Berbuat adil dan bersikap sopan kepada semua orang merupakan contoh hidup yang mencerminkan Sila ke

Lihat Foto

RODERICK ADRIAN MOZES

Ilustrasi warga korban banjir mengantre saat ada pembagian makanan dan pakaian layak pakai

KOMPAS.com - Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia. Dalam Pancasila, ada butir-butir dan nilai yang terkadung dalam setiap silanya.

Salah satunya nilai kemanusiaan, yang terkandung dalam sila kedua Pancasila yang berbunyi 'Kemanusiaan yang adil dan beradab'.

Agar lebih mudah memahami butir-butir, nilai dan contoh penerapan sila kedua Pancasila. Simak penjelasan berikut ini:

Nilai dan makna apa sajakah yang terkandung dalam sila kedua Pancasila?

Sila kedua Pancasila mengandung nilai kemanusiaan. Artinya kemanusiaan harus dijunjung tinggi serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945, tertulis:

'Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya'.

Baca juga: 5 Makna Lambang Pancasila

Pasal tersebut berarti negara menjamin adanya persamaan kedudukan bagi setiap masyarakat Indonesia, baik dalam bidang hukum maupun pemerintahan.

Nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi karena masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai suku, agama, ras dan golongan.

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), makna sila kedua Pancasila adalah menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta memiliki persamaan derajat.

Butir-butir yang terkandung dalam sila kedua Pancasila

Berdasarkan TAP MPR Nomor I/MPR/2003, berikut butir-butir yang terkandung dalam sila kedua Pancasila:

  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan lain sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran serta keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Baca juga: Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Contoh penerapan sila kedua Pancasila

Contoh penerapan sila kedua Pancasila di lingkungan sekolah:
  1. Tidak mengejek teman atau melakukan perbuatan lainnya. Contoh memukul teman.
  2. Menolong guru atau teman yang merasa kesulitan. Contohnya membantu membawakan buku.
  3. Mau berteman dengan semua orang tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agamanya.
  4. Menghormati guru dan teman.
  5. Menghargai perbedaan pendapat teman.
Contoh penerapan sila kedua Pancasila di lingkungan rumah:
  1. Tidak bertengkar dengan orang tua atau saudara serta memiliki sikap tenggang rasa.
  2. Menghormati orang tua dan saudara.
  3. Tidak bersikap semena-mena kepada orang tua ataupun saudara.
  4. Mencintai dan menghargai orang tua dan saudara.
  5. Mau membantu orang tua dan mematuhi perintahnya.
Contoh penerapan sila kedua Pancasila di lingkungan masyarakat:
  1. Tidak mudah main hakim sendiri.
  2. Membantu tetangga yang membutuhkan pertolongan.
  3. Menjaga kesopanan dengan bertegur sapa.
  4. Menghormati hak dan kewajiban orang lain. Contohnya ikut bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar rumah.
  5. Melakukan musyawarah mufakat jika ada perbedaan keputusan atau pendapat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

tirto.id - Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus pedoman dengan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Pengamalan Pancasila hendaknya diajarkan kepada anak-anak sejak dini, termasuk sila ke-5, di antaranya di lingkungan tempat bermain.

Yudi Latif dalam Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (2011) berpendapat bahwa sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" merupakan perwujudan yang paling konkret dari prinsip-prinsip Pancasila.

Prinsip keadilan adalah inti dari moral ketuhanan, landasan pokok perikemanusiaan, simpul persatuan, dan matra kedaulatan rakyat. Dengan kata lain, keadilan sosial merupakan perwujudan sekaligus cerminan imperatif etis keempat sila dalam Pancasila lainnya.

Notonegoro dalam buku Pancasila Dasar Filsafat Negara (1974) menuliskan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia diliputi dan dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Baca juga:

  • Karakteristik Partisipasi Politik: Ciri-ciri, Penerapan, & Contoh
  • Contoh Partisipasi Politik Warga Negara dalam Kehidupan Berbangsa
  • Contoh Partisipasi dalam Sistem Politik di Lingkungan Sekolah

Bunyi Pancasila dan Lambangnya

Isi atau bunyi 5 sila dalam Pancasila dan masing-masing lambang atau simbolnya adalah sebagai berikut:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa; dilambangkan dengan bintang.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan rantai.
  3. Persatuan Indonesia; dilambangkan dengan pohon beringin.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala banteng.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; dilambangkan dengan padi dan kapas.

Baca juga:

  • Isi Pasal 35 dan 36A UUD 1945 Tentang Bendera & Lambang Negara
  • Isi Pasal 25A UUD 1945 Setelah Amandemen Tentang Wilayah RI
  • Apa Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945?

Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5

Sila ke-5 Pancasila yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memiliki butir-butir pengamalan yang diatur dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 dan sudah diperbaharui setelah Reformasi dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.

  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Baca juga:

  • Pengamalan Pancasila Sila ke-4 di Lingkungan Tempat Bermain
  • Pengamalan Sila ke-2 Pancasila di Lingkungan Tempat Bermain
  • Pengamalan Pancasila Sila ke-3 di Lingkungan Tempat Bermain

Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-5 di Lingkungan Tempat Bermain

Di tempat bermain, anak-anak hendaknya diajarkan mengenai praktik pengamalan Pancasila, termasuk Sila ke-5 yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", berikut ini contohnya:

  • Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain.
  • Memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan.
  • Menghindari sikap sombong di tempat bermain.
  • Menghargai hasil karya teman bermain.
  • Saling menghargai sesama teman di tempat bermain.

Baca juga:

  • Sejarah Masyumi, Daftar Tokoh, & Kenapa Dibubarkan Sukarno?
  • Tugas TNI: Sejarah, Peran, & Fungsinya sebagai Alat Pertahanan RI
  • Apa Saja Hasil Kebudayaan Manusia Purba Zaman Neolitikum?

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Iswara N Raditya
(tirto.id - isw/agu)


Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA