, terdapat 3 lampu led yang (jika menyala) menandakan meteran sedang mengerjakan aktivitas tertentu :

  • Lampu led pertama berwarna hijau, akan menyala dan terus menyala selama masih menerima aliran listrik. Mirip seperti lampu led siaga pada televisi yang baru akan menyala dan terus menyala setelah steker-nya dicolokkan ke stop kontak. Lampu led pada televisi hanya akan padam saat setelah steker dicabut dari stop kontak. Demikian juga lampu led hijau di meteran yang baru akan padam saat terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Dan akan terus menyala selama tidak terjadi pemadaman listrik.
  • Lampu led kedua berwarna kuning, jika menyala menandakan adanya masalah dengan jaringan kabel listrik di rumah pelanggan (kita). Lampu led kuning ini baru akan mati setelah masalah dibenahi. Aktivitas nyala lampu kuning tersebut tidak selalu pasti kapan waktunya. Bergerak secara dinamis dengan frekuensi tidak beraturan, karena mengikuti masalah yang sedang berlangsung pada jaringan kabel dalam rumah. Lampu kuning ini terkenal dengan sebutan lampu indikator.
  • Lampu led ketiga berwarna merah, akan menyala berkedip secara berkesinambungan jika MCB di meteran dalam posisi ON dan ada pemakaian listrik di dalam rumah. Beberapa kali kedipan dari lampu led merah ini, pasti akan menambah angka pemakaian listrik yang tertera di meteran.

Beberapa bulan kemudian setelah penggantian meteran, saya mengalami beberapa kali sengatan listrik pada permukaan kulkas dan laptop. Dari situ, saya mulai meragukan pernyataan dari si petugas pengganti meteran mengenai tidak dibutuhkan lagi kawat Arde dipasang di meteran. Jika kawat Netral juga bisa sekaligus berfungsi sebagai kawat Arde, semestinya saya tidak akan mengalami sengatan listrik saat menyentuh permukaan kulkas atau laptop.

Selain masalah menimbulkan sengatan listrik, lampu indikator (warna kuning) pada meteran juga sering menyala. Tidak selalu menyala, namun sering. Kecurigaan saya menjadi semakin kuat bahwa semua itu terjadi akibat dipotongnya kawat Arde di meteran. Namun begitu, tidak ada yang bisa saya kerjakan untuk memperbaiki / menyambung kembali kawat Arde yang sebelumnya sudah dipotong. Jika memang hendak dikerjakan, harus dengan membuka cover meteran PLN terlebih dulu, baru kemudian kawat Arde bisa disematkan sesuai tempatnya di meteran. Persoalannya, tindakan seperti itu, hanya diperkenankan untuk dikerjakan oleh petugas PLN saja.

Saya pun menggunakan alternatif dengan cara membuat grounding pengganti berupa paku di dinding yang ditancapkan berdekatan letaknya dengan boks MCB. Kemudian, panel Arde di boks MCB saya pasang kawat baru yang ujungnya terhubung pada paku tersebut dengan cara dililitkan. Sejak saat itu, tidak ada lagi sengatan listrik dari permukaan kulkas dan laptop. Namun, cara itu tidak menjadikan nyala lampu indikator di meteran padam.

Saat itu, saya menduga dikarenakan ada masalah di jaringan kabel listrik dalam rumah yang lebih dari sekedar menghasilkan sengatan listrik semata. Atau…, bisa jadi juga memang sekedar korsleting ringan biasa. Hanya saja mengatasinya harus menggunakan model grounding yang berbeda. Karena, cara menancapkan paku di dinding memang tidak sepenuhnya memadai untuk bisa diandalkan sebagaimana grounding seutuhnya. Sehingga, meskipun mampu mengatasi sengatan listrik, masih terdapat kemungkinan model grounding yang demikian tidak bisa mengatasi korsleting yang terdeteksi oleh meteran.

Setelah melakukan pemeriksaan ulang jaringan kabel listrik secara keseluruhan, saya tidak menemukan ada kesalahan atau sesuatu yang bisa menyebabkan menjadi satu masalah pada jaringan instalasi listrik yang saat itu terpasang. Lalu apa yang menyebabkan lampu indikator di meteran masih tetap menyala?

Untuk setelah beberapa kali menganalisa dan memastikan bahwa memang tidak ada kesalahan pada pemasangan instalasi listrik yang telah dikerjakan, saya menghadapi jalan buntu. Saya tidak menemukan adanya titik terang yang bisa menjadi jalan keluar sebagai solusi dari masalah nyala lampu indikator di meteran tersebut. Melihat kenyataan seperti itu, saya putuskan untuk mengabaikannya, walaupun dalam hati terasa amat menjengkelkan melihat lampu indikator yang mati-menyala-berkedip berkesinambungan setiap kali saya berjalan melewati meteran.

Stabilizer Memadamkan Lampu Indikator

Lewat waktu satu tahun kemudian, beberapa hari setelah memasuki tahun baru 2016, muncul masalah baru. Jarum penunjuk voltase salah satu stabilizer siap pakai berkapasitas 500VA yang terpasang mendadak tidak berfungsi. Stabilizer masih bisa menyala, tetapi jarum penunjuk voltase tetap mengarah pada angka nol (0). Hal itu terjadi setelah listrik yang sebelumnya padam kembali menyala.

Seberapa parah kerusakan yang terjadi pada stabilizer 500VA itu, saya tidak tahu. Namun, peristiwa tersebut mengingatkan saya dengan kejadian yang sama persis pada rumah di Bogor saat stabilizer 3000VA belum terpasang.

Mungkinkah stabilizer tanpa kabel 3000VA juga harus dipasang untuk rumah di Jakarta? Tidakkah akan menjadi mubazir memasang stabilizer dengan besaran kapasitas berbeda jauh dibanding listrik terpasang (900VA) ?

Saya teringat berita di media cetak dan elektronik yang menyatakan bahwa pada saatnya nanti, pemerintah akan “memaksa” menaikkan daya golongan pelanggan R1-900VA menjadi R1-1300VA. Jika memang pada akhirnya akan terjadi seperti itu, saya pikir, tidak ada salahnya untuk mulai mengerjakan pemasangan stabilizer tanpa kabel 3000VA lebih awal. Teknik yang digunakan sama dengan memasang stabilizer 3000VA di rumah Bogor, namun kali ini hanya satu unit stabilizer tanpa kabel 3000VA saja yang dipasang. Dan, panel kawat Arde stabilizer saya biarkan tidak terpakai alias tidak terhubung dengan grounding.

Pertimbangan saya untuk tidak memasang kawat Arde pada stabilizer, karena listrik yang masuk ke stabilizer adalah langsung berasal dari meteran PLN. Hanya dua titik, yaitu meteran dan stabilizer saja. Tidak ada sambungan lain yang memotong di antara jalur kabel tersebut. Jadi, tidak ada kemungkinan yang bisa menyebabkan timbulnya korsleting disitu. Disamping itu, saya masih mengingat pernyataan petugas PLN pengganti meteran, dimana (kini) kawat Netral telah memiliki dwifungsi sebagai kawat Arde. Walaupun realitas yang telah saya alami tidak memperlihatkan pernyataan tersebut sepenuhnya benar, mungkin saja itu bisa berlaku hanya pada jalur kabel dari meteran ke boks MCB. Saya putuskan untuk mencoba mengetahui lebih jauh lagi mengenai kebenaran kemungkinan itu dengan tanpa memasang kawat Arde pada stabilizer.

Setelah stabilizer dipasang, perubahan langsung terlihat dengan padamnya lampu indikator di meteran… Hmmm… sebuah kejutan menyenangkan yang tidak pernah saya harapkan.

Ini merupakan hal yang cukup menarik! Karena sebelumnya, saya memasang stabilizer berkapasitas kecil secara sporadis untuk mendukung perangkat elektronik tertentu, tidak membuat nyala lampu indikator meteran padam. Namun, dengan memasang stabilizer tanpa kabel 3000VA tepat setelah keluaran meteran, lampu indikator meteran langsung padam. Walau demikian, saya masih tetap belum memahami letak permasalahan yang sebenarnya penyebab pemicu lampu indikator di meteran menjadi menyala.

Tetapi, biarlah… saya sudah cukup terhibur melihat kondisi lampu indikator meteran yang (akhirnya) padam.

Setelah lewat 5 (lima) hari kemudian, lampu indikator di meteran benar-benar padam. Mungkin tidak sepenuhnya padam selama 24 jam dalam sehari… karena saya memang tidak menunggui-nya terus menerus selama 24 jam sehari. Tetapi, setidaknya, kondisi seperti itu yang saya temukan setiap kali melewati meteran.

Kondisi yang lebih baik juga terlihat pada kinerja yang lebih stabil dari perangkat elektronik / listrik lainnya di dalam rumah, seperti kulkas dan pompa air. Saya pun menyimpulkan bahwa semua urusan mengenai listrik di rumah Jakarta telah berhasil diselesaikan dengan setelah dipasangi stabilizer tanpa kabel 3000VA.

Tetapi, kesimpulan itu ternyata salah!

Selanjutnya : Percikan Api di belakang Stabilizer ⇒