Selasa, 20 Juli 2021 - 11:17 WIB Seorang jamaah bertanya kepada Ustaz Ahmad Sarwat, Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia, apakah ada hubungan Hari Raya Idul Adha dengan Ibadah Haji karena kebanyakan masyarakat menganggap Hari Raya Idul Adha adalah Hari Raya Haji. Pertanyaan kedua, mana yang mesti didahulukan untuk berhaji, apakah orang tua atau diri sendiri? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Sarwat seperti dilansir dari laman rumahfiqih: Sulit untuk memisahkan antara ibadah haji dengan Hari Raya Idul Adha. Meskipun seorang yang merayakan Idul Adha tidak harus berangkat haji ke Baitullahil Haram. Namun, hubungan antara keduanya sangat erat.Dari segi waktu pelaksanaan, keduanya dilakukan di bulan Dzulhijjah. Hari Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari itu umat Islam disunnahkan melakukan sholat 'Idul Adha dan menyembelih hewan qurban. Dan pada hari yang sama, jutaan jamaah haji bergerak dari Muzdalifah menuju Mina untuk melontar jumrah sebagai bagian utuh dari ritual ibadah haji. Tepat sehari sebelumnya yakni tanggal 9 Dzulhijjah, ketika para jamaah haji berwuquf di 'Arafah, umat Islam seluruh dunia disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah. Nama puasanya disebut dengan puasa 'Arafah. Dan puasa 'Arafah adalah ibadah yang disunnahkan terkait dengan hari Raya 'Idul Adha.Namun, dari segi tempat pelaksanaan, kedua ibadah itu memang bisa dilakukan terpisah. Jamaah haji melakukan semua ritual ibadahnya di Mekkah, Mina, Arafah dan Muzdalifah. Sedangkan yang umat Islam lainnya bisa merayakan hari raya Adha itu di mana saja mereka berada.Ketika umat Islam disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, para jamaah haji tidak disunnahkan untuk melakukan puasa. Sebab, saat itu mereka sedang melakukan wuquf di 'Arafah yang tentunya membutuhkan tenaga ekstra. Sebab, mereka tinggal hanya di tenda-tenda sementara.Demikian juga ketika umat Islam disunnahkan untuk sholat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji pun tidak diharuskan untuk melakukannya. Sebab saat itu mereka sedang sibuk bergerak dari Muzdalifah menuju ke Mina untuk melontar jumrah.Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam . Dan berdzikirlah Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (QS Al-Baqarah: 198)Haji untuk Orang Tua atau untuk Diri Sendiri? Seandainya Anda memiliki uang yang cukup untuk berhaji, namun hanya untuk satu orang, sedangkan orang tua Anda belum pernah berhaji. Maka yang mesti didahulukan adalah diri anda terlebih dahulu. Mengapa bukan orang tua anda?Sebab kewajiban berhaji itu adalah fardhu 'ain bagi tiap orang beriman yang mampu. Begitu seseorang telah memiliki kemampuan, maka wajiblah atasnya untuk melakukan ibadah haji. Sedangkan memberikan biaya pergi haji kepada orang lain, termasuk kepada orang tua sendiri, hukumnya bukan kewajiban, melainkan hanya sunnah saja.Demikian juga sebaliknya, seorang ayah yang dicukupkan Allah rezekinya pada suatu ketika, maka saat itu sudah ada beban kewajiban untuk pergi haji baginya. Sedangkan memberikan biaya pergi haji buat anak dan istri yang menjadi tanggungannya, pada dasarnya tidak wajib hukumnya. Secara prioritas, seorang ayah atau suami berkewajiban untuk mencukupi nafkah keluarganya terlebih dahulu, bila ada kelebihannya maka wajiblah atasnya pergi haji. Dan tidak wajib membiayai pergi haji keluarga bila belum cukup hartanya.Apalagi seorang anak yang pada hakikatnya tidak diwajibkan untuk menafkahi orang tuanya. Bila anak itu baru mampu untuk membiayai satu orang untuk pergi haji, tentu bukan menjadi kewajibannya untuk membiayai haji buat orang tuanya.Semua ini berlaku manakala biayanya memang hanya cukup untuk satu orang saja. Adapun bila cukup untuk banyak orang, tentu akan lebih utama bila seorang anak memberikan biaya haji untuk orang tuanya dan juga keluarganya.Wallahu A'lam Baca Juga: Rasulullah Pernah Menunda Haji 4 Tahun Berturut, Berikut Kisahnya
Terdapat adab dalam melakukan sholat Idul Adha. Selasa , 28 Jul 2020, 06:39 WIB ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 31 Juli mendatang. Pada hari raya Idul Adha itu, umat Muslim bersuka cita menyambutnya dengan menggelar sholat Id berjamaah dan melakukan penyembelihan hewan qurban. Ibadah demikian dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Baca Juga Pada hari raya tersebut, disunnahkan untuk melakukan sholat Idul Adha. Sholat Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah setelah jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah. Hukum mengerjakan sholat Idul Adha adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Bahkan, sebagai bentuk kegembiraan menyambut hari raya, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Muslim keluar rumah dan menggelar sholat Id pada dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha. Mengutip Syamsul Rijal Hamid dalam buku berjudul Buku Pintar Hadits Edisi Revisi, bahkan wanita juga dianjurkan melaksanakan sholat Id. Sebagaimana Ummu Athiyah ra. mengabarkan, "Rasulullah SAW menyuruh kami pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha supaya membawa wanita-wanita muda dan para gadis dan wanita haid sekalipun, supaya keluar ke lapangan untuk Sholat Id. Adapun wanita haid mereka tidak ikut sholat, tetapi ikut merayakan serta berdoa bersama-sama kaum Muslimin. Aku berkata Rasulullah SAW, 'Di antara mereka ada yang tidak punya baju untuk menghadirinya.' Jawab Rasulullah SAW, 'Suruh pinjam baju saudaranya'." (HR. Muslim). Dalam buku berjudul Panduan Muslim Sehari-hari oleh KH. M. Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, dijelaskan waktu pelaksanaan sholat Idul Adha ialah mulai dari naiknya matahari setinggi tombak sampai tergelincir. Dalam pelaksanaannya, disunahkan untuk segera dilakukan di awal waktu, yakni ketika matahari sudah meninggi satu tombak. Jundub meriwayatkan hadits dengan berkata, "Nabi Muhammad SAW ketika beliau mengerjakan sholat Idul Fitri, maka beliau mengerjakannya manakala matahari telah meninggi dua tombak (agak sedikit siang). Sementara ketika mengerjakan sholat Idul Adha, maka beliau mengerjakannya manakala matahari meninggi satu tombak." Terdapat adab dalam melakukan sholat Idul Adha. Sebelum sholat Idul Adha, disunahkan mandi terlebih dahulu, memakai wangi-wangian, dan memakai pakaian bagus. Sebab, Al-Hasan bin Ali menuturkan, "Rasulullah SAW memerintahkan kami dalam Idain (Idul Fitri dan Idul Adha) agar memakai pakaian terbagus yang kami miliki, memakai minyak wangi terbaik yang kami miliki, dan berqurban (pada hari raya Idul Adha) dengan binatang qurban termahal dari apa yang kami miliki." (HR. Al-Hakim). Di samping itu, disunnahkan tidak makan lebih dahulu, tetapi makan setelah selesai sholat Idul Adha. Sebagaimana hadits Nabi SAW riwayat Buraidah, "Dan Nabi SAW tidak makan di hari Idul Adha sehingga beliau pulang dari sholat Idul Adha, lalu beliau makan dari daging udhhiyyah (hewan qurbannya)." (HR. At-Tirmidzi). Rasulullah SAW di hari raya berangkat ke tempat sholat dari satu sajak dan pulang dari sholat melalui jalan yang berbeda. Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Al-Bukhari. Usai sholat Idul Adha, umat Islam yang mampu disunnahkan menyembelih hewan qurban. Sementara itu, tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha sama dengan Idul Fitri, yakni tidak didahului oleh adzan dan iqamah terlebih dahulu. Jumlah rakaat sholat Idul Adha ialah dua rakaat. Berikut tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha.
Adapun niat sholat Idul Adha sebagai berikut. "Ushalli sunnata li'idil-adha rak'ataini imaman/ma'muman lillahi ta'ala. Allahu akbar." Artinya: Saya berniat sholat Idul Adha dua rakaat jadi imam/makmum karena Allah. Allah Mahabesar. Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ... kepimpinan khulafa al-rasyidin ialah contoh terbaik sepanjang zaman"". kemukakan hujah anda bagi menyokong penyataan di atas 1. bagaimana tanggapan kafir quraisy atas hijrah rasul? 2. siasat apa yang dilakukan kafir quraisy menghadapi rencana hijrah nabi muhammad saw.? 3. di … 3. jelaskan keterkaitan aqidah, syariah, dan akhlak dalam setiap perbuatan manusia, dan berikan contohnya. Afifah seorang ibu rumah tangga. ia tak menyangka jika keputusannya meminjam melalui aplikasi online menjadi masalah dalam hidupnya. total pinjamannya … A. berkaitan erat dengan masalah-masalah keyakinan, yaitu allah swt, malaikat-malaikat, kitan-kitan, para rasul dan hari pembalasan (1). amal b. terka … Ada 3 (tiga) cara yang umumnya digunakan dalam menyebarkan agama islam yaitu melalui khutbah, tabligh, dan dakwah yang masing-masing memiliki persamaa … Allah swt. memerintahkan kepada kita untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab sebagaimana terdapat pada q.s. at-taubah /9: 105. se … Anda adalah seorang karyawan apotek. seseorang ingin membeli obat-obatan tertentu yang biasanya harus menggunakan resep dokter untuk mendapatkan obat … Apabila seseorang dinyatakan positif telah meninggal dunia, maka ada beberapa hal yang harus diselenggarakan terhadap jenazah, salah satunya adalah me … Dakwah rasulullah saw. berlangsung dalam 2 (dua) periode, yaitu periode mekah dan periode madinah. yang menjadi substansi dakwah periode madinah adala … |