Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly

Penerapan Politik Etis pada bidang pendidikan tidak memberikan kesempatan pendidikan yang luas kepada penduduk Hindia Belanda, tetapi hanya memberikan pendidikan Belanda untuk anak-anak elit pribumi. Sebagian besar pendidikan dimaksudkan untuk menyediakan tenaga kerja klerikal untuk birokrasi kolonial yang sedang tumbuh. Meskipun demikian, pendidikan Barat membawa serta ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi. Selama dekade 1920-an dan 30-an, kelompok elit hasil pendidikan ini mulai menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.

Pada periode ini, partai politik Indonesia mulai bermunculan. Berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dinilai sebagai awal gerakan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Namun, penetapan waktu tersebut masih mengundang diskusi yang menimbulkan polemik. Dasar pemilihan Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan nasional dipertanyakan lantaran keanggotaan Budi Utomo masih sebatas etnis dan teritorial Jawa. Kebangkitan nasional dianggap lebih terwakili oleh Sarekat Islam, yang mempunyai anggota di seluruh Hindia Belanda.

Pada tahun 1912, Ernest Douwes Dekker bersama Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij (Partai Hindia). Pada tahun itu juga, Sarekat Dagang Islam yang didirikan Haji Samanhudi bertransformasi dari koperasi pedagang batik menjadi organisasi politik.[10] Selain itu, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, organisasi yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

Pada November 1913, Suwardi Suryaningrat membentuk Komite Boemi Poetera. Komite tersebut melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjahan Prancis, tetapi dengan pesta perayaan yang biayanya berasal dari negeri jajahannya. Ia pun menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda") yang dimuat dalam surat kabar de Expresm milik Douwes Dekker. Karena tulisan inilah Suwardi Suryaningrat dihukum buang oleh pemerintah kolonial Belanda.

Sementara itu, Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dibentuk pada tahun 1920, adalah partai yang memperjuangkan kemerdekaan yang sepenuhnya diinspirasi oleh politik Eropa. Pada tahun 1926, PKI mencoba melakukan revolusi melalui pemberontakan yang membuat panik Belanda, yang kemudian menangkap dan mengasingkan ribuan kaum komunis sehingga secara efektif menetralkan PKI selama sisa masa pendudukan Belanda.

Pada 4 Juli 1927, Sukarno dan Algemeene Studieclub memprakarsai berdirinya Perserikatan Nasional Indonesia sebagai partai politik baru. Pada Mei 1928, nama partai ini diubah menjadi Partai Nasional Indonesia. Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, ini merupakan partai politik penting pertama yang beranggotakan etnis Indonesia, semata-mata mencita-citakan kemerdekaan politik.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yang menetapkan tujuan nasionalis: "satu tumpah darah — Indonesia, satu bangsa — Indonesia, dan satu bahasa — Indonesia".

 

Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly
Delegasi yang hadir pada Sumpah Pemuda, yang menyepakati kerangka kerja Indonesia, terutama bahasa nasional yang sama.

Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly
 Anggota Partai Nasional Indonesia, salah satu organisasi utama yang pro-kemerdekaan.


Page 2

  • Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly
  • Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly
  • Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly
  • Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly

Details Written by Admin Disdik02 Category: Uncategorised Published: 20 May 2021

Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly

HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2021

Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2021 jatuh pada hari Kamis, 20 Mei 2021. Tahun ini merupakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 113, merujuk dari tanggal lahirnya Boedi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Peringatan kali ini mengambil tema "Bangkit! Kita bangsa yang tangguh!", tema ini mengingatkan bahwa semangat Kebangkitan Nasional mengajari kita untuk selalu optimis dalam menghadapi masa depan. Bersama - sama kita hadapi semua tantangan dan persoalan sebagai penerus ketangguhan bangsa ini.

Pedoman Teknis Penyelenggaraan dan Sambutan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Hits: 2353

Bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei setiap tahunnya. Tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal lahir organisasi Budi Utomo atau dengan ejaan lama Boedi Oetomo pada tahun 1908 atau 37 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Hari lahir Boedi Oetomo tersebut dianggap sebagai langkah awal menuju lahirnya semangat kebangsaan Indonesia.

Hari Kebangkitan Nasional mulai diperingati pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Henk Schulte Nordholt dkk dalam bukunya berjudul “Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia” menyebutkan, Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948 di Yogyakarta menugaskan Ki Hajar Dewantara untuk merayakan hari lahir Budi Utomo sebagai Hari Kebangunan Nasional yang kemudian menjadi Hari Kebangkitan Nasional.

Tanggal tersebut dipilih oleh Soekarno sebagai momentum kebangkitan dan tertulis dalam dokumen Kesatuan Nasional 1948 yang ditandatangani oleh partai politik, serikat buruh dan tani, golongan pemuda, dan berbagai golongan masyarakat lainnya.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Desember 1959, Presiden Soekarno secara resmi menetapkan hari Kebangkitan Nasional disingkat Harkitnas pada 20 Mei sebagai hari nasional bersama dengan lima hari nasional lain. Keputusan hari-hari bersejarah bagi nusa dan bangsa sebagai hari nasional tersebut ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari libur.

Pada tahun 1985, Presiden Soeharto juga mengeluarkan Keppres Keppres 1/1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Keppres tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari l985.

Dalam Keppres itu, ditegaskan bahwa penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei dilakukan dengan acara yang bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional, serta mempertebal jiwa persatuan dan kesatuan nasional.

