Penolakan terhadap perubahan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penolakan individu dan penolakan organisasi. Mengapa individu-individu menolak perubahan? Individu yang menolak perubahan dapat disebabkan karena beberapa hal (Ivanchevich, 2007), diantaranya :
Pada tingkat organisasi, sumber-sumbe penolakan biasanya terletak di dalam struktural organisasi itu sendiri, yang umumnya disebabkan karena-faktor-faktor berikut (Robbins & Judge, 2007) :
Lantas bagaimana menyikapi penolakan terhadap perubahan organisasi? Ada suatu anggapan bahwa individu cenderung menolak perubahan jika perubahan tersebut tidak menguntungkan dirinya. Mereka lebih suka situasi aman yang lebih menguntungkan dirinya. Oleh sebab itu kecenderungan menolak perubahan ini perlu dikurangi atau dihilangkan. Ada sejumlah strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan, diantaranya :
Sumber : Ivanchevich, John M., Konopaske, Robert dan Matteson, Machael T., 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid 2, Edisi Ketujuh (Terjemahan), Jakarta : Erlangga. Reksohadiprojo, Sukanto dan Handoko, T. Hani, 2000. Organisasi Perusahaan, Teori, Struktur dan Perlaku. Yogyakarta : BPFE. Robbins, SP & Judge, 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Siagian, Sondang P. 2007. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bina Aksara
Perubahan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi. Perubahan mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya menjadi keadaan setelahnya. Perubahan merupakan hal yang cukup sulit dalam perusahaan kecil. Di lain pihak, perusahaan besar yang melakukan perubahan juga membutuhkan kekuatan yang besar. Perubahan dalam organisasi merupakan tindakan beralihnya suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini ke kondisi yang akan datang guna meningkatkan efektivitas. Perubahan dalam organisasi merupakan isu penting dalam suatu perusahaan, perubahan dapat memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dari yang sebelumnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab sebuah organisasi akan berubah, diantaranya adalah karena perusahaan perlu untuk merespon terhadap lingkungan bisnis yang selalu berubah. Dikutip dari Jurnal yang ditulis oleh Jeaw Mei Chen yang berjudul Organizational Change and Development, perubahan pada organisasi dapat dikarenakan oleh tiga teori yaitu :
Sebagian besar perubahan organisasi meliputi visi yaitu yang menjadi tujuan dari organisasi, strategi yang meliputi taktik – taktik dan cara organisasi melakukan sesuatu, kebudayaan meliputi kebiasaan dan cara kerja yang biasa dilakukan oleh organisasi, struktur mencakup pembuatan perubahan dalam hubungan wewenang, teknologi yaitu dalam mengimplementasikan teknologi baru, dan gaya kepemimpinan. Perubahan organisasi dan pengelolaan perubahan merupakan kajian yang menarik saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi mengharuskan organisasi untuk terus menerus melakukan perubahan, organisasi idealnya harus selalu berubah untuk dapat terus bertahan, bukan menjadi pilihan namun menjadi keharusan. Keberhasilan organisasi melakukan perubahan tergantung pada sejauh mana organisasi dapat mengatasi permasalahan yang timbul dari perubahan tersebut. Mengelola Perubahan Apabila sebuah organisasi mengalami perubahan, tentu organisasi tersebut akan menemui tantangan – tantangan yang harus diselesaikan, oleh karena itu pemimpin organisasi perlu mengelola perubahan tersebut agar dapat berhasil sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat melakukan perubahan di organisasi adalah adanya penolakan dari perubahan tersebut. Disinilah peran dari para pemimpin untuk meyakinkan dan memberikan motivasi kepada karyawan. Beberapa hal yang dapat menimbulkan penolakan terhadap perubahan adalah :
Untuk dapat mengelola perubahan dalam organisasi dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut: Perubahan merupakan proses untuk menuju sesuatu yang baru, oleh karena itu diperlukan komitmen yang tinggi dari angota organisasi.
Proses perubahan melewati masa transisi dari situasi saat ini menuju situasi yang diharapkan di masa yang akan datang. Masa transisi tersebut membutuhkan struktur manajemen dan aktivitas khusus untuk menjamin keberhasilan. Masa transisi membutuhkan arahan yang jelas sehingga perubahan yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan.
Setelah perubahan dilakukan oleh organisasi, perusahaan harus senantiasa meningkatkan semangat untuk berubah sehingga tidak kehilangan momentum untuk terus melakukan perubahan. Hal – hal yang dapat dilakukan untuk dapat terus berubah adalah dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan dan membangun sistem pendukung untuk agen perubahan. Referensi:
|