Bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku

bukti yang menunjukkan bahwa kerajaan Mataram pernah memiliki hubungan baik dengan VOC​

Hukum permintaan…dengan harga, kata yang tepat untuk melengkapi pernyataan tersebut adalah… a. Berbanding lurus b. Berbanding terbalik c. Sebanding d. … Berbanding sejalan mohon bantuannya kak

Hukum jual beli kambing yang masih dalam kandungan induknya adalah … *

ceritakan jalan masuknya agama Buddha ke kerajaan Medang (secara singkat tapi jalas)​

Kegagalan badan konstituante disebabkan oleh faktor-faktor

sebutkan wali songo di tunjukan kepada​

Kita mengenal macam permintaan jika dilihat menurut jumlah konsumen maka terdiri atas permintaan .... *

Layanan google yang digunakan untuk menyimpan file secara cloud adalah …

Macam-macam motif ekonomi dapat dibedakan menjadi ....

Manfaat perdagangan internasional bagi produsen dalam negeri adalah mampu memproduksi barang yang lebih baik dari sebelumnya baik dari segi kuantitas … maupun kualitas di sebabkan…

Apa saja dampak positif dan negatif monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC di Indonesia? Kongsi Dagang Belanda atau lebih kita kenal dengan nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merupakan sebuah perusahaan Hindia Timur Belanda yang bergerak dalam bidang perdagangan di wilayah Asia. Dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602, uniknya kongsi dagang ini memiliki pasukan tentara dan mempunyai hak-hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda.

Berdirinya VOC kemudian ditindaklanjuti dengan mendirikan beberapa markas, seperti di Batavia (Jakarta sekarang), Maluku, Kepulauan Banda, dan Banten. Dalam menjalankan tugasnya, perusahaan ini melakukan monopoli perdagangan dengan cara-cara licik dan kejam. Mulai dari melakukan pemerasan, pembunuhan massal, sampai-sampai melakukan tindakan kekerasan terhadap penduduk lokal. Adanya monopoli perdagangan di wilayah Nusantara oleh VOC tentu memiliki dampak yang cukup besar, lalu apa saja dampaknya? berikut penjelasan singkatnya.

Baca Juga : Sejarah Kebijakan Sistem Tanam Paksa

Bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku

Baca Juga :
  • 8 Hak Istimewa VOC
  • Sejarah Berdirinya VOC

Dampak kegiatan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC di Indonesia (nusantara saat itu) memang lebih condong ke sisi negatif (bisa dibilang kebanyakan dampak buruknya), namun disisi lain ada juga dampak positif yang dapat dipetik dan diambil pelajarannya. 

  1. Banyak bangsa asing (eropa, asia, timur tengah) yang melakukan kegiatan perdagangan di Nusantara, akibatnya aktivitas dagang menjadi semakin ramai.
  2. Pedagang pribumi memperoleh informasi hasil rempah-rempah yang laku dipasar internasional.
  3. Selain itu, mereka juga lebih mengetahui tata cara perdagangan.
  4. Pedagang pribumi melakukan hubungan dengan bangsa lain.

Baca Juga :

1. Dampak Penjajahan Belanda di Indonesia

2. Dempak Penjajahan Jepang di Indonesia

3. Organisasi Militer dan Semi Militer Bentukan Jepang

  1. Rakyat harus menjual hasil rempah-rempah kepada pihak VOC
  2. Pendapatan menurun karena harga ditentukan oleh VOC
  3. Menurunnya jumlah penduduk, disebabkan karena pembantaian massal.
  4. Penderitaan fisik (kelelahan) karena bekerja terlalu keras.
  5. Produksi padi menurun, karena tanaman ini tidak laku di pasaran internasional. Sebab lainnya karena gagal panen.
  6. Dampak lainnya menjadikan rakyat kelaparan dan kematian.

Pada perkembangan selanjutnya, VOC mengalami kemunduran, tepat pada tanggal 1 Januari 1800 kongsi dagang Belanda ini secara resmi dibubarkan. Beberapa sebab yang melatarbelakangi pembubaran VOC antara lain : kerugian akibat adanya pemberontakan dan peperangan, banyak pegawai VOC melakukan korupsi, pengeluaran gaji pegawai semakin meningkat, dan adanya persaingan dari bangsa lain seperti Perancis dan Inggris.

Pembubaran VOC kemudian meninggalkan banyaknya utang, jumlahnya sekitar 136,7 juta gulden. Tapi, kongsi dagang ini meninggalkan kekayaan cukup banyak, berupa bangunan seperti kantor dagang, kapal, benteng. Semua aset tersebut kemudian dialihkan kepada pemerintah Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya, penjajahan di Nusantara dilanjutkan oleh pemerintah Belanda.

Rekomendasi artikel untuk Anda, Baca Juga :

Nah, itulah beberapa Dampak Positif dan Negatif Monopoli Perdagangan VOC di Indonesia. Semoga berguna dan dapat menambah wawasan sejarah kita. Baca juga artikel menarik lainnya terkait sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.

Share ke teman kamu:

Tags :

Dampak kegiatan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC di Indonesia pada dasarnya memang lebih condong ke sisi negatif, namun disisi lain ada juga dampak positif yang dapat dipetik dan diambil pelajarannya. Dampak Positif Monopoli akibat kegiatan perdagangan di Nusantara, akibatnya aktivitas dagang menjadi semakin ramai. Pedagang pribumi memperoleh informasi hasil rempah-rempah yang laku dipasar internasional. Selain itu, mereka juga lebih mengetahui tata cara perdagangan. Pedagang pribumi melakukan hubungan dengan bangsa lain. Kemudian dampak Negatif Monopoli Perdagangan, rakyat harus menjual hasil rempah-rempah kepada pihak VOC, pendapatan menurun karena harga ditentukan oleh VOC, menurunnya jumlah penduduk, disebabkan karena pembantaian massal. Penderitaan fisik (kelelahan) karena bekerja terlalu keras, produksi padi menurun, karena tanaman ini tidak laku di pasaran internasional. Sebab lainnya karena gagal panen, dampak lainnya menjadikan rakyat kelaparan dan kematian.

Jadi, dampak yang ditimbulkan dari monopoli VOC adalah aktifitas perdagangan menjadi ramai, rakyat menjadi tahu tata cara perdagangan, dan penderitaan secara fisik.

Bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku

Bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Kepulauan Maluku yang dijuluki sebagai The Spicy Island pada 1810.

KOMPAS.com - Sejak zaman dulu, Kepulauan Maluku mendapat julukan The Spicy Island karena kekayaan rempah-rempanya.

Rempah-rempah yang dimiliki Maluku inilah yang kemudian menjadi daya tarik utama saat bangsa Eropa berhasil mencapai Nusantara.

Bahkan dalam perkembangannya, bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Belanda, berhasil memperdaya para penguasa lokal dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Monopoli perdagangan oleh Portugis

Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil mencapai Kepulauan Nusantara dan berhasil sampai di Maluku pada tahun 1512.

Kala itu, armada yang dipimpin oleh Antonio de Abreu dikirim oleh Alfonso de Albuquerque untuk membangun monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Pada awalnya, kedatangan Portugis di Maluku, tepatnya di Ternate, mendapatkan sambutan yang baik dari Sultan Aby Lais.

Sultan Ternate itu berjanji akan menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun dengan syarat dibangunnya sebuah benteng di Pulau Ternate.

Pihak Ternate kemudian mengizinkan bangsa Portugis untuk mendirikan benteng pertamanya di Pulau Ternate yang dinamai Benteng Sao Paulo atau Benteng Gamalama, yang pembangunannya selesai pada 1522.

Sejak 1522, terjalin suatu hubungan dagang, khususnya cengkih, antara Portugis dan Ternate.

Namun, dalam perkembangannya, timbul konflik di antara kedua belah pihak karena Portugis senantiasa ingin mendominasi Ternate.