Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL

Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya akan warisan kesenian tradisional. Bahkan, beberapa dari kesenian tradisional tanah air telah tersohor di mancanegara.

Kesenian tradisional Indonesia adalah identitas bangsa yang wajib dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman makin banyak masyarakat yang mulai melupakan dan meninggalkan kesenian tradisional.

Generasi Millennial sebagai penerus bangsa pun tampaknya lebih memilih budaya dan kesenian modern dibandingkan milik bangsa sendiri. Kurangnya antusias dan anggapan ketinggalan zaman menjadi salah sau penyebab melunturnya kebanggaan anak bangsa terhadap kesenian Indonesia.

Nah, sebagai generasi millennial tentunya kamu tidak mau dilabeli sebagai anak muda yang tidak bangga akan Indonesia kan? Biar tetap gaul dan kekinian, ini 5 cara bagi generasi millennial untuk melestarikan kesenian Indonesia.

Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL
unsplash.com/@clemono2

Sebelum kamu menggerakkan orang lain, maka gerakkanlah dirimu sendiri. Tanya pada dirimu, bagaimana rasa cinta kamu terhadap kesenian Indonesia? Seberapa luas wawasan kamu tentang kesenian Indonesia? Apa kamu sudah tahu kesenian lokal khas daerahmu?

Nah, ternyata benar kalau kata pepatah "tak kenal maka tak sayang", maka kamu harus kenal dulu dengan kesenian khas Indonesia biar jatuh cinta.

Yuk, mulai berkenalan dengan kesenian-kesenian yang ada di Indonesia. Memang kesenian Indonesia sangatlah banyak, akan sulit berkenalan dengan semua kesenian yang ada di Indonesia.

Nah, kamu bisa mulai dari kesenian lokal yang ada di daerahmu dulu kok. Jadi, tidak ada alasan lagi dong untuk menunda berkenalan sampai jatuh cinta terhadap kesenian Indonesia?

Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL
unsplash.com/rawpixel

Ya, cukup sulit jika harus melestarikan kesenian Indonesia sendirian. Butuh orang-orang yang bergerak pada satu visi yang sama yakni untuk menyebarluaskan semangat dan cinta terhadap kesenian Indonesia. Maka, membentuk komunitas salah satu solusinya. Generasi millennial yang berjiwa produktif, pasti senang banget dong berkumpul di komunitas positif.

Saat ini masih jarang banget ada komunitas yang bergerak di bidang kesenian tradisional. Nah, tentu hal ini jadi kesempatan besar bagi anak muda untuk membangun komunitas kesenian Indonesia.

Misalnya, komunitas tari tradisional, komunitas batik lukis atau bahkan komunitas wayang kulit. Banyak banget kok kesenian Indonesia yang bisa jadi inspirasi kamu membangun komunitas. Dijamin gak bakal kehabisan ide deh!

Baca Juga: 7 Musuh Besar Generasi Millennial & Gen Z di Serba Kemajuan Teknologi

Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL
unsplash.com/@rawpixel/collections

Tak hanya sekadar tahu, namun usahakan kalau kamu juga bisa. Ya, setidaknya bisa menguasai salah satu dari kesenian Indonesia. Coba kuasai satu bidang kesenian yang kira-kira kamu banget. Mungkin di bidang seni tari, seni musik, seni rupa atau seni sastra. Banyak cara asyik bagi kamu untuk belajar kesenian tradisional, seperti lewat komunitas, kursus atau belajar otodidak.

Ya benar, belajar otodidak! Caranya bagaimana? Kamu bisa memanfaatkan laptop atau smartphone yang selalu kamu genggam sebagai sarana belajar. Melalui akses media sosial Instagram, YouTube, atau tulisan orang-orang di blog sangat banyak tutorial dan cara mempelajari berbagai kesenian tradisional yang ada di Indonesia.

Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL
unsplash.com/@cgram2000

Di zaman derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi kini, tak bisa dihindari kalau budaya dan kesenian asing begitu cepat sampai dan diterima masyarakat Indonesia. Tak harus sampai menutup diri dengan kesenian bangsa lain, kamu hanya perlu mengurangi konsumsi terhadap kesenian dari negara lain. Kenapa? Karena terkadang kita juga perlu mengetahui dan memiliki wawasan tentang bangsa lain. Be open minded!

Jadilah generasi millennial yang bersikap terbuka namun tetap memiliki prinsip dan batas diri. Jangan sampai kecintaan dan kebanggaan kamu lebih besar dengan kesenian bangsa lain dibandingkan bangsa sendiri. Oke?

Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap kesenian TRADISIONAL
unsplash.com/@alejandroescamilla

Saat ini akses teknologi berkembang begitu pesat di dunia. Masyarakat sudah mulai beralih dari aktivitas manual ke digital. Perpaduan teknologi dan akses internet membuat kegiatan menjadi serba mudah dan serba bisa. Pun, dalam mempromosikan kesenian Indonesia. Seperti lewat foto, video hingga tulisan yang dibagikan di media sosial, generasi millenial dapat memperkenalkan indah dan kayanya kesenian Indonesia baik kepada masyarakat Indonesia sendiri maupun kepada bangsa lain.

Tentunya, untuk menyebar luaskan konten mengenai kesenian Indonesia lewat media sosial diperlukan akses internet yang kencang alias anti lelet. Nah, jangan khawatir! Kini, ada Smartfren yang memiliki jaringan internet yang sudah didukung dengan #Super4GKuota. Jadi, kamu bisa dengan lancar untuk #KuotakanSuaramu dan #KuotakanMaumu mengenai kesenian Indonesia dengan kecepatan internet 4G, anti loading lama dan tanpa batasan waktu alias 24 jam non-stop. Keren banget kan?

Nah, kalau bukan kita "anak bangsa" yang melestarikan kesenian Indonesia, lalu siapa lagi dong? Kesenian Indonesia adalah harta kekayaan milik bangsa kita, maka harus kita sendiri yang mengelolanya. Selagi muda, yuk lestarikan kesenian Indonesia. Yuk, terapkan 5 cara gaul di atas. Buktikan kontribusi nyata kamu untuk Indonesia tercinta!

Baca Juga: Tuangkan Harapanmu untuk Indonesia dan Menangkan Macbook Air!

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.


Kurang nya Minat Generasi Muda untuk Mempelajari Musik Tradisional

Penulis :

MAS’UD ABID, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di zaman sekarang kebanyakan remaja tidak peduli dengan kebudayaannya masing-masing. Mereka lebih memilih mempelajari tarian modern (Modern Dance), bahkan bergaya hidup ke barat-baratan. Padahal bila sampai kebudayaan kita hilang,kita sudah tidak mempunyai ciri khas tersendiri dari daerah kita.

Di samping kurangnya kesadaran dari kita, kita juga kurang peduli dengan kebudayaan yang kita punya. Padahal kalau kita kembangkan serta melestarikannya kita akan menjadi bangsa yang penuh warna. Kita sudah memiliki ragam budaya,bahasa,dll. Tetapi mengapa kita tidak sadar akan itu semua.

Mari kita bangun daerah  kita tercinta demi kemajuan yang lebih baik, sebelum terlambat atau saksikan kebudayaan kita punah tanpa bekas dan hanya jadi cerita legenda belaka yang nantinya juga akan terhapus dari memori anak cucu kita nanti atas nama moderenitas dan kemajuan zaman.

1.2  Rumusan Masalah

Ø  Apa yang dimaksud dengan Musik Tradisional ?

Ø   Musik Tradisional  harus di bela ?

Ø  Bagaimana sikap remaja saat ini terhadap Kesenian Musik Tradisional  ?

Ø  siapa yang harus bertanggung jawab atas kurang nya minat generasi muda ini ?

1.3  Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah saya kemukakan saya membuat makalah mengenai “Kurangnya Minat Generasi Muda Mempelajari Musik  Tradisional” karena saya ingin memberi ilmu serta pengetahuan agar remaja Kita lebih mengenal kesenian Musik tradisional . Selain itu kita juga dapat membantu pemerintah untuk mendorong dan memotivasi remaja untuk mulai mengenal budaya bangsa sendiri,karena remaja merupakan generasi penerus dan aset bangsa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Musik Tradisional

Musik tradisional adalah Musik yang hidup dimasyarakat secara turun temurun, yang menjadi cirikhas daerah tertentu dan dipertahankan sebagai sarana hiburan.

Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari Tradisional namun bisa musnah karena ketidak adanya ingin tahu untuk mengikuti tradisi tersebut.

2.2 Seni Musik Tradisional Perlu di Bela

Kesenian daerah masih sangat rentan posisinya untuk bersaing dengan kesenian asing sehingga perlu suatu pembelaan untuk melindungi eksistensinya di tengah arus globalisasi yang semakin mempersempit ruang gerak kesenian daerah kesenian tersebut. Meskipun bukan usaha yang mudah, namun kata seorang peneliti budaya, Edi Sedyawati, Kesenian daerah memang sangat membutuhkan pembelaan dari pihak-pihak terkait . Hal itu juga harus di letakan dalam target utama setiap program yang akan di lakukan. “Kesenian daerah perlu di beri ruang gerak yang luas dalam penyajianagar dapat leluasa dalam berekspresi dalam menciptakan keindahan seni demi menarik perhatian konsumen.” Katanya dalam saresahan dan curah pendapat pelestarian seni tradisional Menkokesra,Jakarta,Selasa (21/7).

Kesenian daerah semakin jauh diminati konsumen, jika di banding dengan kesenian-kesenian asing. contoh banyaknya sinetron serta tayangan-tayangan lain di media yang jauh dari budaya masyarakat Indonesia.

 Industri budaya perlu di arahkan secara tegas dan serius untuk menangani proyek-proyek kesenian daerah agar mampu “menjual”  seni tradisional dan semakin di gemari masyarakat. Hal yang tidak kalah penting lanjutnya, adalah yang berkaitan dengan penyebaran informasi tentang kelebihan kesenian daerah terhadap konsumen. “Pengenalan terhadap berbagai ragam seni daerah harus di sebarluaskan jangan hanya di satu tempat yaitu asal kesenian itu muncul, tetapi juga di seluruh penjuru tanah air agar masyarakat dapat lebih mengenal seni-seni budaya yang ada di seluruh negeri.

2.3  Bagaimana Sikap Remaja Saat Ini Terhadap Kesenian  Tradisional?

Yang seharusnya menjadi bahan perenungan  adalah kenapa remaja yang di salahkan jika tidak tertarik pada kesenian tradisional jika sistemnya sudah jelas, tentu remaja pun ada saja yang tertarik mempelajari kesenian tradisional. Apapun motivasinya.

 Para remaja saat ini cenderung menyukai sampai meniru kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio, majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing, membuat para remaja tidak dapat membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru kebudayaan asing tersebut. Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai, dan mereka cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau ketinggalan jaman, sedangkan kebudayaan asing mereka anggap sebagai kebudayaan yang modern & maju.

Kebudayaan luar itu seharusnya di sikapi dengan cermat, apakah kebudayaan asing ini bertentangan dengan kebudayaan lokal atau tidak, bukan langsung diterima begitu saja. Jika tidak bertentangan dengan lokal kita bisa mengolah kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan lokal, dan menciptakan suatu perpaduan yang unik sehingga para remaja tidak merasa bosan dengan kebudayaan lokal.

2.4.Siapa yang harus bertanggung jawab atas kurang nya minat generasi muda ?

Memang tidak ada yang mau dipersalah kan, begitu pun juga para generasi muda kita. Hal terpenting pada saat ini untuk kita lakukan baik itu pemerintah , para pendidik yang terkait dalam hal ini maupun orang tua, adalah mencari solusi yang tepat untuk melestarikan budaya kita yang sangat takternilai harganya ini.

Pemerintah terkait  selama ini mungkin kurang dalam menumbuhkan rasa kepada masyarakat bahwa budaya musik tradisional kita harus kita lestarikan bersama karena musik tradisional adalah salah satu kekayaan budaya dan tentunya cerminan masyarakat itu sendiri, dan juga kurang nya dalam mempromosikan musik tradisional kepada masyarakat luar.

Bagi kita para pendidik seharusnya lebih mengenalkan dan mengajarkan  kepada peserta didik apa itu musik tradisioanal, jangan hanya memberikan materi yang ada di buku ajar yang pasti itu hanya lebih banyak mempelajari tentang teori nya saja, alangkah baik nya kalau kita para pendidik lebih kreatif dan inovatif di dalam memberikan materi musik tradisional tersebut.

Kontrol dalam rumah tangga yaitu orang tua seharus nya lebih fokus lagi dalam melakukan funsi kontrol nya, karena pada zaman sekarang yang sudah sangat maju segala hal bisa di dapatkan melalui internet baik itu hal negatif maupun hal fositif, hal ini hanya bisa dikontrol dari dalam rumah tangga, sehingga sangat di harap kan peran lebih dari orang tua.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebudayaan daerah merupakan kesenian tradisional yang di miliki oleh setiap daerah, maupun suku yang ada di Indonesia. Kebudayaan daerah yang di miliki Indonesia merupakan sebuah aset mahal dan berharga nilainya, karena kebuyaan lokal yang di miliki Indonesia memiliki ciri dan identitas yang berfungsi sebagai pemerkaya dan pemersatu keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Namun dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa banyak sekali tantangan zaman dan pencegahan pencurian-pencurian hasil kebudayaan oleh negara lain, serta pemberian motivasi terhadap para pemuda untuk ikut dalam memperkokoh ketahanan bangsa melalui kebudayaan daerah.   

3.2 Saran

Dalam usaha memperkokoh ketahanan bangsa Indonesia dengan kebudayaan daerah. Para warga masyarakat terutama para pemudanya di wajibkan untuk ikut berperan serta dalam pelestarian kebudayaan daerah, namun bukan hanya masyarakat saja yang di beban dalam hal ini para pemerintah pun di harapkan dapat tanggap dan ikut berperan serta dalam pelestarian budaya daerah agar tidak di klaim oleh negara lain.

Mempromosikan kebudayaan lokal yang di miliki Indonesia melalui media cetak, maupun elektronik ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia maupun ke berbagai negara luar di dunia sangat di harapkan untuk ikut dan berperan serta membantu pemerintah untuk memperkokoh ketahanan bangsa.

Yang paling penting bagi kita para pendidik khusus nya yang berkaitan dengan seni musik tradisional ini adalah mengenalkan dan mengajarkan kepada anak didik kita apa itu musik tradisional, tentunya dengan cara yang menarik.

Menarik bagai mana caranya? Salah satu contoh, penulis sudah menerapkan disekolah dengan cara mengkolaborasikan musik moderen dengan musik tradisional dengan sajian yang menarik, pembaca bisa melihat dan mendengarkan video dan mp3 musik nya yang penulis lampirkan di dalam karya tulis ini.

Penulis yakin tekat yang kuat dari kita para pendidik dengan bentuk penyajian yang sederhana tapi menarik, akan berdampak baik bagi para generasi muda kita dan tentu nya untuk Negara tercinta kita ini.