Berapa lama ruam popok akan sembuh

Ruam popok adalah masalah umum yang sering terjadi pada bayi. Kondisi ini biasanya menyerang bayi yang memiliki:

  • Kulit bayi yang sensitif.
  • Jarang mengganti popok secara rutin.
  • Keseringan memakai popok yang basah dan ketat.

Berikut ini obat yang direkomendasikan untuk mengobati ruam popok, baik dengan maupun tanpa resep:

1. Salep yang mengandung zinc oxide

American Academy of Dermatology menyebutkan salep zinc oxide sebagai salah satu pengobatan ampuh untuk ruam di pantat dan selangkangan bayi.

Zinc oxide membentuk lapisan pertahanan pada kulit teratas bayi untuk memperkecil peluang zat asing menyebabkan iritasi.

Salep ini mudah didapat dan umumnya ampuh untuk mengobati ruam popok pada bayi akibat iritasi.

Efek samping juga jarang terjadi pada bayi yang menggunakan obat ini. Namun, gunakan obat sesuai arahan dokter maupun apotek.

Bersihkan tangan Anda sebelum mengoleskan obat ini ke kulit bayi tipis-tipis dan pijat bayi secara lembut.

Jika dalam beberapa hari,ruam tidak juga membaik, konsultasi dokter untuk meresepkan obat yang lebih kuat.

2. Salep hidrokortison

Salep hidrokortison bisa digunakan untuk mengobati ruam popok. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan, rasa gatal, dan iritasi pada kulit.

Sebagian besar krim kulit memang mengandung hidrokortison dosis ringan.

Namun, untuk digunakan sebagai obat ruam popok, cara pakai salep hidrokortison harus diawasi oleh dokter jika usia anak di bawah 10 tahun.

Gunakan hanya ketika dokter merekomendasikannya untuk anak Anda. Penggunaan secara sembarangan justru dapat memperparah ruam dan iritasi kulit.

Bila Anda menggunakan salep hidrokortison sebagai obat untuk mengatasi ruam popok, jangan gunakan obat lain secara bersamaan.

Sebaiknya, tunggu sekitar 10 menit baru oleskan obat lain, atau akan lebih baik jika obat lain digunakan pada waktu yang berbeda.

3. Krim antijamur

Kondisi kulit yang lembap dan kotor dapat merangsang pertumbuhan jamur jadi lebih banyak.

Ini bisa terjadi pada kulit di sekitar pantat dan selangkangan bayi sehingga dapat menyebabkan ruam popok akibat infeksi jamur.

Untuk mengobati infeksi jamur, bayi harus menggunakan salep antijamur. Obat ini dapat mengurangi infeksi dengan menghambat pertumbuhan jamur di kulit.

Beberapa salep antijamur yang biasanya digunakan, yakni golongan clotrimazole atau miconazole, seperti Balmex, Desitin, Triple Paste dan Lotrimin.

Selain itu, salep antijamur juga sering mengandung zinc oksida, ini adalah bahan aktif yang banyak dipakai di dalam produk untuk mengatasi ruam popok.

Kandungan ini bisa menenangkan dan melindungi kulit bayi sepanjang hari. Anda bisa mengoleskan salep ruam popok ini secara tipis-tipis di kulit bayi yang terkena ruam.

Akan tetapi, agar lebih aman penggunaannya, konsultasikan pada dokter terlebih dahulu.

4. Petroleum jelly

Pilihan salep terakhir untuk mengobati ruam popok pada bayi adalah petroleum jelly, khususnya jika iritas masih tergolong ringan.

Memakaikan petroleum jelly pada kulit bayi juga dapat menjadi obat tambahan untuk krim ruam tertentu agar tidak lengket menempel di popok.

Setelah sembuh, Anda bisa menggunakan salep ini sebagai perawatan lanjutan untuk mencegah ruam popok kembali kambuh.

Studi tahun 2013 yang diterbitkan Journal for Specialists in Pediatric Nursing menunjukkan hasil positif dalam penggunaan gel ini.

Hasilnya, penggunaan petroleum jelly menurunkan risiko bayi terkena ruam popok di kemudian hari.

Agar lebih optimal, gunakan setelah kulit bayi dibersihkan dengan air agar salep dapat menahan air dan lebih efektif menjaga kelembapan kulit.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk ruam popok pada bayi?

Ruam di bagian tubuh bayi akibat penggunaan popok itu sangat umum terjadi. Ketika sedang memandikan bayi baru lahir, biasanya Anda akan bisa langsung melihatnya.

Oleh karena itu, dokter juga biasanya bisa langsung mengenali ruam popok hanya dengan melihat tampilannya saja.

Ketika bicara dengan dokter, diskusikan merek popok, losion, deterjen, dan perlengkapan rumah lainnya yang bersentuhan dengan kulit si kecil.

Apa pengobatan rumahan untuk atasi ruam popok?

Walaupun termasuk masalah kulit ringan, Anda harus tahu cara mengatasi ruam popok yang tepat.

Jika tidak, ruam dapat semakin memburuk dan dapat memicu infeksi yang menyebar ke area kulit lainnya.

Nah, agar bayi Anda tidak lagi rewel karena gatal dan perihnya ruam popok, berikut cara mengobati kondisinya:

1. Rutin memeriksa popok

Dalam sehari, cobalah untuk lebih sering cek kondisi popoknya. Anda mungkin juga perlu sesekali bangun di tengah malam untuk mengecek sekaligus mengganti popoknya bila sudah kotor.

Sering-sering memeriksa popok bayi adalah cara mengatasi ruam di bokongnya agar Anda tahu kapan harus mengganti dengan yang baru.

Apabila popok sudah mulai penuh, terasa berat, lembap, atau tampak kotor, segera ganti dengan yang baru.

2. Rutin mengganti popoknya

Mengganti popok bayi yang basah dengan salinan baru adalah cara tepat untuk mengobati ruam.

Normalnya, popok bayi perlu diganti setiap 3 – 4 jam sekali, tetapi akan lebih baik jika lebih cepat.

Begitu sudah mulai terasa agak basah atau penuh, segera ganti dengan yang baru.

Saat memakaikan popok bayi yang baru, jangan menempelkannya terlalu ketat agar kulitnya tetap leluasa bernapas dan tidak mendapat banyak gesekan dari popok.

3. Oleskan krim atau gel untuk meredakan gejala

Cara mengatasi ruam popok selanjutnya adalah dengan mengoleskan krim atau gel yang mengandung zinc oxide.

Anda juga bisa menggunakan witch hazel, gel aloe vera, atau krim yang mengandung calendula sebagai cara mengobati ruam popok bayi.

Gel ini termasuk ke dalam perlengkapan bayi baru lahir yang perlu dimiliki.

Namun, tanyakan lebih dahulu pada dokter atau apoteker tentang krim yang baik dan aman untuk dioleskan pada kulit bayi.

4. Pilih pakaian yang menyerap keringat

Cara mengobati ruam popok selanjutnya yang bisa Anda lakukan dengan memilih bahan pakaian yang tepat untuk bayi.

Pakaian yang sempit dapat memperbesar gesekan pada kulit yang iritasi. Ini akan menimbulkan rasa nyeri pada bayi.

Selain itu, pakaian yang sempit juga membuat bayi jadi lebih mudah berkeringat. Akibatnya, area sekitar pantat bayi akan lembap sehingga iritasi jadi bertambah parah.

5. Biarkan kulit bayi bernapas

Biarkan 10 menit bayi bebas tanpa popok sebanyak 3 kali sehari. Ini bisa Anda lakukan saat mengganti popok atau ketika ia tidur siang.

Selain itu, cara mengobati ruam popok ini bisa juga Anda akali dengan melonggarkan popok bayi. Dengan begitu, ada celah untuk udara masuk dan menjaga kulit bayi tetap kering.

6. Gunakan produk yang aman untuk kulit bayi

Bayi memiliki kulit yang sensitif sehingga mudah iritasi. Jika kulitnya sudah iritasi, butuh perhatian ekstra dalam memilih produk-produk perawatan untuk kulitnya.

Ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi ruam popok dan membantu kulit untuk pulih lebih cepat.

Mayo Clinic menyebutkan beberapa zat iritan pada kulit bayi yang sebaiknya Anda hindari.

Beberapa zat iritan yang perlu dihindari yaitu fenol, benzokain, diphenhydramine, salisilat, dan hidrogen borat.

7. Pakai obat yang sesuai resep dokter

Jika ruam popok disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, pengobatan biasa tidak akan mengobati kondisi ini secara efektif.

Infeksi sekaligus perkembangan bakteri dan jamur harus dihentikan dengan obat antibiotik atau antijamur.

Namun, menggunakan cara ini untuk mengatasi ruam popok tidak bisa sembarangan.

Antibiotik boleh digunakan di bawah pengawasan dokter, begitu juga dengan obat antijamur.

Ini dilakukan untuk mencegah dosis berlebihan yang bisa mengakibatkan resistensi antibiotik.

Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri menjadi kebal dengan antibiotik.

Memasuki usia 9 bulan, anakku Callia mengalami ruam popok yang cukup serius dari sebelumnya. Biasanya jika Callia mengalami ruam popok, cukup dioleskan Pigeon Diaper Rash Cream sedikit tebal saja dan rajin mengganti popoknya, maka ruam akan sembuh dalam 3 hari. Saat ruam pun Callia tidak rewel dan tidak menggaruk bagian yang ruam.

Namun ruam kali ini sedikit berbeda. Hampir 2 minggu tidak kunjung sembuh. Ruam kadang membaik, namun setelah itu muncul kembali. Kulit Callia pun semakin sensitif dan saat popok dilepas, ia akan aktif menggaruk bagian yang ruam hingga luka dan berdarah. Melihat lukanya yang cukup dalam dan berdarah, ruam tak kunjung membaik, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk membawa Callia ke dokter anak.

Dokter pun memberi pertanyaan seputar berapa kali mengganti popok dalam sehari, cream popok apa yang digunakan, apakah mengganti popok dengan merek baru, dan apakah ada makanan baru yang membuatnya alergi.

Semenjak Callia ruam popok, saya selalu mengganti popok dengan rutin dan maksimal pemakaian 5 jam, karena kalau siang Ia lebih banyak makan dan tidak terlalu banyak minum. Untuk popok pun tidak ada mengganti dengan merek baru, hanya saja saya biasanya membedakan popok yang digunakan untuk siang dan malam. Makanan juga tidak ada jenis baru dan menyebabkannya alergi.

Akhirnya dokter menyarankan untuk tidak menggunakan popok terlebih dahulu, atau jika ingin menggunakan popok, harus langsung diganti setiap kali buang air. Setelah buang air, harus dibasuh menggunakan air, tidak cukup dengan menggunakan tisu basah saja. Setelah itu, keringkan hingga benar-benar kering, lalu oleskan krim popok yang telah diresepkan.

Krim yang diresepkan dokter yaitu Myco-Z dan krim popok racikan yang mengandung antibiotik, steroid dan zinc dioxide untuk mencegah infeksi pada area yang luka akibat digaruk. 

Setelah mengikuti saran dokter, ruam membaik dalam 3 hari. Hanya saja, krim racikannya memberikan efek pada area popok menjadi lebih cerah dari bagian lain, karena mengandung steroid. Sekarang Callia sudah bebas dari ruam popok, dan saya selalu mengantisipasi ruam popok dengan rajin mengganti popok, terutama pada dini hari. Jadi pada saat Callia tidur, ia harus 2x mengganti popok, karena biasanya ia akan tidur selama 10 jam lebih.