04 Jan 2022/heni susilowati, s. e. m. m/berita/854 View
Istilah Pemasaran dan Penjualan sekilas merupakan dua hal yang sama dan menjadi ujung tombak perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Akan tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Konsep Pemasaran Pemasaran adalah sistem yang berasal dari strategi bauran pemasaran. Strategi pemasaran itu sendiri adalah sub unit dari sistem proses manajemen pemasaran. Strategi pemasaran memiliki posisi khusus dalam ilmu pemasaran, akan tetapi menjadi satu kesatuan di dalam strategi bauran pemasaran secara utuh. Langkah-langkah dalam menyusun strategi pemasaran:
2. Market positioning, mengacu pada proses pembentukan citra atau identitas merek atau produk sehingga konsumen melihatnya dengan cara tertentu. Apa yang Anda tawarkan, dan mengapa bisnis Anda menjadi pilihan terbaik? 3. Menjaga kolaborasi tim pemasaran dan penjualan, tim marketing menjalankan kampanye, bagian sales juga harus mengetahui hal tersebut. Karena beberapa prospek mungkin akan menghubungi setelah melihat campaign yang sedang berjalan. Sebaliknya, bagian sales juga harus memberi tahu tim marketing ketika berkomunikasi dengan prospek. Mereka tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil, sehingga dapat menjadi pembelajaran dalam membuat kampanye yang lebih menarik bagi audiens. Pertukaran informasi yang kuat antar tim akan membantu Anda memasarkan lebih baik dan menjual lebih banyak. 4. Memanfaatkan bauran promosi, yang terdiri dari promosi: Periklanan, Hubungan masyarakat, Surat langsung, Pemasaran jarak jauh (telemarketing), Seluruh aktivitas promosi tersebut bertujuan untuk membangun saluran distribusi dan juga menemukan pelanggan. Penjualan Penjualan adalah apapun yang kita lakukan untuk menjual dan mendapatkan perjanjian yang ditandatangani atau kontrak. Aspek penjualan berfokus pada bagaimana strategi penjualan barang tersebut. Penjualan bisa dikatakan suatu kegiatan personel yang menggunakan salesman /salesgirl dalam menjalankan efek langsung dari pekerjaan marketer. Aspek Penjualan 1. Penjualan membutuhkan proses, Penjualan tidak tercipta begitu saja. Ada sebuah proses bagaimana produk Anda bisa sampai di depan pelanggan. Oleh karena itu, dalam penjualan Anda harus membangun sebuah saluran yang sanggup mempertemukan produk Anda dengan pelanggan. 2. Penjualan tergantung banyaknya pelanggan Anda, penjualan di atas kertas adalah sebuah angka. Angka di sini adalah angka seberapa banyak jumlah pelanggan yang Anda miliki. Semakin banyak pelanggan Anda, maka penjualan Anda juga makin banyak. Begitu juga sebaliknya. 3. Komunikasi yang baik adalah kunci sukses penjualan, Untuk menciptakan pelanggan yang loyal, Anda perlu memiliki sebuah ikatan emosi dengan pelanggan Anda. Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik ketika berinteraksi dengan pelanggan Anda. Komunikasi juga merupakan sebuah kunci bagaimana pelanggan mau mendengar penawaran Anda. Kesimpulan Pemasaran dan penjualan tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan tanpa ada salah satu di antaranya tidak akan ada yang membeli produk Anda. Itulah kenapa dalam sebuah organisasi perusahaan, umumnya bagian pemasaran dan penjualan menjadi satu bagian. Baik pemasaran dan penjualan memiliki peran pentingnya masing-masing. satu dari bagian promosi, sehingga tidak memperhatikan faktor lain yang menunjang pemasaran. (HNS) BibTex Citation Data : @article{JSPI14100, author = {susanti adikusumo}, title = {ANALISIS PENGARUH KUALITAS HUBUNGAN BISNIS ANTARA TENAGA PENJUALAN DAN RETAILER TERHADAP EFEKTIFITAS PENJUALAN}, journal = {Jurnal Sains Pemasaran Indonesia (Indonesian Journal of Marketing Science)}, volume = {2}, number = {3}, year = {2017}, keywords = {Keahlian Tenaga Penjual, Layanan Tenaga Penjual, Dukungan Perusahaan, Sistem Nilai, Kualitas Hubungan Bisnis, Efektivitas Penjualan}, abstract = { Dalam dunia usaha saat ini, sebuah perusahaan semakin terikat pada hubungan bisnis d e ng an para retailernya, karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki hubungan yang erat dengan retai/ernya untuk dapat bertahan dalam kompetisi dengan perusahaan lain. Relationship marketing menawarkan strategi memperdalam hubungan dengan pe/anggan. Kemampuan sebuah perusahaan untuk menciptakan dan memelihara hubungan dengan pe/anggannya merupakan basis jangka panjang bagi keungulan bersaing perusahaan. Kua/itas sebuah hubungan bisnis akan berpengaruh pada efektifitas penjualannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-fakior apa sajakah yang berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hubungan bisnis antara tenaga penjualan dengan perusahaan retailer berdasar perspektif dari tenaga penjualan . M o d e l p e n e / i t i a n d i k e mbang ka n b e r d a s a r k a n pe n e l i tian sebelumnya yang te/ah di/akukan Frankwick, Porter, dan Crosby (2001) dan Crosby, Evans, dan Cowles (1990) . A n a l i s is statistik dengan SEM yang dilakukan pada data dari 110 orang salesman perusahaan distributor farmasi di kota Semarang menglndikasikan bahwa faktor yang paling berpengaruh pada kua/itas hubungan bisnis adalah faktor kesamaan sistem nilai (0.377). Layanan tenaga penjualan dan dukungan perusahaan menunjukkan pengaruh yang lebih besar pada kualitas hubungan bisnis dibandingkan keahlian tenaga penjualan . Hasil penelitian ini merekomendasikan bahwa strategi personal selling dan dukungan perusahaan dengan promosi dan iklan serta penerapan orientasi pada pelanggan dalam budaya kerja perusahaan distributor fa r m as i , akan mampu meningkatkan kualitas hubungan bisnis dengan pelanggan (retailer) dan pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas penjualan . }, issn = {2580-118X}, pages = {247--264} doi = {10.14710/jspi.v2i3.247 - 264}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/view/14100} }
Menurut Donaldson & O’Toole dalam buku Fandy Tjiptono, definisi Relationship marketing (RM) sendiri beraneka ragam dan dilandasi sejumlah aliran teori utama, seperti agency theory, transaction cost economics, resource dependency theory, social exchange theory , dan interaction theory . Sejauh ini, literatur relationship marketing banyak dijumpai dalam konteks pemasaran jasa dan pemasaran bisnis ( business-to-business-marketing ). Menurut Shani & Chalasani dalam buku Fandy Tjiptono misalnya, mendefinisikan relationship marketing sebagai upaya mengembangkan relasi berkesinambungan dengan para pelanggan dalam kaitannnya dengan serangkaian produk dan jasa terkait. Pemasaran hubungan pelanggan merupakan suatu proses mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan dan memerlukan fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas. Menurut pandangan Gronroos dalam buku Fandy Tjiptono relationshipmarketing sebagai upaya mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan dan mengkomersialisasikan relasi pelanggan dalam rangka mewujudkan tujuan semua pihak yang terlibat. Lebih lanjut, Morgant & Hunt dalam buku Fandy Tjiptono lebih berfokus pada perspektif relational exchanges dan merumuskan relationship marketing sebagai segala aktivitas pemasaran yang diarahkan pada membangun, mengembangkan dan mempertahankan pertukaran relasional yang sukses. Sejumlah riset menunjukkan bahwa dua pilar utama Relationship marketing adalah trust dan komitmen. Dengan kata lain, pelanggan harus mempercayai pemasar dan selanjutnya berkomitmen adanya sebelum bisa terjalin relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang. Trust merupakan faktor paling krusial dalam setiap relasi dan sekaligus berpengaruh pada komitmen. Pada hakikatnya, relationship marketing mencerminkan perubahan paradigma pemasaran, yaitu dari yang semula difokuskan pada transaksi/akuisisi pelanggan menjadi relasi/retensi pelanggan. Secara historis, kebanyakan perusahaan lebih berfokus pada upaya menarik pelanggan baru, sehingga perubahan ke arah strategi relationship marketing menuntut perubahan dalam hal mind set, budaya organisasi, sistem penilaian kerja dan kompensasi karyawan. Relationship marketing merupakan orientasi strategik atau filosofi menjalankan bisnis yang lebih berfokus pada upaya mempertahankan dan menumbuhkembangkan relasi dengan pelanggan saat ini (terutama profitable customers atau selected customers) dibandingkan merebut pelanggan baru. Filosofi ini didasarkan pada asumsi bahwa banyak konsumen, baik konsumen akhir maupun konsumen bisnis, lebih menyukai untuk menjalin relasi berkelanjutan dengan satu organisasi ketimbang harus terus-menerus berganti pemasok dalamrangkamendapatkannilai yang diharapkan. Berdasarkan asumsi ini dan fakta bahwa biaya mempertahankan pelanggan lebih murah dibandingkan biaya mendapatkan pelanggan baru, maka banyak organisasi yang mulai menerapkan relationship marketing . Target dari Relationship marketing Target dari pemasaran hubungan pelanggan adalah berfokus pada tiga hal, yaitu:
|