Bagaimana watak semut dalam dongeng semut dan Kepompong

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at Belajar.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Sifat dalam dongeng `Semut dan Kepompong` adalah ....

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. iri hati
  2. jujur
  3. sombong
  4. rendah hati

Jawaban terbaik adalah C. sombong.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Sifat dalam dongeng `Semut dan Kepompong` adalah ....❞ Adalah C. sombong.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Seekor semut yang melihat kepompong tergantung di salah satu ranting pohon. Semut penasaran dan segera mengampiri kepompong. Dia menemukan ada ulat di dalam kepompong itu, tak bergerak seolah-olah telah `mati`. Ulat merasakan kehadiran semut membuka mati. “Hou hou hohoho, lihat siapa yang ada di sana? Ulat? Bagaimana kabarmu? Baik-baik sajakah?” kata semut melontarkan semua pertanyaan yang menjejal di dalam kepalanya. Dalam kulit kepompong itu, ulat sedang berada dalam fase yang lemah. Karena itu, dia tidak menjawab pertanyaan yang semut lontarkan. Semut makin kegirangan untuk meledek ulat. “Payah! Aku tak mengerti kenapa kau mau maunya berada di dalam sana? Tak bisa bergerak atau berbuat apa-apa.” “Apa kau bisa melakukan ini?” tanya semut seraya berlari kesana kemari dengan tingkah lucunya. Ulat mengacuhkan setiap omongan semut. Dia justru memejamkan mata kembali, sehingga semut pergi sambil terus mengatainya. Beberapa hari kemudian, semut datang lagi ke tempat kepompong. Apa yang ditemukannya sungguh membuatnya kaget. Kepompong telah pecah. Ulat tak lagi ada di dalamnya. Tidak berapa lama, datang seekor kupu-kupu cantik menyapa semut. “Hai, semut,” sapanya. Semut terheran-heran melihat kupu-kupu. “Ini aku,” kata kupu-kupu, “Aku si ulat yang beberapa hari lalu kau caci maki.” Setelah mengatakan hal itu, kupu-kupu segera pergi kemana hatinya suka. Dia bebas terbang tanpa halangan. Sementara itu, semut hanya bisa terpana melihat kupu-kupu terbang bebas. Pesan moral yang dapat diambil dari dongeng di atas adalah .... dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Cerita fiksi anak merupakan cerita yang menyenangkan untuk dibaca. Banyak pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita fiksi anak. Sekarang bacalah cerita “Semut dan Kepompong” di bawah ini.

Cerita Fiksi Anak

Semut dan Kepompong

Semut menemukan kepompong

Di sebuah hutan, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu, dan lain-lain. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang.

Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Ia pun berjalan melihat sekelilingnya. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Semut bergumam,“Hmm, alang-kah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa ke mana-mana. Menjadi kepompong memang memalukan! Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja yang aka mau,” ejek Semut pada Kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.

Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam.

“Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh Semut. Semakin lama, Semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong…tolong,” teriak Semut.

“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya…?” Semut terheran men- dengar suara itu. Ia memandang ke sekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya.

“Hai, Semut! Aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang, aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat… sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?”

Kepompong menjadi kupu-kupu

“Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata Semut pada Kupu- kupu.
Kupu-kupu pun menolong Semut yang terjebak dalam lumpur. Tidak berapa lama, Semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, Semut mengucapkan terima kasih kepada Kupu-kupu.

Kupu-kupu lalu berkata, “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan. Sebaiknya kamu jangan mengejek hewan lain. Setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh Yang Maha Pencipta. Sejak saat itu, Semut dan Kepompong menjadi sahabat karib.

Sumber: Majalah Bobo, Juni 2006

Baca juga:

Setelah selesai membaca cerita fiksi anak: Semut dan Kepompong di atas, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

Main gim yuk!

Mengidentifikasi Informasi Teks Fabel : Kisah Semut dan Kepompong

paket-wisatabromo.com – Mengidentifikasi informasi teks fabel  seperti Kisah Semut dan Kepompong merupakan materi pelajaran bagi peserta didik SMP MTs kelas 7 semester 2.

Materi ini wajib dikuasai peserta didik yang ditandai dengan dapatnya Mengidentifikasi informasi teks fabel.

Fabel termasuk jenis dongeng, yaitu cerita fiksi atau rekaan yang dikembangkan berdasarkan khayalan belaka (fantasi).

Artinya, kisah dan peristiwa yang disajikan dalam dongeng tidak benar-benar terjadi.

Fabel menceritakan kehidupan binatan yang berperilaku menyerupai manusia.

Fabel juga sering disebut cerita moral karena di balik kisah dan peristiwa yang disajikan terkandung pesan yang berkaitan dengan nilai-nilai moral.

Perhatikan teks fabel berikut ini!Kisah Semut dan Kepompong 

Di kisahkan, di sebuah hutan yang sangat lebat, hidup berbagai binatang buas dan jinak.

Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat.

Badai itu  bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan.

Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah.

Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.

Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di
dalam tanah.

Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah.

Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”.

“Menjadi kepompong memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong.

Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.

Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam.

“Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini” keluh semut.

Semakin lama, si Semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si Semut.

“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si Semut terheran mendengar suara itu.

Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya.

“Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu.

Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?”

“Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu-kupu.

Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap.

Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut.

Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita
untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?

Karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang
Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.

Sebuah Fabel yang menarik bukan? Kepompong semula tak berdaya.

Namun, berkat kesabaran dan ketabahannya, ia berhasil menjalani proses metamorfosis hingga akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah.

Sebaliknya, Semut yang semula bersikap sombong dan suka merendahkan binatang lain, akhirnya terjebak ke dalam lumpur hidup.

Uniknya, kupu-kupu yang dulu pernah dihinanya ketika masih berwujud kepompong yang justru menolong semut.

Fabel adalah cerita pendek berupa dongeng yang menggambarkan watak dan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang.

Karakter-karakter yang terdapat pada binatang tersebut dianggap mewakili karakter-karakter manusia dan diceritakan mampu berbicara dan bertindak seperti halnya manusia.

Fabel diceritakan bukan dengan tujuan menghibur semata, melainkan juga sebagai media pendidikan moral.

Didalam fabel terkandung nilai-nilai luhur, yakni pengenalan tentang budi pekerti.

Baca:

Mengapa kisah Semut dan Kepompong disebut Fabel? tentu ada beberapa alasan.

1. Tokohnya adalah Binatang

Binatang bisa bertingkah laku seperti manusia. Misalnya binatang itu berbicara, berpikir.

Pada umumnya, tokoh baik akan berakhir bahagia, dan tokoh jahat berakhir sengsara sebagai akibat dari perbuatan yang pernah dilakukannya.

Bukti tekstual

Semut digambarkan sebagai tokoh jahat yang suka menghina dan merendahkan kepompong.

Semut yang suka menghina dan merendahkan tokoh lain terjebak dalam lumpur hidup.

Kepompong digambarkan sebagai tokoh yang lemah dan tidak berdaya.

Kupu-kupu digambarkan sebagai tokoh yang suka menolong meskipun yang ditolong pernah berbuat jahat.

Sedangkan, tokoh kepompong berubah menjadi kupu-kupu yang terbang bebas, bahkan suka menolong tokoh lain yang sedang menderita.

2. Latar

Latar waktu sering digunakan sebagai pembuka cerita yang menunjukkan kisah terjadi pada masa lampau.

Misalnya: Dikisahkan, pada zaman dulu, pada suatu hati, waktu itu, alkisah, ketika itu.

Latar tempat cenderung terjadi di hutan dan juga sering digunakan untuk mengawali ceira fabel.

Bukti tektual

Di kisahkan, di sebuah hutan yang sangat lebat, hidup berbagai binatang buas dan jinak.

Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat.

3. Menunjukkan penggambaran nilai moral dan karakter manusia serta kritik tentang serba-serbi kehidupan.

Ada dua pesan moral dalam fabel tersebut

1. Sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan menghina, dan merendahkan orang lain karena siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada yang menghina.

2. Tolonglah orang lain yang menderita, meskipun orang yang ditolong pernah menghina dan merendahkan kita.

4. Teks tersebut bersifat fiksi

Kisah dan peristiwa yang disajikan hanya berdasarkan khayalan atau fantasi belaka.

Dalam kehidupan nyata, tidak ada semut yang bisa berbicara, apalagi mengejek, merendahkan, dan menghina tokoh kepompong.

Tidak ada juga dalam kehidupan nyata, semut merasa malu, dan minta maaf atas segala kesalahannya pada kepompong dan kupu-kupu.

Masih dalam kehidupan yang nyata, tidak ada kepompong kemudian menjadi kupu-kupu yang bisa menolong semut dan sambil berbicara.

Itu semua hanyalah fantasi pengarangnya saja dalam rangka menyampaikan pesan moral kepada manusia agar berperilaku yang baik dan meninggalkan perilaku yang jahat.

Demikian pembahasan mengenai mengidentifikasi informasi teks Fabel : Kisah Semut dan Kepompong. Semoga bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA