Bagaimana menjelaskan arti menguasai diri dalam pelayanan

Amsal 16:20-33

RHEMA HARI INI

Amsal 16:32 Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Di usianya yang ke-25, Rayna adalah seorang wanita yang mandiri. Ia bekerja di sebuah perusahaan asing dengan karier yang cukup cemerlang. Meski Rayna menerima gaji yang tidak sedikit, ia masih membutuhkan cukup banyak uang untuk biaya pernikahannya yang tinggal beberapa bulan lagi. Sudah lama ia menanti-nanti untuk dipromosikan, tetapi promosi itu tak kunjung tiba. Suatu hari, Rayna didatangi seorang klien besar yang hendak menyuapnya agar Rayna dapat membantu bisnis kotornya. Rayna tahu ia sangat membutuhkan uang tersebut, tetapi ia tidak ingin mendukakan Tuhan. Ia pun menahan diri dan menolak tawaran itu. Siapa sangka, beberapa waktu setelah menolak sogokan itu, ia dipromosikan dengan gaji yang lebih dari yang ia dapat pikirkan. Ternyata, klien yang hendak menyuapnya itu diutus atasannya untuk menguji kejujuran Rayna dan melihat apakah ia mempunyai karakter yang layak untuk menduduki posisi tinggi.

Hidup di era di mana segalanya serba instan, tentu juga membuat kita menginginkan segala sesuatu terjadi secara instan. Ditambah lagi, tidak sedikit tawaran yang menjanjikan kesuksesan secara instan. Buktinya, kasus KKN bertebaran di mana-mana, baik dalam skala kecil maupun besar. Namun, ketika terkuak, alih-alih memperoleh kesuksesan, justru pada akhirnya mereka menerima ganjarannya.

Percayalah, Tuhan sangat ingin melihat anak-anak-Nya sukses, baik dalam karier, keluarga, maupun pelayanan. Namun, terlebih dari semuanya itu, Dia ingin kita siap ketika Dia menganugerahkan kesuksesan-kesuksesan itu. Tuhan tidak melihat rupa, maupun kecakapan, atau kepandaian kita. Yang Dia lihat adalah sikap hati dan karakter kita. Apakah kita sudah bisa dipercaya dalam perkara besar atau belum. Apakah kita mempunyai pengendalian diri, sehingga kita dapat menguasai ego kita dan dipakai menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, nama Tuhan pun dimuliakan melalui sikap dan perbuatan kita. Sehingga orang-orang yang terberkati dapat melihat kuasa Tuhan yang dinyatakan melalui hidup kita, dan pada akhirnya kebangkitan rohani pun dapat terjadi.

RENUNGAN

BELAJARLAH MENGUASAI DIRI dalam segala hal, sehingga kita bisa menjadi MASTER yang DIANGKAT DAN DIPAKAI TUHAN dalam perkara besar

APLIKASI

  1. Menurut Anda, mengapa penting bagi Anda untuk mempunyai penguasaan diri?
  2. Sudahkah Anda memiliki penguasaan diri? Jika belum, apa yang dapat Anda lakukan agar dapat melatih diri Anda untuk lebih dapat menguasai diri Anda?
  3. Bagaimana penguasaan diri dapat berperan penting dalam mendatangkan revival?

DOA UNTUK HARI INI

“Tuhan, tolong mampukan kami agar kami bisa menguasai diri kami, sehingga kami tidak jatuh dalam berbagai pencobaan. Ajarkanlah kami, ya, Bapa, agar kami dapat senantiasa berpegang teguh pada firman-Mu saja, agar kami bisa Engkau pakai untuk menjadi alat-Mu sehingga boleh mendatangkan revival besar dan nama-Mu saja yang dipermuliakan. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.”

Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal,sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu ! (2 Timotius 4:5).

Paulus berpesan kepada Timotius agar menguasai  dirinya dan sabar dalam penderitaan. Mengapa ? karena ternyata menguasai  diri itu tidak mudah. Musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri sendiri. Ketakutan, keraguan, kemustahilan, itu semua adalah area dalam diri sendiri.

Oleh sebab itu ketika kita bisa menguasai diri sendiri, pastilah bisa menguasai orang-orang bahkan lingkungan di sekitar diri kita. Menguasai  diri bukan hanya sekedar mengatur diri dalam rutinitas yang terjadwal, melainkan lebih dari itu, menguasai diri adalah menahan diri dari pencobaan-pencobaan dengan tetap melakukan  kebenaran Tuhan. Oleh sebab itu perlu penyertaan Tuhan agar kita dapat menguasai diri.

Timotius menghadapi banyak sekali pencobaan saat itu, salah satunya adalah tantangan dalam hal memberitakan Injil. Injil murni harus diberitakan walaupun dalam keadaan yang tidak baik atau menyenangkan (ay. 2a). Injil murni harus diberitakan  walaupun beritanya keras dan tidak mengenakkan telinga (ay. 2b). Injil murni  harus diberitakan walaupun tidak populer atau tidak disukai (ay. 3).

