Bagaimana peranan pemerintah dalam mengatasi tantangan SDM di era globalisasi

Oleh: Wenang Budi Aryo

Meski rencana sudah matang dengan berbagai program yang dipersiapkan serta dilaksanakan dengan baik, pembangunan manusia Indonesia akan percuma tanpa adanya kerja bersama.

         Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidak terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu. Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses pembangunan nasional.

Pada waktu yang bersamaan, bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Oleh karena itu, pembangunan bangsa yang maju dan mandiri, untuk mewujudkan kesejahteraan, mengharuskan dikembangkannya konsep pembangunan yang bertumpu pada manusia dan masyrakatnya. Atas dasar itu, untuk mencapai tujuan pembangunan yang demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia.

Konsep indikator pembangunan manusia sebagai ukuran pembangunan yang sejajar dengan indikator pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan.  Semuanya terkait dengan proses pergolakan sosial yang berlangsung dalam tiga dasawarsa terakhir sejak tahun 60 an. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya mencakup pembangunan manusia, sebagai insan memberikan tekanan pada harkatmartabathak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia baik segi etikaestetika, maupun logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah kepribadian dan kejuangan.

Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan manusia yang seutuhnya, kemampuan profesional dan kematangan kepribadian saling memperkuat satu sama lain. Profesionalisme dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme. Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan SDM yaitu: Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya seperti jasmani dan rohani, serta kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat; Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya; Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan; serta Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan peran hukum yang mendukung upaya peningkatan kualitas SDM.

                Peningkatan kapasitas dan kualitas suatu bangsa melalui pembangunan SDM yang unggul merupakan tugas bersama dalam menciptakan bangsa yang kuat dan negara yang makmur. Melalui SDM yang unggul, tangguh dan berkualitas baik secara fisik dan mental akan berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, namun juga dalam mendukung pembangunan nasional. Dalam kaitan ini, terdapat beberapa hal yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan kualitas SDM antara lain, pertama, adalah sistem pendidikan yang baik dan bermutu. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan IPTEK serta merata di seluruh pelosok tanah air.

Kedua adalah penguatan peran agama dalam kehidupan sosial bermasyarakat dalam rangka memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa (character building). Ketiga adalah peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai Diklat, kompetensi, pembinaan dan lain-lain. Tenaga kerja profesional dan terampil sesuai tuntutan/kebutuhan pasar merupakan faktor keunggulan suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global.

Pemerintah memegang peranan penting dalam menyiapkan program-program strategis guna menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar kerja. Terakhir, adalah pembinaan dan pengembangan masyarakat terutama generasi muda. Sebagai penopang utama dalam roda pembangunan, pemberdayaan generasi muda diharapkan dapat menciptakan generasi yang kreatif, inovatif dan berdaya saing tinggi. Karakteristik generasi muda seperti inilah yang diharapkan mampu berkonstribusi dan memenangkan persaingan global.

Mempertimbangkan peran strategis SDM bagi akselerasi pembangunan negara, kebijakan dan langkah strategis program kerja yang komperehensif mestiterwujud agar dapat mencetak banyak SDM Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global. Sinergi kebijakan antar pemangku kepentingan pada sektor terkait dan lintas sektor juga mutlak diperlukan guna menyatukan sumber daya dan potensi yang ada bagi percepatan pembangunan SDM Indonesia.

                Upaya tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak khususnya keluarga dalam hal pemberian pendidikan dan keahlian sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan daya saing juga diperlukan dari generasi muda yang merupakan agen pembangunan bagi bangsa ini. Selain itu, diperlukan pengawasan dan evaluasi untuk memastikan program-program yang ada berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktifitas tenaga kerja khususnya generasi muda. Dengan SDM yang berkualitas, target dalam pembangunan Indonesia akan lebih mudah tercapai

Jakarta (31/1) -- Dunia tengah dihadapkan pada beragam persoalan akibat pandemi Covid-19. Namun pemerintah Indonesia tidak luput untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) menuju era i4.0 dan globalisasi. 

Komitmen tersebut sebagaimana tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yaitu salah satunya meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Agus Sartono Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono menyebutkan bahwa pembangunan SDM dapat dilakukan lewat jalur pendidikan.

"Taraf pendidikan rakyat Indonesia harus ditingkatkan untuk menciptakan SDM yang unggul," ujarnya mewakili Menko PMK dalam acara webinar Global Indonesia Professional Association (GIPA), Minggu (31/1) malam.

Lebih lanjut Agus menekankan bahwa human capital development is a never ending process. Setiap hari ada anak yang terlahirkan di dunia, begitu juga sebagian penduduk meninggal dunia karena berbagai sebab. Oleh sebab itu,pemerintah akan memperhatikan setiap tahap dalam human capital life cycle. Masing-masing tahap memerlukan strategi tersendiri.

Beberapa strategi pembangunan pendidikan yang dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan secara merata, meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat, profesionalisme dan perubahan metode pembelajaran, budaya sekolah dan baca, serta memperkuat pendidikan vokasi, kewirausahaan, dan manajemen.

Agus memprediksi saat puncak demografi 10-20 tahun mendatang akan terjadi pergeseran angkatan kerja. Menurut dia, angkatan kerja lulusan SD akan makin hilang sehingga perlu antisipasi meningkatkan kualitas lulusan pendidikan yang lebih tinggi seperti SMA dan perguruan tinggi.

"Kita tahu di era i4.0 ini sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang dan akibatnya potensi pengangguran akan semakin banyak. Oleh karena itu harus kita siapkan betul-betul SDM kita agar siap bersaing dan mampu menghadapi tantangan di eta digital," tuturnya.

Kendati demikian, ia menyatakan dalam lima tahun ke depan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tentu berkaitan dengan teknologi digital. "Karenanya maka 50% dari pekerja kita sekarang perlu reskilling dan 40% perlu mengganti skill mereka," pungkas Agus.

Pada kesempatan tersebut, ia pun mengapresiasi inisiatif GIPA yang telah menyelenggarakan konferensi internasional yang bertujuan menjelaskan bagaimana orang Indonesia dapat memulai karir yang sukses dalam memimpin organisasi multinasional dan non-pemerintah (LSM) global. Melalui  konferensi internasional ini, GIPA berbagi pengetahuan dan pengalaman dan pengetahuan sehingga para peserta dapat membangun jaringan, jiwa kepemimpinan, pola pikir, serta sudut pandang yang  global.

Agus berharap dengan bekerja di luar negeri sementara waktu maka tidak saja memiliki pengalaman tetapi juga networkyang kelak dapat dimanfaatkan bagi rekan-rekan sesama anak bangsa.

Lebih lanjut dikatakan bahwa saat ini Agus sedang mengusulkan agar penerima beasiswa dari LPDP menanda tangani surat kesediaan manakala negara membutuhkan.

Jadi negara punya hak untuk memanggil sebagai bentuk bela negara. Buka  sebaliknya, lalu seolah menjadi hak untuk diteriba sebagai PNS. Kedepan mestinya pemerintah dapat merekrut SDM bertalenta terbaik.

Selain Agus Sartono, pembicara lainnya yaitu Patricia Suyanto, Deloitte Consulting, San Francisco, Alda Ardelia, World Bank - International Finance Corporation, Washington DC, Nancy Amelia, Bank of America, Merrill Lynch, United Kingdom, T. Arcky Meraxa , PhD, Head of Americas Region and Professional Development Center of Excellence at GIPA