Adapun untuk pelaksanaan penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada era Soeharto dilakukan dan diatur oleh Menteri Penerangan dan biaya penyelenggaraan dibebankan pada anggaran Departemen Penerangan.

Kemudian pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keppres 18/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1985 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Dalam Keppres tersebut, ditegaskan bahwa dengan telah dilikuidasinya Departemen Penerangan dan telah terbentuknya susunan Kabinet Gotong Royong, maka pelaksanaan penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional diselenggarakan dan diatur oleh Menteri Negara Komunikasi dan Informasi. Adapun biaya penyelenggaraan peringatan Hari Kebangkitan Nasional dibebankan pada anggaran Departemen atau Kantor Menteri Negara Komunikasi dan Informasi.

Pada 20 Mei 2021, peringatan Hari Kebangkitan Nasional akan ditandai dengan Peluncuran Program Literasi Digital Nasional oleh Presiden Joko Widodo. Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Program Literasi Digital Nasional ditujukan untuk membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi digital. Tujuan selanjutnya adalah meningkatkan kecakapan digital masyarakat Indonesia untuk menciptakan ruang digital yang aman, beretika, dan produktif.

Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly

KOMPAS/LASTI KURNIA

Diorama di Museum Kebangkitan Nasional (STOVIA), Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).

Awal mula munculnya gagasan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (sebelumnya disebut  Kebangunan  Nasional) itu tidak terlepas dari konteks sejarah pada tahun 1948.

Abdurrachman Surjomihardjo dalam artikelnya di Kompas berjudul “Budi Utomo dan Kebangunan Nasional: sebuah pendekatan ilmiah sedjarah” (20/5/1970) menjelaskan bahwa dalam tahun 1948, di tengah-tengah kecamuk Revolusi Indonesia, di istana Kepresidenan Republik Indonesia di Yogyakarta diadakan upacara 40 tahun Kebangunan Nasional. Republik Indonesia dan rakyatnya yang sedang berjuang terancam oleh gerakan-gerakan militer Belanda, berada di bawah bayangan perpecahan dan kegelisahan politik yang berbahaya bagi  kelangsungan hidup Republik dan cita-citanya yang masi muda itu.

Disebutkan pula, dalam suasana itulah, para pemimpin Republik merasa tepat untuk memperingati lahirnya sebuah organisasi yang lahir pada tanggal 20 Mei 1908. Peringatan itu disusul dengan penandatanganan sebuah “Dokumen Kesatuan Nasional” oleh wakil-wakil dari Front Demokrasi Rakyat, Partai Politik Islam Masjumi, Partai Nasional Indonesia, Kongres Wanita Indonesia dan Pemuda.

Dokumen itu antara lain berisi akan mengadakan usaha bersama untuk menolak bahaya yang mengancam atau menimpa bangsa Indonesia umumnya dan Negara Republik Indonesia khususnya. Selain itu, juga usaha bersama “menggiatkan seluruh rakyat Indonesia untuk perjuangan kemerdekaan yang total dalam lapangan politik ekonomi, sosial, dan ketentaraan”.

Peristiwa itu merupakan awal dari sebuah penilaian nasional terhadap kelahiran Budi Utomo dan peranannya di dalam rangkaian hidup-tumbuhnya pergerakan kebangsaan Indonesia. Sejak itu, tanggal 20 Mei dinyatakan sebagai Hari Kebangunan Nasional yang diperingati setiap tahunnya.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Budi Utomo dan Kongres Pertama 1908

Adapun referensi lain menyebutkan pada tahun 1948, Presiden Soekarno berpidato tentang kebangkitan nasional. Informasi pidatonya tidak ada yang lengkap dan hanya “inti pidato Bung Karno” yang disimpulkan para pendengar serta media masa yang hadir pada peristiwa penting itu sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Secara garis besar terdapat beberapa peristiwa penting di tanah air yang terjadi pada 1948. Kabinet Amir Syarifuddin jatuh dan digantikan oleh Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Peristiwa ini berlanjut ke perseteruan panjang dan serius di antara keduanya, antara kelompoknya bahkan menyeret sejumlah partai politik besar pada waktu itu, seperti PNI, Masyumi, dan PSI.

Ketegangan juga muncul di kalangan militer (TNI). Situasi semakin tegang karena terjadi penculikan antar satuan sehingga untuk memperkuat situasi keamanan negara terpaksa pasukan Siliwangi dari Jawa Barat hijrah ke Solo, karena menuruti perjanjian Renville dan Belanda berkeinginan untuk menguasai kembali Jawa Barat.

Maka Soekarno akhirnya menetapkan lahirnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908  sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Harapannya, partai politik yang sedang bertengkar dan rakyat Indonesia melalui momen ini dapat mengumpulkan kekuatan bersatu melawan Belanda.

Untuk memperingati itu, digelar acara dengan merangkul semua partai politik dari berbagai golongan. Acara tersebut dilaksanakan di Solo pada tanggal 20 Mei 1948, yang dibungkus dalam pawai unjuk kekuatan militer pasukan Siliwangi yang didatangkan dari Jawa Barat serta mengadakan pawai bersama seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat. Soekarno berharap penetapan Hari Kebangkitan Nasional tersebut dapat mencegah perpecahan.

Bagaimana cara memaknai Hari kebangkitan Nasional brainly

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Pengunjung Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Rabu (20/5/2015), duduk di lantai salah satu ruangan diorama yang menceritakan suasana belajar di STOVIA.