Jika kita lihat keadaan saat itu, sesungguhnya  tidak jauh berbeda dengan keadaan sekarang. Hanya bedanya adalah seringkali para hamba Tuhan tidak bisa menguasai dirinya, mereka berkhotbah tidak lagi dalam kemurnian Injil. Mereka memberitakan  Injil tetapi yang hanya enak didengar, isinya berkat dan  kemakmuran melulu.

Mereka takut menyatakan kesalahan jemaatnya berdasarkan Firman  Tuhan, malah seringkali  menakuti jemaat supaya rajin memberi persembahan, supaya lebih terkenal dan populer, lebih banyak waktu untuk up-date status media sosial dari pada mencari kebenaran Tuhan.

Dengan demikian, fokus bukan kepada  kehendak Tuhan lagi melainkan sudah kedagingannya seperti ingin terkenal, ingin populer, ingin jadwal pelayanan  yang padat, ingin fasilitas pelayanan seperti mobil, apartemen, gedung gereja yang “wah”, ingin jabatan yang tinggi. Padahal untuk apa menjadi populer di hadapan manusia tetapi ditolak Tuhan ?.

Ditolak Tuhan bukan karena pelayanannya, tetapi karena engkau melayani tetapi tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, tidak fokus kepada Tuhan (Mat. 7:21-23).Dalam dunia usaha, ketika anda tidak menguasai diri dan tidak mau sabar dalam penderitaan, pastilah anda akan berusaha mencari jalan pintas.

Budaya sogok menyogok, KKN, bahkan korupsi, itu semua disebabkan karena mereka tidak mau sabar dalam penderitaan,  tidak mau menabur dalam kesusahan dahulu. Bahkan dalam keluarga juga demikian, kesatuan, kekompakan dan kepercayaan adalah hasil dari penguasaan diri dan sabar dalam penderitaan.

Apa jadinya ketika istri tidak sabar menderita, pastilah bawel setiap hari dan hadirat neraka hadir setiap hari. Demikian juga ketika suami tidak sabar menderita, pastilah terjadi seperti lagu “bang toyib”, suami tidak pulang-pulang, saatnya pulang sudah memiliki WIL. Inilah bahaya dari tidak adanya penguasaan diri dan kesabaran menderita.

Itulah sebabnya Firman Tuhan berkata: “roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat. 26:41b). Supaya dapat menguasai  diri, kita harus hidup dalam Roh Tuhan. Daging yang lemah itu harus dikuasai oleh roh kita,sehingga hidup kita bukanlah seturut daging tapi hidup dalam roh, sebab semua orang yang dipimpin roh Allah adalah  anak Allah (Rm. 8:14).

Bagaimana caranya hidup dalam roh ?. Bangun hubungan yang intim dengan Roh kudus dan belajar menguasai diri, sabarlah dalam penderitaan !.  Mematikan kedagingan kita bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa.

Kita bisa melakukannya  jika kita mengijinkan Roh kudus untuk memimpin hidup kita. Karena ketika hidup dalam Kristus, kita adalah ciptaan baru (2 Kor. 5:17), yang dipimpin oleh roh kepada kehidupan dan kebenaran (Rm. 8:10).Mari belajar menguasai  diri dan sabar menghadapi penderitaan, karena roh kudus memberi kekuatan. [Sumber : R.A.B. - Pdm.  Hiruniko Ruben/Foto : Istimewa]

  

RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, SENIN 23 SEPTEMBER 2019

270. MENGUASAI DIRI

OLEH: E. Gunawi Sp.

FIRMAN TUHAN:

2 Korintus 5:11-15.

Oleh karena kasih karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kita, maka kita dianugerahi-Nya kesempatan untuk merenungkan Firman Tuhan pada hari ini. Adapun Firman-Nya yang akan kita pelajari dan kita renungkan dicatat dalam Surat 2 Petrus 1:16-21. Perikopnya yaitu: ”Pelayanan untuk pendamaian”. Topik kita adalah: MENGUASAI DIRI.

Haleluya! Terpujilah Dia. Dimuliakanlah nama-Nya. Karena kasih karunia-Nya yang sangat mengherankan, Dia sudah menyertai, melindungi dan memberkati kita. Oleh sebab itu, hanya Yesus Kristus, Tuhan kita, yang layak menerima hormat, pujian, kemuliaan, penyembahan, persembahan dan ucapan syukur kita selama-lamanya.

Memaknai Menguasai Diri
Menurut pendapat orang awam, kata menguasai pada umumnya dimaknai: berkuasa atas sesuatu, memegang kekuasaan atas sesuatu; mengenakan kuasa atau pengaruh; dapat mengatasi keadaan; dapat mengurus; dapat menahan atau mengendalikan; atau mampu sekali dalam bidangnya.

Sedangkan diri adalah orang seorang yang terpisah dari lainnya atau badan. Diri biasanya dipakai sebagai pelengkap beberapa kata kerja untuk menyatakan bahwa penderitanya atau tujuannya adalah badan sendiri.

Jadi menguasai diri dapat dimaknai dapat mengurus, mengatur dan mengatasi tubuh sendiri. Mengusai diri berarti mampu menahan atau mengendalikan badan sendiri. Menguasai diri artinya dapat mengatur dan mengendalikan perasaan, pikiran, hati, perkataan, perbuatan dan sikap diri sendiri.

Menguasai Diri
Secara alkitabiah, kita menemukan Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 1 Korintus 9:27. Alkitab mengatakan: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” Rasul Paulus menasihati kita bahwa dia melatih diri-Nya sendiri dan melatih menguasai seluruhnya. Jika ia menguasai diri, maka setelah mengabarkan Injil Tuhan, supaya dirinya sendiri tidak ditolak.

Sekarang, mari kita simak dan kita pelajari ayat-ayat Firman Tuhan yang kita jadikan dasar perenungan kita saat ini. Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 2 Korintus 5:11, menyatakan: “Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.”

Rasul Paulus menyatakan bahwa dirinya mengetahui apa artinya takut akan Tuhan. Dia sangat paham apa maksud takut akan Allah. Takut akan Tuhan berarti hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allah kita, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa.

Mengasihi Dia dan Beribadah kepada Tuhan
Demikian dinyatakan dalam Kitab Ulangan 10:12: “Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu”.

Oleh karena itu, dengan takut akan Tuhan, Rasul Paulus dan hamba-hamba Kristus Yesus berusaha meyakinkan orang bahwa hati mereka nyata dengan terang di dalam Allah. Bahwa ia berharap hati mereka juga nyata demikian bagi pertimbangan mereka. Bahwa mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan yang melayani Tuhan menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Mereka mengasihi Dia dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa mereka.

Tidak Bermegah pada Hal-hal yang Lahiriah
Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat 2 Korintus 5:12, berbunyi: “Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah.”

Rasul Paulus menyatakan bahwa ia tidak ingin memuji diri sendiri dan memuji rekan-rekan sekerjanya. Ia ingin memberi tahu kepada mereka bahwa ia mengatakan hal itu bukan untuk kepentingan dirinya dan hamba-hamba Tuhan. ia menyatakannya supaya mereka siap dan menguasai diri apabila menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan karena kasih Kristus.

Tidak Menguasai Diri untuk Allah
Demikian dinyatakan oleh Rasul Paulus dan hamba-hamba Kristus, sebab apabila dirinya dan kawan-kawan sepelayanannya tidak menguasai diri, maka hal itu adalah dalam pelayanan Tuhan, untuk Allah. Dan apabila ia dan kawan-kawan sepelayannya menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan mereka, jemaat orang-orang kudus di Korintus.

Beginilah bunyi Firman-Nya dalam Surat 2 Korintus 5:13: “Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.”

Dia Disalib untuk Semua Orang

Rasul Paulus sangat menyadari tentang keadaannya sebelum mengenal Kristus Yesus. Namun, oleh karena kasih Kristus menguasai hidupnya, maka ia memahami bahwa apabila Yesus Kristus tidak mati untuk kita, niscaya kita sudah mati. Jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

Apabila Kristus tidak disalib, mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati, maka kita sudah mati oleh karena dosa dan pelanggaran pelanggaran kita. Jika Yesus Kristilus tidakbmati, maka kita sudah mati secara rohani, kita sudah tersesat dan hilang, mati dan binasa, dan akan tetap sengsara selamanya.

Beginilah Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat 2 Korintus 5:14, berbunyi: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.”

Akhirnya, marilah kita simak dan kita pelajari Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 2 Korintus 5:15. Alkitab mengatakan: “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”

Secara tersirat, Firman Tuhan ini menyatakan bahwa Yesus Kristus mati adalah untuk menebus dosa semua orang yang percaya kepada-Nya. Supaya semua orang yang percaya memperoleh hidup baru, bukan lagi untuk diri mereka, tetapi untuk Kristus Yesus yang sudah disalib, mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati bagi kita.

Supaya semua orang yang memperoleh hidup baru oleh karena baptisan dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus mampu menguasai diri. Supaya mereka terus menguasai diri dan hidupnya di dalam Firman-Nya. Supaya mereka meninggalkan hidup yang lama yang penuh dosa, hawa nafsu dunia dan kejahatan. Dan kemudian bertekun dalam ibadah, doa, pujian, penyembuhan, persembahan dan pelayanan. Haleluya! Puji Tuhan!

Berbahagialah kita takut akan Tuhan dan meyakinkan orang tentang Kabar Baik dan Terang Tuhan, karena Dia sudah disalib, mati, dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga untuk menebus dan menyelamatkan kita dari hukuman dosa.

Berbahagialah kita yang menguasai diri dan meninggalkan hidup yang lama yang penuh dosa, hawa nafsu dunia dan kejahatan, karena Dia sudah menyediakan bagian hidup baru yang penuh sukacita dan damai sejahtera. Berbahagialah kita yang menguasai diri kemudian bertekun dalam ibadah, doa, pujian, penyembuhan, persembahan dan pelayanan, karena Dia sudah menyediakan bagi kita upah besar di sorga.

JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA