Bagaimana dampak positif dan negatif pelaksanaan tanam paksa

Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel merupakan kebijakan yang diterapkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johanes van den Bosch pada rentang tahun 1830-1835. Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mengisi kekosongan kas Belanda akibat peperangan melawan Perancis dan membayar hutang-hutang VOC. Tanaman kopi dan rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa Indonesia, yaitu:

  • Dampak positif: masyarakat Indonesia mengenal teknik pertanian baru di Indonesia.
  • Dampak negatif: rakyat Indonesia mengalami penderitaan yang cukup panjang karena harus bekerja keras memenuhi target tanam paksa.

Jadi, jawaban yang tepat adalah:

  • Dampak positif tanam paksa: Dikenalnya teknik pertanian baru di Indonesia.
  • Dampak negatif tanam paksa: Penderitaan bagi rakyat Indonesia yang harus bekerja keras memenuhi target tanam paksa.

Ilustrasi Tanam Paksa, sumber: Pelajaran Sekolah Online

Tahukah apa yang dimaksud dengan sistem Tanam Paksa? Dalam bahasa Belanda, tanam paksa dikenal sebagai Cultuurstelsel yang memiliki arti sebagai sistem kultivasi. Sistem ini merupakan gagasan yang berasal dari Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Keputusan tersebut dikarenakan oleh keuangan yang mendesak di negara Belanda.

Indonesia menjadi negara yang diincar karena sumber kekayaannya yang banyak dan subur. Tidak heran jika hal itu menjadi latar belakang VOC didirikan. Sistem tanam paksa ini langsung diawasi oleh pegawai Hindia Belanda. Namun, banyak sekali terjadi penyimpangan yang memberikan sejumlah dampak negatif untuk rakyat.

Dampak Negatif Sistem Tanam Paksa Terhadap Rakyat

  • Pertama, dampak negatifnya adalah sawah dan ladang milik rakyat menjadi terbengkalai dan tidak menghasilkan panen yang bagus.

  • Kedua, beban hidup rakyat semakin berat. Terlebih karena mereka harus menyerahkan sebagian dari tanah milik dan hasil panen. Rakyat juga turut menanggung risiko jika terjadi kegagalan panen.

  • Selanjutnya, dampak ketiga yang dirasakan oleh rakyat adalah mengalami tekanan fisik dan mental. Mereka tidak bisa mencari nafkah dan tingkat kemiskinan semakin tinggi. Dampak terakhir yang dirasakan oleh rakyat adalah muncul wajah penyakit sehingga jumlah penduduk menurun.

Dampak Positif Bagi Rakyat

Meski banyak dampak negatif yang dirasakan oleh rakyat Indonesia, sistem tanam paksa ini ternyata memberikan beberapa manfaat.

Salah satunya adalah masyarakat menjadi tahu dan mengenal berbagai teknik dalam menanam jenis tanaman baru. Mereka mulai mengenal jenis tanaman yang memiliki potensi ekspor dan menghasilkan keuntungan.

Dampak Positif Bagi Belanda

Melihat dari sistem tersebut, Belanda menjadi negara yang paling banyak diuntungkan. Anda bisa melihat bahwa krisis yang melanda Belanda kini berubah menjadi penuh. Bahkan mereka berhasil mendapatkan keuntungan berkali lipat. Selain itu, pengeluaran anggaran belanja kerajaan tertutup dari pendapatan.

Hutang Belanda pun menjadi berkurang dan banyak terlunasi. Melalui sistem itu juga membuat perdagangan kegiatan ekonomi Belanda semakin berkembang pesat. Hal itulah yang membuat Amsterdam menjadi kota pusat perdagangan dunia. Itulah dampak negatif dan positif dari sistem tanam paksa.(ANG)

Sejarah Negara Com – Istilah tanam paksa berasal dari bahasa Belanda, yaitu \\\\\\\\\\\\\\\”cultuur stelsel\\\\\\\\\\\\\\\”. Pencetusan ide dan pelaksanaan tanam paksa di Indonesia yaitu Johannes Van den Bosch, seorang gubernur jenderal Belanda pada tahun 1830 sampai 1833.

Dalam tanam paksa diterapkan aturan-aturan yang tentunya dimaksudkan untuk menguntungkan pihak belanda. Pelaksanaan tanam paksa di Indonesia diserahkan kepada pamong praja, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pegawai-pegawai bangsa Belanda. Pelaksana dan pengawas memperoleh semacam upah yang disebut cultuur procenten.

Besarnya upah tergantung dari persentase hasil tanaman yang dapat dikumpulkan dan diserahkan. Semakin banyak hasil yang dikumpulkan dan diserahkan, maka semakin besar pula persentase yang mereka dapatkan. Akibatnya, mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan persentase yang besar. Cara-cara kotor inilah yang merupakan penyebab dan dari adanya penyimpangan pelaksanaan sistem tanam paksa.

Penyebab tanam paksa, aturan, penyimpangan dan dampak

1. Pemerintah Belanda banyak mengeluarkan biaya dalam perang Diponegoro, Perang Padri, dan perang di berbagai daerah.
2. Pemerintah Belanda dililit hutang luar negeri sehingga perlu biaya besar untuk membayarnya.

1. Penduduk diharuskan menyediakan sebagian dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang dapat dijual di pasaran Eropa.2. Tanah pertanian yang disediakan oleh penduduk tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki oleh penduduk desa.3. Waktu yang diperlukan untuk memelihara tanaman tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk memelihara tanaman padi.4. Bagian dari tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak.5. Apabila nilai hasil tanaman dagangan itu melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih positifnya harus diserahkan kepada rakyat.6. Jika panen gagal dan kegagalan itu tidak disebabkan oleh kesalahan petani, segala kerugian dibebankan pada pemerintah.

7. Penduduk desa akan mengerjakan tanah mereka di bawah pengawasan kepala desa atau bupati, sedangkan pegawai Eropa hanya akan membatasi diri pada pengawasan pembajakan tanah, panen dan pengangkutan tanaman. Selengkapnya baca: 7 aturan pokok tanam paksa

1. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga dan waktunya untuk tanaman berkualitas ekspor sehingga tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang.2. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan.3. Jatah tanah untuk tanaman berkualitas ekspor melebihi seperlima dari lahan garapan.4. Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenal pajak tanah.5. Setiap kelebihan hasil panen tidak dikembalikan lagi kepada petani.

6. Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab rakyat.

1. Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru.
2. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.

1. Kemiskinan serta penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.2. Beban pajak yang berat.3. Pertanian khususnya padi, banyak mengalami kegagalan panen.4. Kelaparan dan kematian terjadi di banyak tempat, seperti di Cirebon tahun 1843, sebagai akibat dari pemungutan pajak tambahan dalam bentuk beras, serta di Demak tahun 1848 dan di Grobogan tahun 1849 sampai 1850 sebagai akibat dari kegagalan panen.

5. Jumlah penduduk Indonesia mengalami penurunan.