Bagaimana cara mengimani bahwa Allah swt bersifat al qawiyy dan al qayyum

Inilah Arti sifat Allah SWT Al-Qayyum lengkap dengan bukti dan cara meneladaninya

TRIBUNNEWS.COM - Simak arti Al-Qayyum dalam Asmaul Husna lengkap dengan bukti dan cara meneladaninya di artikel ini.

Terdapat nama-nama Allah SWT (Asmaul Husna) yang menggambarkan keesaan-Nya di dalam kitab suci Al Qur'an.

Asmaul Husna terdiri dari 99 nama baik Allah SWT.

Pengertian masing-masing nama bersifat baik dan agung.

Dalam Asmaul Husna, terdapat salah satu sifat Allah SWT yaitu Al-Qayyum.

Al-Qayyum disebutkan 3 kali di dalam Al-Qur'an, di antaranya: Surat al-Baqarah ayat 255, awal surat Ali Imron ayat 2, dan surat Thaha ayat 111.

Lalu, apa arti dari Al-Qayyum?

Baca juga: Surat An-Nas dalam Tulisan Arab dan Latin Lengkap dengan Terjemahan dan Tafsirannya

Baca juga: 99 Asmaul Husna dan Artinya dalam Bahasa Indonesia, Lengkap dengan Tulisan Arab & Latinnya

Dikutip dari buku siswa Akidah Akhlak Madrasah Ibtidayah Kelas V, berikut arti, bukti, cara meneladani, dan hikmah dari sifat Al-Qayyum dalam Asmaul Husna:

Arti Al-Qayyum dalam Asmaul Husna

Al-Qayyum memiliki dua makna.

Jakarta -

Al Qayyum merupakan satu dari 99 Asmaul Husna. Al Qayyum termasuk dalam nama yang agung dengan arti Maha Berdiri Sendiri. Hal ini mengandung arti bahwa Allah SWT mandiri dan tidak membutuhkan semua makhluk karena Dia yang mengatur segalanya.


Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali 'Imran ayat 1-2, yang berbunyi:


الٓمٓ)1( ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Arab-latin: alif lām mīm. allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm

Artinya:" Alif laam miin. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya."


Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Dia yang Maha Hidup lagi Kekal yang mengatur seluruh makhluk-Nya. Keagungannya yang dapat mengurus alam semesta ini menjadikan-Nya mandiri.

Menurut As-Syaikh al Harras, Al Qayyum merupakan bentuk mubalaghah dari kata Qa'im.


Al Qayyum memiliki dua arti. Pertama, Dia berdiri sendiri dan tidak bergantung pada seluruh makhluk. Kedua, Dia yang mengatur makhluknya di seluruh alam ini. Di langit dan di bumi beserta seluruh isinya. Semua makhluk membutuhkan-Nya.


Dikutip dalam buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna karangan Syaifurrahman El-Fati, barangsiapa yang membaca "Ya Qayyumu" sebanyak-banyaknya di setiap malam, dilengkapi dengan "Yaa Hayuu Yaa Qoyyumu", maka akan dilancarkan rezekinya, dicintai setiap orang, disegani, serta dihormati karena memiliki kewibawaan yang besar.


Al Qayyum dengan didahului Al Hayyu juga disebutkan dalam ayat kursi yang berbunyi,

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Arab-latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.S. Al-Baqarah: 255)

Meneladani kemuliaan Asmaul Husna tentang Al Qayyum ini dapat kita lakukan dengan berdzikir saat pagi dan petang. Dzikir Asmaul Husna memiliki keutamaan diantaranya mendapatkan kententraman batin dan menumbuhkan keimanan serta selalu takut kepada Allah SWT. Semoga kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya!

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Asmaul Husna merupakan nama dan sifat-sifat baik Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Pencipta. Allah SWT memiliki 99 asmaul husna yang wajib kita hafal dan diteladani untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup serta untuk mencapai surga-Nya. Salah satu sifat Allah yang wajib diteladani dan akan dibahas adalah Al-Qayyum.

Arti Al-Qayyum
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang Al-Qayyum sebagai salah satu dari asmaul husna.

Al-Qayyum memiliki 2 makna yang berbeda. Pertama adalah Allah SWT adalah yang Maha Mandiri atau berdiri sendiri, dan yang kedua adalah Allah SWT yang Maha Mengatur Makhluk-Nya.

Untuk arti yang pertama yaitu Maha Mandiri memiliki makna bahwa Allah SWT bisa melakukan semua hal secara mandiri tanpa membutuhkan apapun dari seluruh makhluk-Nya. Hal ini karena Allah SWT tidak akan mengalami kekurangan.

Sedangkan untuk arti yang kedua yaitu Maha mengatur makhluk-Nya adalah Allah SWT selalu mengatur dan senantiasa mencampurtangani urusan setiap makhluk-Nya.

Dari kedua arti tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qayyum memiliki arti bahwa Allah SWT Maha memiliki segalanya sehingga Dia bisa melakukannya secara sendiri tanpa membutuhkan bantuan siapapun. Selain itu, Allah juga akan senantiasa untuk mengurusi urusan makhluk-Nya agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Meneladani Sifat Al-Qayyum
Melihat dari pembahasan sebelumnya tentang arti dari Al-Qayyum menunjukkan bahwa Allah merupakan sang Maha Pencipta sehingga Ia bisa melakukannya secara sendiri.

Kita sebagai umat manusia tentunya sangat membutuhkan pertolongan Allah agar hidup dijauhi dari segala macam bahaya yang akan menimpanya. Adanya 99 Asmaul Husna ini akan membuat semua makhluk sadar bahwa Allah lah yang Maha Sempurna, Maha Baik, dan Maha memiliki segalanya sehingga apapun yang akan dilakukan oleh seluruh makhluk nya merupakan kehendak dari-Nya.

Baca Juga: Asmaul Husna Bergema, Mahyeldi Ajak Warga Dekatkan Diri Kepada Allah

Meneladani sifat Al-Qayyum yang berarti Maha Mandiri dan Maha Mengatur Umat-Nya, bahwa setiap manusia harus menjadi seseorang yang tegar dan kuat. Karena sebesar atau sesulit apapun masalahnya, kita harus percaya bahwa semua ini akan terlewati dengan percaya bahwa bantuan dari Allah SWT akan selalu datang di waktu yang sangat tepat.

Page 2

Penelitian Neurologi Ungkap 3 Manfaat Puasa

Senin, 4 April 2022 | 15:02 WIB

Page 3

Penelitian Neurologi Ungkap 3 Manfaat Puasa

Senin, 4 April 2022 | 15:02 WIB

Di dalam kitab suci Al Qur‟an terdapat 99 nama-nama Allah Swt (Asmaul Husna), yang menggambarkan keesaan-Nya.. Masing-masing nama memiliki pengertian yang bersifat baik dan agung. Dengan bermohon kepada-Nya sambal menyebut Asmaul Husna, maka kita akan mendapat balasan keberkahan terhadap apa yang telah kita kerjakan. Allah Swt adalah Dzat yang Maha Sempurna. Kesempurnaan itu tergambar dalam 99 Asmaul Husna. Kali ini kita akan mempelajari Al-Qawiyy dan Al-Qayyum

1.     Pengertian al-Qawiyy

Allah Swt memiliki sifat Al-Qawiyy artinya Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Kekuatan Allah Swt tidak ada batasnya. Tidak ada sesuatu apapun yang bisa menyamai kekuatan yang Allah Swt miliki. Tidak ada keagungan yang lebih mulia dari keagungan Allah Swt. Semua makhluk di hadapan Allah Swt adalah lemah dan tidak berdaya.

Al-Qawiyy bisa juga berarti pemilik kekuatan yang tidak akan mengalami kelemahan selamanya. Keperkasaan Allah Swt adalah abadi. Dengan kekuatannya, Allah Swt telah menciptakan bumi dan langit yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun kecuali Allah Swt. Dengan kekuatan yang Maha Dahsyat Allah Swt akan memusnahkan kezaliman dan memberikan azab bagi orang-orang kafir. Allah Swt berfirman sebagai berikut :

كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِىٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ

Artinya :

“ Allah Swt telah menetapkan, Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang, sesungguhnya Allah Swt Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Al- Mujadalah [58]: 21)

Allah Swt juga berfirman di ayat lain :

 كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ ۙ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya :

“ (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir‟aun dan pengikutpengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah Swt, maka Allah Swt menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Swt Maha Kuat lagi sangat keras siksa-Nya.”(Q.S. Al-Anfal [8]: 52)

Kekuatan Allah Swt itu meliputi kekuatan fisik dan kekuatan hati atau keteguhan mental. Sebab Rasulullah Saw sendiri pernah bersabda bahwa muslim yang kuat lebih dicintai dari pada muslim yang lemah. Sedangkan kekuatan hati erat kaitannya dengan selalu bersikap teguh hati yang merupakan akhlak terpuji yang disukai Allah Swt.

Bukti bahwa Allah Swt bersifat al-Qawiyy adalah adanya alam semesta dan segala isinya, adanya planet di luar angkasa, adanya pergantian siang dan malam, serta kekuatan yang dimiliki oleh manusia juga makhluk lainnya.

Dijelaskan juga dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 165 yang artinya, “Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah Swt. Mereka mengasihinya seperti mengasihi Allah Swt. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah Swt. Jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui, ketika mereka melihat siksa Allah Swt bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah Swt semuanya dan bahwa Allah Swt itu amat berat siksaan- Nya (niscaya mereka menyesal).”

Kekuatan yang dimiliki oleh manusia atau makhluk lainnya bersumber dari kekuatan Allah Swt, maka manusia tidak pantas menyombongkan dirinya sekalipun dia mempunyai kekuasaan.

Adapun cara meneladani sifat al-Qawiyy adalah harus kuat fisik dan mental terutama dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah Swt. Banyak orang yang ingin menjadi kuat. Setiap hari latihan fisik agar bisa menjadi kuat. Mereka bangga jika disebut orang kuat, namun sekuatkuatnya manusia, tidak ada yang melebihi kekuatan Allah Swt Yang Maha Kuat.

Ketika lahir, manusia berwujud bayi lemah yang tidak berdaya. Jangankan mengangkat beban, duduk saja tidak sanggup. Saat tidur manusia juga lemah tidak berdaya. Ketika mati dan menjadi tulang-belulang berserakan, manusia itu tidak mampu berbuat apapun. Manusia itu lemah. Hanya Allah Swt yang Maha Kuat.

2.     Hikmah Mengimani Al-Qawiyy

Pernahkan kalian mendengar kisah raksasa Jalut? Dia adalah seorang laki-laki raksasa yang kuat dan bertubuh besar. Tetapi, dengan mudah dia dapat dikalahkan oleh Daud yang kelak menjadi Nabi yang saat itu masih belia.

Sungguh kejadian tersebut aneh tapi nyata, siapa yang memberi kekuatan kepada Daud? Siapa pula yang menciptakan si raksasa Jalut? Dialah Allah Swt yang memiliki sifat al-Qawiyy artinya Yang Maha Kuat. Al-Qawiyy mengandung penjelasan bahwa Allah Swt yang menganugerahkan kekuatan kepada kita semua dan makhluk lainnya dengan kadar yang berbeda-beda.

Kekuatan yang dimiliki manusia tidaklah kekal. Suatu saat Allah Swt akan mengambil kekuatan yang kita miliki. Misalnya, seiring bertambahnya usia semakin berkurang kekuatan yang kita miliki. Kekuatan seorang remaja berbeda dengan kekuatan orang yang sudah berusia lanjut. Oleh karena itu, kita patut bersyukur kepada Allah Swt atas nikmat yang diberikan-Nya. Maka dari itu selagi kita memiliki kekuatan, kita harus menggunakannya dalam melakukan kebaikan dan membantu sesama, jangan menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk melakukan perbuatan yang kurang baik.

Beberapa hikmah dari mengenal asmaul husna al-Qawiyy:

a.     Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt sumber kekuatan.

b.    Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.

c.     Kita harus menjadi seorang mukmin yang kuat, tidak hanya kuat secara fisik tetapi kuat secara mental, sehingga kita dapat menjaga keimanan kita kepada Allah Swt.

d.  Melatih kita untuk selalu memberi bantuan kepada orang yang lemah.

3.     Pengertian al-Qayyum


Al-Qayyum (Yang Maha Mandiri) adalah salah satu dari al-Asma’ul Husna yang sembilan puluh sembilan. Di dalam al-Qur‟an disebut tiga kali yaitu:

a.     Surat al-Baqarah ayat 255

 لَّا يُؤَاخِذُكُمُ ٱللَّهُ بِٱللَّغْوِ فِىٓ أَيْمَٰنِكُمْ وَلَٰكِن يُؤَاخِذُكُم بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”

b.     Surat Thaha ayat 111

 وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

Artinya : “Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Rabb yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.”

c.     Surat Ali-Imran ayat 2

 ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”

Al-Qayyum memiliki dua makna. Pertama, Allah Swt yang Maha Mandiri atau yang berdiri sendiri. Allah Swt tidak membutuhkan bantuan apapun dari seluruh makhluk dan Allah Swt juga tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh. Makna al- Qayyum yang kedua adalah Allah Swt yang selalu mengatur makhluk-Nya. Dia selalu mengatur dan memperhatikan urusan makhluk-Nya, tidak mungkin Allah Swt lalai sesaat pun dari mengawasi makhluk, kalau tidak demikian maka akan kacau aturan alam, dan alam semesta akan hancur sampai ke tonggak-tonggaknya.

Firman Allah Swt

 قُلْ مَن يَكْلَؤُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ مِنَ ٱلرَّحْمَٰنِ ۗ بَلْ هُمْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِم مُّعْرِضُونَ

Artinya : “Katakanlah.”siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain Allah Swt Yang Maha Pemurah?, Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingat Rabb mereka” (Q.S. al-Anbiya [21]: 42)

Dijelaskan juga dalam surat Fathir ayat 41, Allah Swt berfirman,

 إِنَّ ٱللَّهَ يُمْسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ أَن تَزُولَا ۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا


Artinya : “ Sesungguhnya Allah Swt menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah Swt. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Jadi sifat Allah Swt al-Qayyum ini memiliki urusan yang besar sebagaimana besar-Nya pemilik sifat ini, dengan maknanya yang pertama mengandung kesempurnaan ketidakbutuhan-Nya dan kebesaran-Nya. Dengan makna yang kedua, mengandung seluruh sifat kesempurnaan dalam perbuatan-Nya yang tidak ada kesempurnaan bagi-Nya kecuali dengan sifat al-Qayyum.

Bukti bahwa Allah Swt bersifat al-Qayyum adalah Allah Swt menciptakan semua yang ada di bumi dan yang ada di langit secara mandiri tanpa minta bantuan siapapun. Dalam melakukan sesuatu atau jika berkehendak terhadap sesuatu, Allah Swt cukup mengucap “kun” (jadilah), maka terjadilah.

Segala sesuatu yang memerlukan bantuan menunjukkan ketidaksempurnaan. Allah Swt adalah Dzat yang Maha Sempurna, Maha Pemberi pertolongan, Dialah yang diperlukan oleh semua makhluk termasuk manusia.

Adapun cara meneladani sifat Allah Swt al-Qayyum adalah kita sebagai manusia harus tegar dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai kesulitan. Tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan. Manusia harus sadar bahwa dengan sendirian pun kita harus tetap berjuang, karena Allah Swt selalu bersama kita.

4.     Hikmah Mengimani Al-Qayyum

Allah Swt memiliki sifat al-Qayyum Yang Maha Mandiri atau Qiyamuhu binafsihi. Allah Swt berdiri sendiri yang menunjukkan kesempurnaan tanpa membutuhkan siapapun dalam hal apapun. Hal tersebut sangat berbeda dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt tentu tidak mampu berdiri sendiri dan sangat bergantung kepada yang lain. Nelayan membutuhkan dokter, petani membutuhkan sopir, guru membutuhkan penjahit, dan juga yang lain. Oleh karena inilah manusia disebut makhluk sosial artinya selalu membutuhkan yang lain.

Allah Swt juga melakukan penjagaan terhadap segala sesuatu dan mengatur setiap makhluk-Nya. Allah Swt yang mengatur rezeki dan segala urusan mereka. Pengaturannya pada segala hal yang Allah Swt kehendaki baik perubahan, pergantian, penambahan, maupun pengurangan bahkan Allah Swt akan mengumpulkan dan menghisab mereka pada hari kiamat.

Beberapa hikmah dari mengimani asmaul husna al-Qayyum:

a.     Mengetahui kebesaran dan keagungan Allah Swt, segala perbuatan-Nya dalam puncak kesempurnaan.

b.     Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.

c.     Kita harus menjadi seorang mukmin yang mandiri atau tidak menggantungkan orang lain.

d.     Membiasakan diri untuk memberi manfaat pada yang lain.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA