Bagaimana persaingan menggunakan teknologi informasi pada usaha Kecil dan MENENGAH

Sejauh Mana Penerapan Teknologi Informasi Pada UMKM di Indonesia?

Persaingan usaha yang semakin ketat memaksa para pelaku UMKM di Indonesia untuk segera menemukan formula bisnis yang tepat. Walaupun termasuk sebagai bidang usaha yang tangguh, pelaku UMKM perlu meng-upgrade strateginya agar dapat bersaing di era keterbukaan pasar global seperti sekarang.

Seiring perkembangannya, banyak UMKM tanah air yang berhasil menembus pasar internasional. Produk yang berkualitas ditunjang dengan strategi pemasaran yang tepat, membuat para pelaku UMKM seperti Schmiley Mo dan Ghendis Bag diakui di pasar internasional.

Saat ini siapa yang tidak kenal dengan Schmiley Mo? Brang fashion besutan Dina Rikasari itu sempat dipamerkan di ajang fashion dunia Pure London Olympia. Begitu juga dengan Ghendis Bag, tak ada yang menyangka jika tas berbahan eceng gondok mampu menembus pasar Jepang dan Amerika Serikat. Berkat tangan dingin Ferry Yuliana, tanaman hama air bisa disulap menjadi produk bernilai fantastis.

Lantas apa yang membuat ke dua brand tersebut berhasil? Jawabannya adalah penerapan teknologi informasi yang tepat guna. Di zaman keterbukaan informasi seperti sekarang, tak sulit untuk memperkenalkan sebuah produk UMKM kepada khalayak yang lebih luas. Teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui berbagai platform bisnis dapat menjadi sarana branding yang ampuh.

Yang diperlukan hanyalah mengoptimalkan aset digital yang digunakan sebagai alat pemasaran, antara lain:

Website

Tak bisa dipungkiri jika sebuah produk yang memiliki website lebih dipercaya oleh konsumen. Sebagai pendukung teknologi informasi, website ibarat kantor yang menjadi etalase produk yang dipasarkan secara online. Website yang dikelola secara profesional dapat menjadi pintu masuk bagi konsumen kelas kakap untuk menemukan produk UMKM.

Terlebih perubahan perilaku konsumen juga menuntut para pelaku UMKM memiliki website profesional. Saat ini, konsumen cenderung melakukan riset secara online sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk barang atau jasa. Sehingga, produk yang mudah ditemukan di mesin telusur online akan mendatangkan konsumen potensial yang lebih banyak.

Social Media

Siapa bilang akun social media hanya untuk memamerkan foto selfie? Sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan social media sebagai salah satu instrumen pemasaran yang serius. Jumlah pengguna sosmed yang semakin meningkat bisa menjadi lahan yang efektif dalam menemukan konsumen potensial.

Platform sosmed seperti Instagram dan Facebook menyediakan fitur insight untuk bisnis. Fitur ini bisa dimanfaatkan untuk memantau performa konten dan menentukan strategi branding terbaik di masa mendatang. Ini lah mengapa banyak pelaku UMKM yang sukses berbisnis hanya lewat konten yang diunggah di sosmed.

Platform Bisnis Otomatis

Untuk memudahkan segala jenis transaksi dan pencatatan keuangan, platform bisnis otomotis sangat bisa diandalkan. Platform seperti distribution management system (DMS) menjadi pilihan yang tepat bagi pelaku UMKM. Sesuai namanya, sistem ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan proses pesanan, penjualan, pembelian, pengelolaan stok dan pencatatan keuangan dalam satu aplikasi yang bisa diakses dari mana saja dan kapan saja.

Beberapa aplikasi DMS juga mampu melakukan manajemen rute produk, yaitu sebuah sistem yang dapat memantau performa petugas lapangan seperti salesman atau supir. Fitur seperti ini sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM yang ingin mendapatkan laporan secara real-time tentang status produk yang didistribusikan.

Digitalisasi Untuk UMKM Naik Kelas

Nah itu lah beberapa teknologi berbasis informasi yang bisa digunakan oleh para pelaku UMKM Indonesia. Secara umum, UMKM di Indonesia sudah mulai naik kelas. Hal ini terlihat dari perkembangan UMKM berbasis perusahaan rintisan yang mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia.

Lembaga survey Deloitte melaporkan bahwa digitalisasi sistem UMKM dapat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2 persen per tahunnya. Minimnya SDM yang mumpuni dan pengetahuan dasar tentang ekonomi digital ternyata masih dirasakan oleh para pelaku UMKM di Indonesia. Beruntung beberapa pelaku UMKM langsung mengambil langkah tepat dengan memanfaatkan berbagai platform marketplace online untuk memasarkan produknya.

Sayangnya, persaingan di marketplace online semakin hari juga semakin sengit. Perang harga sudah menjadi hal lumrah yang tak bisa dihindari di ranah jualan online ini. Selain perang harga, akses modal juga menjadi masalah yang masih menghantui perkembangan UMKM nasional. Pricewaterhouse Cooper pada tahun 2019 lalu mencatat, setidaknya ada 74 persen UMKM di Indonesia yang tidak memiliki akses permodalan.

Sebenarnya masalah permodalan bukan menjadi hal utama yang harus dikejar. Dengan pengetahuan tentang teknologi informasi dan strategi yang tepat, UMKM di Indonesia tetap dapat bertahan dan mendapatkan pasarnya sendiri. Berikut merupakan strategi yang bisa dilakukan oleh UMKM Indonesia di era digital:

Memahami Selera Pasar

Sehebat apa pun produknya, tidak akan berkembang tanpa memahami selera pasar. Lagi-lagi peran teknologi informasi sangat diperlukan di bidang ini. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai platform pasar digital sebagai sarana untuk meriset trend an perkembangan yang tengah digandrungi konsumen.

Sebenarnya, selera pasar dapat dibentuk melalui berbagai strategi yang memudahkan konsumen. Saat ini, produk yang menjual adalah yang memiliki nilai untuk menjawab kebutuhan konsumen. Contoh sederhananya ada pada produk minuman seperti es kopi susu kekinian dan bobba yang sempat populer beberapa tahun belakangan.

Kenapa produk tersebut disukai konsumen, jawabannya adalah karena menjawab kebutuhan mereka. Saat ini, menikmati segelas es kopi susu gula aren beraneka rasa, konsumen tak perlu jauh-jauh datang ke coffee shop atau sebuah café, cukup memesan dari aplikasi, produk yang mereka pesan pun langsung di antar ke rumah.

Ilustrasi ini membuktikan bahwa selera konsumen dapat dibangun dari kemudahan yang ditawarkan oleh sebuah produk. Produk sederhana seperti es kopi susu bisa sangat laris karena dapat dibeli melalui cara yang mudah, cepat dan murah.

Melakukan Branding Digital

Menjual produk lewat secara online di marketplace, sosmed dan website belum lah cukup tanpa upaya branding yang konsisten. Salah satu cara branding yang paling mudah dilakukan adalah melalui platform digital. Branding erat kaitannya dengan strategi pemasaran, dalam hal ini digital marketing.

Berikut adalah cara branding yang bisa dilakukan para pelaku UMKM secara online:

Promosi

Melalui pemasaran digital, promosi yang dilakukan tentu akan lebih mudah. Pelaku UMKM akan lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Promosi secara digital juga lebih tepat sasaran karena bisa disesuaikan dengan target pasar dan dipantau secara langsung hasilnya.

Sajikan Konten Yang Menarik

Memiliki konten yang menarik dan berkualitas menjadi salah satu syarat wajib untuk memenangkan persaingan. Konten yang baik juga dapat menjadi salah satu pintu masuk konsumen potensial menuju funnel bisnis yang Anda terapkan.

Tak hanya menghibur, konten yang menarik juga dapat memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi audiens. Pelaku UMKM bisa menyajikan konten berupa artikel, micro blog di sosmed atau konten-konten visual berupa gambar dan video yang menarik.

Di negara berkembang seperti Indonesia, industri usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu tulang punggung ekonomi negara. Pertumbuhan UKM yang meningkat 6% setiap tahun, pertumbuhannya terus didorong oleh banyak pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swasta yang kerap melakukan pembinaan dan pendampingan usaha. Walau begitu, dalam perkembangannya tentu tak lepas dari masalah.

Permasalahan yang umum ditemui, banyak dari pelaku usaha masih enggan mengenal teknologi internet untuk mengembangkan usahanya. Padahal pemanfaatan teknologi, informasi, dan jaringan internet semakin mudah dijangkau dan digunakan bahkan untuk orang awam sekalipun.

Masyarakat Indonesia memiliki kreativitas yang beragam, hal itu sangat berpotensi membangun UKM yang memiliki daya saing tinggi. Hanya saja sebagian orang tidak tahu cara membangun suatu produk menjadi dikenal dan punya potensi pasar yang luas dengan pemanfaatan teknolgi internet.

Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang kini dimanfatkan oleh para penggiat teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online, sehingga dari hal ini bisa menciptakan ragam peluang baru yang menguntungkan.

Sebagai salah satu contohnya, jika pelaku usaha memiliki produk sebuah kerajinan tangan yang unik, Mereka bisa menjualnya secara online untuk menjaring lebih banyak pelanggan seperti contohnya dengan memanfaatkan banyak layanan marketplace online seperti; Elevenia, Kaskus FJB, OLX Tokobagus, BukaLapak, hingga CraftLine yang fokus pada layanan jual beli kerajinan tangan.

Pelaku usaha tidak perlu mengerti bahasa pemrograman untuk membuat sebuah situs penjualan, banyak startup lokal yang menyediakan layanan pembuatan website dengan harga yang variatif. Sebut saja Jarvis Store, Sirclo, atau Nurbaya. Dengan begitu, para pelaku usaha cukup fokus pada produksinya saja.

Melihat manfaat yang bisa didapatkan dengan memiliki toko online, tentu saja memberikan tugas baru bagi para pelaku usaha yang masih asing dengan industri ini. Ada baiknya jika para pelaku usaha memiliki sedikit pengetahuan dasar tentang Search Engine Optimizer, keyword, backlink, dan sebagainya.

Karena mempelajari teknologi masa kini bukanlah sesuatu yang percuma, langkah tersebut diharapkan oleh pemerintah demi menghadapi pasar bebas 2015. Walaupun demikian, perusahaan seperti Gopher Indonesia dapat memberikan solusi untuk memacu bisnis digital para pelaku UKM dengan menyediakan layanan advertising yang profesional.

Pertumbuhan positif industri ini jelas memberi prospek yang menjanjikan. Meskipun begitu, pemerintah belum banyak campur tangan langsung menaungi industri digital untuk kelas menengah.

[ilustrasi foto: Shutterstock]