Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Suara.com - Teks proklamasi merupakan sebuah naskah teks yang berisi pernyataan atau proklamasi kemerdekaan Indonesia yang menandakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri. Selain itu, teks proklamasi juga menegaskan bahwa bangsa Indonesia telah terlepas dari masa penjajahan.

Teks proklamasi dibacakan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945. Tepatnya, pada pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta yang saat ini menjadi Jalan Proklamasi Nomor 5 Jakarta Pusat.

Perumusan Teks Proklamasi

Perumusan teks proklamasi ini dilakukan di rumah Laksamana Maeda pada dini hari 17 Agustus 1945. Perumusan teks proklamasi dimulai saat Soekarno-Hatta diculik oleh kaum pemuda ke Rengasdengklok untuk menghindari dari pengaruh Jepang.

Baca Juga: Penulisan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2021 yang Benar, Apakah HUT Ke - 76 RI?

Inisiasi perumusan teks proklamasi ini dilatarbelakangi oleh Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki.

Saat Soekarno dan Hatta diculik, Ahmad Soebarjo datang dan berusaha untuk membujuk kaum pemuda melepaskan Soekarno-Hatta dengan kesepakatan bahwa proklamasi akan segera dilaksanakan tanpa mengulur waktu lebih lama.

Pada 17 Agustus 1945 pada pukul 03.00 WIB, teks proklamsi disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo di ruang makan Laksamana Maeda. Mereka membuat naskah dua alenia teks proklamasi yang ditulis tangan.

Lalu teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan dikembalikan kepada Soekarno-Hatta untuk ditandatangani. Berikut ini adalah isi dari teks proklamasi berdasarkan versi yang telah diketik dan ditulis tangan.

Isi Teks Proklamasi

Baca Juga: 40 Twibbon 17 Agustus 2021 Gratis, Dikirim saat Hari Kemerdekaan RI Ke-76

  • Isi Teks Proklamasi versi ditulis tangan berbunyi:

"Proklamasi.

Selama ini kita lihat foto2 di Pegangsaan Timur no.56 Tanggal 17 Agustus 1945 ini saja kan..

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Nemu foto Proklamasi 17/8/1945.. Tp beda angle, biasanya kan tampak depan rumah Pegangsaan.. Ini menghadap ke arah peserta upacara.. di pekarangan depan rumah yg ternyata banyak dihadiri para pemuda dgn bambu runcing di tangan

Ternyata didepan para pemimpin Proklamator, berbaris para pemuda2 pejuang kemerdekaan yg diantaranya dari para Barisan Pelopor/Jawa Hokokai.. Merekalah jua para Pahlawan Kemerdekaan sekaligus pengawal Proklamasi Kemerdekaan

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Diantara barisan dihadiri KRT Radjiman Wedyodiningrat (Ketua PPKI/ Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, pakai blangkon) Dibelakangnya anggota PPKI mewakili IndonesiaBarat: Teuku M.Hasan (berpeci hitam) & IndonesiaTimur: GSSJ Ratulangi Dikiri: Soediro komandan Barisan Pelopor

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Selesai membacakan teks proklamasi, Bung Karno jg memimpin doa utk bersyukur serta berharap ridho Ilahi utk bangsa ini kedepan. *Samping kiri BK adalah Dr.Moewardi Ketua Barisan Pelopor & paling kiri Latief Hendraningrat Perwira PETA pengibar pertama bendera Merah Putih

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Setelahnya Bung Hatta sebagai orang yg bertandatangan di teks Proklamasi ikut berpidato didepan massa memberi pengarahan terutama utk Barisan Pelopor agar tetap bersemangat mengawal kemerdekaan yg baru diproklamirkan ini jg agar tetap tenang tdk justru menimbulkan terlalu gejolak

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Kemudian setelahnya (ada jg yg bilang sebelum Bung Karno membaca proklamasi) (wakil) Walikota Djakarta Soewiryo memberi pidato jaminan keamanan atas dibacakan nya Proklamasi bangsa yg baru ini.

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

[VIDEO] Bagi yg penasaran dgn penampakan halaman luas Rumah Pegangsaan Timur no.56 Jakarta tempat para pemuda pejuang & pengawal Proklamasi Kemerdekaan RI 17/8/1945 di Thread foto2 tsb. Video ini diambil beberapa hari kemudian tepatnya 5/91945 pas pengumuman kabinet pertama RI.

Mengenang Rumah Sukarno, Lokasi Pembacaan Proklamasi.

Berikut foto yg sudah berusaha diberikan warna

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

sumber:

https://twitter.com/Mah5Utari/status/1295198064685113345

SEMARANG, suaramerdeka.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang sedianya tidak mudah.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 serta kota Nagasaki.

Namun dwitunggal yakni Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

15 Agustus 1945. Para pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Baca Juga: Layak Ditonton, 7 Film Ini Mengisahkan Kemerdekaan Republik Indonesia

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Baca Juga: Ketua Umum MUI Kecelakaan: Kondisi Stabil, Hanya Mengalami Luka Ringan

Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya.

Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.

17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda.

Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian.

Naskah kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah lalu mengetik naskah proklamasi. Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani.

17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di halaman rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, naskah proklamasi dibacakan dalam suasana khidmat.

Prosesi yang sebenarnya tanpa protokol nyatanya tidak menghalangi gelora euforia rakyat dalam merayakan dan menyebarluaskan berita luar biasa ini.


Page 2

Bagaimana kondisi pada saat penulisan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

50 Persen Jamaah Haji Tiba di Tanah Air

Sabtu, 30 Juli 2022 | 18:44 WIB


Page 3

SEMARANG, suaramerdeka.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 telah melalui proses yang sedianya tidak mudah.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 serta kota Nagasaki.

Namun dwitunggal yakni Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

15 Agustus 1945. Para pemuda di bawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Baca Juga: Layak Ditonton, 7 Film Ini Mengisahkan Kemerdekaan Republik Indonesia

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta, menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.

Setibanya di sana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Baca Juga: Ketua Umum MUI Kecelakaan: Kondisi Stabil, Hanya Mengalami Luka Ringan