Saya udah operasi lebih dari 3 kali untuk penyakit batu ginjal tp sakit pada pinggang saya tidak sembuh bahkan sekarang susah untuk bangun,apa bahaya dari operasi batu ginjal lebih dari 1 kali? bagaimana cara untuk menyembuhkan pinggang saya?apa yang harus saya lakukan untuk pinggang saya? Show
pria, 46 Tahun 30 Nov 2016, 06:03 WIBDijawab oleh: dr. Karunia RamadhanTerima kasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter. Kami memahami kekhawatiran Anda. Mohon maaf atas keterlambatan kami dalam menjawab konsultasi Anda.Batu saluran kemih merupakan massa keras yang terbentuk dari pengendapan kristal yang ada di urin. Batu ini paling sering terbentuk didalam ginjal atau ureter (saluran kemih yang menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih). Namun dapat juga terbentuk dalam kandung kemih ataupun uretra (saluran yang menghubungkan antara kandung kemih dan alat kelamin). Batu Ginjal Batu ginjal dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Kebanyakan dari batu ginjal yang terbentuk keluar bersama dengan urin tanpa menimbulkan keluhan. Jika batu ginjal berukuran besar (lebih dari 2-3 mm), barulah dapat menimbulkan keluhan karena tersumbatnya saluran kemih. Sekitar 90 % dari batu ginjal yang berukuran 4 mm dapat keluar dengan sendirinya melalui urin. Namun, kebanyakan batu berukuran lebih dari 6 mm memerlukan intervensi. Pada beberapa kasus, batu yang berukuran kecil yang tidak menimbulkan gejala, dapat diobservasi selama 30 hari untuk melihat apakah dapat keluar dengan sendirinya sebelum diputuskan untuk dilakukan intervensi bedah. Batu yang paling sering terjadi adalah batu kalsium-oksalat dan batu urat, untuk itu pembahasan akan dibatasi hanya pada diet batu kalsium-oksalat dan batu urat :
Nyeri pinggang yang Anda rasakan memang dapat diakibatkan nyeri pasca operasi yang memerlukan waktu untuk penyembuhan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan antinyeri untuk mengurangi keluhan yang Anda rasakan. Namun sanga kami sarankan agar Anda segera berkonsultai kembali kepada dokter yang merawat Anda jika keluhan bertambah berat. Jika terdapat komplikasi lain dari penyakit Anda, dokter yang merawat biasanya akan merujuk kepada dokter yang ahli lain terkait keluhan sekarang, semisal dokter spesialis penyakit saraf. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Bila anda sering mengalami keluhan nyeri pinggang, hati-hati. Bisa jadi itu pertanda ada penyakit batu ginjal. Endapan padat yang terbentuk dari mineral, garam, dan zat lain di dalam tubuh ini bisa menyebabkan masalah bila berukuran besar hingga menyumbat saluran kemih. Dulu tindakan medis untuk menanganinya adalah dengan operasi besar. Tapi kini ada beberapa pilihan lain yang lebih menguntungkan pasien, diantaranya adalah teknik percutaneous nephrolithotomy atau PCNL.
Mengenal Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) adalah teknik untuk menyingkirkan batu ginjal lewat sayatan kecil sekitar satu sentimeter pada pinggang pasien. Dengan hanya sedikit sayatan dibanding operasi pengangkatan batu ginjal biasa, rasa sakit dan hilangnya darah lebih minimal serta durasi perawatan di rumah sakit pun lebih pendek. Umumnya, teknik ini digunakan ketika batu tidak bisa terangkat dengan metode shockwave lithotripsy atau ESWL. Misalnya untuk batu yang berukuran lebih dari dua sentimeter, batu yang terlalu padat, atau batu yang tersebar di banyak tempat. Dalam prosedur PCNL, dokter memasukkan alat berbentuk tabung bernama nefroskop melewati sayatan ke arah ginjal dengan panduan sinar-X atau USG sehingga bisa lebih tepat mengetahui lokasi batu untuk kemudian dihancurkan dengan laser, ultrasound, atau cara lain. Sejak diperkenalkan pertama kali pada 1976, metode operasi minimal invasif ini telah mendapat penyempurnaan berulang kali sehingga tingkat kesuksesannya kian bertambah tinggi. Siapa yang Memerlukan Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Tidak semua orang yang datang ke rumah sakit dengan keluhan terkait batu ginjal dapat menjalani prosedur PCNL. Dokter akan merekomendasikan prosedur ini bila dalam pemeriksaan ditemukan batu ginjal yang besar, banyak, atau kompleks. Tujuan Tindakan Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Batu ginjal adalah penyakit yang amat mengganggu aktivitas sehari-hari, khususnya bila ukurannya terlalu besar atau menyumbat saluran kemih. Tidak hanya saat berkemih, rasa nyeri bisa muncul kapan saja. Baca Juga: Kegawatdaruratan Urologi Percutaneous nephrolithotomy bertujuan membantu pasien kembali bebas beraktivitas dengan menyingkirkan penyakit tersebut. Terutama ketika metode penanganan non invasive (obat atau ESWL) gagal memberikan hasil karena kompleksnya kondisi batu ginjal. Persiapan Sebelum Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Seperti tindakan lain, PCNL memerlukan persiapan pasien agar prosedur bisa berjalan lancar. Dokter akan menginformasikan apa saja yang perlu disiapkan sebelum tindakan, termasuk segala pantangan makanan dan obat-obatan yang bisa mengganggu proses PCNL. Biasanya, pantangan ini berlaku selama sekitar tujuh hari sebelum jadwal PCNL. Dokter juga mesti memiliki hasil pemeriksaan lengkap pasien dulu sebelum tindakan ini dapat dilakukan. Untuk itu, pasien akan menjalani serangkaian tes dan pemeriksaan, antara lain pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, dan pemeriksaan radiologi. Tujuannya adalah memastikan keamanan pasien selama prosedur. Sesaat sebelum prosedur, pasien akan diberi antibiotik baik lewat mulut maupun dengan infus. Tim dokter anestesi lalu memeriksa pasien dan memberikan anestesi. selanjutnya, pasien menjalani prosedur PCNL. Proses/Prosedur Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Dokter memulai prosedur dengan pemberian anestesi atau bius total. Pasien bisa ditempatkan pada posisi prone (telungkup) ataupun supine (terlentang). Dokter urologi lantas membuat sayatan kecil dan memasukkan nefroskop ke bagian ginjal yang paling dekat dengan lokasi batu. Lalu dengan menggunakan perangkat laser, gelombang suara, atau mekanis, dokter akan menyingkirkan batu itu baik secara langsung ataupun dengan menghancurkannya dulu menjadi pecahan-pecahan berukuran lebih kecil. Seluruh proses ini berlangsung setidaknya tiga jam. Perawatan Pasien Pasca Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)Seusai prosedur, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan pasca-operasi. Pasien akan tinggal di ruangan ini sekitar dua jam untuk dipantau kondisinya oleh tim dokter selama menjalani pemulihan. Dari ruangan ini, barulah pasien menjalani rawat inap selama 1-2 hari di kamar perawatan. Jika kondisi pasien stabil, dokter akan membolehkan pasien pulang. Dokter akan memberikan petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan seusai prosedur. Rasa sakit yang muncul dari area sayatan merupakan hal wajar. Dokter akan memberikan obat pereda rasa sakit yang bisa dikonsumsi sesuai dengan resep. Pasien sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang berat selama setidaknya seminggu ke depan agar cepat pulih dan mencegah rasa sakit. Pasien juga perlu kembali ke rumah sakit untuk diperiksa lagi kira-kira 6 hari seusai operasi batu ginjal. Dalam kunjungan pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan sinar-X untuk menentukan apakah prosedur PCNL sukses dan menilai apakah ada komplikasi. Ditinjau oleh: dr.Sandha Medika Permana SpU Dokter Spesialis Urologi Primaya Hospital Bekasi Utara Referensi: Advances in percutaneous nephrolithotomy https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23177638/. Diakses 10 Agustus 2021 Percutaneous Nephrolithotomy /Nephrolithotripsy https://www.kidney.org/atoz/content/kidneystones_PNN. Diakses 10 Agustus 2021 Percutaneous nephrolithotomy: Current concepts https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2684301/. Diakses 10 Agustus 2021 Percutaneous Nephrolithotomy: Current Clinical Opinions and Anesthesiologists Perspective https://www.hindawi.com/journals/arp/2016/9036872/. Diakses 10 Agustus 2021 Percutaneous kidney procedures https://medlineplus.gov/ency/article/007375.htm. Diakses 10 Agustus 2021 Kidney Stones https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/k/kidney-stones. Diakses 10 Agustus 2021 Current Trends in Percutaneous Nephrolithotomy in China: A Spot Survey https://www.dovepress.com/current-trends-in-percutaneous-nephrolithotomy-in-china-a-spot-survey-peer-reviewed-fulltext-article-RMHP. Diakses 10 Agustus 2021 Bagikan ke : |