Bagian yang berperan dalam proses pembentukan urine sesungguhnya adalah

Pertanyaan:

4. Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian yang berperan dalam proses pembentukan urin primer adalah....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

[Soal No. 4 PG Bab Sistem Ekskresi BSE Kurikulum 2013 Semester 2 Kelas 8, Kemendikbud]



Jawaban:

A. 1

Alasan:
Nomor 1 menunjukkan bagian glomerolus, yaitu tempat filtrasi dan pembentukaan urin primer. Urin primer adalah urin yang masih mengandung zat bermanfaat bagi tubuh, seperti protein, glukosa, dan garam, yang selanjutnya akan diserap kembali pada tahap reabsorpsi di tubulus kontortus proksimal.

Nomor 2 menunjukkan kapsula bowman, yaitu yaitu kantung pembungkus glomerolus. Cairan dari darah pada glomerulus dikumpulkan di kapsula Bowman. Cairan ini nantinya akan diproses menjadi urin.

Nomor 3 menunjukkan bagian pembuluh darah arteri, yaitu tempat masuknya darah kotor, yang selanjutnya akan difiltrasi di glomerolus.



Nomor 4 menunjukkan bagian tubulus kontortus distal, yaitu tempat dimana terjadinya proses augmentasi dan pembentukan urin sesungguhnya. Augmentasi merupakan proses pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh dalam bentuk urin.


 Gambar 1. Sistem pembentukan urin pada ginjal.

loading...

loading...


MANUSIA saban harinya wajib melakukan ekskresi atau pembuangan zat-zat sisa metabolisme. Salah satunya yaitu buang air kecil alias kencing dengan mengeluarkan urine.

Urine adalah hasil sisa metabolisme yang melalui proses sekresi dari ginjal yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih. Urine biasanya mengandung zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sehingga perlu dikeluarkan karena dapat meracuni tubuh.

Lalu bagaimana proses pembentukan urine? Proses pembentukan urine di dalam tubuh adalah salah satu cara alami tubuh untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dan racun tubuh serta kelebihan kadar air untuk memelihara kesehatan. Proses pembentukan urine ini melibatkan beberapa organ terutama organ seperti ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih.

Zat-zat sisa atau produk sampingan dari metabolisme butuh dikeluarkan oleh tubuh melalui pengeluaran urine dan tinja. Semakin banyak cairan yang dikonsumsi, maka semakin banyak urine yang akan dihasilkan oleh tubuh.

Proses pembentukan urin  terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi [penyaringan], reabsorpsi [penyerapan kembali] dan augmentasi [pengeluaran zat].

1.Filtrasi
Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari ginjal. Setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.

Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring. Hal ini dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme [limbah] dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.

Proses penyaringan darah pun dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena dapat menjadi racun untuk tubuh.

Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman.

Hasil penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

Baca Juga: Pascaoperasi Tumor, Pele Mengaku Merasa Lebih Baik

2. Reabsorpsi Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder.

Pada umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang diabetes karena glukosa berlebih akan tetap dalam filtrat.
Setelah proses reabsorpsi berlangsung terbentuklah urin sekunder. Jika zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh diserap kembali, dibawa kemana ya zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh? Nah, zat-zat ini akan disekresikan pada tahap augmentasi.

3. Augmentasi
Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan urin pada tubuh manusia. Jadi, seperti yang disebutkan di atas, zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan disekresikan, di sinilah tempatnya.

Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus [pengumpul] sebagai tempat penyimpanan urin untuk sementara. Di tahap ini masih terjadi penyerapan kembali pada air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh tubuh. [OL-13]

Baca Juga: Apa sih Bedanya Nabi dan Rasul dalam Islam? Tugasnya Beda? Ini Penjelasannya

Bagian yang berperan dalam proses pembentukan urin primer adalah nomor 1 yaitu bagian glomerulus. Glomerulus merupakan tempat filtrasi dan pembentukan urin primer. Pada proses pembentukan urin, darah mengalir dari arteri ginjal masuk ke dalam glomerulus yang berisi kapiler-kapiler darah. Pada bagian ini akan terjadi penyaringan pertama yang kemudian akan disimpan di dalam kapsula Bowman. Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen melalui pori-pori kapiler yang akan menghasilkan filtrat. Cairan hasil penyaringan tersebut, tersusun dari urea, glukosa air, dan ion-ion anorganik, seperti natrium, kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori-pori glomerulus. Cairan yang tertampung di kapsula Bowman disebut urin primer, tahapan ini disebut filtrasi.

Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang berfungsi untuk menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa berupa urine. Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah, berjumlah dua buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal dilindungi oleh lemak. Lapisan ginjal terdiri dari 3 bagian yaitu dimulai korteks [kulit ginjal] pada lapisan terluar, medula [sumsum ginjal] dan pelvis [rongga ginjal] pada lapisan paling dalam. Ginjal memiliki unit terkecil dan fungsional dalam menyaring darah yang disebut dengan nefron. Nefron memiliki beberapa bagian yaitu glomerolus, kapsul bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Proses pembentukan urine pada ginjal melibatkan nefron. Mekanisme proses pembentukan urine adalah sebagai berikut.

  1. Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerolus. Filtrasi ini menghasilkan urine primer.
  2. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi ini menghasilkan urine sekunder
  3. Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus. Hasil dari augmentasi adalah urine sebenarnya

Jadi bagian yang berperan dalam proses pembentukan urine primer adalah kapsul bowman yang ditunjukkan oleh nomor 1 [A]
 

Video yang berhubungan

Proses penyaringan darah pun dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena dapat menjadi racun untuk tubuh.

Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman.

Hasil penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

Reabsorpsi

Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder.

Pada umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang diabetes karena glukosa berlebih akan tetap dalam filtrat.

Natrium dan ion-ion lainnya akan diserap kembali secara tidak lengkap dan tertinggal dalam filtrat dalam jumlah yang besar.

Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan, sehingga menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transpor aktif, yaitu ion seperti natrium dan fosfor, diserap kembali.

Sekresi atau augmentasi

Sekresi adalah tahap terakhir dari proses pembentukan urine. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal dan tubulus pengumpul ke tubulus tersebut.

Tahapan ini juga menjadi bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga keseimbangan pH asam-basa dalam tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga melewati proses sekresi, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar senyawa kimia dalam darah juga tetap seimbang.

Proses ini dilakukan dengan meningkatkan sekresi zat, seperti kalium dan kalsium, ketika konsentrasinya tinggi. Selain itu, penyerapan kembali (reabsorpsi) juga ditingkatkan dan mengurangi sekresi ketika konsentrasinya rendah.

Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut panggul, di mana ia mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Selanjutnya, urine mengalir ke uretra dan akan keluar saat buang air kecil.

Zat yang terkandung dalam urine

Setelah mengenal tahapan pembentukan urine, Anda mungkin ingin mengenali zat-zat apa saja yang terkandung dalam urine. Pasalnya, ketika darah melewati ginjal, air dan senyawa lainnya, seperti protein dan glukosa akan kembali ke darah.

Sementara itu, limbah dan cairan berlebih akan dibuang. Alhasil, proses ini menghasilkan urine yang terdiri dari beberapa zat, yaitu:

  • air,
  • urea, limbah yang terbentuk saat protein dipecah,
  • urochrome, darah berpigmen yang membuat warna kuning pada urine,
  • garam,
  • kreatinin,
  • amonia, dan
  • senyawa lain yang dihasilkan empedu dari hati.

Maka dari itu, urine yang normal biasanya berwarna kuning jernih.

Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya