Berapa lama penyakit gerd bisa sembuh

Cynthia Paramitha Trisnanda Rabu, 15 September 2021 | 07:45 WIB

Berapa lama penyakit gerd bisa sembuh

Cara menyembuhkan GERD (Jevgeni Salihhov)

Nakita.id - Pemilik asam lambung tinggi atau gastroesophageal reflux disease (GERD) pasti cukup khawatir dengan kondisi kesehatannya.

Bagaimana tidak, asam lambung bisa meningkat sewaktu-waktu meski mengaku sudah menjaga kesehatan tubuh.

Biasanya, mereka mengalami gejala yang cukup mengganggu aktivitasnya.

Gejala tersebut di antaranya sensasi seperti terbakar mulai dari perut hingga dada bahkan sampai ke tenggorokan.

Baca Juga: Seberapa Ampuh Minum Air Kelapa Hijau untuk Asam Lambung? Ini Penjelasannya

GERD sendiri merupakan kondisi di mana asam lambung naik (refluks) dari perut ke kerongkongan karena sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) tidak menutup saat makanan sampai di perut.

Tak heran jika penderita GERD kerap merasa kerongkongannya panas dan seperti ingin muntah saat asam lambungnya naik.

Mengutip darri Healthline, risikonya jaringan esofagus yang sensitif akan terus terluka jika GERD terus kambuh karena tidak adanya jaringan kuat pada tenggorokan.

Yang lebih bahaya lagi kemungkinan tersedotnya asam ke tenggorokan bisa sampai ke paru-paru sehingga memunculkan masalah kesehatan lain.


Page 2


Page 3

Berapa lama penyakit gerd bisa sembuh

Jevgeni Salihhov

Cara menyembuhkan GERD

Nakita.id - Pemilik asam lambung tinggi atau gastroesophageal reflux disease (GERD) pasti cukup khawatir dengan kondisi kesehatannya.

Bagaimana tidak, asam lambung bisa meningkat sewaktu-waktu meski mengaku sudah menjaga kesehatan tubuh.

Biasanya, mereka mengalami gejala yang cukup mengganggu aktivitasnya.

Gejala tersebut di antaranya sensasi seperti terbakar mulai dari perut hingga dada bahkan sampai ke tenggorokan.

Baca Juga: Seberapa Ampuh Minum Air Kelapa Hijau untuk Asam Lambung? Ini Penjelasannya

GERD sendiri merupakan kondisi di mana asam lambung naik (refluks) dari perut ke kerongkongan karena sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) tidak menutup saat makanan sampai di perut.

Tak heran jika penderita GERD kerap merasa kerongkongannya panas dan seperti ingin muntah saat asam lambungnya naik.

Mengutip darri Healthline, risikonya jaringan esofagus yang sensitif akan terus terluka jika GERD terus kambuh karena tidak adanya jaringan kuat pada tenggorokan.

Yang lebih bahaya lagi kemungkinan tersedotnya asam ke tenggorokan bisa sampai ke paru-paru sehingga memunculkan masalah kesehatan lain.

Jakarta -

Akhir-akhir ini gastroesophageal reflux disease (GERD) menjadi buah bibir, lantaran disebut bisa sebabkan kematian mendadak. Namun faktanya penyakit ini tak bisa menyebabkan kematian secara langsung.

"GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru. Tetapi GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian," kata ahli pencernaan Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), kepada detikcom, Kamis (20/2/2020).

Menurutnya masyarakat tak perlu merasa khawatir terhadap penyakit ini, sebab seseorang yang mengalami GERD bisa disembuhkan secara total.

"Bisa disembuhkan, tapi berobatnya harus tuntas dan perbaikan gaya hidup," ucap Prof Ari.

Meskipun bisa disembuhkan, Prof Ari juga mengatakan penyakit ini bisa kambuh sewaktu-waktu bila pengidapnya membandel dan tidak lagi menerapkan pola hidup sehat.

"Tergantung gaya hidup. Banyak pasien-pasien saya sembuh, tapi jika tidak dijaga makan atau stres lagi penyakitnya bisa kambuh," pungkasnya.

Simak Video "Amankah Pengidap Asam Lambung Jalankan Puasa?"



(fds/fds)

Jakarta -

Kenapa sih asam lambung tak kunjung sembuh? Pertanyaan ini kerap dicari oleh banyak orang lantaran terganggu dengan rasa nyeri di perut akibat penyakit asam lambung.

Sebagai informasi, asam lambung merupakan cairan yang dihasilkan oleh sel-sel lambung, bertugas untuk membantu sistem pencernaan, salah satunya membunuh kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan.

Namun, jika produksi cairan senyawa tersebut berlebihan, efeknya dapat membuat seseorang mengalami gangguan, seperti mag dan lainnya.

"Asam lambung adalah sesuatu yang normal. Tubuh kita memerlukan asam lambung untuk mencerna makanan. Jadi, kalau orang bilang sakit asam lambung, kemungkinan sakit akibat kelebihan asam lambung atau kondisi di mana asam lambungnya mengganggu dinding lambung yang kemudian menyebabkan gangguan, seperti mag dan segala macam," kata dokter spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno, Sp.PD KGEH, dari RS Brawijaya Depok saat ditemui oleh detikcom, Senin (28/3/2022).

Dikutip dari WebMD, asam lambung umumnya dapat terjadi apabila seseorang menerapkan pola hidup yang buruk, seperti pemilihan makanan, malas berolahraga, dan merokok, hamil, obesitas, atau mengkonsumsi obat-obatan.

Adapun gejala asam lambung yang ditimbulkan berupa sensasi bakar di perut, mual, kembung, dan lainnya.

Lantas, kenapa penyakit asam lambung tak kunjung sembuh?

Dihubungi terpisah, dr Aru menjelaskan, asam lambung akan mencerna makanan sampai nilai pH cairan di bawah empat. Pada dinding lambung yang tidak ada kelainan, maka tidak akan ada keluhan nyeri ataupun gejala asam lambung lainnya lantaran dinding lambung kuat menahan cairan tersebut.

"Prinsipnya waktu kita makan maka asam lambung akan mencerna makanan sampai ph di bawah 4. Pada dinding lambung yg tdk ada kelainan maka tidak akan ada keluhan krn dinding lambung dibuat untuk menahan asam," tuturnya saat dihubungi detikcom, Senin (11/4/2022).

Namun, bila seseorang memiliki kelainan di dinding lambung, seperti erosi atau ulkus (luka) maka sifat asam lambung dapat mengiritasi bagian luka tersebut hingga menimbulkan rasa nyeri.

"Bila dinding lambung ada kelainan seperti erosi atau ulkus atau luka maka sifat asam itu akan mengiritasi bagian yang luka itu. Itu menyebabkan rasa nyeri," lanjutnya.

Akibatnya, proses kesembuhannya pun akan menjadi lebih lama dan lebih sulit bila kadar pH di lambung tidak dinaikkan dengan cara mengurangi keasaman dari lambung.

"Proses kesembuhannya pun akan jadi lebih lama dan lebih sulit bila kadar pH di lambung tidak dinaikkan dengan cara mengurangi keasaman dari lambung," kata dr Aru.

"Jadi pengobatannya mengurangi pengeluaran asam lambung, menaikkan pH lambung dan memperbaiki dinding lambung. Ini butuh waktu," ucapnya.

Oleh karena itu, pertanyaan tentang kenapa penyakit asam lambung tak kunjung sembuh kemungkinan disebabkan dari pola hidup yang tidak baik, seperti stres dan lainnya.

"Selain itu, pada kondisi-kondisi psikis juga akan menyebabkan pengeluaran asam lambung di luar saat makan. Ini yg menyulitkan perbaikan dari dinding lambung," pungkas dr Aru.

Simak Video "Amankah Pengidap Asam Lambung Jalankan Puasa?"



(suc/kna)

Tanda GERD sudah sembuh bisa Anda amati lewat hilangnya berbagai gejala yang sebelumnya dirasakan, seperti tidak mengalami heartburn lagi, hilangnya mual, hingga tidur tidak terganggu.

22 Jan 2021|Dina Rahmawati

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Heartburn menjadi salah satu gejala GERD

GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah penyakit yang terjadi saat asam lambung naik kembali ke kerongkongan setidaknya dua kali dalam seminggu. Akibatnya, lapisan kerongkongan Anda bisa mengalami iritasi dan meradang. Pengobatan GERD pun diperlukan supaya kerusakan yang disebabkannya tidak semakin memburuk dan kondisi Anda bisa berangsur membaik. Jika Anda sudah menjalani pengobatan, ada beberapa tanda GERD sudah sembuh yang bisa Anda perhatikan.

Apakah penyakit GERD bisa sembuh total?

Apakah asam lambung bisa sembuh? GERD bukanlah penyakit yang mustahil disembuhkan. Seiring berjalannya waktu, GERD mungkin sembuh dengan sendirinya setelah Anda melakukan perubahan gaya hidup sehat.Namun terkadang, mengubah gaya hidup saja tidak cukup sehingga Anda harus mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. Lamanya proses penyembuhan bisa berbeda-beda tergantung pada penderitanya. Beberapa faktor bahkan bisa memperlambat kesembuhan Anda, seperti:
  • Stres bisa membuat gejala GERD semakin memburuk sehingga Anda sulit untuk sembuh.
  • Masih mengonsumsi makanan yang memicu asam lambung naik, misalnya makanan berlemak, asam, atau pedas.
  • Merokok bisa melemahkan otot katup bagian bawah kerongkongan hingga membuat asam lambung malah semakin naik.
  • Tidak mau minum obat yang telah diresepkan oleh dokter justru mengurangi peluang Anda untuk sembuh.
  • Minum kopi atau alkohol justru bisa memperparah GERD.
Jadi, pastikan Anda mengikuti proses pengobatan sebaik mungkin. Jangan sampai GERD menyebabkan kerongkongan mengalami kerusakan, berlubang, bahkan tidak berfungsi dengan baik sehingga membahayakan diri Anda.

Tanda GERD sudah sembuh

Setelah merubah gaya hidup sehat dan melakukan pengobatan GERD, kondisi Anda mungkin berangsur membaik. Adapun beberapa tanda GERD sudah sembuh, yaitu:Sebagai gejala utama GERD, heartburn sangatlah menyiksa. Tapi, ketika kondisi sudah semakin membaik, Anda mungkin tak lagi merasakan rasa panas dan nyeri di dada ini.

Mual bisa terjadi akibat GERD

Setelah sembuh dari GERD, rasa mual bisa sepenuhnya hilang. Kondisi ini memungkinkan nutrisi bisa diserap oleh tubuh dengan baik sehingga Anda pun akan merasa lebih bertenaga.Mulut tak lagi terasa pahit jika Anda sudah sembuh dari GERD. Sehingga, Anda bisa menikmati rasa makanan dengan baik. Saat menderita GERD, Anda bisa mengalami perut kembung, tidak nyaman, atau nyeri di bagian atas. Tanda GERD sudah sembuh dapat Anda kenali dengan menghilangnya berbagai perasaan tidak nyaman di perut ini  Kondisi perut Anda pun kembali membaik, nyaman, dan tidak lagi merasakan masalah yang mengganggu.Kerongkongan yang teriritasi akibat GERD sering kali membuat Anda kesulitan menelan. Salah satu tanda GERD sudah sembuh bisa Anda sadari dengan hilangnya masalah ini. Anda pun dapat menelan makanan seperti semula tanpa dihantui rasa sakit lagi. Nafsu makan yang semula turun perlahan-lahan kembali seperti semula, atau bahkan mungkin bertambah.

GERD menyebabkan batuk di malam hari

GERD bisa menyebabkan batuk dan tersedak di malam hari sehingga mengganggu tidur Anda. Jika GERD berhasil diobati, masalah ini tentunya akan hilang sebagai tanda GERD sudah sembuh. Anda bisa tidur dengan nyenyak tanpa khawatir tiba-tiba batuk atau tersedak akibat asam lambung naik.Anda mungkin diharuskan lebih banyak beristirahat untuk mempercepat penyembuhan GERD. Ketika kondisi ini semakin membaik, Anda pun mulai bisa beraktivitas kembali. Akan tetapi, sebaiknya Anda hindari dulu melakukan aktivitas yang berlebihan sampai benar-benar sembuh sepenuhnya.Kalau kamu masih merasakan sedikit gejala, jangan lupa untuk melakukan kontrol ke dokter supaya bisa segera diredakan. GERD kadang juga bisa muncul kembali. Namun, masalah ini bisa dicegah jika Anda tidak mendekati pemicunya. Oleh sebab itu, hindari mengonsumsi asupan yang memicu GERD, jangan langsung berbaring setelah makan, hindari makan dalam porsi besar di malam hari, serta berhenti merokok.Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang tanda GERD sudah sembuh, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

asam lambunggerd

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940
Diakses pada 08 Januari 2021
Web MD. https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/understanding-gerd-treatment#1
Diakses pada 08 Januari 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/gerd/damage-reversible#outlook
Diakses pada 08 Januari 2021

Perut perih setelah makan bisa terjadi kapan saja dan pada siapapun. kondisi ini terkadang segera berlalu, tapi tak jarang terus-menerus hadir. Adakah yang perlu Anda khawatirkan?

Gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat terjadi pada siapa saja, termasuk bayi. GERD pada bayi ditandai dengan gejala seperti muntah, cegukan, hingga batuk-batuk.

Ada berbagai dampak dari penyakit GERD yang berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. GERD adalah penyakit kronik pada sistem pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan.

19 Okt 2020|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

Dijawab Oleh dr. Vina Liliana

Dijawab Oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani