Jakarta, indomaritim.id – Bagaimana menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat? Cara menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan menjadi penting diajarkan oleh orang tua dan guru kepada anak sedari dini. Dengan mengajarkan sikap toleransi, maka anak akan terbiasa dengan perbedaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Show Toleransi adalah cara menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama, dan ras yang ada di dunia ini. Toleransi adalah keniscayaan bagi bangsa majemuk dengan berbagai latar belakang suku, agama dan ras seperti Indonesia. Toleransi dibutuhkan pada sesama masyarakat Indonesia agar bisa saling membantu satu sama lainnya tanpa memandang suku,agama, ras dan antar golongan. Toleransi merupakan sikap untuk mengerti, memahami dan menerima perbedaan antar individu. Sikap ini tanpa paksaan dan tidak ingin memaksakan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Perbedaan adalah keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan. Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari. Baca Juga: 5 Manfaat Hidup Rukun di Masyarakat dan Sekolah Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan dapat dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan. Berikut ini adalah 9 cara menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan yang dapat diterapkan di keluarga, sekolah dan masyakarakat: Menghormati PerbedaanManusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tatanilai masyarakat atau lainnya. Luasnya pandangan manusia tergantung pada faktor dominan yang mempengaruhinya. Menghargai perbedaan dilakukan sesuai norma dan hukum yang berlaku di masyakat dan negara. Bila ada perbedaan, musyawarah untuk mencapai mufakat adalah jalan terbaik. Sedari dini, perlu ditumbuhkan sikap menghormati lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras, dan budaya Tidak BergunjingBergunjing adalah sikap tidak baik yang membicarakan orang lainTidak membicarakan keburukan orang lain tanpa alasan atau pembuktian. Hal ini tentu tidak baik dilakukan di keluarga dan masyarakat. Cara Menjalin Keberagaman Indonesia Antar MasyarakatMenjadi Pendengar yang BaikSebagai individu yang baik, perlu ditanamkan rasa empati terhadap orang lain. Contoh sederhana adalah mendengarkan pendapat orang lain. Juga, mampu memahami perasaan orang lain ketika berbiara. Berbicara Dengan SantunBerbicara menggunakan bahasa yang baik, sesaui norma yang berlaku. Hindari berteriak dan memaki. Baca Juga: Gotong Royong, Istilah Asli Indonesia Untuk Bekerja Bersama-sama Toleransi Saat Umat Lain BeribadahNorma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya. Sebagai individu, perlu ditanamkan toleransi saat orang lain beribadah menurut kepercayaanya. Tidak Memaksakan KehendakSebagai makhluk sosial manusia terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok,normanorma yang dimaksud adalah sebagai berikut : Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya. Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan. Norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemerlakuannya dapat dipaksa. Menerima PerbedaanTentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu, keluarga, bertetangga dan dalam masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kerjasama yang dilakukan, dilandasi rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan bersama. Jadi, keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Sudah seharusnya, sesama masyarakat saling menjalin keberagaman Indonesia. Jangan sampai, keberagaman yang sudah dibangun sejak dahulu menjadi rusak. Menghargai Diri SendiriMenghargai diri sendiri dapat dimulai dengan mampu mengendalikan diri terhadap sikap-sikap yang tidak sesuai norma masyarakat, seperti pamer, bergunjing dan memaksakan kehendak. Menghargai Hak Pribadi Orang LainHak asasi tertinggi orang lain adalah pilihan menentukan agama dan kepercayaannya sendiri. Selain itu, hak pribadi orang lain yang diatur undang-undang adalah hak mengelurakan pendapat sesuai norma hukum. Saat anak masih kecil, contoh mengajarkan menghargai hak orang lain misalnya, meminta izin sebelum meminjam barang. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan budaya. Berbagai suku dan agama ada di Indonesia. Dari ujung barat sampai ke ujung timur, dengan aneka ragam budaya dan adat istiadatnya. Demografi yang beragam ini meninggalkan satu pekerjaan rumah bagi kita sebagai orang tua. Bagaimana menanamkan nilai toleransi pada anak? Khususnya jika anak belajar di sekolah yang muridnya beragam. Toleransi merupakan cara menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama, dan ras yang ada di dunia. Bagi bangsa dengan dengan berbagai latar belakang suku, agama, dan ras seperti Indonesia, maka toleransi merupakan hal yang patut ditanamkan sejak dini. Oleh karena sikap toleransi sangat diperlukan dalam berinteraksi dan bersosialisasi, maka anak diharapkan bisa bersikap toleransi pada sesama. Khususnya jika anak berada dalam lingkungan yang beragam. Hal tersebut diharapkan agar anak bisa memahami dan menghargai orang lain. Menumbuhkan simpati dan empati anak pada sekelilingnya. Bukan perkara mudah untuk mengajarkan sikap toleransi kepada anak. Akan tetapi, dengan berbagai cara yang ada, maka perlahan-lahan kita bisa untuk memperkenalkan sikap toleransi. Dalam hal ini upaya guru untuk menumbuhkan sikap toleransi pada anak di dalam kelas adalah dengan cara mengajarkan, membiasakan, dan mencontohkan anak untuk bersikap toleransi. Berikut ini kegiatan-kegiatan rutin yang bisa menanamkan nilai toleransi di dalam kelas, di antaranya adalah:
Keragaman yang utama adalah agama dan kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama dan kepercayaan yang diakui oleh negara. Setiap sekolah memiliki ritual berdoa sebelum dan sesudah menerima pelajaran setiap harinya. Kegiatan rutin ini, diharapkan dapat membuat siswa belajar bersikap toleransi. Khususnya terhadap teman yang memiliki keyakinan berbeda. Siswa akan paham bahwa setiap orang memiliki hak untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Walaupun kelompok yang memiliki keyakinan berbeda adalah golongan minoritas. Lama kelamaan sikap toleransi yang dipelajari melalui kegiatan rutin akan membentuk kestabilan dalam diri siswa dan akhirnya akan tertanam dalam diri siswa. 2. Melakukan piket Bersama secara bergiliran Bagi sekolah yang menerapkan piket bersama untuk anak-anak, bisa menjadikan kegiatan ini sebagai latihan toleransi pada sesama. Saat melakukan piket bersama membersihkan ruang kelas secara bergiliran, anak-anak juga dilatih untuk memiliki rasa tanggung jawab. Mereka juga akan belajar toleransi dengan menghargai jerih payah teman yang telah membersihkan kelas. Dengan demikian, timbul rasa saling menjaga kebersihan kelas, karena masing-masing siswa pernah merasakan sulitnya membersihkan kelas. Rasa empati ini juga akan membuat anak-anak menjadi lebih peka terhadap keadaan sekeliling. Meminimalisir rasa egois dalam diri mereka, yang cenderung menjadi kepribadian anak-anak zaman sekarang. 3. Mendengarkan orang lain Ketika berbicara tanpa memotong pembicaraan Saat kita sedang bicara, rasanya sangat tidak menyenangkan kalau tiba-tiba ada orang yang memotong pembicaraan kita, bukan? Salah satu cara mengenalkan toleransi pada anak, bisa dengan mengajarkan mereka untuk mendengarkan orang lain ketika bicara. Tidak memotong pembicaraan orang lain. Cara melatihnya, bisa dengan tugas untuk bercerita di depan kelas secara bergantian. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa lain mampu bersabar untuk diam memperhatikan dan mendengarkan cerita dari siswa lain yang sedang bercerita di depan kelas hingga selesai. Ini melatih toleransi siswa untuk menghargai orang lain yang sedang berbicara. Selain itu, mereka juga belajar bersikap sopan santun ketika mendengarkan orang berbicara. Bukankah kita harus lebih banyak mendengar daripada bicara? 4. Menghargai hak pribadi orang lain Sikap toleransi bisa juga diajarkan dengan mengenalkan anak untuk menghargai privasi orang. Misalnya, dengan mengajarkan mereka untuk menghargai sesuatu yang merupakan milik orang lain. Ajarkan mereka untuk saling meminta izin sebelum meminjam barang milik temannya. Hal tersebut merupakan interaksi yang umum terjadi di dalam kelas. Hal ini diharapkan akan menjadi kebiasaan yang dapat menumbuhkan rasa saling menghargai antar teman. Anak-anak menjadi mengerti bahwa memakai barang orang lain tanpa izin, merupakan sikap yang tidak menghargai orang lain. Sikap ini hampir luntur di kalangan generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, tugas kita sebagai orang tua dan juga guru, untuk mengajarkan anak-anak agar bisa menghargai milik orang lain. 5. Mengenalkan keanekaragaman Indonesia Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengenalkan tentang keanekaragaman Indonesia sebagai wujud pengenalan bahwa kita hidup di negara dengan berbagai latar belakang suku, ras, agama, dan budaya yang berbeda. Guru bisa menjelaskan jika negara kita bisa bersatu karena bangsa Indonesia hidup dengan toleransi tinggi dan saling menghargai perbedaan latar belakang yang ada. Perbedaan tersebut tidak menjadi halangan untuk saling menghargai karena kita semua sama, yaitu sama-sama bangsa Indonesia. Bukankah negara kita memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua? Ini artinya, keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Sudah seharusnya, masyarakat menghormati keberagaman yang ada di Indonesia. 6. Menggambarkan potret diri Upaya lain yang dapat dilakukan guru untuk menanamkan sikap bertoleransi dengan membimbing siswa melihat persamaan melalui kegiatan menggambarkan potret diri. Guru menyampaikan bahwa setiap anak sama-sama memiliki potensi masing-masing. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam pembelajaran siswa diajak untuk mencari persamaan apabila terdapat pendapat yang berbeda dari siswa. Perbedaan bukanlah sebagai alasan untuk merendahkan atau membedakan status dan golongan. 8 Kalimat yang Sebaiknya Jangan Dipakai Guru Saat Mengajar elaku orang yang berperan mendidik siswa, guru harus cerdas dalam mengolah emosi. Baik dalam nonverbal maupun verbal. Hampir setiap hari mendampingi siswa belajar, maka hindari 8 kalimat ini saat mengajar 7. Bersalaman dengan guru Ketika berjumpa di sekolah Bersikap baik dan saling menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras, dan budaya. Toleransi dan bersikap sopan itu tidak hanya untuk menghormati orang yang berbeda agama, tetapi juga terhadap orang yang berbeda usia. Kebiasan bersalaman dengan guru, membuat siswa melihat contoh langsung sikap menghargai terhadap yang muda. Sekaligus siswa menerapkan sikap menghormati terhadap guru. Toleransi menghargai perbedaan semcam ini memang mudah diucapkan, tetapi tidak mudah dijalankan. Memperkenalkan toleransi pada anak-anak akan membentuk karakter yang terbuka dan berempati pada sekitarnya. Apalagi kondisi pandemi seperti sekarang, saat mayoritas masyarakat mengalami kesulitan akibat dampak pandemi. 10 Hal yang Harus Disiapkan Orang Tua Sebelum Anak Kembali Ke Sekolah Anak-anak sudah tujuh bulan lamanya sekolah di rumah, selama ini mereka sudah belajar dengan metode pembelajaran yang baru. saat harus kembali ke sekolah, tentu mereka juga butuh penyesuaian kembali. Tidak hanya itu, anak-anak juga akan mengerti bagaimana menghargai dan bertanggung jawab terhadap diri dan tingkah lakunya. Ini merupakan modal utama bagi anak untuk bisa mencintai hidup yang dijalaninya. Mulai dari menghargai diri sendiri, sehingga bisa menghargai orang lain. Cara menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan menjadi penting diajarkan oleh guru kepada murid. Dengan mengajarkan sikap toleransi, maka anak akan terbiasa dengan perbedaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka akan bermental kuat dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan di masa depannya. |